2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Deskripsi dan Klasifikasi Ikan Lele Dumbo Clarias gariepinus
Lele merupakan jenis ikan konsumsi air tawardengan tubuh memanjang dan kulit licin. Dalam bahasa Inggris disebut pula catfish, siluroid, mudfish dan
walking catfish . Morfologi ikan lele dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1 Ikan lele dumbo
Clarias gariepinus
.
Klasifikasi ikan lele menurut Saanin 1984 adalah: Kingdom
: Animalia
Sub-kingdom : Metazoa Phyllum
: Chordata Sub-phyllum : Vertebrata
Klas : Pisces
Sub-klas : Teleostei
Ordo : Ostariophysi
Sub-ordo : Siluroidea
Familia : Clariidae
Genus : Clarias
Spesies :
Clarias gariepinus
Ikan lele tidak pernah ditemukan di air payau atau air asin. Habitatnya di sungai dengan arus air yang perlahan, rawa, telaga, waduk, sawah yang tergenang
air. Ikan lele bersifat noktural, yaitu aktif bergerak mencari makanan pada malam hari. Pada siang hari, ikan lele berdiam diri dan berlindung di tempat-tempat
gelap. Di alam ikan lele memijah pada musim penghujan. Ikan lele dapat hidup
pada suhu 20
o
C, dengan suhu optimal 25-28
o
C. Pertumbuhan larva diperlukan kisaran suhu antara 26-30
o
C dan untuk pemijahan 24-28
o
C, pada pH 6,5–9 Mahyudin 2008.
2.2 Transportasi Ikan Hidup
Transportasi ikan hidup dibagi menjadi dua cara, yaitu sistem basah dan sistem kering. Transportasi sistem basah menuntut media yang sama dengan
tempat hidup ikan sebelumnya yaitu, air, oksigen, dan cahaya. Pengangkutan sistem basah dapat dilakukan dengan cara tertutup dan terbuka. Pada cara tertutup
ikan diangkut dalam wadah tertutup dengan semua kebutuhan hidup ikan berada dalam kemasan pengangkutan. Wadah yang dipergunakan dapat berupa kantong
plastik atau kemasan lain yang tertutup rapat. Pada cara terbuka ikan diangkut dalam wadah terbuka dan suplai oksigen diberikan secara terus-menerus
Muljanah et al. 1994. Salah satu faktor penting pada transportasi ikan hidup adalah kualitas air.
Transportasi ikan hidup akan mempengaruhi kualitas air, faktor-faktor yang akan berpengaruh terhadap kualitas air adalah suhu, DO dissolved oxygen, pH,
karbondioksida dan amoniak. Peningkatan suhu akan mempengaruhi kandungan amoniak dalam air, terlarutnya karbondioksida akan mempengaruhi penurunan
nilai pH.
2.3 Kualitas Air
Lingkungan perairan berpengaruh terhadap pemeliharaan, pertumbuhan dan reproduksi ikan budidaya Munro 1978 dalam Forteath et al. 1993. Jika kualitas
air melewati batas toleransi, akan menimbulkan penyakit pada ikan. Parameter faktor lingkungan ada 3, yaitu fisik, kimia dan biologi Forteath et al. 1993.
2.3.1 Suhu
Suhu merupakan faktor pengontrol controlling factor dan berperan dalam sistem resirkulasi. Suhu merupakan efek terbesar dalam fisiologi ikan. Hal ini
karena ikan menyesuaikan suhu tubuhnya mendekati keseimbangan suhu air Forteath et al. 1993.
Ikan bersifat poikilothermal, hal ini berarti suhu tubuhnya mengikuti suhu lingkungan Boyd 1982. Suhu mempunyai pengaruh yang nyata pada respirasi,