57 41
Populasi  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  adalah  perusahaan manufaktur  yang  terdaftar  di  Bursa  Efek  Indonesia,  perusahaan  manufaktur
merupakan  suatu  cabang  industri  yang  mengaplikasikan  peralatan  dan  suatu medium  proses  untuk  transformasi  bahan  mentah  menjadi  barang  jadi  untuk
dijual.  Karakteristik  utama  kegiatan  perusahaan  manufaktur  adalah  mengolah sumberdaya menjadi barang jadi melalui suatu proses pabrikasi.
Jumlah  perusahaan  manufaktur  yang  terdaftar  di  Bursa  Efek  Indonesia yang  listing  selama  tahun  2005-2007  berjumlah  140  perusahaan  dengan  jenis
usaha  yang  berbeda.  Jenis  usaha  pada  industri  manufaktur  terbagi  menjadi  tiga golongan  diantaranya  :  1  Industri  Dasar  dan  Kimia,  2  Aneka  Industri  dan  3
Industri barang konsumsi  makanan dan minuman. Dari populasi sebanyak 140 perusahaan, yang terpilih menjadi sampel sebanyak 50 perusahaan.
Tabel 4.1 Proses Seleksi Sampel
Kriteria Seleksi Sampel Jumlah
Jumlah sampel awal Dikeluarkan dari sampel karena:
1.  Perusahaan yang delisting selama periode penelitian 2.  Perusahaan  yang  tidak  memiliki  total  aktiva  diatas  500
miliar 3.  Perusahaan  yang  tidak  memiliki  laporan  keuangan  yang
lengkap selama periode 2005 sampai dengan 2007 140
15 64
11 Jumlah sampel akhir yang digunakan
50
B. Penemuan dan Pembahasan
1. Statistik Deskriptif
58 Penelitian ini menggunakan uji statistik deskriptif untuk memberikan
deskripsi atau gambaran suatu data. Berikut ini disajikan data output hasil uji statistik deskriptif.
Tabel 4.2. Hasil Uji Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
150 505,0000
63520,00 5330,367
10978,56340 150
-,2832 ,3748
,041966 ,0967615
150 -4,7388
10,1698 1,379529
1,7521563 150
,0 1,0
,960 ,1966
150 ,0
1,0 ,627
,4853 150
20,0 192,0
76,747 19,3371
150 Total asset
ROA DER
Opini KAP
Audelay Valid N listwise
N Minimum
Maximum Mean
Std. Deviation
Tabel 4.3. Nilai Rata-rata Variabel
Variabel 2005
2006 2007
Audit Delay 73,8
77,1 79,34
Ukuran perusahaan
4823,08 5024,98
6143,04
Profitabilitas
4,56 4,10
3,93
Rasio gearing
1,445 1,308
1,385
Sumber : Fact Book, Laporan Tahunan 2005-2007 data diolah
Berikut ini adalah penjelasan dari output hasil uji Statistik Deskriptif yaitu:
a  Lamanya Penyelesaian Audit
59 Hasil  pengujian  statistik  deskriptif  pada  tabel  4.2.  menunjukkan
bahwa  rata-rata  audit  delay  yang  terjadi  pada  periode  penelitian  tahun 2005-2007 adalah 76,75 hari. Rata-rata audit delay ini  lebih pendek dari
penelitian  Aryati  dan  Theresia  2005  yaitu  78,29  hari  dan  Subekti  dan Widiyanti  2004  selama  98,38  hari  serta  lebih  panjang  dari  penelitian
Ashton di Kanada 1987 yaitu 62 hari. Rata-rata audit delay yang terjadi pada  periode  penelitian  ini  menunjukkan  bahwa  perusahaan-perusahaan
publik  di  Indonesia  telah  memenuhi  ketentuan  BAPEPAM-LK  dalam penyampaian  laporan  keuangan  yang  disertai  laporan  akuntan  dengan
pendapat  lazim,  selambat-lambatnya  pada  akhir  bulan  ketiga  90  hari setelah  tanggal  laporan  keuangan  tahunan.  Berdasarkan  tabel  4.3.  dapat
dilihat  bahwa  trend  rata-rata  waktu  audit  delay  pada  perusahaan manufaktur  cenderung  meningkat  sampai  akhir  periode  observasi.  Hasil
analisis deskriptif dapat diketahui bahwa audit delay rata-rata perusahaan manufaktur yang menjadi sampel sebesar 76,75 hari.
b  Ukuran Perusahaan. Penghitungan    ukuran  perusahaan  berdasarkan    total  aset  yang
dimiliki  perusahaan.  Semakin  besar  total  aset  suatu  perusahaan  maka semakin besar ukuran perusahaan tersebut. Tabel 4.3. menunjukkan rata-
rata  total  aset  perusahaan  mengalami  kenaikan  pada  tahun  periode penelitian.  Tahun  2005  rata-rata  total  aset  perusahaan  adalah  4,82308
triliun  ,  dan  meningkat  di  tahun  2006,  rata-rata  total  aset  perusahaan sebesar  5,02498  triliun  dan  terus  meningkat  pada  tahun  2007  sebesar
60 6,14304 triliun. Rata-rata hasil penelitian tahun 2005 sampai dengan 2007
adalah 5,330367 triliun. c  Profitabilitas
Profitabilitas adalah kemampuan  perusahaan untuk menghasilkan keuntungan pada tingkat penjualan, aset, dan modal saham tertentu. Rasio
profitabilitas  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  adalah  Return  On Assets
ROA yaitu perbandingan antara laba bersih dan total aktiva. Pada tabel  4.3.  ditunjukkan  nilai  ROA  perusahaan  manufaktur  yang  menjadi
objek  penelitian,  dengan  periode  observasi  tahun  2005  sampai  dengan tahun 2007.
Tabel 4.3.  menunjukkan  nilai rata-rata  ROA  tertinggi  pada  tahun 2005  sebesar  4,56  persen  Sedangkan  nilai  rata-rata  ROA  terendah  ada
pada  tahun  2007  yakni  sebesar  3,93  persen.  Nilai  rata-rata  ROA perusahaan  manufaktur    mengalami  penurunan  dari  tahun  2005  sampai
dengan  tahun  2007.  Penurunan  nilai  rata-rata  ROA  ini  mengindikasikan nilai  emiten  pada  perusahaan  manufaktur  ini  memberikan  keuntungan
yang  relatif  kecil,  kerugian  yang  dialami  oleh  beberapa  perusahaan mendorong melemahnya ROA terhadap rata-rata perusahaan manufaktur.
d
Rasio Gearing
Rasio  gearing  digunakan  untuk  mengukur  tingkat  leverage  yaitu perbandingan  hutang  jangka  panjang  terhadap  total  aset  yang  dimiliki
perusahaan
.
Rasio  gearing  yang  dimaksud  dalam  penelitian  ini  adalah Debt to Equity Ratio
DER yaitu rasio yang menggambarkan bagian dari
61 setiap modal sendiri yang dijadikan jaminan hutang. Semakin rendah nilai
DER  akan  semakin  tinggi  kemampuan  perusahaan  membayar  hutang. Pada  tabel  4.3.  ditunjukkan  nilai  DER  perusahaan  manufaktur  yang
menjadi  objek  penelitian,  dengan  periode  observasi  tahun  2005  sampai dengan  2007,  dari  tabel  4.3.  dapat  dilihat  bahwa  pada  tahun  2005  nilai
DER  perusahaan  sebesar  1,445  dan  menurun  pada  tahun  2006  sebesar 1,308 lalu pada tahun 2007 meningkat kembali menjadi 1,385, dari ketiga
tahun  periode  penelitian  tahun  2006  merupakan  nilai  DER  yang  paling baik. Pada pengukuran ini nilai DER  1, berarti nilai hutang perusahaan
lebih besar daripada nilai ekuitas perusahaan, akan tetapi  jika  nilai DER 1, yang berarti komposisi ekuitas lebih besar jika dibandingkan hutang,
maka  dapat  dikatakan  perusahaan  lebih  mengandalkan  modal  yang diperolehnya  sendiri.  Hal  ini  dapat  menyebabkan  perusahaan  kurang
terpacu untuk meningkatkan aktivitas  dengan mencari sumber dana dari pihak ketiga.
e  Opini Audit Opini  audit  dalam  penelitian  ini  diukur  dengan  variable  dummy
yang  dibagi  atas  dua  kelompok  yaitu:  1  untuk  perusahaan  yang memperoleh  jenis  pendapat  wajar  tanpa  pengecualian  unqualified
opinion dan 0 untuk perusahaan  yang memperoleh jenis pendapat selain
pendapat wajar tanpa pengecualian unqualified opinion.
Tabel 4.4. Opini Audit
62
Opini
6 4,0
4,0 4,0
144 96,0
96,0 100,0
150 100,0
100,0 ,0
1,0 Total
Valid Frequency
Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Perusahaan  yang  menerima  opini  selain  unqualified  opinion sebesar  4  atau  6  perusahaan  dan  96  atau  144  perusahaan  lainnya
menerima  unqualified  opinion.  Rendahnya  jumlah  perusahaan  yang menerima  selain  unqualified  opinion menunjukkan  hal  yang  positif.  Hal
ini  dapat  disebabkan  karena  perusahaan  memiliki  kinerja  yang  baik  dan memiliki sumber daya manusia yang memiliki tingkat kemampuan dalam
bidang keuangan dan akuntansi serta kredibilitas yang baik. f  Ukuran KAP
Kantor  Akuntan  Publik  Internasional  atau  yang  lebih  dikenal  di Indonesia sebagai  The Big Four membutuhkan waktu  yang lebih singkat
dalam  menyelesaikan  audit,  karena  KAP  tersebut  dianggap  dapat melaksanakan audit secara lebih efesien dan memiliki tingkat fleksibilitas
jadwal  waktu  yang  lebih  tinggi  untuk  menyelesaikan  audit  tepat  pada waktunya.
Tabel 4.5. Ukuran KAP
KAP
56 37,3
37,3 37,3
94 62,7
62,7 100,0
150 100,0
100,0 ,0
1,0 Total
Valid Frequency
Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Berdasarkan  tabel  4.5.  dapat  diketahui  bahwa  jumlah  dari  150 perusahaan yang diperiksa oleh KAP Big Four 1,0 adalah 62,7 atau 94
63 perusahaan  dan  sebesar  37,3  atau  56  perusahaan  diperiksa  oleh  KAP
Non Big  Four.  Perbandingan  antara  jumlah  perusahaan  yang  diperiksa
oleh KAP Big Four dengan KAP Non Big Four cukup jauh. Hal ini dapat disebabkan  oleh  adanya  pandangan  bahwa  KAP  Big  Four  memiliki
kredibilitas dan kualitas yang lebih tinggi dibanding KAP Non Big Four.
2. Uji Asumsi Klasik