Konsentrasi amonia tergantung dari pH, suhu air, salinitas dan total padatan terlarut Wedemeyer 1996. Menurut Spotte 1970, nilai DO dan pH merupakan
faktor yang paling penting dalam mempengaruhi toksisitas amonia. Peningkatan nilai pH dapat meningkatkan jumlah amonia yang tak terionisasi dan dengan
menurunnya DO akan meningkatkan toksisitas dari amonia yang tak terionisasi. Nilai NH
3
yang tinggi berarti terjadi peningkatan sisa-sisa metabolik yang membuat ikan stres dan terjadi kematian pada wadah pemeliharaan. Populasi
bakteri meningkat dengan cepat, terjadi deplesi DO dan eksresi nitrogen terlarut. Kualitas air untuk organisme pemeliharaan dalam sistem resirkulasi memburuk
dengan cepat Forteath et al. 1993.
2.3.5 Karbondioksida
Secara umum, ikan memproduksi 1,4 mg CO
2
untuk setiap 1 mg O
2
yang dikonsumsi. Bila kandungan CO
2
dalam air meningkat maka ikan tidak dapat mengeluarkan CO
2
bebas dari darahnya, sehingga jumlah O
2
yang diikat Hb akan berkurang dan bila mendadak akan mati lemas Wedemeyer 1996
Kadar CO
2
terlarut lebih dapat ditoleransi oleh ikan dibandingkan dengan NH
3
, bahkan banyak ikan hidup beberapa hari dalam air yang mengandung CO
2
lebih besar dari 60 mgL. Tanda yang membahayakan ikan dalam pengangkutan timbul pada kisaran CO
2
antara 300-600 mgL pada saat O
2
terlarut 0,5-1 mgL Boyd 1982.
2.4 Cahaya
Cahaya adalah suatu bentuk energi yang merambat dalam bentuk gelombang elektromagnetik dan terdiri dari partikel-partikel yang disebut foton.
Hingga sekarang cahaya masih merupakan dualistik pendapat, ada yang berpendapat bahwa cahaya sebagai foton dan sebagai elektromagnetik Sears dan
Zemansky 1987 dalam Mushoffa 1995. Cahaya dapat dipancarkan oleh sumber, seperti matahari, lilin maupun
lampu pijar. Berkas-berkas cahaya tersebut akan merambat keluar dari sumbernya. Cahaya dapat menembus bahan yang bening, tetapi akan dipantulkan oleh
permukaan yang tidak bening. Apabila berkas-berkas cahaya itu memasuki mata,
maka indera mata kita menjadi terangsang dan cahaya tersebut dapat terdeteksi oleh mata Sears dan Zemansky 1987 dalam Mushoffa 1995.
Cahaya dapat dipancarkan bila mengenai zat cair, maka sinar ultraviolet akan diserap oleh permukaan zat cair tersebut, sehingga makin dalam makin
berkurang intensitasnya sampai pada batas tertentu menjadi hilang atau netral. Intensitas cahaya adalah luminasi cahaya dalam satuan luas materi atau bahan
Dunning dan Paxton 1941 dalam Mushoffa 1995. Pengaruh cahaya pada organisme memiliki beberapa sifat. Terdapat
beberapa organisme menghindari cahaya dan ada beberapa yang mempunyai reaksi yang positif. Ikan bersifat fototaktik baik secara positif maupun vertikal.
Banyak ikan yang tertarik pada cahaya buatan pada malam hari, satu fakta yang digunakan dalam penangkapan ikan. Pengaruh cahaya buatan pada ikan juga
dipengaruhi oleh faktor lingkungan lain dan pada beberapa spesies bervariasi terhadap waktu dalam sehari. Secara umum, sebagian besar ikan pelagis naik ke
permukaan sebelum matahari terbenam. Setelah matahari terbenam, ikan-ikan ini menyebar pada kolom air, dan tenggelam ke lapisan lebih dalam setelah matahari
terbit Valpato dan Barreto 2001. Ikan demersal biasanya menghabiskan waktu siang hari di dasar selanjutnya naik dan menyebar pada kolom air pada malam
hari. Cahaya mempengaruhi ikan pada waktu memijah dan pada larva. Jumlah
cahaya yang tersedia dapat mempengaruhi waktu kematangan ikan. Jumlah cahaya juga mempengaruhi daya hidup larva ikan secara tidak langsung, hal ini
diduga berkaitan dengan jumlah produksi organik yang sangat dipengaruhi oleh ketersediaan cahaya. Cahaya juga mempengaruhi tingkah laku larva Valpato dan
Barreto 2001 .
Cahaya juga dipercaya mempengaruhi kelakuan makan, daya hidup ikan, metabolisme dan kanibalisme larva beberapa spesies ikan. Berbeda dengan
kematangan gonad yang memerlukan periode penyinaran yang pendek, larva ikan membutuhkan penyinaran yang lebih lama, larva ikan biasanya
akan tertarikdengan adanya cahaya
. Kebutuhan akan cahaya tergantung dari jenis ikan
tersebut. Untuk daerah tropis, cahaya ini erat hubungannya dengan suhu, karena di alam cahaya matahari akan mempengaruhi fluktuasi suhu air. Sedangkan dengan
ikan yang berhabitat di empat musim, fotoperiod atau lamanya penyinaran harian merupakan faktor yang lebihdominan Valpato dan Barreto 2001
.
3 METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat