56 Total asset
Debt to equity Liabilities
3 Rasio Gearing
equity rasio
unqualified opinion
4 Opini Audit
qualified opinion
Nominal
Big four 5
Ukuran KAP Non Big Four
Nominal Sumber: Aryati dan Theresia 2005 dan Halim 2000
BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
57 41
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, perusahaan manufaktur
merupakan suatu cabang industri yang mengaplikasikan peralatan dan suatu medium proses untuk transformasi bahan mentah menjadi barang jadi untuk
dijual. Karakteristik utama kegiatan perusahaan manufaktur adalah mengolah sumberdaya menjadi barang jadi melalui suatu proses pabrikasi.
Jumlah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang listing selama tahun 2005-2007 berjumlah 140 perusahaan dengan jenis
usaha yang berbeda. Jenis usaha pada industri manufaktur terbagi menjadi tiga golongan diantaranya : 1 Industri Dasar dan Kimia, 2 Aneka Industri dan 3
Industri barang konsumsi makanan dan minuman. Dari populasi sebanyak 140 perusahaan, yang terpilih menjadi sampel sebanyak 50 perusahaan.
Tabel 4.1 Proses Seleksi Sampel
Kriteria Seleksi Sampel Jumlah
Jumlah sampel awal Dikeluarkan dari sampel karena:
1. Perusahaan yang delisting selama periode penelitian 2. Perusahaan yang tidak memiliki total aktiva diatas 500
miliar 3. Perusahaan yang tidak memiliki laporan keuangan yang
lengkap selama periode 2005 sampai dengan 2007 140
15 64
11 Jumlah sampel akhir yang digunakan
50
B. Penemuan dan Pembahasan
1. Statistik Deskriptif
58 Penelitian ini menggunakan uji statistik deskriptif untuk memberikan
deskripsi atau gambaran suatu data. Berikut ini disajikan data output hasil uji statistik deskriptif.
Tabel 4.2. Hasil Uji Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
150 505,0000
63520,00 5330,367
10978,56340 150
-,2832 ,3748
,041966 ,0967615
150 -4,7388
10,1698 1,379529
1,7521563 150
,0 1,0
,960 ,1966
150 ,0
1,0 ,627
,4853 150
20,0 192,0
76,747 19,3371
150 Total asset
ROA DER
Opini KAP
Audelay Valid N listwise
N Minimum
Maximum Mean
Std. Deviation
Tabel 4.3. Nilai Rata-rata Variabel
Variabel 2005
2006 2007
Audit Delay 73,8
77,1 79,34
Ukuran perusahaan
4823,08 5024,98
6143,04
Profitabilitas
4,56 4,10
3,93
Rasio gearing
1,445 1,308
1,385
Sumber : Fact Book, Laporan Tahunan 2005-2007 data diolah
Berikut ini adalah penjelasan dari output hasil uji Statistik Deskriptif yaitu:
a Lamanya Penyelesaian Audit
59 Hasil pengujian statistik deskriptif pada tabel 4.2. menunjukkan
bahwa rata-rata audit delay yang terjadi pada periode penelitian tahun 2005-2007 adalah 76,75 hari. Rata-rata audit delay ini lebih pendek dari
penelitian Aryati dan Theresia 2005 yaitu 78,29 hari dan Subekti dan Widiyanti 2004 selama 98,38 hari serta lebih panjang dari penelitian
Ashton di Kanada 1987 yaitu 62 hari. Rata-rata audit delay yang terjadi pada periode penelitian ini menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan
publik di Indonesia telah memenuhi ketentuan BAPEPAM-LK dalam penyampaian laporan keuangan yang disertai laporan akuntan dengan
pendapat lazim, selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga 90 hari setelah tanggal laporan keuangan tahunan. Berdasarkan tabel 4.3. dapat
dilihat bahwa trend rata-rata waktu audit delay pada perusahaan manufaktur cenderung meningkat sampai akhir periode observasi. Hasil
analisis deskriptif dapat diketahui bahwa audit delay rata-rata perusahaan manufaktur yang menjadi sampel sebesar 76,75 hari.
b Ukuran Perusahaan. Penghitungan ukuran perusahaan berdasarkan total aset yang
dimiliki perusahaan. Semakin besar total aset suatu perusahaan maka semakin besar ukuran perusahaan tersebut. Tabel 4.3. menunjukkan rata-
rata total aset perusahaan mengalami kenaikan pada tahun periode penelitian. Tahun 2005 rata-rata total aset perusahaan adalah 4,82308
triliun , dan meningkat di tahun 2006, rata-rata total aset perusahaan sebesar 5,02498 triliun dan terus meningkat pada tahun 2007 sebesar
60 6,14304 triliun. Rata-rata hasil penelitian tahun 2005 sampai dengan 2007
adalah 5,330367 triliun. c Profitabilitas
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan pada tingkat penjualan, aset, dan modal saham tertentu. Rasio
profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Return On Assets
ROA yaitu perbandingan antara laba bersih dan total aktiva. Pada tabel 4.3. ditunjukkan nilai ROA perusahaan manufaktur yang menjadi
objek penelitian, dengan periode observasi tahun 2005 sampai dengan tahun 2007.
Tabel 4.3. menunjukkan nilai rata-rata ROA tertinggi pada tahun 2005 sebesar 4,56 persen Sedangkan nilai rata-rata ROA terendah ada
pada tahun 2007 yakni sebesar 3,93 persen. Nilai rata-rata ROA perusahaan manufaktur mengalami penurunan dari tahun 2005 sampai
dengan tahun 2007. Penurunan nilai rata-rata ROA ini mengindikasikan nilai emiten pada perusahaan manufaktur ini memberikan keuntungan
yang relatif kecil, kerugian yang dialami oleh beberapa perusahaan mendorong melemahnya ROA terhadap rata-rata perusahaan manufaktur.
d
Rasio Gearing
Rasio gearing digunakan untuk mengukur tingkat leverage yaitu perbandingan hutang jangka panjang terhadap total aset yang dimiliki
perusahaan
.
Rasio gearing yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Debt to Equity Ratio
DER yaitu rasio yang menggambarkan bagian dari
61 setiap modal sendiri yang dijadikan jaminan hutang. Semakin rendah nilai
DER akan semakin tinggi kemampuan perusahaan membayar hutang. Pada tabel 4.3. ditunjukkan nilai DER perusahaan manufaktur yang
menjadi objek penelitian, dengan periode observasi tahun 2005 sampai dengan 2007, dari tabel 4.3. dapat dilihat bahwa pada tahun 2005 nilai
DER perusahaan sebesar 1,445 dan menurun pada tahun 2006 sebesar 1,308 lalu pada tahun 2007 meningkat kembali menjadi 1,385, dari ketiga
tahun periode penelitian tahun 2006 merupakan nilai DER yang paling baik. Pada pengukuran ini nilai DER 1, berarti nilai hutang perusahaan
lebih besar daripada nilai ekuitas perusahaan, akan tetapi jika nilai DER 1, yang berarti komposisi ekuitas lebih besar jika dibandingkan hutang,
maka dapat dikatakan perusahaan lebih mengandalkan modal yang diperolehnya sendiri. Hal ini dapat menyebabkan perusahaan kurang
terpacu untuk meningkatkan aktivitas dengan mencari sumber dana dari pihak ketiga.
e Opini Audit Opini audit dalam penelitian ini diukur dengan variable dummy
yang dibagi atas dua kelompok yaitu: 1 untuk perusahaan yang memperoleh jenis pendapat wajar tanpa pengecualian unqualified
opinion dan 0 untuk perusahaan yang memperoleh jenis pendapat selain
pendapat wajar tanpa pengecualian unqualified opinion.
Tabel 4.4. Opini Audit
62
Opini
6 4,0
4,0 4,0
144 96,0
96,0 100,0
150 100,0
100,0 ,0
1,0 Total
Valid Frequency
Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Perusahaan yang menerima opini selain unqualified opinion sebesar 4 atau 6 perusahaan dan 96 atau 144 perusahaan lainnya
menerima unqualified opinion. Rendahnya jumlah perusahaan yang menerima selain unqualified opinion menunjukkan hal yang positif. Hal
ini dapat disebabkan karena perusahaan memiliki kinerja yang baik dan memiliki sumber daya manusia yang memiliki tingkat kemampuan dalam
bidang keuangan dan akuntansi serta kredibilitas yang baik. f Ukuran KAP
Kantor Akuntan Publik Internasional atau yang lebih dikenal di Indonesia sebagai The Big Four membutuhkan waktu yang lebih singkat
dalam menyelesaikan audit, karena KAP tersebut dianggap dapat melaksanakan audit secara lebih efesien dan memiliki tingkat fleksibilitas
jadwal waktu yang lebih tinggi untuk menyelesaikan audit tepat pada waktunya.
Tabel 4.5. Ukuran KAP
KAP
56 37,3
37,3 37,3
94 62,7
62,7 100,0
150 100,0
100,0 ,0
1,0 Total
Valid Frequency
Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Berdasarkan tabel 4.5. dapat diketahui bahwa jumlah dari 150 perusahaan yang diperiksa oleh KAP Big Four 1,0 adalah 62,7 atau 94
63 perusahaan dan sebesar 37,3 atau 56 perusahaan diperiksa oleh KAP
Non Big Four. Perbandingan antara jumlah perusahaan yang diperiksa
oleh KAP Big Four dengan KAP Non Big Four cukup jauh. Hal ini dapat disebabkan oleh adanya pandangan bahwa KAP Big Four memiliki
kredibilitas dan kualitas yang lebih tinggi dibanding KAP Non Big Four.
2. Uji Asumsi Klasik
Penelitian ini menggunakan uji asumsi klasik dengan beberapa pengujian yaitu: uji normalitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi, dan uji
heteroskedastisitas untuk menguji kualitas dan kehandalan data. a. Uji Normalitas
Berikut ini disajikan hasil output penelitian dari uji normalitas yaitu:
64
0.0 0.2
0.4 0.6
0.8 1.0
Observed Cum Prob
0.0 0.2
0.4 0.6
0.8 1.0
E xp
ec te
d C
um P
ro b
Dependent Variable: Audelay Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Gambar 4.1. P-Plot Uji Normalitas Data
Gambar 4.1. menunjukkan bahwa titik-titik menyebar disekitar garis-garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Hal ini menunjukkan bahwa
data pada penelitian ini terdistribusi secara normal.
b. Uji Multikolinearitas Berikut ini disajikan output hasil penelitian dari uji multikolinearitas
yaitu: Tabel 4.6. Hasil uji Multikolinearitas
65
Coefficients
a
,985 1,015
,814 1,228
,908 1,102
,834 1,198
,887 1,128
Total asset ROA
DER Opini
KAP Model
1 Tolerance
VIF Collinearity Statistics
Dependent Variable: Audelay a.
Hasil perhitungan di tabel 4.6 menunjukkan tidak terjadi korelasi diantara variabel independen tidak terdapat problem multikolinearitas karena
nilai tolerance lebih dari 0,1 dan nilai VIF kurang dari 10. c. Uji Autokorelasi
Berikut ini disajikan output hasil penelitian dari uji autokorelasi yaitu:
Tabel 4.7. Uji Autokorelasi
Model Summary
b
,410
a
,168 ,140
17,9368 2,106
Model 1
R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin- Watson
Predictors: Constant, KAP, DER, Total asset, ROA, Opin a.
Dependent Variable: Audelay b.
Ketentuan untuk uji Durbin-Watson DW sebagai berikut : a 1,65 DW 2,35 berarti tidak ada autokorelaasi
b 1,21 DW 1,65 atau 2,35 DW 2,79 berarti tidak dapat disimpulkan
c DW 1,21 atau DW 2,79 berarti terjadi autokorelasi.
66 Tabel 4.9 menunjukkan nilai sebesar 2,106 hal ini berarti bahwa tidak ada
autokorelasi karena nilai terletak pada 1,65 DW 2,35 berarti tidak ada autokorelaasi.
d. Uji heterokedastisitas Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi perbedaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Hasil pengujian heterokedastisitas pada penelitian
ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
-4 -2
2 4
Regression Standardized Predicted Value
-4 -2
2 4
6
R eg
re ss
io n
S tu
de nt
iz ed
R es
id ua
l
Dependent Variable: Audelay Scatterplot
Gambar 4.2. Uji Heterokedastisitas
Hasil tampilan output SPSS dengan jelas menunjukkan bahwa tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0
nol pada sumbu Y, maka tidak mengandung adanya heterokedastisitas.
3. Hasil Pengujian Hipotesis
1. Koefisien Determinasi R²
67 Koefisien determinasi R² pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu, berikut ini disajikan
output hasil pengujian koefisien determinasi R².
Tabel 4.8
Model Summary
b
,410
a
,168 ,140
17,9368 Model
1 R
R Square Adjusted
R Square Std. Error of
the Estimate Predictors: Constant, KAP, DER, Total asset, ROA,
Opini a.
Dependent Variable: Audelay b.
Nilai adjusted R² untuk sample secara keseluruhan adalah 0,140 berarti bahwa 14 variasi dalam audit delay disebabkan oleh variasi
kelima variabel independennya, yaitu ukuran perusahaan, profitabilitas, rasio gearing, opini audit dan ukuran KAP. Sedangkan sisanya yaitu 86
dijelaskan oleh variabel lain diluar persamaan model.
2. Uji t-statistik
Berikut ini disajikan output hasil pengujian koefisien determinasi R² yaitu:
68
Tabel 4.9. Hasil
Uji t-statistik
Coefficients
a
81,949 8,134
10,075 ,000
,000 ,000
-,014 -,182
,855 -36,727
17,472 -,184
-2,102 ,037
2,024 ,927
,183 2,184
,031 ,375
9,004 ,004
,042 ,967
-10,664 3,213
-,268 -3,319
,001 Constant
Total asset ROA
DER Opini
KAP Model
1 B
Std. Error Unstandardized
Coefficients Beta
Standardized Coefficients
t Sig.
Dependent Variable: Audelay a.
Tabel 4.9. menunjukkan hasil pengujian dengan uji t yang memiliki tingkat signifikansi yang berbeda-beda dari kelima variabel
independen. Pengujian hipotesis pertama untuk variabel ukuran perusahaan yang diukur dengan total assets menunjukkan probabilitas
sebesar 0,855, nilai tersebut jauh lebih besar dari 0,05 maka Ha1 ditolak
dan dapat disimpulkan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap lamanya penyelesaian audit audit delay.
Pengujian hipotesis kedua untuk variabel profitabilitas yang diukur dengan Return On Asset memiliki probabilitas signifikan sebesar
0,037, nilai ini lebih kecil dari 0,05 yang berarti Ha2 diterima sehingga
dapat disimpulkan bahwa profitabilitas yang diukur dengan Return On Asset
berpengaruh secara signifikan terhadap lamanya penyelesaian audit audit delay
. Hasil ini sesuai dengan logika teori sehingga secara statistik dapat memberikan pengaruh yang cukup berarti terhadap lamanya
penyelesaian audit audit delay. Pengujian hipotesis ketiga untuk variabel rasio gearing yang
diukur dengan Debt To Equity Ratio Asset memiliki probabilitas
69
signifikan sebesar 0,031, nilai ini lebih kecil dari 0,05 yang berarti Ha3 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa rasio gearing yang diukur
dengan Debt To Equity Ratio Asset berpengaruh secara signifikan terhadap lamanya penyelesaian audit audit delay.
Pengujian hipotesis keempat untuk variabel opini audit memiliki probabilitas sebesar 0,97 nilai tersebut jauh lebih besar dari 0,05 maka
Ha4 ditolak dan dapat disimpulkan bahwa opini audit tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap lamanya penyelesaian audit audit delay. Pengujian hipotesis kelima untuk variabel ukuran KAP memiliki
probabilitas sebesar 0,001, nilai ini berada dibawah 0,05 maka Ha5 diterima dan dapat disimpulkan ukuran KAP berpengaruh secara
signifikan terhadap lamanya penyelesaian audit audit delay. Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa variabel
dependen lamanya penyelesaian audit audit delay dipengaruhi oleh variabel independen profitabilitas, rasio gearing, dan ukuran KAP,
sedangkan variabel independen ukuran perusahaan dan opini audit tidak berpengaruh terhadap lamanya penyelesaian audit audit delay.
3. Uji F-statistik berikut ini disajikan output hasil pengujian koefisien determinasi
R² yaitu:
Tabel 4.10. Hasil
Uji F-statistik
70
ANOVA
b
9385,443 5
1877,089 5,834
,000
a
46328,931 144
321,729 55714,373
149 Regression
Residual Total
Model 1
Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
Predictors: Constant, KAP, DER, Total asset, ROA, Opini a.
Dependent Variable: Audelay b.
Hasil uji Anova atau F test yang dapat dilihat pada tabel 4.10 didapat F hitung sebesar 0,000 Karena probabilitas lebih kecil dari 0,05
maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi lamanya penyelesaian audit audit delay, atau bisa dikatakan bahwa variabel
independen ukuran perusahaan, profitabilitas, rasio gearing, opini audit dan ukuran KAP secara bersama-sama berpengaruh terhadap lamanya
penyelesaian audit audit delay. Tabel 4.9. juga menunjukkan nilai koefisien arah regresi beta.
Nilai Beta merupakan koefisien arah regresi terbaku koefisien lintasan, yang merupakan ukuran dari pengaruh langsung dari tiap-tiap variabel
bebas X terhadap variabel tak bebas Y, dari tabel 4.9. akan dihasilkan persamaan regresi berganda yaitu:
Y = 81,949 + 0,000X
1
-36,727X
2
+ 2,024X
3
+ 0,375D
1
-10,664D
2
Y = Lamanya penyelesaian audit audit delay
X
1
= Ukuran perusahaan X
2
= Profitabilitas
71 X
3
= Rasio gearing D
1
= Opini Audit D
2
= Ukuran KAP Dari persamaan diatas dapat diimplikasikan sebagai berikut:
1 ß0 = 81,949 Konstanta sebesar 81,949 menyatakan bahwa jika tidak ada
pengaruh dari ukuran perusahaan, profitabilitas, rasio gearing, opini audit dan ukuran KAP, maka audit delay dipredikasi akan tetap
sebesar 81,949 hari. 2 Variabel X1 ß1=0,000
Koefisien regresi X1 sebesar 0,00 menyatakan setiap penambahan 1 ukuran perusahaan yang diukur dengan total aset
tidak berpengaruh terhadap audit delay. 3 Variabel X2 ß2= -36,727
Tingkat koefisien regresi X2 sebesar -36,727 menyatakan setiap penambahan 1 profitabilitas yang diukur dengan Return On
Asset akan menurunkan audit delay . Demikian sebaliknya, penurunan
tingkat probabilitas X2 akan dapat meningkatkan audit delay.
4 Variabel X3 ß3= 2,024 Koefisien regresi X3 sebesar 2,024 menyatakan setiap
penambahan 1 rasio gearing yang diukur dengan DER akan berpengaruh meningkatkan audit delay sebesar 2,024.
72 5 Variabel D1 ß4= 0,375
Koefisien regresi D1 sebesar 0,375 menyatakan setiap penambahan 1 opini audit yang diukur dengan DER akan
berpengaruh meningkatkan audit delay sebesar 0,375. 6 Variabel D2 ß5= -10,664
Tingkat koefisien regresi D2 sebesar -10,664 menyatakan setiap penambahan 1 ukuran KAP menurunkan audit delay karena
koefisien bernilai negatif. Demikian sebaliknya, penurunan tingkat ukuran KAP D2 akan dapat meningkatkan audit delay.
C. Pembahasan
Hasil pengujian hipotesis pertama dapat disimpulkan bahwa ukuran perusahaan yang diukur dengan total assets tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap lamanya penyelesaian audit audit delay. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian Aryati dan Theresia 2005 yang menyatakan bahwa ukuran
73 perusahaan yang diukur dengan total assets berpengaruh secara signifikan
terhadap lamanya penyelesaian audit audit delay, namun penelitian ini konsisten dengan penelitian Na’im 1999 dan Respati 2004. Hal ini
memperlihatkan bahwa setiap perusahaan akan menyampaikan laporan secara tepat waktu karena perusahaan yang terlambat menyajikan laporan akan menjadi
suatu pertanda buruk bagi investor terhadap perusahaan, dalam penelitian ini total aset perusahaan yang menjadi indikasi penelitian ini berada diatas rata-rata
1,607693 triliun sehingga penelitian tidak memperoleh hasil yang signifikan mengenai pengaruh ukuran perusahaan terhadap lamanya penyelesaian audit
audit delay .
Hasil pengujian hipotesis kedua dapat disimpulkan bahwa profitabilitas yang diukur dengan Return On Asset berpengaruh secara signifikan terhadap
lamanya penyelesaian audit audit delay. Hasil penelitian ini berbeda dengan
penelitian Aryati dan Theresia 2005 yang menyatakan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap lamanya penyelesaian audit audit
delay, namun penelitian ini konsisten dengan penelitian Na’im 1999 dan
Respati 2004. Profitabilitas menunjukkan keberhasilan perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan. Sehingga dapat dikatakan bahwa profit merupakan
berita baik good news bagi perusahaan. Perusahaan tidak akan menunda penyampaian informasi yang berisi berita baik. Dengan demikian perusahaan
yang menghasilkan profit akan cenderung lebih tepat waktu dalam pelaporan keuangannya dibandingkan perusahaan yang mengalami kerugian.
74 Hasil pengujian hipotesis ketiga dapat disimpulkan bahwa rasio gearing
berpengaruh secara signifikan terhadap lamanya penyelesaian audit audit delay. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Ukago 2002 dan sesuai dengan
hipotesis karena hal ini mengindikasikan bahwa pihak manajemen cenderung menunda laporan keuangannya karena adanya resiko keuangan yang tinggi.
Hasil pengujian hipotesis keempat dapat disimpulkan bahwa opini audit tidak berpengaruh secara signifikan terhadap lamanya penyelesaian audit audit
delay . Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Na’im 1999 yang
menunjukkan bahwa opini yang dikeluarkan tidak berpengaruh terhadap lamanya penyelesaian audit audit delay. Hal ini terjadi karena dalam penelitian ini,
perusahaan yang mendapatkan opini audit wajar tanpa pengecualian unqualified opinion
berjumlah sebanyak 96, sehingga penelitian tidak memperoleh hasil yang signifikan mengenai pengaruh opini audit terhadap lamanya penyelesaian
audit audit delay. Hasil pengujian hipotesis kelima dapat disimpulkan ukuran KAP
berpengaruh secara signifikan terhadap lamanya penyelesaian audit audit delay. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Imam Subekti dan Widiyanti
2004. Hal ini karena KAP The Big Four membutuhkan waktu yang lebih singkat dalam menyelesaikan audit, karena KAP tersebut dianggap dapat
melaksanakan audit secara lebih efesien dan memiliki tingkat fleksibilitas jadwal waktu yang lebih tinggi untuk menyelesaikan audit tepat pada waktunya. Di
samping itu KAP besar memperoleh insentif yang lebih tinggi untuk menyelesaikan pekerjaan auditnya lebih cepat dibanding KAP lainnya. Waktu
75 audit yang lebih cepat juga merupakan cara KAP besar untuk mempertahankan
reputasi mereka.
76
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan pengujian dan analisis yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Ha1 ditolak dan dapat disimpulkan bahwa ukuran perusahaan tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap lamanya penyelesaian audit audit delay
. 2. Ha2 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa profitabilitas yang
diukur dengan Return On Asset berpengaruh secara signifikan terhadap
lamanya penyelesaian audit audit delay. 3. Ha3 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa rasio gearing yang
diukur dengan Debt To Equity Ratio Asset berpengaruh secara signifikan
terhadap lamanya penyelesaian audit audit delay. 4. Ha4 ditolak dan dapat disimpulkan bahwa opini audit tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap lamanya penyelesaian audit audit delay. 5. Ha5 diterima dan dapat disimpulkan ukuran KAP berpengaruh secara
signifikan terhadap lamanya penyelesaian audit audit delay.
6. H6 diterima atau bisa dikatakan bahwa variabel independen ukuran
perusahaan, profitabilitas, rasio gearing, opini audit dan ukuran KAP secara bersama-sama berpengaruh terhadap lamanya penyelesaian audit
audit delay. 61