Pengaruh peran komite audit, keahlian auditor dan profesionalisme auditor terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer dengan teknologi informasi sebagai variabel moderating

(1)

PENGARUH PERAN KOMITE AUDIT, KEAHLIAN AUDITOR DAN PROFESIONALISME AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT ATAS

SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER DENGAN TEKNOLOGI INFORMASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING

(Studi Empiris Auditor Eksternal di Kantor Akuntan Publik Jakarta)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh: Ali Fahmi 107082003241

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


(2)

PENGARUH PERAN KOMITE AUDIT, KEAHLIAN AUDITOR DAN PROFESIONALISME AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT ATAS

SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER DENGAN TEKNOLOGI INFORMASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING

(Studi Empiris Auditor Eksternal di Kantor Akuntan Publik Jakarta)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh:

Ali Fahmi NIM 107082003241

Di Bawah Bimbingan

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011/1432 H


(3)

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Hari ini Selasa, 15 Maret 2011 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasiswa :

1. Nama : Ali Fahmi

2. NIM : 107082003241

3. Jurusan : Akuntansi

4. Judul Skripsi : “Pengaruh Peran Komite Audit, Keahlian Auditor, Profesionalisme Auditor Terhadap Kualitas Audit Atas Sistem Informasi Berbasis Komputer Dengan Teknologi Informasi Sebagai Variabel Moderating" (Studi Empiris Auditor Eksternal di Kantor Akuntan Publik Jakarta).

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 15 Maret 2011

1. Rahmawati, SE., MM ( )

NIP.19770814 2006404 2 003 Ketua

2. Hepi Prayudiawan, SE., AK., MM ( )

NIP. 19720516 200901 1 006 Sekretaris

3. Prof. Dr. Azzam Jasin, MBA ( )


(4)

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Hari ini Rabu, 14 Juni 2011 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:

1. Nama : Ali Fahmi

2. NIM : 107082003241

3. Jurusan : Akuntansi Audit

5. Judul Skripsi : “Pengaruh Peran Komite Audit, Keahlian Auditor, Profesionalisme Auditor Terhadap Kualitas Audit Atas Sistem Informasi Berbasis Komputer Dengan Teknologi Informasi Sebagai Variabel Moderating" (Studi Empiris Auditor Eksternal di Kantor Akuntan Publik Jakarta).

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 14 Juni 2011

1. Prof. Dr. Abdul Hamid, MS ( )

NIP. 19570617 198503 1 002 Ketua

2. Rahmawati, SE., MM ( )

NIP. 19770814 2006404 2 003 Sekretaris

3. Dr. Amilin SE., Ak., MSi ( )

NIP. 19730615200501 1 009 Pembimbing I

4. Atiqah, SE., MSi

NIP.19820120 200912 2 004

5. Yessi Fitri, SE., Ak., MSi ( )


(5)

LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Saya, yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Ali Fahmi

NIM : 107082003241

Jurusan : Akuntansi

Judul Skripsi : Pengaruh Peran Komite Audit, Keahlian Auditor Dan Profesionalisme Auditor Terhadap Kualitas Audit Atas Sistem Informasi Berbasis Komputer Dengan Teknologi Informasi Sebagai Variabel Moderating (Studi Empiris Auditor Eksternal Di Kantor Akuntan Publik Jakarta) Menyatakan bahwa hasil penelitian skripsi yang telah saya buat ini merupakan hasil karya sendiri dan benar keasliannya. Apabila ternyata dikemudian hari penulisan skripsi ini merupakan hasil plagiat atau penjiplakan terhadap karya orang lain, maka saya bersedia mempertanggungjawabkan sekaligus menerima sanksi berdasarkan aturan tata tertib di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak ada unsur paksaan.


(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

IDENTITAS PRIBADI

Nama : Ali Fahmi

Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta / 03 Mei 1988

Address : Jalan. Andara Dalam Gg. Pribadi I No. 10 Rt. 01/05 Pangkalan Jati Baru, Limo, Depok. 16513

Phone Number : Mobile: 085697520513/02191064188

E-mail : ultramancupuw@gmail.com

PENDIDIKAN

Jurusan Tahun IPK

SDI Roudlatul Jannah 1994-2000

SMPI Al-Hidayah I 2000-2003

SMAN 97 Jakarta Selatan 2003-2006

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah J Accounting 2007- …… 3.33

PENGALAMAN ORGANISASI

Organisasi Tahun Posisi Tempat

OSIS SMAN 97 Jakarta 2004-2005 Anggota SMAN 97 Jakarta

KIR (Kelompok Ilmaih Remaja) SMAN 97 Jakarta

2003-2005 Anggota SMAN 97 Jakarta

BEM FEB UIN Jakarta 2008-2009 Staff Divisi Kemahasiswaan

UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

BEM FEB UIN Jakarta 2009-2010 SEKUM UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta International Students Organization

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2010- Pengarah UIN Syarif


(7)

Training/Seminar

No. Training Pelaksana Waktu Tempat

1 MABIMS

Youth Leadership Training

Kementrian Agama Republik Indonesia

8 hari Bandung, Jawa Barat

2 Shell Live Wire Shell Indonesia 1 hari Wisma Syahida 3 Workshop Audit

Investigatif

BEMJ Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah

2 hari UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta 4. Training of Takling

Disaster Pilot Project

Kementrian Pemuda dan Olah Raga Republik Indonesia

5 hari Cianjur, Jawa Barat

5 International Office (IO)

Volunteer

UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

2 tahun UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

LATAR BELAKANG KELUARGA

Nama Ayah : Udin Zunaidi

Tempat, Tanggal Lahir : Bogor, 12 Agustus 1960

Alamat : Pangkalan Jati Baru, Limo, Depok.

Nama Ibu : Umi Kulsum

Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 25 Juni 1963


(8)

INFLUENCEOFAUDIT COMMITTEE’S ROLE, AUDITOR EXPERTISE, AND AUDITOR PROFESSIONALISM TO QUALITY OF AUDITING OF COMPUTER-BASED INFORMATION SYSTEM WITH INFORMATION

TECHNOLOGY AS MODERATING VARIABLE ABSTRACT

This study examines the influence ofaudit committee’s role, auditor expertise,

and auditor profesionalism to quality of auditing of computer-based information system with information technology as moderating variable. Respondents in this study are auditors who worked for Public Accounting Firm in Jakarta. The number of auditor that were visited in this study were 75 auditors from 20 Public Accounting Firms. The method of determining the sample is by using purposive sampling method, while the data processing methods used by researcher are the multiple regression and absolute gap value analysis.

The result shows the audit committee, auditor expertise, and auditor professionalism and simultaneously and significantly influence quality of auditing of computer-based information system, information technology can be a modertaing variable to auditor expertise, and auditor profesionalism but it can not be a moderating variable for audit committee.

Keyword: Audit committee, auditor expertise, auditor profesionalism, information technology, quality of auditing of computer-based information system.


(9)

PENGARUH PERAN KOMITE AUDIT, KEAHLIAN AUDITOR, DAN PROFESSIONALISME AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT ATAS

SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER DENGAN TEKNOLOGI INFORMASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING

ABSTRAK

Penelitian ini menguji pengaruh peran komite audit, keahlian auditor, dan profesionalisme auditor terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer dengan teknologi informasi sebagai variabel moderating. Responden dalam penelitian ini adalah para auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik di Jakarta. Jumlah auditor yang menjadi sampel penelitian ini adalah 75 auditor dari 20 Kantor Akuntan Publik. Metode penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian adalah purposive sampling, sedangkan metode pengolahan data yang digunakan peneliti adalah analisi regresi berganda dan analisis regresi uji nilai selisih mutlak.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa komite audit, keahlian auditor, dan profesionalisme auditor secara simultan dan signifikan berpengaruh terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer dan teknologi informasi merupakan variabel moderating bagi keahlian auditor, dan profesionalisme auditor tetapi bukanlah variabel moderating bagi komite audit.

Kata kunci: komite audit, keahlian auditor, profesionalisme auditor, teknologi informasi, kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer.


(10)

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah S. W. T yang telah memberikan rahmat karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Peran Komite Audit, Keahlian Auditor Dan Profesionalisme Auditor Terhadap Kualitas Audit Atas Sistem Informasi Berbasis Komputer Dengan Teknologi Informasi Sebagai Variabel Moderating” (Studi Empiris Auditor Eksternal Di Kantor Akuntan Publik Jakarta). Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi di Universitas UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada:

1. Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya yang diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Kedua orang tua yang telah memberikan semangat serta doa yang tiada henti-hentinya kepada penulis.

3. Keluargaku yang telah menyemangati dan memberikan banyak inspirasi dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Prof. Dr. abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Ibu Rahmawati, SE., MM selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Ibu Yessi Fitri, SE., Ak., M.Si selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

7. Bapak Dr. Amilin, SE., Ak., M.Si selaku dosen Pembimbing Skripsi I yang telah bersedia memberikan waktunya yang sangat berharga untuk membimbing penulis selama menyusun skripsi ini.


(11)

8. Ibu Atiqah, SE., M.Si selaku dosen Pembimbing Skripsi II yang telah bersedia memberikan waktunya serta menberikan pengarahan dan bimbingannya dalam penulisan skripsi ini.

9. Seluruh staff pengajar dan karyawan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bantuan kepada penulis.

10. Kepada seluruh staff International Office (IO) UIN Jakarta, Ibu Yeni Ratna Yunigsih, Ph.D, Ibu Elvi Vetrina, MIT, Ibu Cut Erika AF, SE.,MBA, Ibu Julie Trisnadewi, S.Sn, Ka Iin Handayani, S.Sos, Bapak Willy Oktaviano, Lc., MA, Bapak Zaenal Muttaqien, MPP, Bapak Ubaid Ridlo, MA yang telah menjadi orang tua sekaligus sahabat serta rekan kerja yang tiada henti-hentinya memberikan pelajaran dan support kepada penulis.

11. Kepada seluruhVolunteer International Office (IO) UIN Jakarta (kurcio IO) dan Student Buddies, Kiki Adrianus, Arief, Ka Ara, Dewi Antariksa, Zaza yang menjadi teman serta keluarga selama ini.

12. Kepada teman-teman International Students UIN Jakarta (Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, South Africa, Korea Selatan, Somalia, Syria, Turki, Iran) yang tidak bisa disebutkan satu persatu, tetap semangat dan rajinlah dalam menuntut ilmu.

13. Kepada Mr. Saul Allens (Michigan University Researcher) yang telah memberikan banyak pelajaran dan ilmunya kepada penulis serta bimbingannya dalam menyelesaikan skripsi ini.

14. Kepada semua teman-teman “Akuntansi A angkatan 2007” kalian membuat masa-masa kuliah selama ini menjadi lebih indah dan berwarna.

15. Kepada semua teman-teman Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis 2008-2010 terima kasih atas semua bantuan, kerjasama, support, serta dedikasi kalian dalam memajukan BEM FEB.


(12)

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh, karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak.

Jakarta, Mei 2011


(13)

DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Lembar Pengesahan Skripsi... ii

Lembar Pengesahan Uji Komprehensif ... iii

Lembar Pernyataan Bebas Plagiat ... v

Daftar Riwayat Hidup ... vi

Abstract... viii

Abstrak... ix

Kata Pengantar ... x

Daftar Isi ... xi

Daftar Tabel... xii

Daftar Gambar... xiii

Daftar Lampiran ... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Perumusan Masalah ... 13

C. Tujuan & Manfaat Penelitian ... 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep dan Ruang Lingkup Auditing ... 17

1. Pengertian Auditing Secara Umum... 17

2. Jenis Audit... 23


(14)

c. Audit atas Laporan Keuangan (Finacial Audit) ... 24

d. Audit Sistem Informasi (Computer Audit)... 24

B. Pengertian Sistem Informasi ...26

C. Audit Sistem Informasi ... 28

1. Pengertian Audit Sistem Informasi ... 28

2. Tujuan Audit Sistem Informasi... 29

3. Metode Pemprosesan Data... 30

4. Pendekatan Audit Sistem Informasi (PDE) dengan Komputer.. 33

5. Perbedaan antara Pengolahan Data Elektronik dengan Pengolahan Data Manual ... 35

D. Kualitas Audit ... 36

E. Komita Audit... 39

F. Keahlian Auditor... 42

G. Profesionalisme Auditor... 44

1. Pengertian Profesionalisme Auditor ... 44

2. Konsep Profesionalisme... 46

H. Teknologi Informasi... 48

I. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 51

J. Keterkaitan Antar Variabel ... 58

1. Hubungan Peran Komite Audit dengan Kualitas Audit atas Sistem Informasi Berbasis Komputer ... 58

2. Hubungan Keahlian Auditor dengan Kualitas Audit atas Sistem Informasi Berbasis Komputer ... 59


(15)

3. Hubungan Profesionalisme Auditor dengan Kualitas Audit atas

Sistem Informasi Berbasis Komputer ... 60

4. Hubungan Teknologi Informasi dengan Kualitas Audit atas Sistem Informasi Berbasis Komputer ... 61

K. Model Penelitian ... 63

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian... 66

B. Metode Penentuan Sampel... 66

1. Populasi dan Sampel ... 66

2. Metode Penentuan Sampel... 67

C. Metode Pengumpulan Data ... 67

D. Metode Analisis Data... 68

1. Uji Kualitas Data... 68

a. Uji Validitas ... 69

b. Uji Reliabilitas ... 69

2. Tahap Persiapan Data... 70

3. Uji Asumsi Klasik ... 71

a. Uji Multikolonieritas... 71

b. Uji Heteroskedastisitas... 72

c. Uji Normalitas... 72

4. Uji Hipotesis ... 73

a. Analisis Regresi Berganda ... 73


(16)

c. Uji Statistik t ... 76

d. Uji Statistik Signifikan (F) ... 77

E. Operasional Variabel Penelitian... 77

1. Variabel Independen ... 77

2. Variabel Moderating ... 79

3. Variabel Dependen... 80

4. Operasional Variabel... 81

BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN...84

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitan ... 84

1. Tempat dan Waktu Penelitian ... 84

2. Karakteristik Profil Responden ... 86

B. Hasil Uji Instrumen penelitian ... 90

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ... 90

2. Hasil Uji Kualitas Data ... 91

3. Hasil Uji Asumsi Klasik ... 95

4. Hasil Uji Hipotesis dan Pembahasan ... 100

BAB V PENUTUP ...116

A. Kesimpulan ...116

B. Implikasi ...118

C. Saran ...119

DAFTAR PUSTAKA ...121


(17)

DAFTAR TABEL

No. Keterangan Halaman

2.1 Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu ...52

3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian ... 81

4.1 Data Sampel Penelitian ... 85

4.2 Data Distribusi Sampel Penelitian ... 85

4.3 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 87

4.4 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Posisi Terakhir ... 87

4.5 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 88

4.6 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Usia ... 89

4.7 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja ... 90

4.8 Hasil Uji Statistik Deskriptif ... 91

4.9 Hasil Uji Validitas Komite Audit ... 92

4.10 Hasil Uji ValiditasKeahlian Auditor ... 92

4.11 Hasil Uji Validitas Professionalisme Auditor ... 93


(18)

No. Keterangan Halaman 4.13 Hasil Uji Validitas Kualitas Audit Atas Sistem Informasi Berbasis

Komputer……. ... 94 4.14 Hasil Uji Reliabilitas ... 95 4.15 Hasil Uji Multikolonieritas ... 96 4.16 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)

Variabel Y, X1, dan X4 ... 100 4.17 Hasil Uji Statistik F Variabel Y, X1, dan X4 ... 101 4.18 Hasil Uji Statistik t Variabel Y, X1, dan X4 ... 102 4.19 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)

Variabel Y, X2, dan X4 ... 105 4.20 Hasil Uji Statistik F Variabel Y, X2, dan X4 ... 105 4.21 Hasil Uji Statistik t Variabel Y, X2, dan X4 ... 106 4.22 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)

Variabel Y, X3, dan X4 ... 108 4.23 Hasil Uji Statistik F Variabel Y, X3, dan X4 ... 109 4.24 Hasil Uji Statistik t Variabel Y, X3, dan X4 ... 110 4.25 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)

Variabel Y, X1, X2, dan X3... 112 4.26 Hasil Uji Statistik F Variabel Y, X1, X2, dan X3 ... 113


(19)

DAFTAR GAMBAR

No. Keterangan Halaman

2.1 Skema Kerangka Pemikiran ... 64

4.1 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot ... 97

4.2 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik Histogram ... 98


(20)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Keterangan Halaman

1 Surat Penelitian Skripsi ... 128

2 Surat Keterangan dari KAP ... 130

3 Kuesioner Penelitian... 133

4 Daftar Jawaban Responden ... 141


(21)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Dari profesi akuntan publik, masyarakat mengharapkan penilaian yang bebas dan tidak memihak terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen perusahaan dalam laporan keuangan. Profesi akuntan publik bertanggungjawab untuk meningkatkan tingkat keandalan laporan keuangan perusahaan, sehingga masyarakat memperoleh informasi keuangan yang handal sebagai dasar pengambilan keputusan.

Informasi keuangan merupakan salah satu informasi yang digunakan untuk pengambilan keputusan ekonomis. Laporan keuangan perlu diaudit, hal ini bertujuan untuk memastikan kesesuaian laporan keuangan yang disusun oleh manajemen dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Dalam perusahaan publik, pemilik tidak bisa secara langsung melakukan verifikasi terhadap informasi keuangan yang disajikan oleh manajemen.

Kepercayaan yang besar dari masyarakat serta pemakai laporan keuangan auditan dan jasa lainnya yang diberikan oleh akuntan publik inilah yang akhirnya mengharuskan akuntan publik memperhatikan kualitas audit yang dihasilkannya agar tidat terjadiaudit failure. Kasus audit failurepernah terjadi dan menimpa pada sejumlah perusahaan terkemuka seperti Enron, Xerox, Tyco dan Worldcom yang melibatkan banyak pihak dan berdampak luas


(22)

(Riyanto,2007:148). Sebagai contoh kasus Enron yang terjadi pada tahun 2000, yang melibatkan Chief Executive Officier (CEO), komisaris, komite audit, auditor internal sampai dengan auditor eksternal (Susiana dan Herawati, 2007:1). Skandal Enron berupa perhitungan atas total revenue Enron tahun 2000 dinyatakan sebesar $US 100,8 milyar dan dibenarkan oleh auditor eksternal Arthur Andersen. Laporan keuangan tersebut diuji kembali oleh Petroleum Finance Company (PFC) dan ternyata hanya berjumlah $US 9 milyar dan Enron mempunyai utang senilai $US 1,2 milyar yang disembunyikan dengan teknikoff-balance sheet. Hal ini mengakibatkan Enron pailit, rusaknya citra profesi akuntan, dan kerugian ratusan juta dialami investor (Riyanto, 2007: 148).

Di Indonesia, kasusaudit failure terjadi pada perusahaan Kimia Farma dan Bank Lippo (Riyanto, 2007:148). Kasus perusahaan Kimia Farma terjadimark up terhadap laba tahun 2001 ditulis Rp. 132 milyar padahal sebenarnya hanya senilai Rp. 99,594 milyar. Sedangkan pada Bank Lippo terjadi pembukuan ganda pada tahun 2002. Pada tahun tersebut BAPEPAM menemukan adanya tiga versi laporan keuangan. Laporan yang berbeda itu, pertama, yang diberikan kepada publik atau diiklankan melalui media massa pada tanggal 28 Nopember 2002. Kedua, laporan ke BEJ pada tanggal 27 Desember 2002, dan ketiga, laporan yang disampaikan akuntan publik, dalam hal ini kantor akuntan publik Prasetio, Sarwoko & Sandjaja dengan auditor Ruchjat Kosasih dan disampaikan kepada manajemen Bank Lippo pada tanggal 6 Januari 2003. Dari ketiga versi laporan keuangan tersebut yang benar-benar telah diaudit dan


(23)

mencantumkan “opini wajar tanpa pengecualian” adalah laporan yang disampaikan pada tanggal 6 Januari 2003. Akibat adanya manipulasi tersebut maka Bapepam menjatuhkan sanksi denda sebesar Rp. 500.000.000,- kepada PT. Kimia Farma Tbk dan kepada auditornya sebesar Rp. 100.000.000,-. Sedangkan untuk Bank Lippo dijatuhkan sanksi sebesar Rp. 2,5 Milyar, karena pencantuman kata “diaudit” dan “opini wajar tanpa pengecualian” di laporan keuangan 30 September 2002 yang dipublikasikan pada tanggal 28 Nopember 2002, dan sanksi denda sebesar Rp. 3,5 Milyar juta kepada Ruchjat Kosasih selaku partner akuntan publik (KAP) Prasetio, Sarwoko & Sandjaja karena keterlambatan penyampaian informasi penting mengenai penurunan agunan yang diambil alih (AYDA) Bank Lippo selama 35 hari.

Berdasarkan kasus-kasus audit failures diatas, maka dapat disimpulkan bahwa masih rentannya profesi akuntan dalam menghadapi kecurangan terhadap profesi yang dijalankannya, terlebih pada kualitas audit yang dihasilkannya sehingga untuk meminimalisasiaudit failure tersebut dibutuhkan independensi, kompetensi serta integritas yang tinggi oleh para auditor.

Penggunaan teknologi serta pendekatan komputerisasi dalam proses keuangan diyakini menjadi salah satu cara untuk meminimalisasi adanya audit failure. Kehadiran dan pesatnya perkembangan teknologi informasi dewasa ini memberikan berbagai kemudahan pada kegiatan bisnis dalam lingkungan yang semakin penuh ketidakpastian. Peran teknologi informasi sebagai alat bantu dalam pembuatan keputusan bisnis pada berbagai fungsi maupun peringkat manajerial, menjadi semakin penting bagi pengelola bisnis karena kemapuan


(24)

teknologi informasi dalam mengurangi ketidakpastian. Di bidang sistem informasi, teknologi adalah suatu hal yang menjamah ke segala arah khususnya dalam rantai nilai, karena setiap aktivitas akan menciptakan nilai dan memakai informasi (Ekayani, Ghozali, dan Zulaekha, 2005:820).

Teknologi informasi juga dapat membantu meningkatkan sistem informasi akuntansi. Sistem informasi yang berbasis komputer dapat melakukan fungsinya secara lebih cepat dan tepat serta pemprosesan datanya akan lebih murah bila dibandingkan dengan sistem manual. Kebutuhan penggunaan akan alat bantu dalam pengolahan data sesungguhnya sudah dikenal dari zaman dahulu. Bangsa Yunani dan Romawi (400 SM) tercatat sebagai bangsa yang mempopulerkan penggunaan lempengan kayu, tulang, lilin dan lembaga metal untuk pembuatan catatan dalam perhitungan hutang piutang, pengeluaran, dan pencatatan harta yang dimiliki pertama kali. Setelah abad 19 terjadi peralihan dari alat manual ke alat mekanik dan mekanik elektronik.

Pada awalnya, penggunaan teknologi informasi pada akuntansi adalah untuk mengatasi masalah-masalah yang ada pada akuntansi manual yang berhubungan dengan kesalahan dan ketidak-efisienan manusia serta penggunaan kertas. Teknologi informasi membuka peluang untuk mengurangi kejadian-kejadian dan biaya yang terkait dengan permasalahan tersebut. Disini dapat dilihat bahwa sistem informasi akuntansi berbasis komputer pada awalnya ditujukan untuk mendukung efisiensi operasi perusahaan. Untuk itu seorang atasan perlu mempunyai ukuran kinerja para karyawan supaya tidak timbul suatu masalah. Informasi tentang kinerja karyawan juga diperlukan pula


(25)

bila suatu saat atasan ingin mengubah suatu sistem yang ada. Kita sering terjebak untuk menilai seseorang berkinerja buruk, padahal sistem atau peralatan yang digunakan yang tidak memenuhi syarat (Juwono, 2000).

Laporan dan pelaporan keuangan yang merupakan salah satu wujud pertanggungjawaban manajemen atas pengelolaan sumber daya perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan selama periode tertentu. Pelaporan keuangan dengan menggunakan komputer dapat meningkatkan efektivitas manajemen perusahaan dalam menganalisis, mensupervisi dan merevisi kegiatan operasional perusahaan. Perusahaan dalam perkembangannya selalu berusaha untuk mempertahankan keunggulan dalam berbisnis dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja dan nilai perusahaan tersebut.

Penggunaan sistem akuntansi berbasis komputer ini didukung karena memiliki beberapa keunggulan antara lain dapat memproses sejumlah transaksi dengan cepat dan terintegrasi, dapat menyimpan dan mengambil data dalam jumlah besar, dapat mengurangi kesalahan matematis, menghasilkan laporan dengan tepat waktu dalam berbagai bentuk serta dapat menjadi alat bantu pengambilan keputusan.

Kondisi perusahaan yang telah beralih dari sistem akuntansi manual menjadi sistem Pengolahan Data Elektronik (PDE), menuntut auditor untuk melakukan perubahan pada prosedur dan tehnik pengolahan data yang digunakan dalam melakukan tugas auditnya. Dampak perubahan teknologi informasi bagi seorang auditor yang dikemukakan oleh Murphy dan Parker


(26)

(1989) dalam Wibowo dan Hardiningsih (2003), menyatakan bahwa terdapat perubahan tradisi berkurangnya bukti tertulis dimana auditor harus memahami akses rutin ke dalam sistem, sistem otorisasi organisasi serta memahami bagaimana sistem bekerja melakukan perhitungan. Adapun dampak lain yang ditimbulkan dari penggunaan teknologi informasi berbasis komputer adalah munculnya perilaku computer anxiety yakni menurut Sudaryono dan Astuti (2005:896), adalah sebagai suatu kecenderungan seseorang menjadi susah, khawatir atau ketakutan mengenai penggunaan teknologi informasi (komputer) pada masa sekarang atau pada masa yang akan datang.

Untuk mengatasi permasalahan yang timbul akibat penggunaan sistem informasi berbasis komputer di atas, untuk itu perlu adanya pencegahan terhadap segala bentuk kesalahan dan pengamanan terhadap sistem informasi berbasis komputer tersebut. Dalam hal ini auditor harus memahami dan dapat menilai serta menguji rancangan pengendalian intern ketika melaksanakan audit sistem informasi berbasis komputer. Namun untuk melaksanakan audit sistem informasi berbasis komputer tentunya seorang auditor sistem informasi harus memenuhi standar kualitas audit sistem informasi. Karena bagaimana pun juga peran auditor independen sangat diperlukan sebagai pemberi opini atas kewajaran dan keyakinan kegiatan operasional suatu perusahan dan lembaga ekonomi lainnya yang menggunakan sistem akuntansi berbasis komputer. Dengan demikian peran auditor menjadi suatu hal yang penting bagi Kantor Akuntan Publik (KAP) untuk meningkatkan kualitas jasa audit yang diberikannya.


(27)

Kepercayaan yang besar dari pemakai laporan keuangan auditan dan jasa lainnya yang diberikan oleh akuntan publik inilah yang akhirnya mengharuskan akuntan publik memperhatikan kualitas audit yang dihasilkannya. Kusharyanti (2003) mendefinisikan kualitas audit sebagai kemungkinan dimana seorang auditor akan menemukan dan melaporkan pelanggaran yang ada dalam sistem akuntansi kliennya. Kemungkinan dimana auditor akan menemukan salah saji materil tergantung pada kualitas pemahaman auditor (kompetensi) sementara tindakan melaporkan salah saji tergantung pada independensi auditor. Sementara itu AAA Financial Accounting Committee (2000) dalam Christiawan (2002:83) menyatakan bahwa “kualitas audit ditentukan oleh dua hal, yaitu kompetensi dan independensi.” Kedua hal tersebut berpengaruh langsung terhadap kualitas audit.

Kualitas audit ini sangat penting karena dengan kualitas audit yang tinggi maka akan dihasilkan laporan keuangan yang dapat dipercaya sebagai dasar pengambilan keputusan. Selain itu adanya kekhawatiran akan merebaknya skandal keuangan, dapat mengikisnya kepercayaan publik terhadap laporan keuangan auditan dan akuntan publik. Keterlibatan CEO, komisaris, komite audit, internal auditor, sampai kepada auditor eksternal salah satunya dialami oleh Enron, cukup membuktikan bahwa kecurangan banyak dilakukan oleh orang-orang dalam. Terungkapnya skandal-skandal sejenis ini menyebabkan merosotnya kepercayaan masyarakat khususnya masyarakat keuangan, yang


(28)

salah satunya ditandai dengan turunnya harga saham secara drastis dari perusahaan yang terkena kasus.

Keterlibatan komite audit diharapkan mampu meningkatkan kualitas audit. Urgensi keterlibatan komite audit ada pula kaitannya dengan belum optimalnya peran pengawasan yang ditanggung dewan komisaris di banyak perusahaan di negara-negara korban krisis yang lalu. Indonesia khususnya semakin diperparah dengan adanya karakteristik umum yang melekat pada entitas bisnis kita berupa pemusatan control atau pengendalian kepemilikan perusahaan di tangan pihak tertentu atau segelintir pihak saja. Tugas pokok dari komite audit pada prinsipnya adalah membantu dewan komisaris dalam melakukan fungsi pengawasan atas kinerja perusahaan. Hal tersebut terutama berkaitan dengan review sistem pengendaliam intern perusahaan, memastikan kualitas laporan keuangan, dan meningkatkan efektivitas fungsi audit. Adanya komite audit diharapkan dapat memberikan rekomendasi akuntan publik, menilai hal-hal yang menyangkut penugasan akuntan publik (seperti engangement letter dan estimated fees), menilai kebijakan akuntansi serta pelaksanaanya, dan meneliti laporan keuangan, termasuk laporan tahunan, laporan auditor danmanagement letter.

Keahlian seorang auditor menjadi syarat utama yang harus dimiliki seorang auditor dalam melaksanakan tugasnya selain independensi dari seorang auditor tersebut. Hal ini sama halnya seperti yang ada dalam Pernyataan Standar Auditing (SPAP, 2001:150.1) bahwa selain independensi persyaratan utama yang harus dimiliki oleh seorang auditor adalah keahlian dan due


(29)

professional care. Namun seringkali definisi keahlian dalam bidang auditing diukur dengan pengalaman (Mayangsari, 2003). Rahmawati dan Winarna (2002), dalam risetnya menemukan fakta bahwa pada auditor, expectation gap terjadi karena kurangnya pengalaman kerja dan pengetahuan yang dimiliki hanya sebatas pada bangku kuliah saja. Padahal auditor ketika mengaudit harus memiliki keahlian yang meliputi dua hal unsur yaitu, pengetahuan dan pengalaman. Karena berbagai alasan seperti yang diungkapkan di atas, pengalaman kerja telah dipandang sebagai suatu faktor penting dalam memprediksi kinerja akuntan publik, dalam hal ini semakin ahli dan berpengalaman seorang auditor maka semakin baik dan memadai pula kualitas audit yang dihasilkan.

Profesionalisme menjadi syarat utama bagi seseorang yang ingin menjadi seorang auditor eksternal. Sebab dengan profesionalisme yang tinggi kebebasan auditor akan semakin terjamin. Untuk menjalankan peranannya yang menuntut tanggungjawab yang semakin luas, auditor eksternal harus memiliki wawasan yang luas tentang kompleksitas organisasi modern. Gambaran tentang profesionalisme seorang auditor menurut Hall (1968), tercermin dalam lima hal, yaitu: pengabdian pada profesi, kewajiban sosial, kemandirian, kepercayaan terhadap peraturan profesi, dan hubungan dengan sesama rekan seprofesi. Dalam rangka memenuhi persyaratan sebagai seorang profesional, auditor harus menjalani pelatihan yang cukup. Pelatihan tersebut berupa kegiatan-kegiatan, seperti seminar, simposium, lokakarya pelatihan itu sendiri dan kegiatan penunjang keterampilan lainnya.


(30)

Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa penggunaan teknologi informasi dewasa ini telah banyak berpengaruh besar terhadap perkembangan audit sistem informasi (Juwono, 2000). Sehingga perubahan dari sistem akuntansi manual menjadi sistem akuntansi yang didukung oleh teknologi komputer mengharuskan seorang auditor dalam melakukan auditing mengikuti suatu jejak elektronik (electronic trail) dan tidak lagi melacak melalui kertas-kertas. Penelitian mengenai keterkaitan teknologi informasi telah banyak dilakukan diantaranya Jurnali dan Supomo (2002) yang meneliti tentang pengaruh faktor kesesuaian tugas teknologi dan pemanfaatan teknologi informasi terhadap kinerja akuntan publik. Hasil penelitiannya bahwa teknologi informasi berpengaruh positif terhadap kinerja akuntan publik. Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Sangsoko (2002) tentang audit sistem informasi: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat penerapannya pada kantor akuntan publik di Indonesia. Dari hasil penelitian ini didapat faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat penerapan pada akuntan publik antara lain adalah umur kantor akuntan publik, kebutuhan dan dorongan kesadaran dari kantor akuntan publik, kemampuan dan pendidikan dari personalia kantor akuntan publik, adanya petunjuk atau pedoman audit sistem informasi dan kemampuan teknik-teknik audit sistem informasi. Hasil penelitian tersebut menyimpulkan bahwa faktor-faktor tersebut mempunyai pengaruh yang positif terhadap tingkat penerapan audit sistem informasi. Berdasarkan Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP, 2001), audit yang dilaksanakan auditor dikatakan berkualitas jika memenuhi ketentuan dan


(31)

standar pengauditan. Standar pengauditan tersebut mencakup mutu professional auditor, independensi, pertimbangan yang digunakan dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporan audit. Jadi seorang auditor dapat menghasilkan laporan audit yang berkualitas jika auditor tersebut melaksanakan pekerjaanya secara profesional.

Penelitian mengenai kualitas audit penting bagi KAP dan auditor agar mereka dapat mengetahui faktor-faktor yang menpengaruhi kualitas audit dan selanjutnya dapat meningkatkan kualitas audit yang dihasilkannya. Bagi pemakai jasa audit, penelitian ini penting yakni untuk menilai sejauh mana akuntan publik dapat konsisten dalam menjaga kualitas audit yang diberikannya. Pada penelitian kali ini, penulis ingin meneruskan hasil penelitian dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Yunita (2010) tentang “Pengaruh keterlibatan komite audit, Kompetensi, dan Independensi terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer” sehingga penelitian ini mengacu pada hasil penelitian-penelitian sebelumnya.

Pada penelitian Nurchasanah dan Rahmanti (2004) menganalisis faktor-faktor penentu kualitas audit. Hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa faktor pengalaman audit dan faktor keterlibatan pimpinan KAP berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit.

Christina (2007), menyatakan bahwa kualitas audit ditentukan oleh kompetensi dan independensi. Hasil penelitian tersebut menyimpulkan kompetensi dan independensi secara simultan dan parsial berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit pada beberapa KAP di Jawa Tengah.


(32)

Peneliatian yang dilakukan oleh Yunita (2010), menyatakan bahwa keterlibatan komite audit, kompetensi, dan independensi auditor berpengaruh signifikan secara simultan terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer.

Peneliti ingin mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil penelitian ini dengan penelitian sebelumnya. Perbedaan antara peneliti ini dengan penelitian terdahulu adalah pada penelitian ini peneliti mengganti dua variabel independen dari peneliti terdahulu yakni independensi dan kompetensi dengan variabel independen (bebas) keahlian auditor dan profesionalisme auditor serta menambahkan satu variabel independen yaitu teknologi informasi sebagai variabel moderating. Penggantian dua variabel terdahulu dilakukan karena sudah seringnya variabel independensi dan kompetensi dijadikan variabel penelitian terhadap kualitas audit oleh para peneliti serta dua variabel tersebut sudah terbukti dan teruji berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit.

Berdasarkan dari penelitian-penelitian sebelumnya, terlihat bahwa kualitas audit tidak bisa diukur secara pasti, sehingga hasil penelitiannya pun berbeda-beda. Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Peran Komite Audit, Keahlian Auditor dan Profesionalisme Auditior Terhadap Kualitas Audit atas Sistem Informasi Berbasis Komputer dengan Teknologi Informasi sebagai Variabel Moderating”.


(33)

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang diuraikan sebelumnya, maka dalam penelitian ini dirumuskan permasalah dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:

1. Apakah peran komite audit dapat mempengaruhi secara signifikan kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer dengan teknologi informasi sebagai pemoderasi?

2. Apakah keahlian auditor dapat mempengaruhi secara signifikan kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer dengan teknologi informasi sebagai pemoderasi?

3. Apakah profesionalisme auditor dapat mempengaruhi secara signifikan kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer dengan teknologi informasi sebagai pemoderasi?

4. Apakah secara bersama-sama peran komite audit, keahlian auditor, dan profesionalisme auditor secara simultan mempengaruhi kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer?


(34)

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk menemukan bukti empiris atas hal-hal sebagai berikut:

a. Menganalisis pengaruh peran komite audit terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer dengan teknologi informasi sebagai pemoderasi.

b. Menganalisis pengaruh keahlian auditor terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer dengan teknologi informasi sebagai pemoderasi.

c. Menganalisis pengaruh profesionalisme auditor terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer dengan teknologi informasi sebagai pemoderasi.

d. Menganalisis pengaruh peran komite audit, kahlian auditor, dan profesionalisme auditor secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit atas sitem informasi berbasis komputer.

2. Manfaat Penelitian a. Kontribusi Teoritis

1) Mahasiswa Jurusan Akuntansi, penelitian ini bermanfaat sebagai bahan referensi penelitian selanjutnya dan pembanding untuk menambah ilmu pengetahuan.

2) Masyarakat, sebagai sarana informasi tentang kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer serta menambah pengetahuan


(35)

akuntansi khususnya auditing dan akuntansi keprilakuan dengan memberikan bukti empiris tentang pengaruh peran komite audit, keahlian auditor, dan profesionalisme auditor terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer dengan teknologi informasi sebagai pemoderasi.

3) Peneliti berikutnya, Sebagai bahan referensi bagi pihak-pihak yang akan melaksanakan penelitian lebih lanjut mengenai topik ini.

4) Penulis, sebagai sarana untuk memperluas wawasan serta menambah referensi mengenai auditing, terutama tentang kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer sehingga diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis di masa yang akan datang.

b. Kontribusi Praktis

1) Auditor dan Kantor Akuntan Publik (KAP), sebagai tinjauan yang diharapkan dapat dijadikan informasi untuk meningkatkan kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer yang didasarkan pada keterlibatan komite audit, keahlian auditor, profesionalisme auditor serta pengaruh teknologi informasi.

2) Perusahaan atau User dari jasa KAP, diharapkan dapat meningkatkan sistem informasi berbasis komputer yang dapat meningkatkan kualitas laporan keuangan, sehingga laporan keuangan disajikan secara tepat. 3) Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), penelitian ini diharapkan dapat


(36)

pertimbangan dalam pembuatan keputusan yang berkenaan mengenai kualitas audit sistem informasi berbasis komputer..

4) Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI), sebagai tambahan informasi mengenai peran komite audit, keahlian auditor, profesionalisme auditor, dan teknologi informasi yang dapat bermanfaat untuk dijadikan salah satu tinjauan dalam menilai kualitas audit sistem informasi berbasis komputer.


(37)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep dan Ruang Lingkup Auditing 1. Pengertian Auditing Secara Umum

Auditing adalah jasa yang diberikan oleh auditor dalam memeriksa dan mengevaluasi laporan keuangan yang disajikan perusahaan klien. Pemeriksaan ini tidak dimaksudkan untuk mencari kesalahan atau menemukan kecurangan, walaupun dalam pelaksanaanya sangat memungkinkan ditemukannya kesalahan atau kecurangan. Pemeriksaan atas laporan keuangan dimaksudkan untuk menilai kewajaran laporan keuangan berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku secara umum di Indonesia (Agoes, 2007:1-3).

Auditing/pemeriksaan akuntansi bertujuan memberikan nilai tambah bagi laporan keuangan perusahaan, karena tujuan akhir auditing adalah memberikan pendapat mengenai kewajaran posisi keuangan suatu perusahaan. Auditing merupakan salah satu bentuk atestasi. Atestasi dalah suatu komunikasi tertulis yang menjelaskan suatu kesimpulan dari hasil suatu pemeriksaan laporan keuangan yang ditujukan untuk para users. Dari pengertian auditing di atas dapat dikatakan auditing merupakan suatu bentuk atestasi jasa assurance, yakni suatu jasa dari seseoarang profesional yang independen untuk meningkatkan kualitas informasi yang digunakan untuk pengambilan keputusan bisnis (Agoes, 2007:1). Pengertian


(38)

auditing juga telah banyak dirumuskan oleh para sarjana di bidang akuntansi. Konrath (2002:5), mendefinisikan auditing sebagai suatu proses yang sistematik dalam memperoleh dan mengevaluasi asersi manajemen. Beliau mengungkapkan :

“Auditing is a systematic process of objectively obtaining and

evaluating evidence regarding assertions about economic actions and events to ascertain the degree of correspondence between those assertions and established criteria and communicating the result to interested users”.

Artinya auditing adalah suatu proses sistematis untuk secara objektif mendapatkan dan mengevaluasi bukti mengenai asersi tentang kegiatan-kegiatan dan kejadian-kejadian ekonomi untuk meyakinkan tingkat keterkaitan antara asersi tersebut dan kriteria yang telah ditetapkan dan mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Sedangkan menurut Agoes (2007:3), auditing didefinisikan sebagai berikut:

Pemeriksaan (Auditing) adalah suatu yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang independen terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut”.

Senada dengan pengertian sebelumnya Arens, Beasley, dan Jusuf (2010:4) mengungkapkan :

“Auditing is the accumulation and evaluation of evidence about

information to determine and report on the degree of correspondence between the information and established criteria. Auditing should be done by a competence, independent person”.

Artinya auditingadalah suatu proses sistematis untuk menghimpun dan mengevaluasi bukti-bukti secara objektif mengenai asersi-asersi tentang


(39)

berbagai tindakan dan kejadian ekonomi untuk menentukan tingkat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan dan menyampaikan hasilnya kepada para pemakai yang berkepentingan. Sehingga dari beberapa definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa audit adalah suatu proses pengujian (evaluasi, akumulasi, pelaporan) bukti yang independen, objektif yang dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen terhadap suatu laporan keuangan perusahaan beserta dengan bukti-bukti penting yang mendukung serta mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Hal ini diarahkan dengan maksud menyatakan pendapat yang berguna dan dapat dipercaya dalam bentuk laporan tertulis. Laporan keuangan menggambarkan posisi keuangan, kemajuan dari suatu perusahaan secara wajar dan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku secara umum.

Dari berbagai definisi di atas pula terdapat beberapa karakteristik dalam pengertianauditing, yaitu:

a. Informasi yang dapat diukur dan kriteria yang telah ditetapkan

Dalam proses pemeriksaan, peran informasi sangat dibutuhkan sehingga dengan informasi yang cukup dan memadai dapat dijadikan bukti audit yang kompeten.

b. Entitas Ekonomi (Economy Entity)

Kesatuan ekonomi harus ditetapkan secara jelas sesuai dengan Entity Theory dalam hal ilmu akuntansi yang menguraikan posisi keuangan


(40)

suatu perusahaan terpisah secara tegas dengan posisi keuangan pemilik perusahaan tersebut.

c. Aktivitas Mengumpulkan dan Mengevaluasi Bahan Bukti

Proses pemeriksaan selalu mencakup aktivitas mengumpulkan dan mengevaluasi bukti yang dianggap kompeten dan relevan dengan proses pemeriksaan yang sedang dilakukan. Diawali dengan penentuan jumlah bukti yang diperlukan sampai dengan proses evaluasi kegiatan audit. d. Independensi dan Kompetensi Auditor Pelaksana

Seorang auditor dalam setiap penugasannya dituntut untuk memberikan kinerja terbaiknya serta kehandalanya dalam melaksanakan tugasnya. Pengetahuan yang cukup menjadi faktor pendukung seorang auditor mampu dalam melaksanakan tugasnya. Agar opini publik tidak bias maka pihak auditor dituntut untuk bersikap bebas (independen) dari kepentingan manapun (conflict of interest). Independensi adalah syarat utama agar laporan audit menjadi objektif.

e. Pelaporan Audit

Hasil akhir dari aktivitas pemeriksaan akan menghasilkan suatu laporan atestasi yang disebut laporan auditan dimana laporan tersebut merupakan bentuk komunikasi tertulis kepada para pengguna laporan auditan yang tentunya tingkat kesesuaian antara informasi yang diperoleh dan diperiksa telah sesuai dengan aturan yang berlaku secara umum.


(41)

Guna menunjang profesionalismenya sebagai seorang akuntan publik maka auditor dalam melaksanakan tugas auditnya harus berpedoman pada Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), yakni: (1) standar umum, (2) standar pekerjangan lapangan, dan (3) standar pelaporan (SPAP, 2001:150:1). Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:

1. Standar Umum

a) Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor.

b) Dalam semua hal yang berkaitan dengan perikatan, independensi dalam sikap mental harus tetap dipertahankan oleh auditor.

c) Dalam audit pelaksanaan dan penyusunannya laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama.

2. Standar Pekerjaan Lapangan

a) Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya.

b) Pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern harus dapat diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan.

c) Bukti audit kompeten yang cukup harus dapat diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, pengajuan, pernyataan, dan konfirmasi sebagai


(42)

dasar yang memadai untuk dapat menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditan.

3. Standar Pelaporan

a) Laporan audit harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku secara umum di Indonesia.

b) Laporan auditor harus menyatakan jika ada ketidak konsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya.

c) Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor.

d) Laporan auditor harus memuat pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atas suatu asersi.

Sehingga berdasarkan uraian di atas, audit memiliki fungsi sebagai proses untuk mengurangi ketidak selarasan informasi yang terdapat antara manajer dan para pemegang saham dengan menggunakan pihak luar untuk memberikan pengesahan terhadap pelaporan keuangan (Christiawan, 2002:81).


(43)

2. Jenis Audit

Agoes (2007:9) menyebutkan ada 4 jenis Auditing yang umum dilaksanakan. Keempat jenis tersebut yakni: (a) manajemen audit (operational audit); (2) audit ketaatan (compliance audit); (3) audit atas laporan keuangan (financial audit); dan (4) audit sistem informasi (computer audit), dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Manajemen Audit (Operational Audit)

Operasional atau management audit merupakan atas semua atau sebagian prosedur dan metode operasional suatu organisasi untuk menilai efisiensi, efektifitas, dan ekonomisasinya. Audit operasional dapat menjadi alat manajemen yang yang efektif dan efisien untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Hasil dari audit operasioanl berupa rekomendasi-rekomendasi perbaikan bagi manajemen sehingga audit jenis ini lebih merupakan konsultasi manajemen.

b. Audit Ketaatan (Compliance Audit)

Compliance audit merupakan pemeriksaan untuk mengetahui apakah prosedur dan aturan yang telah diterapkan otoritas berwenang sudah ditaati oleh personel di organisasi tersebut. Compliance audit biasanya ditugaskan oleh otoritas berwenang yang telah menetapkan prosedur/peraturan dalam perusahaan sehingga hasil audit jenis ini tidak untuk dipublikasikan tetapi untuk intern manajemen.


(44)

c. Audit atas Laporan Keuangan (Finacial Audit)

Pemerikasaan atas laporan keuangan merupakan evaluasi kewajaran laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen secara keseluruhan dibandingkan dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku secara umum. Dalam pengertiannya apakah laporan keuangan secara umum merupakan informasi yang dapat ditukar dan dapat diverifikasi lalu telah disajikan sesuai dengan kriteria tertentu. Umumnya kriteria yang dimaksud adalah standar akuntansi yang berlaku secara umum seperti prinsip akuntansi yang berterima umum. Hasil audit atas laporan keuangan adalah opini auditor yaitu Unqualified Opinion, Qualified Opinion, Disclaimer Opinion dan Adverse Opinion.

d. Audit Sistem Informasi (Computer Audit)

Audit SI sangat diperlukan karena akuntan yang melakukan audit laporan keuangan harus memahami dan menguji sistem dan pengendalian internnya (list of control), dan dalam rangka memeriksa data akuntansi (substantive test). Audit SI adalah merupakan jenis audit terhadap laporan keuangan yang sistem akuntansinya berbasis teknologi informasi (hardware, software, netware, infrastructuredan dataware).

Sedangkan berdasarkan kelompok atau pelaksana audit, audit dibagi 4 jenis yaitu: (1) auditor ekstern; (2) auditor intern; (3) auditor pajak; dan (4) auditor pemerintah (Suharli, 2005:42). Adapun penjelasannya sebagai berikut:


(45)

a. Auditor Ekstern

Auditor ekstern/independen bekerja untuk kantor akuntan publik yang statusnya berada diluar struktur perusahaan yang mereka audit. Umumnya auditor ekstern menghasilkan laporan atas financial audit serta menghasilkan opini audit.

b. Auditor Intern

Auditor intern bekerja untuk perusahaan yang mereka audit. Laporan audit manajemen umumnya berguna bagi manajemen perusahaan yang diaudit. Oleh karena itu tugas auditor internal biasannya adalah audit manajemen yang termasuk jenisCompliance Audit.

c. Auditor Pajak

Auditor pajak bertugas melakukan pemeriksaan ketaatan wajib pajak yang diaudit terhadap undang-undang perpajakan yang berlaku.

d. Auditor Pemerintah

Tugas auditor pemerintah adalah menilai kewajaran informasi keuangan yang disusun oleh instansi pemerintahan. Disamping itu audit juga dilakukan untuk menilai efisiensi, efektifitas dan ekonomisasi operasi program dan penggunaan barang milik pemerintah. Dan sering juga audit atas ketaatan pada peraturan yang dikeluarkan pemerintah. Audit yang dilaksanakan oleh pemerintah dapat dilaksanakan oleh Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) atau Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan (BPKP).


(46)

Sehingga dapat diketahui bahwa definisi audit tidak hanya menyangkut dalam bidang akuntansi saja (financial audit), tetapi juga audit dalam lingkup manajemen, ketaatan/kepatuhan seorang auditor dan KAP serta audit dalam sistem informasi. Begitu pula terdapat beberapa jenis dari auditor itu sendiri, hal tersebut didasarkan dari perbedaan lingkup kerja yang dilakukannya karena setiap lingkup kerja sering kali memiliki perbedaan cara/peraturan maupun sistem akuntansi yang berbeda sehingga diperlukan spesifikasi auditor khusus untuk menanganinya.

B. Pengertian Sistem Informasi

Sebelum mendefinisikan pengertian dari audit sistem informasi, ada baiknya kita mengetahui pengertian dari masing-masing kata yang ada. Menurut McLeod (2001:9), sistem adalah:

“A system is a group of elements that are integrated with the common purpose of achieving a objective”.

Sedangkan menurut pendapat Mukhtar (1999:2), sistem adalah:

“Sistem adalah suatu entity yang terdiri dari dua atau lebih komponen yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan”.

Dapat disimpulkan sistem adalah sekelompok komponen yang saling berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan yang sama (common purpose). Serta dalam sistem diperlukan adanya pengguna (users) untuk menjalankan sistem tersebut.


(47)

Sehingga dari pengertian dan definisi di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem mempunyai karakteristik sebagai berikut:

1. Sistem adalah kumpulan komponen-komponen yang saling berintegrasi untuk mencapai tujuan.

2. Sistem mempunyai sasaran yang akan dicapai. 3. Sistem memerlukan pengendalian.

4. Sistem memiliki pengguna (users). 5. Sistem memiliki keterbatasan.

Sedangkan defininisi informasi menurut McLeod(2001:12), “information is processed data, or meaningful data”. Informasi adalah data yang telah diproses, atau data yang telah lebih memiliki arti tertentu bagi penggunanya. Sedangkan menurut Hall (2001:14), “Informasi menyebabkan pemakai melakukan suatu tindakan yang dapat ia lakukan atau tidak dilakukan”.

Dari definisi di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa informasi adalah merupakan suatu data yang telah diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti (bermanfaat) bagi penerimanya untuk digunakan dalam pengambilan keputusan. Dari kedua definisi kata sistem dan informasi di atas maka dapat disinergikan sistem informasi adalah kumpulan elemen-elemen/sumber data dan jaringan prosedur yang saling berkaitan secara terpadu yang berfungsi mengumpulkan, memproses, menyimpan dan mendistribusikan informasi untuk mendukung pembuatan keputusan dan pengawasan dalam organisasi.


(48)

C. Audit Sistem Informasi

1. Pengertian Audit Sistem Informasi

Pengertian audit sistem informasi, menurut Ron Weber (1999) dalam Gondodiyoto (2007:442):

“EDP auditing is the process of collecting and evaluation evidence to

determine whether is computer system safeguards assets, maintains data integrity, achieves organizational goals effectifely, and consumers resources

effecienly”.

Dapat diartikan audit sistem informasi adalah suatu proses mengumpulkan dan mengevaluasi bukti audit yang ada untuk menentukan keadaan yang bertujuan untuk pengamanan asset,menjaga integritas data, mencapai tujuan organisasi yang efisien, dan ekonomisasi.

Sedangkan pengertian audit sistem informasi, menurut Sasongko (2007):

”Sebuah proses yang sistematis dalam mengumpulkan dan mengevaluasi bukti-bukti untuk menentukan bahwa sebuah sistem informasi berbasis komputer yang digunakan oleh organisasi telah dapat mencapai tujuannya, yaitu: pengamanan atas aktiva, pemeliharaan atas integritas data, peningkatan efektifitas dan efisiensi”.

Berdasarkan dari kedua pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa audit sistem informasi merupakan bagian dari suatu kegiatan audit laporan keuangan yang sistem akuntansinya berbasis komputer, khususnya dalam pengujian pengendalian apakah sistem dan program-programnya sudah benar, atau dalam audit subtantif apakah data/file yang ada pada sistem komputerisasi sudah benar. Maka dapat disimpulkan seorang auditor yang sudah terbiasa mengaudit SI akan lebih mudah dan lebih baik hasilnya


(49)

daripada auditor yang belum pernah mengaudit SI, apalagi kalau pengalaman tersebut ditunjang dengan pendidikan yang cukup, bahkan mempunnyai sertifikat CISA (Certified Information System Auditor) (Sasongko, 2000:21).

2. Tujuan Audit Sistem Informasi

Tujuan audit sistem informasi menurut Gondodiyoto (2007:474), terdiri dari 5 (lima) tahap, yaitu: (1) pengamanan asset; (2) menjaga integritas data; (3) efektifitas sistem; (4) efisiensi sistem; dan (5) ekonomis. Adapun penjelasannya sebagai berikut:

a. Pengamanan Aset

Aset informasi suatu perusahaan seperti perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), sumber daya manusia, file data harus dijaga oleh suatu sistem pengendalian intern yang baik agar tidak terjadi penyalahgunaan asset perusahaan. Dengan demikian pengamanan asset merupakan hal yang penting yang harus dilakukan perusahaan.

b. Menjaga Integritas Data

Data memiliki atribut-atribut tertentu seperti: kelengkapan, kebenaran dan keakuratan. Jika integritas data tidak dapat dipelihara, maka suatu perusahaan tidak akan lagi memiliki hasil atau laporan yang benar bahkan perusahaan akan mengalami kerugiaan.

c. Efektifitas Sistem

Suatu sistem informasi dapat dikatakan efektif bila sistem informasi tersebut telah sesuai dengan kebutuhan pengguna (user).


(50)

d. Efisien Sistem

Efisisen menjadi hal yang sangat penting ketika waktu komputer tidak lagi memiliki kepastian yang memadai. Suatu sistem dapat dikatakan efisien jika sistem informasi dapat memenuhi kebutuhan user dengan sumber daya informasi yang minimal.

e. Ekonomis

Ekonomis identik dengan penggunaan sumber daya yang minimal untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Terlihat jelas terdapat kalkulasi ekonomi (uang) yang berfokus pada keuntungan dan kerugian.

Dapat disimpulkan bahwa tujuan utama penerapan sistem komputerisasi dalam suatu organisasi tidak terlepas dari pengamanan atas aktiva, pemeliharaan atas integritas data, peningkatan efektifitas dan efisiensi sehingga dapat dipastikan sistem informasi berbasis komputer yang digunakan oleh organisasi tersebut telah dapat mencapai tujuannya dengan baik.

3. Metode Pemprosesan Data

Metode pengolahan data berhubungan dengan cara data dimasukan ke dalam dan diproses ke komputer. Metode pemrosesan data terdiri dari 3 (tiga) jenis (Gondodiyoto, 2007:379), yaitu: (1)batch input and processing; (2) on line input with batch processing; dan (3) on line input with real timeprocessing, dapat dijelaskan sebagai berikut:


(51)

1) Batch Input and Processing

Pada metode ini dokumen dasar dibuat secara manual, dikumpulkan untuk suatu periode tertentu. Dokumen dikumpulkan dan diproses ke dalam media yang dapat dibaca komputer dan masih merupakan transaction file.

2) On Line Input With Batch Processing

Dalam metode ini transaksi tidak dikumpulkan terlebih dahulu. Setiap transaksi langsung dimasukan ke terminal dan dokuman dasar dapat digunakan sebagai pemansukan data. Transaksi disimpan secara on-line dan diproses dalammaster file pada interval yang sudah ditentukan. 3) On Line Input with Real TimeProcessing

Dalam metode ini transaksi dimasukan sendiri-sendiri ke terminal dan master file langsung berubah pada saat transaksi itu dimasukan.

Sedangkan menurut Supriyati (2006:44), sistem komputeron-line dapat digolongkan menjadi: (1) on-line/real time processing; (2) on-line/batch processing; (3) on-line/memo update dan on-line input with memo update processing; (4) on-line/inquiry; dan (5) on-line downloading/uploading. Adapun penjelasannya sebagai berikut:

1) On-line/real processing

Dalam metode ini transaksi secara individual dientri melalui peralatan terminal, divalidasi dan digunakan untukmeng-update dengan segerafile komputer.


(52)

2) On-line/batch processing

Dalam metode ini inputdanbatch processing transaksi secara individual dientri melaui peralatan terminal, dilakukan validasi tertentu, dan ditambahkan ketransaction file yang berisi transaksi lain, lalu dientri ke sistem secara periodik.

3) On-line/memo updatedan On-line input with memo update processing Dari sudut pandang pemakai, sistem ini tampak tidak berbeda dengan on-line/real time processing, dimana transaksi dientri secara individual ke terminal, sehingga hasil pengolahan ini menghasilkan suatu laporan atau keterangan.

4) On-line /inquiry

Metode ini membatasi pemakai pada peralatan terminal untuk melakukan permintaan keterangan dari master file. Dalam sistem ini, master file di update oleh sistem lain berdasarkanbatch transaksi.

5) On-line downloading/uploading

Metode ini berkaitan dengan transfer data dari master file ke peralatan intelligent terminal untuk diolah lebih lanjut oleh pemakai.

Sehingga dapat dijelaskan dalam metode pengolahan data dengan menggunakan komputer, sistem akan memungkinkan pemakai melakukan akses ke data dan program secara langsung melalui peralatan terminal/on-line sehingga sangat memudahkan pemakai dalam mengolah data.


(53)

4. Pendekatan Audit Sistem Informasi (PDE) dengan komputer

Gondodiyoto (2007:451-459) mengklasifikasikan pendekatan audit PDE dengan menggunakan komputer ke dalam 3 (tiga) jenis, yaitu: auditing disekitar komputer (auditing around the computer), auditing melalui komputer (auditing through the computer), dan auditing dengan komputer (auditing with computer). Adapun penjelasannya sebagai berikut:

a. Auditing Disekitar Komputer (Auditing Around the Computer)

Dalam pendekatan ini auditor dapat melangkah kepada perumusan pendapat dengan hanya menelaah struktur pengendalian dan melaksanakan pengujian transaksi dan prosedur verifikasi saldo perkiraan dengan cara yang sama seperti dalam sistem manual.

Keunggulan dalam metode pendekatan audit ini adalah: 1) sederhana, dan 2) auditor yang memiliki pengetahuan yang minim di bidang komputer dapat dilatih dengan mudah untuk melaksanakan audit. Kelemahanya adalah jika lingkungan berubah, maka kemungkinan sistem itupun akan berubah, sehingga auditor tidak dapat menilai sistem yang baik.

b. Auditing Melalui Komputer (Auditing Through the Computer)

Dalam pendekatan audit ke sistem komputer (Auditing Through the Computer) auditor melakukan pemeriksaan langsung terhadap program-program dan file-file komputer pada audit SI berbasis komputer. Dalam pendekatan ini fokus perhatian auditor langsung pada operasi pemprosesan di dalam sistem komputer.


(54)

Keunggulan pendekatan audit melalui komputer adalah: 1) auditor memperoleh kemampuan yang besar dan efektif dalam melakukan pengujian terhadap sistem komputer, 2) auditor akan lebih merasa yakin terhadap kebenaran hasil kerjanya, dan 3) auditor dapat menilai kemampuan sistem komputer tersebut untuk menghadapai perubahan lingkunagn. Karena pendekatan ini sangat kompleksnya, maka kelemahan pendekatan ini yaitu memerlukan biaya yang besar dan dibutuhkan tenaga ahli yang terampil.

c. Auditing dengan Komputer (Auditing with Computer)

Pendekatan audit dengan bantuan komputer merupakan cara yang sangat bermanfaat selama pengujian subtantif atas fila dan record perusahaan. Software audit yang digunakan merupakan program komputer yang dgunakan oleh auditor untuk membantu pengujian dan evaluasi keandalanrecord dan file perusahaaan.

Kelemahan utama program komputer yang digeneralisasi adalah biaya pengembangan pada awalnya besar, dan kecepatan pengolahan relatif kurang efisien.

Sedangkan menurut Agoes (2007:11), pendekatan audit PDE diklasifikasikan ke dalam dua jenis saja, yaitu: (1) audit disekitar komputer (audit around the computer); dan (2) audit melalui komputer (audit through the computer). Sehinnga dapat ditarik kesimpulan seorang auditor atau KAP diharapkan mampu dan menguasai teknik akuntansi berbasis komputer


(55)

tersebut seiring kemajuan teknologi yang ada sekarang ini seperti memahamisoftware akuntansi, sistem informasi, serta teknik komputer. 5. Perbedaan antara Pengolahan Data Elektronik dengan Pengolahan

Data Manual

Perbedaan antara pengolahan data dengan komputer dengan pengolahan data secara manual yang berpengaruh terhadap Sistem Pengendalian Internal (Ismail, 2005:34):

a. Sistem PDE bisa menghasilkan alur transaksi yang tersedia untuk tujuan audit hanya untuk jangka waktu yang pendek.

b. Dalam sistem komputer hanya terdapat sedikit bukti dokumen yang dihasilkan dari prosedur pengendalian dibandingkan dengan sistem manual.

c. Informasi dalam sistem manual dapat dilihat secara nyata, sebaliknya file dalam sistem PDE hanya bisa dilihat oleh mesin dan tidak bisa dibaca manusia tanpa bantuan komputer.

d. Laporan akuntansi yang dihasilkan komputer biasanya lebih tepat waktu sehingga manajemen bisa memperoleh alat bantu yang efektif dalam melakukan supervisi dan review atas operasi perusahaan.

Dapat disimpulkan penggunaan sistem pengolahan data elektronik dengan bantuan komputer bertujuan untuk mereview dan mengevaluasi pengawasan internal yang digunakan untuk menjaga keamanan dan memeriksa tingkat kepercayaan sistem informasi serta mereview operasional sistem aplikasi akuntansi yang digunakan.


(56)

D. Kualitas Audit

Kualitas audit merupakan sesuatu yang abstrak sehingga sulit diukur dan hanya dapat dirasakan oleh para pengguna jasa audit, sehingga sampai saat ini tidak ada definisi yang pasti mengenai kualitas audit tersebut. Hal tersebut dikarenakan belum adanya pemahaman umum mengenai faktor penyusun kualitas dan sering terjadi konflik peran antara beberapa pengguna laporan audit (Sutton, 2003) dalam Christina (2007).

DeAngelo (1981:186) mendefinisikan kualitas audit sebagai:

“Market-assessed joint probability that a given auditor will both (a)

discover a breach in the client’s accounting system and (b) report the breach”.

Dapat diartikan juga suatu probabilita (kemungkinan) untuk mendeteksi dan melaporkan suatu kesalahan materil dalam laporan keuangan. Sedangkan dalam AAA Financial Acounting committee (2000) serta diperkuat oleh penelitian (Krishnan dan Schauer, 2000; Kaplan, 1995; dan Lennox, 1999) dalam Manitaet al., (2010:89), menyatakan bahwa“Kualitas audit ditentukan oleh 2 hal yaitu kompetensi dan independensi. Kedua hal tersebut berpengaruh langsung terhadap kualitas audit.

Dari pengertian kualitas audit diatas dapat disimpulkan bahwa kualitas audit merupakan suatu kemungkinan (probabilita) dimana soerang auditor dalam melaksanakan tugas auditnya dalam hal menemukan suatu kesalahan dalam laporan keuangan klienya serta mengkomunikasikan temuanya tersebut kepada klien dalam bentuk laporan auditan, dimana dalam melaksanakan


(57)

tugasnya seorang auditor berpedoman pada standar auditing serta kode etik akuntan publik yang berlaku.

Menurut Cercello, Hermanson, dan McGrath (1992:7-8), kualitas audit dapat diproksikan melalui beberapa atribut yang secara umum terdiri dari 12 atribut yang lazim digunakan, yaitu: (1) Pemahaman; (2) memahami keahlian dalam industri klien; (3) responsive terhadap kebutuhan klien; (4) memiliki kompetensi secara teknis dalam megaplikasikan standar audit; (5) independen; (6) bersikap hati-hati; (7) berkomitmen kuat terhadap kualitas; (8) melibatkan rekan/manajer KAP dalam penugasan audit; (9) mengerjakan pekerjaan lapangan dengan layak; (10) berinteraksi dengan komite audit klien; (11) mempunyai standar etika yang tinggi serta pengetahuan yang cukup dalam proses akuntansi dan auditing; dan (12) bersikap skeptis dalam penugasan audit.

Dilain pihak banyak penelitian empiris yang menggunakan beberapa dimensi atau atribut sebagai wakil dari kualitas audit tersebut. Beberapa atribut yang sanga lazim digunakan adalah ukuran KAP (brand name reputation) (Becket al.,1998), Lennox (1993), fee audit yang diterima (Davit et al., 2006; Reynold et al., 2000; Chee-Yeow L dan Hun-Tung T, 2006), spesifikasi dalam suatu industri (Solomon et al., 1999; Krishnan 2003), reputasi auditor (McNair, 1991; Cary dan Simmet, 2006) dalam Manitaet al., (2010:89).

Berbagai penelitian mengenai kualitas audit pernah dilakukan, diantaranya oleh Deis dan Giroux (1992:462), mereka meneliti faktor penentu


(58)

kualitas audit di sektor publik dengan menggunakan sampel KAP yang mengaudit institusi sektor publik. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa lama hubungan dengan klien (audit tenure), jumlah klien, telaah dari rekan auditor (peer review), ukuran dan kesehatan keuangan klien serta jam kerja audit secara signifikan berpengaruh dengan kualitas audit. Semakin lama hubungan dengan klien (audit tenure), kualitas audit akan semakin menurun. Sedangkan kualitas audit akan semakin meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah klien, reputasi auditor, kemampuan teknis dan keahlian yang meningkat.

Sedangkan hasil penelitian Behn et al., (1999:602-603) menunjukan 6 atribut kualitas audit (dari 12 atribut) yang berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan klien, yaitu: pengalaman melakukan audit (klien experience), memahami industri klien (industry expertise), responsif atas kebutuhan klien (responsiveness), taat pada standar umum, keterlibatan pimpinan KAP (excecutive imvolvement), dan keterlibatan komite audit (audit committee).

Adapun Christina (2007), melakukan penelitian tentang pengaruh kompetensi dan independensi auditor terhadap kualitas audit, menyatakan bahwa kualitas audit ditentukan oleh kompetensi dan independensi. Hasil penelitian tersebut menyimpulkan kompetensi dan independensi secara simultan dan parsial berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit pada beberapa KAP di Jawa Tengah.

Selanjutnya penelitian yang dilakukan Singgih dan Bawono (2010) yang meneliti pengaruh independensi, pengalaman, due professional care dan


(59)

akuntabilitas terhadap kualitas audit (studi pada auditor di KAP “Big four” di Indonesia). Hasil penelitian tersebut menjelaskan bahwa independensi, pengalaman, due professional care dan akuntabilitas secara simultan dan parsial berpengaruh terhadap kualitas audit, sedangkan pengalaman tidak berpengaruh terhadap kualitas audit.

E. Komite Audit

Konsep Good Corporate Governance (GCG) semakin banyak dikemukakan oleh para praktisi bisnis sebagai salah satu alat untuk mencegah terjadinya kasus besar keuangan yang terjadi, misalnya kasus Enron (Alijoya, 2002). Salah satu komponen yang berpengaruh penting dalam proses penerapan GCG adalah Komite Audit. Terhitung mulai 1 Juli 2001 Bursa Efek Jakarta (BEJ) mengeluarkan peraturan yang mengatur pembentukan dewan komisaris independen dan komite audit. Peraturan tersebut mewajibkan semua perusahaan yang listing di BEJ membentuk komite audit (Suaryana, 2008:1).

Komite audit merupakan suatu badan yang dibentuk oleh dewan komisaris independen untuk mengaudit operasi dan keadaan. Komite Audit merupakan suatu badan yang dibentuk di dalam perusahaan klien yang bertugas memelihara independensi auditor terhadap manajemen (Susianaet al., 2007:7).

Tugas komite audit berhubungan dengan kualitas laporan keuangan, karena komite audit diharapkan dapat membantu dewan komisaris dalam pelaksanaan tugas yaitu mengawasi proses pelaporan keuangan oleh manajemen. Peran komite audit sangat penting karena mempengaruhi kualitas


(60)

laba perusahaan yang merupakan salah satu informasi penting yang tersedia untuk publik dan dapat digunakan investor untuk menilai perusahaan. Investor sebagai pihak luar perusahaan tidak dapat mengamati secara langsung kualitas sistem informasi perusahaan (Toeh dan Wong, 1993) dalam Suaryana, (2008:2).

Komite audit dapat bertugas membantu dewan komisaris dalam memonitor proses laporan keuangan oleh manajemen untuk meningkatkan kredibilitas laporan keuangan (Bradbury, Mark, dan Tan, 2004). Tugas komite audit meliputi penelaahan kebijakan akuntansi yang diterapkan oleh perusahaan, menilai pengendalian internal, menelaah sistem pelaporan eksternal dan kepatuhan terhadap peraturan. Di dalam pelaksanaan tugasnya komite menyediakan komunikasi formal antara dewan, manajemen, auditor eksternal, dan auditor internal (Bradburyet al., 2004). Adanya komunikasi formal antara komite audit, auditor internal dan auditor eksternal akan menjamin proses audit akan berjalan dengan baik. Menurut Anderson, Deli, dan Gillan (2003), proses audit internal dan eksternal yang baik akan meningkatkan akurasi laporan keuangan dan kemudian meningkatkan kepercayaan terhadap laporan keuangan.

Komite Audit berfungsi untuk memberikan pandangan mengenai semua lingkup operasional perusahaan khususnya keuangan perusahaan (Susiana et al., 2007:8). Adapun tujuan pembentukan komite audit adalah :

1. Memastikan laporan keuangan yang dikeluarkan tidak menyesatkan dan sesuai dengan praktik akuntansi yang berlaku umum.


(61)

2. Memastikan terdapat internal kontrol yang baik.

3. Menindak lanjuti jika ditemukaanya tindak kecurangan yang bersifat materil dalam bidang keuangan perusahaan.

4. Merekomendasikan seleksi auditor eksternal.

DeZoort et al., (2001) menjelaskan bahwa komite audit yang efektif ditentukan oleh dua hal, yaitu:

1. Dari sisi input (komposisi dari kualifikasi, kewenangan dan jumlah sumber daya).

2. Dari sisi proses (harus memiliki etos kerja yang tinggi).

Dari input dan proses tersebut diharapkan komite audit dapat efektif bekerja sehingga dapat menghasilkan suatu output berupa laporan keuangan, internal control, dan manajemen resiko yang dapat dipercaya. Sugiartha (2008:102) menjelaskan bahwa komite audit bertugas untuk mengawasi dan mengevaluasi kinerja auditor eksternal dan internal. Sedangkan Subur (2003) dalam Sugiartha (2008:103) berpendapat bahwa komite audit berfungsi untuk memperkuat peran auditor eksternal dengan menciptakan saluran komunikasi yang efektif untuk dapat mengemukakan pokok-pokok persoalan yang penting secara efektif.

Salah satu cara auditor untuk mempertahankan independensinya adalah dengan membentuk komite audit (Supriyono, 1999). Keahlian dan pengalaman dari auditor dan komite audit akan memberikan keuntungan kepada klien dan para stockholder dengan menetapkan dan menyediakan keakuratan laporan keuangan secara detail dan teruji (Schmidt dan Wilkind, 2011:4). Sesuai


(62)

dengan fungsi komite audit di atas, sedikit banyak keberadaan komite audit dalam perusahaan berpengaruh terhadap kualitas audit dan integritas laporan keuangan yang dihasilkan.

Sehingga dapat dijelaskan bahwa komite audit merupakan suatu badan pengawas di dalam perusahaan klien yang sengaja dibentuk oleh dewan komisaris independen yang bertugas mengawasi dan memonitor proses pelaporan keuangan oleh manajemen serta penelaahan kebijakan akuntansi, menilai pengendalian intenal perusahaan, menelaah sistem pelaporan eksternal dan kepatuhan terhadap peraturan yang ada.

F. Keahlian Auditor

Dalam melaksanakan proses audit laporan keuangan suatu perusahaan, seseorang auditor dituntut untuk dapat menunjukan sikap independensi, kompetensi serta ahli dalam bidangnya. Hal tersebut dikarenakan hasil auditan yang dihasilkan tidak hanya dipertanggungjawabkan kepada klien saja tetapi kepada masyarakat umum yang berkaitan dengan perusahaan tersebut.

Keahlian menurut Bedardet al., (1992:2) didefinisikan sebagai berikut:

“Expertise is a terms of knowledge, decision process, and quality of

judgment as measured by consensus”. Dapat diartikan juga keahlian adalah suatu pola berwawasan/berpendidikan, proses pengambilan keputusan, dan kualitas pengadilan yang terukur melalui konsensus.

Dalam Webster’s Ninth New Collegiate Dictionary (1983) yang dikutip dalam Bedard (1989:114) mendefinisikan keahlian merupakan keterampilan dari seorang yang ahli. Ahli didefinisikan sebagai seseorang yang memiliki


(63)

tinggi dalam subjek tertentu yang diperoleh dari pelatihan atau pengalaman (Abdolmohammadi dan Shanteau, 1992:161). Dalam penelitian yang sama Hayes Roth et al., (1983) mendefinisikan keahlian sebagai keberadaan dari pengetahuan tentang suatu lingkungan tertentu, pemahaman terhadap masalah-masalah yang timbul dalam lingkungan tersebut, dan keterampilan dalam memecahkan permasalahan tersebut.

Sehingga dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa keahlian merupakan sesuatu kecakapan dan kemampuan seseorang dalam mengerjakan sesuatu dengan baik dan benar serta mampu dalam memecahkan permasalahan yang timbul dalam setiap pekerjaan.

Komponen keahlian berdasarkan model yang dikembangkan oleh Abdolmohammadi et al., (1992:161-162), dapat dibagi menjadi (1) komponen pengetahuan (knowledge component) yang meliputi komponen seperti pengetahuan terhadap fakta-fakta, prosedur, dan pengalaman; (2) ciri-ciri psikologis (pshicological traits) yang ditujukan dalam komunikasi, kepercayaan, kreativitas, dan kemampuan bekerja dengan orang lain; (3) kemampuan berpikir untuk mengakumulasikan dan mengolah informasi; (4) strategi penentuan masalah, baik formal maupun informal; dan (5) analisis tugas yang dipengaruhi oleh pengalaman audit yang mempunyai pengaruh terhadap penentuan keputusan.


(1)

Hasil Uji Asumsi Klasik

1. Hasil Uji Multikolonieritas

Coefficientsa

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients Collinearity Statistics

Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF

(Constant) 14.016 4.616 3.036 .003

TKA .561 .203 .311 2.767 .007 .753 1.329

TK .437 .116 .388 3.775 .000 .902 1.109

1

TPA .043 .192 .026 .226 .822 .744 1.343

a. Dependent Variable: TKS

Coefficient Correlationsa

Model TPA TK TKA

TPA 1.000 -.182 -.439

TK -.182 1.000 -.150

Correlations

TKA -.439 -.150 1.000

TPA .037 -.004 -.017

TK -.004 .013 -.004

1

Covariances

TKA -.017 -.004 .041

a. Dependent Variable: TKS


(2)

(3)

Hasil Uji Hipotesis

1. Interaksi Antara Komite Audit (X1) dengan Teknologi Informasi (X4)

Mempengaruhi Kualitas Audit Sistem Informasi Berbasis Komputer (Y)

Variables Entered/Removed

Model

Variables Entered

Variables

Removed Method

1 Absx1_x4,

Zscore(TTI), Zscore(TKA)a

. Enter

a. All requested variables entered.

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .616a .380 .354 2.765

a. Predictors: (Constant), Absx1_x4, Zscore(TTI), Zscore(TKA) b. Dependent Variable: TKS

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Regression 332.354 3 110.785 14.491 .000a

Residual 542.793 71 7.645

1

Total 875.147 74

a. Predictors: (Constant), Absx1_x4, Zscore(TTI), Zscore(TKA) b. Dependent Variable: TKS

Coefficientsa

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) 39.347 .599 65.691 .000

Zscore(TKA) 1.039 .335 .302 3.098 .003

Zscore(TTI) 1.557 .335 .453 4.650 .000


(4)

(X4) Mempengaruhi Kualitas Audit Sistem Informasi Berbasis Komputer

(Y)

Variables Entered/Removed

Model

Variables Entered

Variables

Removed Method

1 Absx2_x4,

Zscore(TTI), Zscore(TK)a

. Enter

a. All requested variables entered.

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .687a .472 .449 2.552

a. Predictors: (Constant), Absx2_x4, Zscore(TTI), Zscore(TK) b. Dependent Variable: TKS

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Regression 412.643 3 137.548 21.115 .000a

Residual 462.503 71 6.514

1

Total 875.147 74

a. Predictors: (Constant), Absx2_x4, Zscore(TTI), Zscore(TK) b. Dependent Variable: TKS

Coefficientsa

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) 38.463 .523 73.599 .000

Zscore(TK) 1.299 .317 .378 4.099 .000

Zscore(TTI) 1.533 .314 .446 4.875 .000

1


(5)

3. Interaksi Antara Profesionalisme Auditor (X4) dengan Teknologi Informasi

(X4) Mempengaruhi Kualitas Audit Sistem Informasi Berbasis Komputer

(Y)

Variables Entered/Removed

Model

Variables Entered

Variables

Removed Method

1 Absx3_x4,

Zscore(TPA), Zscore(TTI)a

. Enter

a. All requested variables entered.

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .648a .420 .396 2.673

a. Predictors: (Constant), Absx3_x4, Zscore(TPA), Zscore(TTI) b. Dependent Variable: TKS

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Regression 367.838 3 122.613 17.160 .000a

Residual 507.309 71 7.145

1

Total 875.147 74

a. Predictors: (Constant), Absx3_x4, Zscore(TPA), Zscore(TTI) b. Dependent Variable: TKS

Coefficientsa

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) 38.376 .573 66.981 .000

Zscore(TPA) .906 .315 .264 2.877 .005

Zscore(TTI) 2.013 .323 .585 6.240 .000


(6)

Profesionalisme Auditor (X4) Mempengaruhi Kualitas Audit Sistem

Informasi Berbasis Komputer (Y)

Variables Entered/Removed

Model

Variables Entered

Variables

Removed Method

1 TPA, TK, TKAa . Enter

a. All requested variables entered.

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .569a .324 .295 2.887

a. Predictors: (Constant), TPA, TK, TKA b. Dependent Variable: TKS

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Regression 283.447 3 94.482 11.337 .000a

Residual 591.699 71 8.334

1

Total 875.147 74

a. Predictors: (Constant), TPA, TK, TKA b. Dependent Variable: TKS

Coefficientsa

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) 14.016 4.616 3.036 .003

TKA .561 .203 .311 2.767 .007

TK .437 .116 .388 3.775 .000

1

TPA .043 .192 .026 .226 .822


Dokumen yang terkait

Pengaruh keterlibatan komite audit, kompetensi dan independensi auditor terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer : studi empiris auditor eksternal di kantor akuntan publik jakarta

1 35 132

Pengaruh penerapan audit sistem informasi terhadap kinerja auditor dengan teknologi informasi sebagai variabel intervening

2 15 140

Pengaruh Pendidikan,Pelatihan,Dan Pengalaman Auditor Terhadap Kualitas Audit Atas Sistem Informasi Berbasis Komputer

4 18 97

Pengaruh Pengungkapan Sukarela, Audit Tenure Dan Auditor Spesialis Terhadap Asimetri Informasi Dengan Komite Audit Sebagai Variabel Moderasi

3 18 127

PENGARUH OPINI AUDIT GOING CONCERN, AUDIT DELAY, AKTIVITAS KOMITE AUDIT, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP PERGANTIAN AUDITOR DENGAN KEAHLIAN KEUANGAN DAN AKUNTANSI KOMITE AUDIT SEBAGAI VARIABEL MODERASI

0 7 13

PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, PROFESIONALISME DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP KUALITAS AUDIT DENGAN Pengaruh Kompetensi, Independensi, Profesionalisme Dan Pengalaman Kerja Terhadap Kualitas Audit Dengan Etika Auditor Sebagai Variabel Moderating (Studi

0 3 19

PENDAHULUAN Pengaruh kompetensi dan independensi terhadap kualitas audit dengan etika auditor sebagai variabel moderating.

0 1 10

PENGARUH KOMPETENSI DAN INDEPENDENSI TERHADAP KUALITAS AUDIT Pengaruh kompetensi dan independensi terhadap kualitas audit dengan etika auditor sebagai variabel moderating.

1 17 19

PENGARUH INDEPENDENSI DAN KEAHLIAN PROFESIONAL AUDITOR INTERNAL TERHADAP KUALITAS AUDIT DENGAN PENGALAMAN KERJA SEBAGAI VARIABEL MODERATING.

0 0 9

PENGARUH TEKANAN ANGGARAN WAKTU, KOMPLEKSITAS AUDIT, DAN KOMPETENSI AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT DENGAN VARIABEL MODERATING PEMAHAMAN TERHADAP SISTEM INFORMASI - Perbanas Institutional Repository

0 0 19