pemasangan aerator sebagai suplai oksigen. Kematian ikan pada sistem pengangkutan umumnya disebabkan oleh tingginya kadar CO
2
dan akumulasi NH
3
-N sehingga meningkatkan nilai pH air Jhingran dan Pullin 1985. Kualitas air merupakan salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi keberhasilan
usaha transportasi. Menurunnya kualitas air menyebabkan perubahan tingkah laku dari organisme, sehingga organisme tersebut akan melakukan respon yang berupa
adaptasi. Faktor-faktor lingkungan yang mengakibatkan perubahan tingkah laku organisme disebut rangsangan. Rangsangan yang mempengaruhi tingkah laku
tersebut bisa berupa suhu, gravitasi, cahaya, dan tekanan Mushoffa 1995. Prakteknya, transportasi ikan lele dumbo dilakukan pada siang hari atau
malam hari. Penelitian ini dilaksanakan agar mengetahui perbandingan kualitas transportasi ikan lele saat siang dan malam hari. Penelitian ini dilakukan dengan
simulasi dan penambahayan cahaya. Secara fisiologi, cahaya meliliki pengaruh langsung maupun tidak langsung. Jika intensitas cahaya tidak mendekati habitat
asli, maka dapat menyebabkan kematian.
1.2 Tujuan
Penelitian mengenai ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh intensitas cahaya terhadap ikan yang disimulasi baik dalam keadaan diam maupun bergerak.
2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Deskripsi dan Klasifikasi Ikan Lele Dumbo Clarias gariepinus
Lele merupakan jenis ikan konsumsi air tawardengan tubuh memanjang dan kulit licin. Dalam bahasa Inggris disebut pula catfish, siluroid, mudfish dan
walking catfish . Morfologi ikan lele dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1 Ikan lele dumbo
Clarias gariepinus
.
Klasifikasi ikan lele menurut Saanin 1984 adalah: Kingdom
: Animalia
Sub-kingdom : Metazoa Phyllum
: Chordata Sub-phyllum : Vertebrata
Klas : Pisces
Sub-klas : Teleostei
Ordo : Ostariophysi
Sub-ordo : Siluroidea
Familia : Clariidae
Genus : Clarias
Spesies :
Clarias gariepinus
Ikan lele tidak pernah ditemukan di air payau atau air asin. Habitatnya di sungai dengan arus air yang perlahan, rawa, telaga, waduk, sawah yang tergenang
air. Ikan lele bersifat noktural, yaitu aktif bergerak mencari makanan pada malam hari. Pada siang hari, ikan lele berdiam diri dan berlindung di tempat-tempat
gelap. Di alam ikan lele memijah pada musim penghujan. Ikan lele dapat hidup
pada suhu 20
o
C, dengan suhu optimal 25-28
o
C. Pertumbuhan larva diperlukan kisaran suhu antara 26-30
o
C dan untuk pemijahan 24-28
o
C, pada pH 6,5–9 Mahyudin 2008.
2.2 Transportasi Ikan Hidup
Transportasi ikan hidup dibagi menjadi dua cara, yaitu sistem basah dan sistem kering. Transportasi sistem basah menuntut media yang sama dengan
tempat hidup ikan sebelumnya yaitu, air, oksigen, dan cahaya. Pengangkutan sistem basah dapat dilakukan dengan cara tertutup dan terbuka. Pada cara tertutup
ikan diangkut dalam wadah tertutup dengan semua kebutuhan hidup ikan berada dalam kemasan pengangkutan. Wadah yang dipergunakan dapat berupa kantong
plastik atau kemasan lain yang tertutup rapat. Pada cara terbuka ikan diangkut dalam wadah terbuka dan suplai oksigen diberikan secara terus-menerus
Muljanah et al. 1994. Salah satu faktor penting pada transportasi ikan hidup adalah kualitas air.
Transportasi ikan hidup akan mempengaruhi kualitas air, faktor-faktor yang akan berpengaruh terhadap kualitas air adalah suhu, DO dissolved oxygen, pH,
karbondioksida dan amoniak. Peningkatan suhu akan mempengaruhi kandungan amoniak dalam air, terlarutnya karbondioksida akan mempengaruhi penurunan
nilai pH.
2.3 Kualitas Air