56 Total asset
Debt to equity Liabilities
3 Rasio Gearing
equity rasio
unqualified opinion
4 Opini Audit
qualified opinion
Nominal
Big four 5
Ukuran KAP Non Big Four
Nominal Sumber: Aryati dan Theresia 2005 dan Halim 2000
BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
57 41
Populasi  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  adalah  perusahaan manufaktur  yang  terdaftar  di  Bursa  Efek  Indonesia,  perusahaan  manufaktur
merupakan  suatu  cabang  industri  yang  mengaplikasikan  peralatan  dan  suatu medium  proses  untuk  transformasi  bahan  mentah  menjadi  barang  jadi  untuk
dijual.  Karakteristik  utama  kegiatan  perusahaan  manufaktur  adalah  mengolah sumberdaya menjadi barang jadi melalui suatu proses pabrikasi.
Jumlah  perusahaan  manufaktur  yang  terdaftar  di  Bursa  Efek  Indonesia yang  listing  selama  tahun  2005-2007  berjumlah  140  perusahaan  dengan  jenis
usaha  yang  berbeda.  Jenis  usaha  pada  industri  manufaktur  terbagi  menjadi  tiga golongan  diantaranya  :  1  Industri  Dasar  dan  Kimia,  2  Aneka  Industri  dan  3
Industri barang konsumsi  makanan dan minuman. Dari populasi sebanyak 140 perusahaan, yang terpilih menjadi sampel sebanyak 50 perusahaan.
Tabel 4.1 Proses Seleksi Sampel
Kriteria Seleksi Sampel Jumlah
Jumlah sampel awal Dikeluarkan dari sampel karena:
1.  Perusahaan yang delisting selama periode penelitian 2.  Perusahaan  yang  tidak  memiliki  total  aktiva  diatas  500
miliar 3.  Perusahaan  yang  tidak  memiliki  laporan  keuangan  yang
lengkap selama periode 2005 sampai dengan 2007 140
15 64
11 Jumlah sampel akhir yang digunakan
50
B. Penemuan dan Pembahasan
1. Statistik Deskriptif
58 Penelitian ini menggunakan uji statistik deskriptif untuk memberikan
deskripsi atau gambaran suatu data. Berikut ini disajikan data output hasil uji statistik deskriptif.
Tabel 4.2. Hasil Uji Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
150 505,0000
63520,00 5330,367
10978,56340 150
-,2832 ,3748
,041966 ,0967615
150 -4,7388
10,1698 1,379529
1,7521563 150
,0 1,0
,960 ,1966
150 ,0
1,0 ,627
,4853 150
20,0 192,0
76,747 19,3371
150 Total asset
ROA DER
Opini KAP
Audelay Valid N listwise
N Minimum
Maximum Mean
Std. Deviation
Tabel 4.3. Nilai Rata-rata Variabel
Variabel 2005
2006 2007
Audit Delay 73,8
77,1 79,34
Ukuran perusahaan
4823,08 5024,98
6143,04
Profitabilitas
4,56 4,10
3,93
Rasio gearing
1,445 1,308
1,385
Sumber : Fact Book, Laporan Tahunan 2005-2007 data diolah
Berikut ini adalah penjelasan dari output hasil uji Statistik Deskriptif yaitu:
a  Lamanya Penyelesaian Audit
59 Hasil  pengujian  statistik  deskriptif  pada  tabel  4.2.  menunjukkan
bahwa  rata-rata  audit  delay  yang  terjadi  pada  periode  penelitian  tahun 2005-2007 adalah 76,75 hari. Rata-rata audit delay ini  lebih pendek dari
penelitian  Aryati  dan  Theresia  2005  yaitu  78,29  hari  dan  Subekti  dan Widiyanti  2004  selama  98,38  hari  serta  lebih  panjang  dari  penelitian
Ashton di Kanada 1987 yaitu 62 hari. Rata-rata audit delay yang terjadi pada  periode  penelitian  ini  menunjukkan  bahwa  perusahaan-perusahaan
publik  di  Indonesia  telah  memenuhi  ketentuan  BAPEPAM-LK  dalam penyampaian  laporan  keuangan  yang  disertai  laporan  akuntan  dengan
pendapat  lazim,  selambat-lambatnya  pada  akhir  bulan  ketiga  90  hari setelah  tanggal  laporan  keuangan  tahunan.  Berdasarkan  tabel  4.3.  dapat
dilihat  bahwa  trend  rata-rata  waktu  audit  delay  pada  perusahaan manufaktur  cenderung  meningkat  sampai  akhir  periode  observasi.  Hasil
analisis deskriptif dapat diketahui bahwa audit delay rata-rata perusahaan manufaktur yang menjadi sampel sebesar 76,75 hari.
b  Ukuran Perusahaan. Penghitungan    ukuran  perusahaan  berdasarkan    total  aset  yang
dimiliki  perusahaan.  Semakin  besar  total  aset  suatu  perusahaan  maka semakin besar ukuran perusahaan tersebut. Tabel 4.3. menunjukkan rata-
rata  total  aset  perusahaan  mengalami  kenaikan  pada  tahun  periode penelitian.  Tahun  2005  rata-rata  total  aset  perusahaan  adalah  4,82308
triliun  ,  dan  meningkat  di  tahun  2006,  rata-rata  total  aset  perusahaan sebesar  5,02498  triliun  dan  terus  meningkat  pada  tahun  2007  sebesar
60 6,14304 triliun. Rata-rata hasil penelitian tahun 2005 sampai dengan 2007
adalah 5,330367 triliun. c  Profitabilitas
Profitabilitas adalah kemampuan  perusahaan untuk menghasilkan keuntungan pada tingkat penjualan, aset, dan modal saham tertentu. Rasio
profitabilitas  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  adalah  Return  On Assets
ROA yaitu perbandingan antara laba bersih dan total aktiva. Pada tabel  4.3.  ditunjukkan  nilai  ROA  perusahaan  manufaktur  yang  menjadi
objek  penelitian,  dengan  periode  observasi  tahun  2005  sampai  dengan tahun 2007.
Tabel 4.3.  menunjukkan  nilai rata-rata  ROA  tertinggi  pada  tahun 2005  sebesar  4,56  persen  Sedangkan  nilai  rata-rata  ROA  terendah  ada
pada  tahun  2007  yakni  sebesar  3,93  persen.  Nilai  rata-rata  ROA perusahaan  manufaktur    mengalami  penurunan  dari  tahun  2005  sampai
dengan  tahun  2007.  Penurunan  nilai  rata-rata  ROA  ini  mengindikasikan nilai  emiten  pada  perusahaan  manufaktur  ini  memberikan  keuntungan
yang  relatif  kecil,  kerugian  yang  dialami  oleh  beberapa  perusahaan mendorong melemahnya ROA terhadap rata-rata perusahaan manufaktur.
d
Rasio Gearing
Rasio  gearing  digunakan  untuk  mengukur  tingkat  leverage  yaitu perbandingan  hutang  jangka  panjang  terhadap  total  aset  yang  dimiliki
perusahaan
.
Rasio  gearing  yang  dimaksud  dalam  penelitian  ini  adalah Debt to Equity Ratio
DER yaitu rasio yang menggambarkan bagian dari
61 setiap modal sendiri yang dijadikan jaminan hutang. Semakin rendah nilai
DER  akan  semakin  tinggi  kemampuan  perusahaan  membayar  hutang. Pada  tabel  4.3.  ditunjukkan  nilai  DER  perusahaan  manufaktur  yang
menjadi  objek  penelitian,  dengan  periode  observasi  tahun  2005  sampai dengan  2007,  dari  tabel  4.3.  dapat  dilihat  bahwa  pada  tahun  2005  nilai
DER  perusahaan  sebesar  1,445  dan  menurun  pada  tahun  2006  sebesar 1,308 lalu pada tahun 2007 meningkat kembali menjadi 1,385, dari ketiga
tahun  periode  penelitian  tahun  2006  merupakan  nilai  DER  yang  paling baik. Pada pengukuran ini nilai DER  1, berarti nilai hutang perusahaan
lebih besar daripada nilai ekuitas perusahaan, akan tetapi  jika  nilai DER 1, yang berarti komposisi ekuitas lebih besar jika dibandingkan hutang,
maka  dapat  dikatakan  perusahaan  lebih  mengandalkan  modal  yang diperolehnya  sendiri.  Hal  ini  dapat  menyebabkan  perusahaan  kurang
terpacu untuk meningkatkan aktivitas  dengan mencari sumber dana dari pihak ketiga.
e  Opini Audit Opini  audit  dalam  penelitian  ini  diukur  dengan  variable  dummy
yang  dibagi  atas  dua  kelompok  yaitu:  1  untuk  perusahaan  yang memperoleh  jenis  pendapat  wajar  tanpa  pengecualian  unqualified
opinion dan 0 untuk perusahaan  yang memperoleh jenis pendapat selain
pendapat wajar tanpa pengecualian unqualified opinion.
Tabel 4.4. Opini Audit
62
Opini
6 4,0
4,0 4,0
144 96,0
96,0 100,0
150 100,0
100,0 ,0
1,0 Total
Valid Frequency
Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Perusahaan  yang  menerima  opini  selain  unqualified  opinion sebesar  4  atau  6  perusahaan  dan  96  atau  144  perusahaan  lainnya
menerima  unqualified  opinion.  Rendahnya  jumlah  perusahaan  yang menerima  selain  unqualified  opinion menunjukkan  hal  yang  positif.  Hal
ini  dapat  disebabkan  karena  perusahaan  memiliki  kinerja  yang  baik  dan memiliki sumber daya manusia yang memiliki tingkat kemampuan dalam
bidang keuangan dan akuntansi serta kredibilitas yang baik. f  Ukuran KAP
Kantor  Akuntan  Publik  Internasional  atau  yang  lebih  dikenal  di Indonesia sebagai  The Big Four membutuhkan waktu  yang lebih singkat
dalam  menyelesaikan  audit,  karena  KAP  tersebut  dianggap  dapat melaksanakan audit secara lebih efesien dan memiliki tingkat fleksibilitas
jadwal  waktu  yang  lebih  tinggi  untuk  menyelesaikan  audit  tepat  pada waktunya.
Tabel 4.5. Ukuran KAP
KAP
56 37,3
37,3 37,3
94 62,7
62,7 100,0
150 100,0
100,0 ,0
1,0 Total
Valid Frequency
Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Berdasarkan  tabel  4.5.  dapat  diketahui  bahwa  jumlah  dari  150 perusahaan yang diperiksa oleh KAP Big Four 1,0 adalah 62,7 atau 94
63 perusahaan  dan  sebesar  37,3  atau  56  perusahaan  diperiksa  oleh  KAP
Non Big  Four.  Perbandingan  antara  jumlah  perusahaan  yang  diperiksa
oleh KAP Big Four dengan KAP Non Big Four cukup jauh. Hal ini dapat disebabkan  oleh  adanya  pandangan  bahwa  KAP  Big  Four  memiliki
kredibilitas dan kualitas yang lebih tinggi dibanding KAP Non Big Four.
2. Uji Asumsi Klasik
Penelitian  ini  menggunakan  uji  asumsi  klasik  dengan  beberapa pengujian yaitu: uji normalitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi, dan uji
heteroskedastisitas untuk menguji kualitas dan kehandalan data. a.  Uji Normalitas
Berikut ini disajikan hasil output penelitian dari uji normalitas yaitu:
64
0.0 0.2
0.4 0.6
0.8 1.0
Observed Cum Prob
0.0 0.2
0.4 0.6
0.8 1.0
E xp
ec te
d C
um P
ro b
Dependent Variable: Audelay Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Gambar 4.1. P-Plot Uji Normalitas Data
Gambar 4.1. menunjukkan bahwa titik-titik menyebar disekitar garis-garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Hal ini menunjukkan bahwa
data pada penelitian ini terdistribusi secara normal.
b.  Uji Multikolinearitas Berikut  ini  disajikan  output  hasil  penelitian  dari  uji  multikolinearitas
yaitu: Tabel 4.6. Hasil uji Multikolinearitas
65
Coefficients
a
,985 1,015
,814 1,228
,908 1,102
,834 1,198
,887 1,128
Total asset ROA
DER Opini
KAP Model
1 Tolerance
VIF Collinearity Statistics
Dependent Variable: Audelay a.
Hasil perhitungan di tabel 4.6 menunjukkan tidak terjadi korelasi diantara variabel  independen  tidak  terdapat  problem  multikolinearitas  karena
nilai tolerance lebih dari 0,1 dan nilai VIF kurang dari 10. c.  Uji Autokorelasi
Berikut ini disajikan output hasil penelitian dari uji autokorelasi yaitu:
Tabel 4.7. Uji Autokorelasi
Model Summary
b
,410
a
,168 ,140
17,9368 2,106
Model 1
R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin- Watson
Predictors: Constant, KAP, DER, Total asset, ROA, Opin a.
Dependent Variable: Audelay b.
Ketentuan untuk uji Durbin-Watson DW sebagai berikut : a  1,65  DW  2,35 berarti tidak ada autokorelaasi
b 1,21    DW    1,65  atau  2,35    DW    2,79  berarti  tidak  dapat disimpulkan
c  DW  1,21 atau DW 2,79 berarti terjadi autokorelasi.
66 Tabel 4.9 menunjukkan nilai sebesar 2,106 hal ini berarti bahwa tidak ada
autokorelasi karena nilai terletak pada 1,65  DW  2,35 berarti tidak ada autokorelaasi.
d.  Uji heterokedastisitas Uji  heterokedastisitas  bertujuan  untuk  menguji  apakah  dalam  model
regresi  terjadi  perbedaan  varians  dari  residual  satu  pengamatan  ke pengamatan yang lain. Hasil pengujian heterokedastisitas pada penelitian
ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
-4 -2
2 4
Regression Standardized Predicted Value
-4 -2
2 4
6
R eg
re ss
io n
S tu
de nt
iz ed
R es
id ua
l
Dependent Variable: Audelay Scatterplot
Gambar 4.2. Uji Heterokedastisitas
Hasil  tampilan  output SPSS dengan  jelas  menunjukkan  bahwa  tidak  ada pola  yang  jelas,  serta  titik-titik  menyebar  di  atas  dan  di  bawah  angka  0
nol pada sumbu Y, maka tidak mengandung adanya heterokedastisitas.
3. Hasil Pengujian Hipotesis
1.  Koefisien Determinasi  R²
67 Koefisien  determinasi  R²  pada  intinya  mengukur  seberapa  jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen. Nilai koefisien  determinasi  adalah  antara  nol  dan  satu,  berikut  ini  disajikan
output hasil pengujian koefisien determinasi  R².
Tabel 4.8
Model Summary
b
,410
a
,168 ,140
17,9368 Model
1 R
R Square Adjusted
R Square Std. Error of
the Estimate Predictors: Constant, KAP, DER, Total asset, ROA,
Opini a.
Dependent Variable: Audelay b.
Nilai  adjusted  R²  untuk  sample  secara  keseluruhan  adalah  0,140 berarti  bahwa  14  variasi  dalam  audit  delay  disebabkan  oleh  variasi
kelima  variabel  independennya,  yaitu  ukuran  perusahaan,  profitabilitas, rasio gearing, opini audit dan ukuran KAP. Sedangkan sisanya yaitu 86
dijelaskan oleh variabel lain diluar persamaan model.
2.  Uji t-statistik
Berikut ini disajikan output hasil pengujian koefisien determinasi R² yaitu:
68
Tabel 4.9. Hasil
Uji t-statistik
Coefficients
a
81,949 8,134
10,075 ,000
,000 ,000
-,014 -,182
,855 -36,727
17,472 -,184
-2,102 ,037
2,024 ,927
,183 2,184
,031 ,375
9,004 ,004
,042 ,967
-10,664 3,213
-,268 -3,319
,001 Constant
Total asset ROA
DER Opini
KAP Model
1 B
Std. Error Unstandardized
Coefficients Beta
Standardized Coefficients
t Sig.
Dependent Variable: Audelay a.
Tabel  4.9.  menunjukkan  hasil  pengujian  dengan  uji  t  yang memiliki  tingkat  signifikansi  yang  berbeda-beda  dari  kelima  variabel
independen.  Pengujian  hipotesis  pertama  untuk  variabel  ukuran perusahaan  yang  diukur  dengan  total  assets  menunjukkan  probabilitas
sebesar 0,855, nilai tersebut jauh lebih besar dari 0,05 maka Ha1 ditolak
dan  dapat  disimpulkan  bahwa  ukuran  perusahaan  tidak  berpengaruh secara signifikan terhadap lamanya penyelesaian audit audit delay.
Pengujian  hipotesis  kedua  untuk  variabel  profitabilitas  yang diukur dengan  Return  On  Asset  memiliki  probabilitas  signifikan  sebesar
0,037, nilai ini lebih kecil dari 0,05 yang berarti  Ha2 diterima sehingga
dapat  disimpulkan  bahwa  profitabilitas  yang  diukur  dengan  Return  On Asset
berpengaruh secara signifikan terhadap lamanya penyelesaian audit audit delay
. Hasil ini sesuai dengan logika teori sehingga secara statistik dapat  memberikan  pengaruh  yang  cukup  berarti  terhadap  lamanya
penyelesaian audit audit delay. Pengujian  hipotesis  ketiga  untuk  variabel  rasio  gearing  yang
diukur  dengan  Debt  To  Equity  Ratio  Asset  memiliki  probabilitas
69
signifikan  sebesar  0,031,  nilai  ini  lebih  kecil  dari  0,05  yang  berarti  Ha3 diterima  sehingga  dapat  disimpulkan  bahwa  rasio  gearing  yang  diukur
dengan  Debt  To  Equity  Ratio  Asset  berpengaruh  secara  signifikan terhadap lamanya penyelesaian audit audit delay.
Pengujian  hipotesis  keempat  untuk  variabel  opini  audit  memiliki probabilitas  sebesar  0,97  nilai  tersebut  jauh  lebih  besar  dari  0,05  maka
Ha4 ditolak dan dapat disimpulkan bahwa opini audit tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap lamanya penyelesaian audit audit delay. Pengujian  hipotesis  kelima  untuk  variabel  ukuran  KAP  memiliki
probabilitas  sebesar  0,001,  nilai  ini  berada  dibawah  0,05  maka  Ha5 diterima  dan  dapat  disimpulkan  ukuran  KAP  berpengaruh  secara
signifikan terhadap lamanya penyelesaian audit audit delay. Dari  penjelasan  diatas  maka  dapat  disimpulkan  bahwa  variabel
dependen  lamanya  penyelesaian  audit  audit  delay  dipengaruhi  oleh variabel  independen  profitabilitas,  rasio  gearing,  dan  ukuran  KAP,
sedangkan  variabel  independen  ukuran  perusahaan  dan  opini  audit tidak berpengaruh terhadap lamanya penyelesaian audit audit delay.
3.  Uji F-statistik berikut ini disajikan output hasil pengujian koefisien determinasi
R² yaitu:
Tabel 4.10. Hasil
Uji F-statistik
70
ANOVA
b
9385,443 5
1877,089 5,834
,000
a
46328,931 144
321,729 55714,373
149 Regression
Residual Total
Model 1
Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
Predictors: Constant, KAP, DER, Total asset, ROA, Opini a.
Dependent Variable: Audelay b.
Hasil  uji  Anova  atau  F  test  yang  dapat  dilihat  pada  tabel  4.10 didapat  F  hitung  sebesar  0,000 Karena  probabilitas  lebih  kecil dari  0,05
maka  model  regresi  dapat  digunakan  untuk  memprediksi  lamanya penyelesaian  audit  audit  delay,  atau  bisa  dikatakan  bahwa  variabel
independen  ukuran  perusahaan,  profitabilitas,  rasio  gearing,  opini  audit dan  ukuran  KAP  secara  bersama-sama  berpengaruh  terhadap  lamanya
penyelesaian audit audit delay. Tabel  4.9.  juga  menunjukkan  nilai  koefisien  arah  regresi  beta.
Nilai Beta merupakan  koefisien arah regresi terbaku koefisien lintasan, yang  merupakan  ukuran  dari  pengaruh  langsung  dari  tiap-tiap  variabel
bebas  X  terhadap  variabel  tak  bebas  Y,  dari  tabel  4.9.  akan  dihasilkan persamaan regresi berganda yaitu:
Y = 81,949 + 0,000X
1
-36,727X
2
+ 2,024X
3
+ 0,375D
1
-10,664D
2
Y = Lamanya penyelesaian audit audit delay
X
1
= Ukuran perusahaan X
2
= Profitabilitas
71 X
3
= Rasio gearing D
1
= Opini Audit D
2
= Ukuran KAP Dari persamaan diatas dapat diimplikasikan sebagai berikut:
1  ß0 = 81,949 Konstanta  sebesar  81,949  menyatakan  bahwa  jika  tidak  ada
pengaruh  dari  ukuran  perusahaan,  profitabilitas,  rasio  gearing,  opini audit  dan  ukuran  KAP,  maka  audit  delay  dipredikasi  akan  tetap
sebesar 81,949 hari. 2  Variabel X1 ß1=0,000
Koefisien  regresi  X1  sebesar  0,00  menyatakan  setiap penambahan  1  ukuran  perusahaan  yang  diukur  dengan  total  aset
tidak berpengaruh terhadap audit delay. 3  Variabel X2 ß2= -36,727
Tingkat  koefisien  regresi  X2  sebesar  -36,727  menyatakan setiap  penambahan  1  profitabilitas  yang  diukur  dengan  Return  On
Asset akan menurunkan audit delay . Demikian sebaliknya, penurunan
tingkat probabilitas X2 akan dapat meningkatkan audit delay.
4  Variabel X3 ß3= 2,024 Koefisien  regresi  X3  sebesar  2,024  menyatakan  setiap
penambahan  1  rasio  gearing  yang  diukur  dengan  DER  akan berpengaruh meningkatkan audit delay sebesar 2,024.
72 5  Variabel D1 ß4= 0,375
Koefisien  regresi  D1  sebesar  0,375  menyatakan  setiap penambahan  1  opini  audit  yang  diukur  dengan  DER  akan
berpengaruh meningkatkan audit delay sebesar 0,375. 6  Variabel D2 ß5= -10,664
Tingkat  koefisien  regresi  D2  sebesar  -10,664  menyatakan setiap penambahan 1 ukuran KAP menurunkan audit delay karena
koefisien  bernilai  negatif.  Demikian  sebaliknya,  penurunan  tingkat ukuran KAP D2 akan dapat meningkatkan audit delay.
C. Pembahasan
Hasil  pengujian  hipotesis  pertama  dapat  disimpulkan  bahwa  ukuran perusahaan  yang diukur dengan total assets tidak berpengaruh  secara signifikan
terhadap  lamanya  penyelesaian  audit  audit  delay.  Hasil  penelitian  ini  berbeda dengan  penelitian  Aryati  dan  Theresia  2005  yang  menyatakan  bahwa  ukuran
73 perusahaan  yang  diukur  dengan  total  assets  berpengaruh  secara  signifikan
terhadap  lamanya  penyelesaian  audit  audit  delay,  namun    penelitian  ini konsisten  dengan  penelitian  Na’im  1999  dan  Respati  2004.  Hal  ini
memperlihatkan  bahwa  setiap  perusahaan  akan  menyampaikan  laporan  secara tepat waktu karena perusahaan yang terlambat menyajikan laporan akan menjadi
suatu pertanda buruk bagi investor terhadap perusahaan, dalam penelitian ini total aset  perusahaan  yang  menjadi  indikasi  penelitian  ini  berada  diatas  rata-rata
1,607693  triliun  sehingga  penelitian  tidak  memperoleh  hasil  yang  signifikan mengenai  pengaruh  ukuran  perusahaan  terhadap  lamanya  penyelesaian  audit
audit delay .
Hasil  pengujian  hipotesis  kedua  dapat  disimpulkan  bahwa  profitabilitas yang  diukur  dengan  Return  On  Asset  berpengaruh  secara  signifikan  terhadap
lamanya  penyelesaian  audit  audit  delay. Hasil  penelitian  ini  berbeda  dengan
penelitian  Aryati  dan  Theresia  2005  yang  menyatakan  bahwa  profitabilitas tidak  berpengaruh  secara  signifikan  terhadap lamanya  penyelesaian  audit  audit
delay, namun  penelitian  ini  konsisten  dengan  penelitian  Na’im  1999  dan
Respati  2004.  Profitabilitas  menunjukkan  keberhasilan  perusahaan  di  dalam menghasilkan  keuntungan.  Sehingga  dapat  dikatakan  bahwa  profit  merupakan
berita  baik  good  news  bagi  perusahaan.  Perusahaan  tidak  akan  menunda penyampaian  informasi  yang  berisi  berita  baik.  Dengan  demikian  perusahaan
yang  menghasilkan  profit  akan  cenderung  lebih  tepat  waktu  dalam  pelaporan keuangannya dibandingkan perusahaan yang mengalami kerugian.
74 Hasil  pengujian  hipotesis  ketiga  dapat disimpulkan  bahwa  rasio  gearing
berpengaruh secara signifikan terhadap lamanya penyelesaian audit audit delay. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Ukago 2002 dan sesuai dengan
hipotesis  karena  hal  ini  mengindikasikan  bahwa  pihak  manajemen  cenderung menunda laporan keuangannya karena adanya resiko keuangan yang tinggi.
Hasil  pengujian  hipotesis  keempat  dapat  disimpulkan  bahwa  opini  audit tidak  berpengaruh  secara  signifikan  terhadap lamanya  penyelesaian  audit  audit
delay .  Hasil  penelitian  ini  konsisten  dengan  penelitian  Na’im  1999  yang
menunjukkan bahwa opini yang dikeluarkan tidak berpengaruh terhadap lamanya penyelesaian  audit  audit  delay.  Hal  ini  terjadi  karena  dalam  penelitian  ini,
perusahaan yang mendapatkan opini audit wajar tanpa pengecualian unqualified opinion
berjumlah  sebanyak  96,  sehingga  penelitian  tidak  memperoleh  hasil yang  signifikan  mengenai  pengaruh  opini  audit   terhadap  lamanya  penyelesaian
audit audit delay. Hasil  pengujian  hipotesis  kelima  dapat  disimpulkan  ukuran  KAP
berpengaruh secara signifikan terhadap lamanya penyelesaian audit audit delay. Hasil  penelitian  ini  konsisten  dengan  penelitian  Imam  Subekti  dan  Widiyanti
2004.  Hal  ini  karena  KAP  The  Big  Four  membutuhkan  waktu  yang  lebih singkat  dalam  menyelesaikan  audit,  karena  KAP  tersebut  dianggap  dapat
melaksanakan audit secara lebih efesien dan memiliki tingkat fleksibilitas jadwal waktu  yang  lebih  tinggi  untuk  menyelesaikan  audit  tepat  pada  waktunya.  Di
samping  itu  KAP  besar  memperoleh  insentif  yang  lebih  tinggi  untuk menyelesaikan  pekerjaan  auditnya  lebih  cepat  dibanding  KAP  lainnya.  Waktu
75 audit  yang  lebih  cepat  juga  merupakan  cara  KAP  besar untuk  mempertahankan
reputasi mereka.
76
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan pengujian dan analisis yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1.  Ha1  ditolak  dan  dapat  disimpulkan  bahwa  ukuran  perusahaan  tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap lamanya penyelesaian audit audit delay
. 2.  Ha2  diterima  sehingga  dapat  disimpulkan  bahwa  profitabilitas  yang
diukur  dengan  Return  On  Asset  berpengaruh  secara  signifikan  terhadap
lamanya penyelesaian audit audit delay. 3.  Ha3  diterima  sehingga  dapat  disimpulkan  bahwa  rasio  gearing  yang
diukur dengan Debt To Equity Ratio Asset berpengaruh secara signifikan
terhadap lamanya penyelesaian audit audit delay. 4.  Ha4 ditolak dan dapat disimpulkan bahwa opini audit tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap lamanya penyelesaian audit audit delay. 5.  Ha5  diterima  dan  dapat  disimpulkan  ukuran  KAP  berpengaruh  secara
signifikan terhadap lamanya penyelesaian audit audit delay.
6.  H6  diterima  atau  bisa  dikatakan  bahwa  variabel  independen  ukuran
perusahaan,  profitabilitas,  rasio  gearing,  opini  audit  dan  ukuran  KAP secara  bersama-sama  berpengaruh  terhadap  lamanya  penyelesaian  audit
audit delay. 61