dari Abu Hurairah ra, sesungguhnya Rasulullah SAW, bersabda: “Apabila anak adam manusia meninggal dunia, maka
putuslah amalnya kecuali tiga perkara: Shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak sholeh yang mendo’akan kedua orang
tuanya.” HR. Muslim.
8
3. Sejarah Perwakafan
Manusia telah mengenal berbagai macam wakaf sejak terbentuknya tatanan kehidupan bermasyarakat di muka bumi. Setiap masyarakat
menyediakan pelayanan umum yang dibutuhkan oleh manusia secara keseluruhan atau kebanyakan anggota masyarakat. Tempat peribadatan
adalah salah satu contoh wakaf yang dikenal oleh manusia sejak dahulu kala. Demikian juga mata air, jalan-jalan, dan tempat-tempat yang sering
digunakan masyarakat seperti lahan tanah dan bangunan yang sering dipergunakan masyarakat, namun kepemilikannya bukan atas nama
pribadi, karena itu tidak ada seorangpun yang mempunyai hak penuh untuk mengatur tempat ini, kecuali telah diberi mandat untuk
pengelolaannya. Pengertian wakaf telah berkembang di kalangan sebagian
masyarakat. Pada masa Fir’aun, masyarakat telah mengenal bentuk baru wakaf yang tidak ada sebelumnya. Bentuk wakaf ini berupa tanah
pertanian yang diwakafkan oleh sebagian penguasa dan orang-orang kaya
8
Departemen Agama RI, Fikih Wakaf, Jakarta: Proyek Peningkatan Zakat dan Wakaf,2003 hal. 11-13
untuk tujuan bercocok tanam dan hasilnya diberikan kepada para tokoh spiritual yang pada saat itu dikenal sebagai dukun, baik dipergunakan
untuk kepentingan pribadi mereka, mendanai tempat peribadatan yang berada di bawah pengawasannya atau diberikan kepada fikir miskin. Ini
merupakan wakaf untuk kepentingan agama, karena penyalurannya dilakukan oleh para pemuka agama, akan tetapi berbeda dengan wakaf
yang dipergunakan untuk kepentingan syiar agama.
9
1. Wakaf Di Zaman Islam
Al-Quran menyebutkan bahwa Ka’bah merupakan tempat
ibadah yang pertama bagi manusia. Menurut pendapat sebagian ulama yang mengatakan bahwa K
a’bah dibangun oleh Nabi Adam AS, dan kaidah-kaidahnya ditetapkan oleh Nabi Ibrahim AS dan
Nabi Ismail AS, serta dilestarikan oleh Nabi Muhammad SAW, maka dengan demikian Ka’bah merupakan wakaf. Wakaf pertama
yang dikenal oleh manusia dan dimanfaatkan untuk kepentingan agama. Sedangkan menurut pendapat ulama yang lainnya
mengatakan bahwa Nabi Ibrahim yang membangun Ka’bah, maka Ka’bah merupakan wakaf pertama kali dalam Islam, yaitu agama
Nabi Ibrahim yang benar, atau wakaf pertama untuk kepentingan agama dan menegakkan tauhid. Wakaf di zaman Islam telah
dimulai bersamaan dengan dimulainya masa kenabian Muhammad SAW di Madinah yang ditandai dengan pembangunan Masjid
9
Mundzir Qahaf, Manajemen Wakaf Produktif, Jakarta:Khalifa, 2007 hal. 3-4
Quba yang dibangun atas dasar takwa sejak dari pertama dan menjadi wakaf pertama dalam Islam untuk kepentingan agama.
Peristiwa ini terjadi setelah Nabi hijrah ke Madinah dan sebelum pindah ke rumah pamannya yang berasal dari Bani Najjar.
Kemudian disusul dengan pembangunan masjid Nabawi yang dibangun di atas tanah anak yatim dari Bani Najjar setelah dibeli
oleh Rasulullah SAW. Dengan demikian Rasulullah SAW telah mewakafkan tanah untuk pembangunan masjid. Para sahabat juga
telah membantu beliau dalam menyelesaikan pembangunan ini, termasuk pembuatan kamar- kamar bagi para istri beliau. Islam
adalah pengawas wakaf keluarga sebagaimana dinyatakan dalam Ensiklopedia Amerika, dan tidak pernah dikenal sebelumnya dalam
Perundang-Undangan Negara Barat, kecuali pada abad ke-20. Dengan demikian pula, maka wakaf sosial sebagimana yang
diperintahkan Nabi Muhammad SAW kepada Umar bin Khatab berasal dari wahyu kenabian dan tidak mencontoh pelaksanaan
wakaf yang dipraktikkan oleh orang-orang Mesir kuno maupun orang-orang Yunani dan Romawi. Sebab pengetahuan Rasulullah
tentang keadaan mereka secara detail sangat sedikit.
10
2. Wakaf Di Zaman Eropa Dan Amerika
Wakaf di Barat hanya ada dalam satu bentuk yang berupa Gereja hingga awal abad ke-13. Karena saat itu di Jerman, Eropa
10
Mundzir Qahaf, Manajemen Wakaf Produkti, hal. 5-10
Tengah, dan beberapa Negara lainnya telah muncul sebagi bentuk wakaf sosial. Dalam peraturan Perundang-Undangan Barat, wakaf
telah disinyalir dalam Undang-Undang Inggris tentang kegiatan sosial kemasyarakatan yang dikeluarkan pada tahun 1601, dimana
wakaf bisa diketahui dari definisi istilah yang mereka sebut sebagai kegiatan sosial. Menurut Undang-Undang ini, kegiatan sosial
adalah kegiatan apapun yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang untuk memberi pelayanan atau bantuan kepada
pihak umum. Kegiatan seperti ini mendapat perlakuan istimewa berkenaan dengan masalah perpajakan. Lebih detail dijelaskan
dalam peraturan Perundang-Undangan tersebut, bahwa kegiatan sosial, rumah sakit, gereja dan lembaga pendidikan serta kegiatan
yang mempunyai manfaat sejenisnya. Undang-Undang dan keistimewaan tersebut telah muncul sebelum terbentuknya
pemahaman kontemporer
mengenai badan
wakaf dalam
Perundang-Undangan Barat yang baru muncul pada abad ke-19. Kemudian wakaf ini ini dikelola oleh sebuah badan wakaf yang
disebut Foundation. Kegiatan dan bentuknya sangat jelas dan yang paling nampak adalah bahwa yayasan tersebut bersifat independen
dan non-pemerintah, non-profit, dan bertujuan untuk memberikan pelayanan umum kepada masyarakat, baik berupa pelayanan
kesehatan, pendidikan maupun bimbingan dan penyuluhan agama. Di Amerika, yayasan terbentuk ada dua corak pertama, yayasan
sosial atau public fundation, dan kedua yayasan pribadi atau private fundation.
11
4. Macam-Macam Wakaf