39 5 Tingkat objektivitas
Bahan bukti yang objektif akan dapat lebih dipercaya daripada bukti yang membutuhkan pertimbangan tertentu untuk menentukan
apakah bukti tersebut memang benar. 6 Ketepatan waktu
Ketepatan waktu atas bahan bukti audit dapat merujuk baik kapan bukti itu dikumpulkan atau kapan periode waktu yang tercover
oleh proses audit tersebut. Kompetensi bukti dapat disimpulkan sebagai kualitas atau
keandalan data akuntansi dan informasi penguat yang merujuk pada tingkat dimana bukti tersebut dianggap dapat dipercaya atau diyakini
kebenarannya. Berdasarkan persyaratan tersebut maka bukti audit hanya dapat berasal dari tiga sumber yaitu : pandangan auditor yang berkaitan
dengan dunia nyata bukti observasi, pandangan orang lain yang berkaitan dengan dunia nyata yang disampaikan kepada auditor bukti
testimonial dan karakteristik khusus dari suatu item yang terkait dengan realitas yang dapat dirasakan oleh siapa saja bukti tercatat.
6. Pengungkapan Korupsi
a. Definisi Pengungkapan Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia 2007 pengungkapan
adalah tindakan untuk menunjukkan, membuktikan, menyingkap tentang sesuatu yang tadinya masih menjadi rahasia atau tidak banyak
diketahui orang.
40 Gilbert 2014 pengungkapan bisa menunjukkan siapa
konspirator dalam korupsi dan mengurangi ketidakpastian dalam transaksi ilegal.
b. Definisi Korupsi
Korupsi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 2007 adalah penyelewengan atau penyalahgunaan uang negara perusahaan dsb
untuk kepentingan pribadi atau orang lain. Korupsi berasal dari bahasa latin Corruptio atau Corruptus yang berarti suatu perbuatan yang
busuk, buruk, bejat, tidak jujur, dapat disuap, tidak bermoral, menyimpang dari kesucian, kata-kata atau ucapan yang menghina atau
memfitnah. Perbuatan korupsi dalam Islam telah dilarang dalam Al-Qu
r‟an Surat Al-Baqarah ayat 188:
“Dan janganlah kamu makan harta di antara kamu dengan jalan yang batil, dan janganlah kamu menyuap
dengan harta itu kepada hakim, dengan maksud agar kamu dapat memakan sebagian harta orang lain itu dengan jalan dosa, padahal
kamu mengetahui”. Dalam Al-
Qur‟an korupsi disebut sebagai ghulul yang maknanya pengkhianatan terhadap kepercayaan atau amanah, korupsi
dapat pula dideskripsikan sebagai al-shut yang bermakna menjadi perantara dengan menerima imbalan antara seseorang dengan
penguasa untuk suatu kepentingan Umar, 2012.
41 Menurut Shleifer dan Vishny 1993 korupsi adalah penjualan
barang-barang milik pemerintah oleh pegawai negeri untuk keuntungan pribadi. Sebagai contoh, pegawai negeri sering menarik
pungutan liar dari perizinan, lisensi, bea cukai, atau pelarangan masuk bagi pesaing. Para pegawai negeri itu memungut bayaran untuk tugas
pokoknya atau untuk pemakaian barang-barang milik pemerintah untuk kepentingan pribadinya.
Suwarsono 2015 menilai korupsi bukan sekedar sebagai sebuah tindakan kejahatan terlarang yang melanggar hukum, tetapi
merupakan sebuah disposisi psikologis, kecenderungan yang melekat pada moralitas seseorang.
Maka dapat disimpulkan korupsi merupakan perbuatan curang yang merugikan negara dan masyarakat luas dengan berbagai macam
modus. Korupsi membawa dampak negatif yang cukup luas pada kelangsungan hidup bangsa, menghambat perekonomian dan
pembangunan nasional, namun yang paling dirasakan oleh rakyat adalah kemampuan negara semakin terbatas dalam hal menyediakan
anggaran demi kepentingan rakyat. c.
Bukti audit dan bukti hukum Pusdiklatwas BPKP 2013 bukti menurut hukum dan audit
memiliki banyak kesamaan, karena keduanya memiliki tujuan yang sama yaitu memberikan bukti, untuk mendorong keyakinan tentang
kebenaran atau kesalahan setiap pernyataan atas suatu masalah.
42 Laporan yang diterbitkan auditor sebaiknya membahas
bagaimana fraudster melakukan suatu kecurangan, pengendalian internal yang berhasil dibobol, dan memberikan masukan dalam
pencegahan terjadinya fraud Purjono, 2012. Timbul suatu permasalahan ketika LHAI tidak dapat secara
langsung dijadikan alat bukti bagi penyidik sebagai syarat formil. Pasal 184 Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana KUHAP
menjelaskan bahwa alat bukti meliputi saksi, ahli, surat, petunjuk, dan keterangan terdakwa. Sedangkan Laporan Hasil Audit Investigasi
LHAI tidak menunjukkan hubungan kausalitas secara terperinci antara oknum yang diduga melakukan penyimpangan dengan
perbuatan yang disangkakan. Oleh karena itu perlu keterlibatan terlebih dahulu oleh penyidik untuk mengubah laporan tersebut
kedalam bahasa hukum untuk dijadikan alat bukti Bramastyo, 2014. Bukti menurut hukum diatur pada ayat 1 pasal 184
KUHAP yang secara lengkapnya adalah sebagai berikut: Alat bukti yang sah ialah: keterangan saksi, keterangan ahli, surat,
petunjuk, keterangan terdakwa. 1 Keterangan saksi
Ketentuan mengenai keterangan saksi diatur dalam pasal 1 butir 27 KUHAP yang berbunyi : Keterangan saksi adalah, salah satu
alat bukti dalam perkara pidana yang berupa keterangan dari saksi mengenai suatu peristiwa pidana yang ia dengar sendiri, ia lihat
43 sendiri, dan ia alami sendiri dengan menyebut alasan dari
pengetahuannya itu. 2 Keterangan ahli
Dalam rangka membantu hakim rnemahami fakta-fakta materiil atau memperoleh kebenaran, materiil, dapat dihadirkan ahli yang
diharapkan dapat membuat terang suatu hal. Pasal 1 butir 28 KUHAP manyatakan: Keterangan ahli adalah keterangan yang
diberikan oleh seorang yang memiliki keahlian khusus tentang hal yang diperlukan untuk membuat terang suatu perkara pidana guna
kepentingan pemeriksaan. 3 Surat
Alat bukti surat diatur dalam pasal 187 KUHAP yang membagi alat bukti surat dalam , 4 empat jenis surat yaitu:
a Berita acara dan surat lain dalam bentuk surat resmi yang
dibuat olehpejabat umum yang berwenang atau yang dibuat dihadapannya yang memuat keterangan tentang kejadian
atau keadaan yang didengar, dilihat, atau dialaminya sendiri disertai dengan alasan yang jelas dan tegas tentang
keterangan itu. b
Surat yang dibuat menurut ketentuan peraturan Perundang- undangan atau surat yang dibuat oleh pejabat mengenai ha
yang termasuk dalam tata laksana yang menjadi
44 tanggungjawabnya
dan yang
diperuntukkan bagi
pembuktian sesuatu hal atau sesuatu keadaan. c Surat keterangan dari seorang ahli yang memuat pendapat
berdasarkan keahliannya mengenai sesuatu hal atau sesuatu keadaan
yang diminta secara resmi daripadanya. Memperhatikan ketentuan pasal 186 beserta dengan
penjelasannya dan pasal 187 huruf c KUHAP ini, ada pendapat yang menyatakan bahwa menyangkut keterangan
ahli yang berupa laporan, terdapat sifat dualisme. Di satu sisi keterangan ahli diakui sebagai keterangan ahli pasal
186 KUHAP dan penjelasannya namun di sisi lain keterangan ahli,diakui sebagai bukti surat pasal 187 huruf
c. d
Surat lain yang hanya dapat berlaku jika ada hubungannya dengan isi dari alat pembuktian yang lain contoh surat jenis
ini adalah korespondensi, surat pernyataan dan sebagainya. 4
Petunjuk Dalam pasal 188 ayat 1 KUHAP, yang dimaksud dengan
petunjuk adaah perbuatan, kejadian atau keadaan yang karena persesuaiannya, baik antara yang satu dengan yang lain maupun
dengan tindak pidana itu sendiri, menandakan bahwa telah terjadi suatu tindak pidana dan siapa pelakunya.
45 5
Keterangan terdakwa Keterangan terdakwa diatur dalam pasal 189 KUHAP yang
berbunyi: a
Keterangan terdakwa adalah apa yang terdakwa nyatakan di sidang tentang perbuatan yang ia lakukan, atau ia ketahui
sendiri atau alami sendiri. b
Keterangan terdakwa yang diberikan, diluar sidang dapat digunakan untuk membantu menemukan bukti di sidang
pengadilan asalkan keterangan itu didukung oleh suatu alat bukti yang sah sepanjang mengenai hal yang didakwakan
kepadanya. c
Keterangan terdakwa ,hanya dapat digunakan terhadap dirinya sendiri.
d Keterangan terdakwa saja tidak cukup untuk membuktikan
bahwa ia bersalah melakukan perbuatan yang didakwakan kepadanya melainkan harus disertai dengan alat bukti yang
lain. Ada delapan kategori jenis-jenis bukti audit yang dapat dipilih
auditor Arens et al, 2012:200: 1 Pemeriksaan fisik Physical examination adalah perhitungan
aktiva yang berwujud oleh auditor. Bahan bukti jenis ini sering dihubungkan dengan persediaan kas, tetapi dapat juga diterapkan
untuk verifikasi efek-efek, wesel tagih dan aktiva tetap berwujud.
46 2 Konfirmasi Confimation digambarkan sebagai penerimaan
jawaban tertulis maupun lisan dari pihak ketiga yang independen dalam memverifikasi akurasi informasi yang telah diminta
auditor. 3 Dokumentasi
Documentation biasanya
disebut dengan
pemeriksaan dokumen, yaitu merupakan pemeriksaan auditor atas dokumen dan catatan klien untuk mendukung informasi yang ada
atau seharusnya ada dalam laporan keuangan. 4 Prosedur analitis Analytical procedures adalah menggunakan
perbandingan dan hubungan untuk menentukan apakah saldo akun tersaji secara layak.
5 Tanya Jawab dengan klien Inquires of the cliens adalah mendapatkan informasi tertulis atau lisan dari klien dengan
menjawab pertanyaan dari auditor. 6 Rekalkulasi Recalculation melibatkan pengecekan ulang atas
sampel kalkulasi yang dilakukan oleh klien. Pengecekan ulang kalkulasi klien ini terdiri dari pengujian atas keakuratan
perhitungan klien dan mencakup prosedur seperti perkalian faktur penjualan dan persediaan, penjumlahan jurnal dan buku
tambahan, serta pengecekan kalkulasi beban penyusutan dan beban dibayar di muka.
47 7 Pelaksanaan Ulang Reperformance menyangkut pengecekan
ulang sampel perhitungan dan perpindahan informasi yang dilaksanakan oleh klien selama periode yang diaudit.
8 Observasi Observation adalah penggunaan indera untuk menilai aktivitas klien. Selama menjalani penugasan dengan
klien, auditor
mempunyai banyak
kesempatan untuk
menggunakan inderanya penglihatan, pendengaran, perasaan, dan penciuman guna mengevaluasi berbagai item.
Variabel pengungkapan korupsi dirancang dengan merujuk pada bukti audit dan alat bukti hukum pasal 184 Kitab Undang-
Undang Hukum Acara Pidana KUHAP Pusdiklatwas BPKP, 2013:
a. Pengujian Fisik Phsical Examination
Dalam pengujian fisik ini, auditor APIP melakukan inspeksi ataupemeriksaan atau penghitungan terhadap fisik asset atau
aktiva baik proyek, instansi, maupun badan usaha. Hasil pengujian fisik ini dituangkan dalam bentuk berita acara
pemeriksaan fisik yang ditandatangani kedua belah pihak yaitu auditor dan auditan. Dari Berita Acara Pemeriksaan BAP
Fisik ini menunjukkan adanya kesepakatan tentang fakta yang dimuat di dalam BAP tersebut. Dari bukti audit Berita Acara
Pemeriksaan BAP Fisik ini, penyidik dapat mengubah atau mengembangkan menjadi alat bukti: keterangan saksi, apabila
48 auditan: mendengar, melihat, dan mengalami sendiri tindak
pidana yang terjadi Pasal I butir 27 KUHAP atau menjadi keterangan terdakwa, apabila auditan ternyata terlibat dalam
tindak pidana yang terjadi. b.
Bukti Konfirmasi Confirmation Bukti konfirmasi didapat dengan cara mengajukan pertanyaan
dalam rangka memperoleh penegasan dari pihak ketiga independen. Bukti konfirmasi ini lebih mengarah untuk diubah
atau dikembangkan oleh penyidik sebagai alat bukti keterangan saksi, apabila ternyata mempunyai atau pernah
mempunyai hubungan hukum dengan kegiatan auditan. c.
Bukti Dokumen Document Dokumen merupakan jenis bukti audit yang didapat dari hasil
pengujian yang dilakukan oleh auditor terhadap dokumen dan catatan yang mendukung informasi audit. Berkaitan dengan
pembuktian menurut hukum pidana, maka bukti dokumen merupakan salah satu bukti audit yang dapat memenuhi-
kriteria alat bukti surat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 187 KUHAP. Dengan adanya ketentuan perubahan Undang-
undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi yang terbaru, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001, bahwa selain dari
keterangan saksi, surat dan keterangan terdakwa, bukti petunjuk dapat diperoleh dari informasi dan dokumen. Namun
49 demikian yang dapat menemukan dan menentukannya sebagai
bukti petunjuk pada saat persidangan. Dengan demikian bukti dokumen dapat dikembangkan oleh penyidik menjadi alat
bukti keterangan saksi, surat, dan keterangan terdakwa, serta dapat dipersiapkan oleh auditor untuk menjadi sumber atau
referensi bagi hakim untuk menemukan alat bukti petunjuk.
d. Prosedur Analitis Analytical Procedures
Prosedur analisis merupakan jenis bukti audit yang diperoleh melalui perbandingan dan hubungan untuk menentukan apakah
data yang ada menunjukan kewajaran. Bukti audit ini biasanya menghasilkan suatu indikasi, karenanya auditor perlu
membuktikan kebenaran material indikasi tersebut. Prosedur Analisis adalah bukti audit yang memerlukan langkah auditan
berupa penilaian auditor, sehingga lebih tepat apabila diajukan sebagai alat bukti keterangan ahli yang tertuang dalam LHAI.
e. Bukti Tanya Jawab dengan Auditan Inquires of the Client
Bukti audit ini tingkat keandalannya rendah karena berasal dari jawaban pihak auditan, sehingga informasi yang diperoleh
cenderung memihak kepentingan auditan dan kurang independen. Bukti audit ini mungkin berupa pemyataan tidak
pasti hearsay oleh karena itu auditor perlu mendapatkan lebih lanjut bukti audit yang nyata dengan cara melaksanakan
50 prosedur audit lainnya. Biasanya bukti tanya jawab dituangkan
dalam Berita Acara Klarifikasi BAK. Walaupun menurut auditor bukti ini rendah tingkat keandalannya, tetapi dalam
konteks bukti hukum, bukti audit tanya jawab dengan auditan dapat juga dikembangkan oleh penyidik menjadi alat bukti
keterangan saksi dan keterangan terdakwa.
f. Rekalkulasi Recalculation
Pengecekan ulang atas sampel kalkulasi yang dilakukan oleh klien. Pengecekan ulang kalkulasi klien ini terdiri dari
pengujian atas keakuratan perhitungan klien. Informasi yang didapat dari hasil rekalkulasi adalah bukti audit yang
memerlukan langkah auditan berupa penilaian auditor, sehingga lebih tepat apabila diajukan sebagai alat bukti
keterangan ahli yang tertuang dalam LHAI. g.
Pelaksanaan Ulang Reperformance
Pelaksanaan ulang merupakan jenis bukti audit yang diperoleh dengan cara melakukan pengecekan kembali terhadap suatu
sample perhitungan dan pemindahan informasi yang dilakukan oleh auditan selama periode yang diaudit. Mengingat bukti
audit pelaksanaan ulang ini erat kaitannya dengan bukti audit dokumen transaksi maupun pembukuan atau catatan satuan
kerja dan terkait dengan kegiatan penilaian auditor terdadap
51 pembukuan atau catatan satuan kerja usaha pemerintah.
Mengingat dalam alat bukti ini terdapat penilaian oleh auditor maka berdasarkan ketentuan Pasal 185 ayat 5
KUHAP tidak bisa diubah menjadi keterangan saksi, tetapi yang paling cocok adalah hasil penilaian ini ditanyakan dalam
kapasitas sebagai pemberi keterangan ahli.
h. Bukti Observasi Observation
Bukti audit observasi ini adalah kesan yang diperoleh auditor dari penilaian pengamatannya saja atau dengan kata lain
merupakan dugaan dari auditor, sehingga dugaan tersebut tidak dapat diterima sebagai alat bukti keterangan saksi. Sehingga
hasil informasi observasi, dapat menduukung pengembangan keterangan lainnya.
d. Bentuk Korupsi Untuk kepentingan perumusan strategi pemberantasan korupsi
dipandang perlu untuk terlebih dahulu mengenali skema dan jenis korupsi.
Albrecht et al 2014:331 mengelompokkan korupsi ke dalam empat skema berikut:
1 Skema penyuapan Skema yang dilakukan oleh seseorang dengan menawarkan,
memberikan, atau mencoba memberikan sesuatu yang memiiki nilai dengan tujuan untuk memengaruhi keabsahan tindakan atau
52 keputusan bisnis tanpa sepengetahuan atau sepertujuan pihak-pihak
yang berwenang. 2 Skema konflik kepentingan
Skema yang terjadi ketika pegawai, manajer, atau eksekutif memiliki kepentingan ekonomi atau pribadi yang tidak
diungkapkan dalam suatu transaksi, sehingga berdampak buruk terhadap perusahaan.
3 Skema pemerasan ekonomi Memaksa orang lain untuk masuk ke dalam transaksi atau dengan
memberikan properti yang didasarkan pada kesalahan penggunaan dari yang seharusnya atau memaksa dengan melibatkan unsur
ekonomi, perasaan ketakutan, atau perasaan terancam. 4 Skema penerimaan ilegal
Skema yang dilakukan oleh seseorang dengan menawarkan, memberikan, atau mencoba memberikan yang memiliki nilai
dengan tujuan untuk memengaruhi keabsahan tindakan atau keputusan bisnis tanpa sepengetahuan atau sepertujuan pihak-pihak
yang berwenang. Berdasarkan pasal-pasal dalam UU No. 31 tahun 1999 UU No. 20
tahun 2001 dirumuskan 30 tiga puluh bentukjenis tindak pidana korupsi yang dapat dikelompokkan kedalam tujuh kelompok
perbuatan, yaitu:
53 1 Kerugian keuangan negara
2 Suap-menyuap 3 Penggelapan dalam jabatan
4 Pemerasaan 5 Perbuatan curang
6 Benturan kepentingan dalam pengadaan 7 Gratifikasi
Sedangkan dalam skema fraud tree yang dikembangkan oleh Association of Certified Fraud Examiners
ACFE, korupsi corruption memiliki cabang ranting-ranting sebagai berikut:
1 Conflict of Interest atau benturan kepentingan sering kita jumpai dalam
berbagai bentuk, diantaranya bisnis “pelat merah”. 2 Bribery, merupakan tindakan suap-menyuap.
3 Illegal gratuities, merupakan pemberian atau hadiah yang merupakan bentuk terselubung dari penyuapan.
4 Economic exortion, merupakan tindak pemerasan. Conflict of interest
atau benturan kepentingan sering kita jumpai dalam berbagai bentuk
, diantaranya bisnis “pelat merah” atau bisnis pejabat penguasa dan keluarga serta kroni mereka
yang menjadi pemasok atau rekanan di lembaga-lembaga pemerintahan dan di dunia bisnis sekalipun. Benturan kepentingan
dapat terjadi dalam skema pembelian purchase scheme mapupun penjualan sales scheme. Lembaga pemerintahan atau bisnis
54 selaku pembeli baik barang maupun jasa ber-KKN dengan
“penjual”. Indikasi mengenai hal ini terlihat dalam hal pembeli merupakan lembaga besar, nilai pembeliannya tinggi, dan penjual
merupakan supplier terkenal tingkat dunia. Jadi, seharusnya jual beli dapat dan lazimnya dilakukan secara langsung dan bukan
melalui “penjual” perantara. Bribery
atau penyuapan merupakan bagian yang akrab dalam kehidupan bisnis dan politik di Indonesia. Karena itu tidak
perlu ada uraian yang panjang lebar tentang ranting ini. Anak ranting bribery adalah invoice kickback dan bid ringing. Kickback
secara harfiah berarti “tendangan terbalik” merupakan salah satu bentuk penyuapan dimana si penjua
l “mengikhlaskan” sebagian dari hasil penjualannya. Persentase yang diiklaskannya itu bisa
diatur dimuka, atau diserahkan sepenuhnya kepada “keikhlasan” penjual. Dalam hal terakhir, apabila penerima kickback
menggangap kickback yang diterimanya terlalu kecil, maka ia akan mengalihkan bisnisnya ke rekanan yang lebih “iklas” memberi
kickback yang lebih tinggi.
Kickback berbeda dari bribery. Dalam hal bribery
pemberinya tidak “mengorbankan” suatu penerimaan. Misalnya, apabila seseorang menyuap atau menyogok seorang penegak
hukum, ia mengharapkan keringanan hukuman. Dalam contoh kickback
diatas, pemberinya menerima keuntungan materi.
55 Bid ringing
merupakan permainan dalam tender, hal ini dapat dilakukan dengan persekongkolan diantara pembeli dan
sebagian peserta tender, hal ini dapat berupa bid rotation tender arisan, dan dapat berupa phantom bods perusahaan menciptakan
banyak perusahaan lain yang bohong-bohongan. Illegal gratuities
adalah pemberian atau hadiah yang merupakan bentuk terselubung dari penyuapan. Dalam kasus
korupsi di Indonesia kita melihat hal ini dalam bentuk hadiah perkawinan, hadiah ulang tahun,hadiah perpisahan, hadiah
kenaikan pangkat dan jabatan dan lain-lain yang diberikan kepada penjahat.
e. Sebab-Sebab Korupsi Dalam teori yang yang dikemukakan oleh Bologna 2000 dalam
Tuanakotta 2012 penyebab korupsi disebut sebagai GONE Theory, bahwa faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya korupsi meliputi:
1 Greeds keserakahan Berkaitan dengan adanya perilaku serakah yang secara potensial
ada di dalam diri setiap orang. 2 Opportunities kesempatan
Berkaitan dengan keadaan organisasi atau instansi atau masyarakat yang sedemikian rupa, sehingga terbuka kesempatan bagi
seseorang untuk melakukan kecurangan.
56 3 Needs kebutuhan
Berkaitan dengan faktor-faktor yang dibutuhkan oleh individu- individu untuk menunjang hidupnya yang wajar.
4 Exposure pengungkapan Berkaitan dengan tindakan atau konsekuensi yang dihadapi oleh
pelaku kecurangan apabila pelaku diketemukan melakukan kecurangan.
Bahwa faktor-faktor Greeds dan Needs berkaitan dengan individu pelaku korupsi, yaitu individu atau kelompok baik dalam
organisasi maupun di luar organisasi melakukan korupsi yang merugikan pihak korban. Sedangkan faktor-faktor Oppurtunities
dan Exposure berkaitan dengan korban perbuatan korupsi yaitu organisasi, instansi, masyarakat yang kepentinganya dirugikan.
B. Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu