Hasil Uji Instrumen Penelitian

98 dikarenakan responden dalam penelitian ini didominasi oleh auditor senior dan auditor junior.

B. Hasil Uji Instrumen Penelitian

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi profesionalisme, keahlian, kompetensi bukti, dan pengungkpan korupsi akan diuji secara statistik deskriptif seperti yang terlihat dalam tabel 4.8 Tabel 4.8 Hasil Uji Statistik Deskriptif N Min Max Mean Std. Deviation Profesionalisme 64 15 25 21,03 2,714 Keahlian 64 21 45 36,48 4,928 KompetensiBukti 64 12 30 23,83 3,170 PengungkapanKorupsi 64 24 40 32,77 2,866 Valid N listwise 64 Sumber : Data primer yang diolah Tabel 4.8 menjelaskan bahwa pada variabel profesionalisme memiliki jawaban minimum responden sebesar 15 dan maksimum sebesar 25, dengan rata-rata total jawaban 21,03 dan standar deviasi 2,714. Nilai standar deviasi menunjukkan adanya penyimpangan sebesar 2,714 dari nilai rata-rata jawaban responden atas pernyataan tentang profesionalisme yang besarnya 21,03. Variabel keahlian memiliki jawaban minimum responden sebesar 21 dan maksimum sebesar 45, dengan rata-rata total jawaban 36,48 dan standar deviasi 4,928. Nilai standar deviasi menunjukkan adanya penyimpangan sebesar 4,928 dari nilai rata-rata 99 jawaban responden atas pernyataan tentang keahlian yang besarnya 36,48. Variabel kompetensi bukti memiliki jawaban minimum responden sebesar 12 dan maksimum sebesar 30, dengan rata-rata total jawaban 23,83 dan standar deviasi 3,170. Nilai standar deviasi menunjukkan adanya penyimpangan sebesar 3,170 dari nilai rata-rata jawaban responden atas pernyataan tentang kompetensi bukti yang besarnya 23,83. Dan variabel pengungkapan korupsi memiliki jawaban minimum responden sebesar 24 dan maksimum sebesar 40, dengan rata-rata total jawaban 32,77 dan standar deviasi 2,866. Nilai standar deviasi menunjukkan adanya penyimpangan sebesar 2,866 dari nilai rata-rata jawaban responden atas pernyataan tentang pengungkapan korupsi yang besarnya 32,77. Berdasarkan hasil uji statsitik deskriptif di atas dapat diambil kesimpulan bahwa rata-rata jawaban responden untuk variabel profesionalisme, keahlian, kompetensi bukti, dan pengungkapan korupsi adalah setuju. 2. Hasil Uji Outer Model atau Measurement Model Terdapat tiga kriteria di dalam penggunaan teknik analisis data dengan SmartPLS untuk menilai outer model yaitu Convergent Validity, Discriminant Validity dan Reliability. a. Hasil Convergent Validity Convergent Validity dari model pengukuran reflektif indikator dinilai berdasarkan korelasi antara item score atau component score yang di estimasi dengan software SmartPLS. Ukuran reflektif individual dikatakan tinggi jika berkorelasi lebih tinggi dari 0,70 dengan konstruk 100 yang diukur. Namun menurut Chin 1998 dalam Ghozali 2015:74 untuk penelitian tahap awal dari pengembangan skala pengukuran nilai loading 0,50 sampai 0,60 dianggap cukup memadai. Dalam penelitian ini akan digunakan batas laoding factor sebesar 0,60. Tabel 4.9 Outer Loading PROF KEAH KOMP PGKPN Pro_1 0,7678 Pro_2 0,7496 Pro_3 0,6717 Pro_4 0,7034 Pro_5 0,8053 Kh_1 0,5845 Kh_2 0,7309 Kh_3 0,7861 Kh_4 0,5877 Kh_5 0,6710 Kh_6 0,6973 Kh_7 0,7534 Kh_8 0,7855 Kh_9 0,6304 Kb_1 0,7033 Kb_2 0,7023 Kb_3 0,7780 Kb_4 0,7940 Kb_5 0,7646 Kb_6 0,5995 Pk_1 0,7768 Pk_2 0,7626 Pk_3 0,8090 Pk_4 0,8618 Pk_5 0,8535 Pk_6 0,7399 Pk_7 0,5180 Pk_8 0,7482 Sumber : Data primer yang diolah 101 Hasil pengolahan dengan menggunakan SmartPLS dapat dilihat pada tabel 4.9. Nilai outer model atau korelasi antar konstruk dengan variabel pada awalnya belum memenuhi Convergent Validity terdapat empat indikator dengan nilai loading factor kurang dari 0,60 yaitu indikator Kh_1, Kh_4. Kb_6 dan Pk_7. Untuk itu, indikator tersebut harus dikeluarkan dari model. Tabel 4.10 Outer Loading Modifikasi PROF KEAH KOMP PGKPN Pro_1 0,7726 Pro_2 0,7457 Pro_3 0,6719 Pro_4 0,6999 Pro_5 0,8059 Kh_2 0,7330 Kh_3 0,7634 Kh_5 0,6318 Kh_6 0,7504 Kh_7 0,7958 Kh_8 0,8265 Kh_9 0,6807 Kb_1 0,7063 Kb_2 0,7224 Kb_3 0,7655 Kb_4 0,7862 Kb_5 0,7891 Pk_1 0,7909 Pk_2 0,7822 Pk_3 0,8362 Pk_4 0,8607 Pk_5 0,8390 Pk_6 0,7412 Pk_8 0,7278 Sumber : Data primer yang diolah Modifikasi model dilakukan dengan mengeluarkan indikator indikator yang memiliki nilai loading factor di bawah 0,60 dan dilakukan 102 run ulang. Pada model modifikasi sebagaimana pada tabel 4.10 tersebut menunjukkan bahwa semua loading factor memiliki nilai di atas 0,60, sehingga konstruk untuk semua variabel sudah tidak ada yang dieliminasi dari model. Semua indikator dalam Tabel Outer Loading Modifikasi memiliki nilai diatas 0,60 sehingga menunjukkan tiap indikator signifikan terhadap konstruknya atau menunjukkan nilai seluruh variabel dinyatakan valid. b. Hasil Discriminant Validity Discriminant Validity dilakukan untuk memastikan bahwa setiap konsep dari masing-masing variabel laten berbeda dengan variabel lainnya. Model mempunyai Discriminant Validity yang baik jika setiap nilai loading dari setiap indikator dari sebuah variabel laten memiliki nilai loading yang paling besar dengan nilai loading lain terhadap variabel laten lainnya. Hasil pengujian Discriminant Validity diperoleh sebagai berikut: 103 Tabel 4.11 Cross Loading Profesionalisme Keahlian Kompetensi Bukti Pengungkapa n Korupsi Pro_1 0,7726 0,7457 0,6719 0,6999 0,8055 0,6250 0,4809 0,4336 Pro_2 0,5212 0,1827 0,3736 Pro_3 0,3774 0,1996 0,3960 Pro_4 0,6199 0,3634 0,3047 Pro_5 0,5133 0,4228 0,5051 Kh_2 0,6849 0,7330 0,7634 0,6317 0,7504 0,7958 0,8265 0,6806 0,3912 0,5245 Kh_3 0,4680 0,3916 0,5477 Kh_5 0,4473 0,3754 0,4027 Kh_6 0,6258 0,3097 0,4462 Kh_7 0,4870 0,3545 0,4196 Kh_8 0,5112 0,3816 0,4055 Kh_9 0,5034 0,3106 0,3850 Kb_1 0,2130 0,1671 0,7063 0,7224 0,7655 0,7862 0,7891 0,3191 Kb_2 0,3910 0,2532 0,4245 Kb_3 0,2200 0,4319 0,5224 Kb_4 0,4299 0,4065 0,5179 Kb_5 0,4640 0,4783 0,5216 Pk_1 0,4581 0,4608 0,5489 0,7909 0,7822 0,8362 0,8607 0,8390 0,7412 0,7278 Pk_2 0,4235 0,4339 0,5428 Pk_3 0,5157 0,5518 0,5381 Pk_4 0,4809 0,5452 0,5080 Pk_5 0,3365 0,4557 0,4713 Pk_6 0,4247 0,4461 0,4949 Pk_8 0,4302 0,5115 0,3862 Sumber : Data primer yang diolah Tabel 4.11 menunjukkan bahwa konstruk profesionalisme lebih tinggi terhadap indikatornya Pro_1,Pro_2,Pro_3,Pro_4, dan Pro_5 dibandingkan dengan konstruk lainnya terhadap indikator Pro_1,Pro_2,Pro_3,Pro_4, dan Pro_5 sehingga memiliki Discriminant Validity yang baik. Konstruk keahlian memberikan nilai indikator yang lebih tinggi terhadap indikatornya dibandingkan dengan konstruk lainnya terhadap 104 indikator Kh_2, Kh_3, Kh_5, Kh_6, Kh_7, Kh_8 dan Kh_9 sehingga memiliki Discriminant Validity yang baik. Konstruk kompetensi bukti juga memberikan nilai indikator yang lebih tinggi terhadap indikatormya dibandingkan dengan konstruk lainnya terhadap indikator Kb_1, Kb_2, Kb_3, Kb_4, dan Kb_5 sehingga memiliki Discriminant Validity yang baik. Hal yang sama juga berlaku untuk konstruk pengungkapan korupsi yang memberikan nilai indikator yang lebih tinggi terhadap indikatornya dibandingkan dengan konstruk lainnya terhadap indikator Pk_1, Pk_2, Pk_3, Pk_4, Pk_5, Pk_6, dan Pk_8 sehingga memiliki Discriminant Validity yang baik. Semua nilai loading factor untuk setiap indikator dari masing- masing variabel laten sudah memiliki nilai loading factor yang paling besar dibanding nilai loading factor variabel laten lainnya. Hal ini berarti bahwa semua variabel laten sudah memiliki Discriminant Validity yang baik dimana konstruk laten memprediksi indikator pada blok mereka lebih baik dibandingkan dengan indikator di blok lainnya sehingga dapat disimpulkan semua variabel laten memiliki Discriminant Validity yang baik. Metode lain untuk menilai discriminant validity adalah nilai square root of Average Variance Extracted AVE. Direkomendasikan nilai AVE harus lebih besar dari 0,50 Fornnel dan Larcker, 1981 dalam Ghozali, 2015:75. 105 Tabel 4.12 Average Variance Extracted AVE AVE Profesionalisme 0,5486 Keahlian 0,5517 Kompetensi Bukti 0,5695 Pengungkapan Korupsi 0,6372 Sumber : Data primer yang diolah Tabel 4.12 menunjukkan AVE variabel profesionalisme sebesar 0,5486, AVE variabel keahlian sebesar 0,5517, AVE variabel kompetensi bukti sebesar 0,5695 dan AVE variabel pengungkapan korupsi sebesar 0,6372 yang berarti sudah memiiliki nilai AVE di atas 0,50 sebagaimana kriteria yang di rekomendasikan sehingga menunjukkan seluruh variabel memiliki Discriminant Validity yang baik. c. Hasil Reliability Kriteria Reliability dapat dilihat dari nilai Composite Reliability dan Cronbach Alpha dari masing-masing konstruk. Konstruk dikatakan memiliki reliabilitas yang tinggi mempunyai nilai Composite Reliability di atas 0,70 dan mempunyai nilai Cronbach Alpha di atas 0,60. 106 Tabel 4.13 Composte Reliability dan Cronbach Alpha CompositeReliability Cronbach Alpha Profesionalisme 0,8582 0,7972 Keahlian 0,8953 0,8629 Kompetensi Bukti 0,8684 0,8140 Pengungkapan Korupsi 0,9245 0,9043 Sumber : Data primer yang diolah Berdasarkan tabel 4.13 Composite Reliability variabel profesionalisme sebesar 0,8582, variabel keahlian sebesar 0,8953, variabel kompetensi bukti sebesar 0,8684 dan variabel pengungkapan korupsi sebesar 0,9245 yang berarti sudah memiliki nilai Composite Reliability di atas 0,70 dapat disimpulkan semua konstruk memenuhi kriteria reliabilitas. Cronbach Alpha variabel profesionalisme sebesar 0,7972, variabel keahlian sebesar 0,8629, variabel kompetensi bukti sebesar 0,8140, dan variabel pengungkapan korupsi sebesar 0,9043 yang berarti sudah memiliki nilai Cronbach Alpha di atas 0,60 sehingga menunjukkan tingkat konsistensi jawaban responden dalam setiap konstruk memiliki reliabilitas yang baik. 3. Hasil Uji Inner Model atau Structural Model Pengujian inner model atau model struktural dilakukan untuk melihat hubungan antar konstruk, nilai signifikan dan R-square dari model penelitian. Model struktural di evaluasi dengan menggunakan R- square untuk konstruk dependen, uji t, serta signifikansi dari koefisien parameter jalur struktural. 107 Gambar 4.1 Model Struktural Hasil Bootstrapping a. Hasil R-square Dalam menilai model dengan PLS dimulai dengan melihat R-square untuk setiap variabel laten dependen. Uji Goodness fit model adalah merupakan pengujian terhadap model struktural yang dilakukan dengan melihat nilai R-square Ghozali, 2015:78. Tabel 4.14 merupakan hasil estimasi R-square dengan menggunakan SamrtPLS. 108 Tabel 4.14 Nilai R-Square R-Square Profesionalisme Keahlian Kompetensi Bukti 0,2679 Pengungkapan Korupsi 0,5239 Sumber: Data primer yang diolah Pada penelitian ini menggunakan 2 buah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lainnya yaitu variabel kompetensi bukti yang dipengaruhi oleh variabel profesionalisme dan keahlian dan variabel pengungkapan korupsi yang dipengaruhi oleh variabel kompetensi bukti. Pada tabel 4.14 menunjukkan nilai R-square untuk variabel kompetensi bukti diperoleh sebesar 0,2679 dan untuk variabel pengungkapan korupsi diperoleh sebesar 0,5239. Hasil ini menunjukkan bahwa variabel profesionalisme dan keahlian auditor forensik secara simultan mampu menjelaskan variabel kompetensi bukti sebesar 26,79, sisanya 73,21 diterangkan oleh variabel lainnya yang tidak dihipotesiskan dalam model. Hasil selanjutnya untuk variabel profesionalisme, keahlian, dan kompetensi bukti mampu menjelaskan variabel pengungkapan korupsi sebesar 52,39, sisanya 47,61 diterangkan oleh variabel lainnya yang tidak dihipotesiskan dalam model. Menurut Chin 1998 dalam Ghozali 2015:78 nilai R-square ini termasuk dalam kategori moderat menuju tinggi. 109 b. Hasil Q-Square Q-Square mengukur seberapa baik nilai observasi dihasilkan oleh model dan juga estimasi parameternya. Suatu model dianggap mempunyai niai predictive relevance yang relevan jika nilai Q-Square lebih besar dari 0 nol. Besaran Q-Square memiliki nilai dengan rentang 0 Q 2 1, model semakin bak jika nilai Q-Square mendekati 1. Nilai Q-Square diperoleh dari: Q 2 = 1 – 1 – R 1 2 1 – R 2 2 = 1- [1 – 0,2679 2 ] [1 – 0,5239 2 ] = 1 – 1-0,0718 1-0,2745 = 1 – 0,9282 0,7255 = 1 – 0,6734 Q 2 = 0,3266 Hasil penghitungan Q-Square pada penelitian ini 0,3266 yang berarti bahwa 32,66 variabel independen dan intervening ini layak untuk menjelaskan variabel dependen yaitu pengungkapan korupsi. c. Hasil Goodness of Fit GoF Evaluasi model yang terakhir dengan melihat GoF dari model, Evaluasi goodness of fit model dilakukan untuk purification dan refinement terhadap uji validitas atau reliabilitas konstruk Ghozali, 2015:49 sehingga GoF ini digunakan untuk memvalidasi performa gabungan antara inner model dan outer model. Nilai GoF 110 ini terbentang antara 1-0 dengan interpretasi nilai ini adalah 0,1 GoF Kecil, 0,25 GoF Moderat dan 0,36 GoF Besar Wetzels et al , 2009 dalam Yamin, 2011:22. Nilai GoF diperoleh dari: GoF =√Com x R 2 = √0,7594 0,3959 =√0,3006 GoF = 0,5483 Hasil penghitungan GoF dalam penelitian ini menunjukkan nilai 0,5483, lebih besar dari 0,36. Sehingga model dalam penelitian ini memiliki kemampuan yang tinggi dalam menjelaskan data empiris. d. Hasil Uji Hipotesis Hasil uji hipotesis dilakukan untuk melihat pengaruh suatu konstruk terhadap konstruk lainnya dengan melihat koefisien parameter dan nilai t-statistik Ghozali, 2015:80. Dasar yang digunakan dalam menguji hipotesis adalah nilai yang terdapat pada output Path Coefficient untuk menguji model struktural. Hasil hipotesis yang diajukan, dapat dilihat dari besarnya t-statistik. Nilai t-statistik dibandingkan dengan nilai t-tabel yang ditentukan dalam penelitian ini adalah sebesar 1,9990 dimana diketahui nilai df sebesar 62 jumlah sampel dikurangi dua: 64- 2 dan α sebesar 0,05 111 two tailed. Batasan untuk menerima dan menolak hipotesis yang diajukan adalah ± 1,9990, dimana apabila nilai t-statistik berada pada rentang nilai -1,9990 dan 1,9990 maka hipotesis akan ditolak atau dengan kata lain menerima hipotesis nol Ho. Tabel 4.15 Path Coefficients Mean, STDEV, T-Value Original Original Sample O Sample Mean M Standard Deviation STDEV Standard Error STERR TStatistics I0STER P Value PROF KOMP 0,2496 0,2760 0,1235 0,1235 2,0210 0,0370 PROF PGKPN 0,1309 0,1302 0,0756 0,0756 1,7268 0,0930 KOMP PGKPN 0,4119 0,4361 0,1322 0,1322 3,1163 0,0020 KEAH KOMP 0,3079 0,3132 0,1284 0,1284 2,3986 0,0160 KEAH PGKPN 0,3157 0,3070 0,1261 0,1261 2,5030 0,0110 Sumber : Data primer yang diolah Tabel diatas menunjukkan bahwa pengaruh PROF profesionalisme terhadap KOMP kompetensi bukti sebesar 0,2496 dan signifikan pada 0,05 2,02101,9990. Pengaruh PROF profesionalisme terhadap PGKPN pengungkapan korupsi sebesar 0,1309 dan tidak signifikan pada 0,05 1,72681,9990. Pengaruh KOMP kompetensi bukti terhadap PGKPN pengungkapan korupsi sebesar 0,4119 dan signifikan pada 0,05 3,11631,9990. Pengaruh KEAH keahlian terhadap KOMP kompetensi bukti sebesar 0,3079 dan signifikan pada 0,05 2,39861,9990. Pengaruh KEAH keahlian terhadap PGKPN pengungkapan korupsi sebesar 0,3157 dan signifikan pada 0,05 2,50301,9990. 112 4. Hasil Uji Efek Intervening a. Hasil Uji Efek Intervening untuk Profesionalisme Auditor Forensik Terhadap Pengungkapan Korupsi melalui Kompetensi Bukti. 1 Langkah pertama dalam prosedur pengujian intervening adalah pengaruh langsung variabel independen terhadap variabel dependen harus signifikan. Tabel 4.16 Pengaruh Langsung Variabel Laten Profesionalisme Original Original Sample O Sample Mean M Standard Deviation STDEV TStatistics I0STERRI P Value PROF PGKPN 0,1309 0,1302 0,0756 1,7268 0,0930 Sumbe: Data primer yang diolah Hasil pengujian hipotesis yang dilakukan dengan metode bootstrapping menunjukkan bahwa profesionalisme auditor forensik dengan pengungkapan korupsi menunjukan nilai koefisien jalur sebesar 0,1309 dengan nilai t-statistics sebesar 1,7268. Nilai tersebut lebih kecil dari t-table 1,9990. Hal ini berarti profesionalisme auditor forensik tidak berpengaruh secara signifikan pada 0,05 terhadap pengungkapan korupsi atau sama halnya profesionalisme auditor forensik tidak berpengaruh signifikan langsung terhadap pengungkapan korupsi. Apabila pengaruh langsung tidak berpengaruh secara signifikan maka hal ini menunjukkan bahwa tidak ada efek intervening atau mediasi sehingga langkah selanjutnya tidak dapat diuji. 113 b. Hasil Uji Efek Intervening untuk Keahlian Auditor Forensik Terhadap Pengungkapan Korupsi melalui Kompetensi Bukti 1 Langkah pertama dalam prosedur pengujian intervening adalah pengaruh langsung variabel independen terhadap variabel dependen harus signifikan. Tabel 4.17 Pengaruh Langsung Variabel Laten Keahlian Original Original Sample O Sample Mean M Standard Deviation STDEV TStatistics I0STER P Value KEAH PGKPN 0,3157 0,3070 0,1261 2,5030 0,0110 Sumber: Data primer yang diolah Hasil pengujian hipotesis yang dilakukan dengan metode bootstrapping menunjukkan bahwa keahlian auditor forensik dengan pengungkapan korupsi menunjukan nilai koefisien jalur sebesar 0,3157 dengan nilai t-statistics sebesar 2,5030. Nilai tersebut lebih besar dari t-table 1,9990. Hal ini berarti keahlian auditor forensik memiliki pengaruh dan signifikan terhadap pengungkapan korupsi atau sama halnya keahlian auditor forensik berpengaruh signifikan langsung sebesar 0,3157 terhadap pengungkapan korupsi. Apabila pengaruh langsung signifikan maka hal ini menunjukkan terdapat efek intervening Hair et al, 2013 dalam Sholihin, 2014 langkah selanjutnya adalah menguji pengaruh tidak langsung. 114 2 Langkah kedua, pengaruh tidak langsung harus signifikan, setiap jalur yaitu variabel independen terhadap variabel intervening dan variabel intervening terhadap variabel dependen harus signifikan untuk memenuhi kondisi ini. Pengaruh tidak langsung ini diperoleh dengan formula pengaruh variabel independen pada variabel intervening dikalikan dengan pengaruh variabel intervening pada variabel dependen Hair et al, 2013 dalam Sholihin, 2014. Apabila pengaruh tidak langsung signifikan, maka hal ini menunjukkan bahwa variabel intervening mampu menyerap atau mengurangi pengaruh langsung pada pengujian pertama. Tabel 4.18 Pengaruh Tidak Langsung Variabel Laten Keahlian Original Original Sample O Sample Mean M Standard Deviation STDEV TStatistics I0STERR P Value KEAH KOMP 0,3079 0,3132 0,1284 2,3986 0,0160 KOMP PGKPN 0,4119 0,4361 0,1322 3,1163 0,0020 Sumber : Data primer yang diolah Hasil pengujian hipotesis yang dilakukan dengan metode bootstrapping menunjukkan bahwa keahlian auditor forensik dengan kompetensi bukti menunjukan nilai koefisien jalur sebesar 0,3079 dengan nilai t-statistics sebesar 2,3986. Nilai tersebut lebih besar dari t-table 1,9990. Hal ini berarti keahlian auditor forensik memiliki pengaruh dan signifikan pada 0,05 terhadap kompetensi bukti atau sama halnya keahlian auditor 115 forensik berpengaruh signifikan tidak langsung sebesar 0,3079 terhadap kompetensi bukti. Langkah selanjutnya menguji pengaruh signifikan tidak langsung variabel intervening terhadap pengungkapan korupsi. Hasil pengujian hipotesis yang dilakukan dengan metode bootstrapping menunjukkan bahwa kompetensi bukti dengan pengungkapan korupsi menunjukan nilai koefisien jalur sebesar 0,4119 dengan nilai t- statistics sebesar 3,1163. Nilai tersebut lebih besar dari t-table 1,9990. Hal ini berarti kompetensi bukti memiliki pengaruh dan signifikan terhadap pengungkapan korupsi atau sama halnya kompetensi bukti berpengaruh signifikan tidak langsung sebesar 0,4119 terhadap pengungkapan korupsi. Apabila pengaruh tidak langsung signifikan maka hal ini menunjukkan terdapat efek intervening Hair et al, 2013 dalam Sholihin, 2014 dan langkah terakhir adalah menghitung Vaiance Accounted for VAF. 3 Ketiga, menghitung VAF dengan formula Hair et al, 2013 dalam Sholihin, 2014 sebagai berikut: 116 Tabel 4.19 Penghitungan VAF Keahlian Auditor Forensik terhadap Pengungkapan Korupsi Melalui Kompetensi Bukti Pengaruh tidak langsung 0,30790,4119 0,1268 KEAH KOMP = 0,3079; KOMP PGKPN = 0,4119 Pengaruh langsung 0,3157 KEAH PGKPN = 0,3157 Pengaruh Total 0,3157+0,1268 0,4425 VAF 0,12680,4425 0,2865 Sumber : Data primer yang iolah Hasil pernghitungan VAF menunjukkan hasil 0,2865. Sehingga kompetensi bukti dapat menjadi variabel intervening keahlian auditor forensik terhadap pengungkapan korupsi sebesar 28,65 atau terdapat efek intervening parsial.

C. Pembahasan

Dokumen yang terkait

Pengaruh peran komite audit, keahlian auditor dan profesionalisme auditor terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer dengan teknologi informasi sebagai variabel moderating

1 10 192

Analisis pengaruh orientasi profesional terhadap kinerja auditor, konflik peran sebagai variabel intervening

0 7 98

PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN PROFESIONALISME TERHADAP KUALITAS AUDIT DENGAN ETIKA Pengaruh Kompetensi, Independensi, Dan Profesionalisme Terhadap Kualitas Audit Dengan Etika Auditor Sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris pada Kantor Akuntan P

0 2 20

PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, PROFESIONALISME DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP KUALITAS AUDIT DENGAN Pengaruh Kompetensi, Independensi, Profesionalisme Dan Pengalaman Kerja Terhadap Kualitas Audit Dengan Etika Auditor Sebagai Variabel Moderating (Studi

0 3 19

Pengaruh Profesionalisme Akuntan Forensik Terhadap Kompetensi Bukti Tindak Pidana Korupsi (Studi Kasus di Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan Provinsi Jawa Barat).

1 1 22

Pengaruh Profesionalisme Akuntan Forensik terhadap Kompetensi Bukti Tindak Pidana Korupsi (Studi Kasus di Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan Provinsi Jawa Barat).

0 1 29

PENGARUH KUALITAS LABA TERHADAP BIAYA MODAL DENGAN PENGUNGKAPAN SUKARELA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

0 0 2

PENGARUH PENGALAMAN, KOMPETENSI DAN INDEPENDENSI TERHADAP KINERJA AUDITOR DI SURABAYA DENGAN PROFESIONALISME SEBAGAI VARIABEL INTERVERNING - Perbanas Institutional Repository

0 1 21

PENGARUH PENGALAMAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS LAPORAN KEUANGAN DENGAN PROFESIONALISME AUDITOR SEBAGAI VARIABEL INTERVENING - Perbanas Institutional Repository

0 0 22

PENGARUH PROFESIONALISME, PENGALAMAN, DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA INTERNAL AUDITOR : KEPUASAN KERJA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING - Unika Repository

0 0 16