Gambaran Umum Objek Penelitian Pembahasan

56 Total asset Debt to equity Liabilities 3 Rasio Gearing equity rasio unqualified opinion 4 Opini Audit qualified opinion Nominal Big four 5 Ukuran KAP Non Big Four Nominal Sumber: Aryati dan Theresia 2005 dan Halim 2000

BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

57 41 Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, perusahaan manufaktur merupakan suatu cabang industri yang mengaplikasikan peralatan dan suatu medium proses untuk transformasi bahan mentah menjadi barang jadi untuk dijual. Karakteristik utama kegiatan perusahaan manufaktur adalah mengolah sumberdaya menjadi barang jadi melalui suatu proses pabrikasi. Jumlah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang listing selama tahun 2005-2007 berjumlah 140 perusahaan dengan jenis usaha yang berbeda. Jenis usaha pada industri manufaktur terbagi menjadi tiga golongan diantaranya : 1 Industri Dasar dan Kimia, 2 Aneka Industri dan 3 Industri barang konsumsi makanan dan minuman. Dari populasi sebanyak 140 perusahaan, yang terpilih menjadi sampel sebanyak 50 perusahaan. Tabel 4.1 Proses Seleksi Sampel Kriteria Seleksi Sampel Jumlah Jumlah sampel awal Dikeluarkan dari sampel karena: 1. Perusahaan yang delisting selama periode penelitian 2. Perusahaan yang tidak memiliki total aktiva diatas 500 miliar 3. Perusahaan yang tidak memiliki laporan keuangan yang lengkap selama periode 2005 sampai dengan 2007 140 15 64 11 Jumlah sampel akhir yang digunakan 50

B. Penemuan dan Pembahasan

1. Statistik Deskriptif

58 Penelitian ini menggunakan uji statistik deskriptif untuk memberikan deskripsi atau gambaran suatu data. Berikut ini disajikan data output hasil uji statistik deskriptif. Tabel 4.2. Hasil Uji Statistik Deskriptif Descriptive Statistics 150 505,0000 63520,00 5330,367 10978,56340 150 -,2832 ,3748 ,041966 ,0967615 150 -4,7388 10,1698 1,379529 1,7521563 150 ,0 1,0 ,960 ,1966 150 ,0 1,0 ,627 ,4853 150 20,0 192,0 76,747 19,3371 150 Total asset ROA DER Opini KAP Audelay Valid N listwise N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Tabel 4.3. Nilai Rata-rata Variabel Variabel 2005 2006 2007 Audit Delay 73,8 77,1 79,34 Ukuran perusahaan 4823,08 5024,98 6143,04 Profitabilitas 4,56 4,10 3,93 Rasio gearing 1,445 1,308 1,385 Sumber : Fact Book, Laporan Tahunan 2005-2007 data diolah Berikut ini adalah penjelasan dari output hasil uji Statistik Deskriptif yaitu: a Lamanya Penyelesaian Audit 59 Hasil pengujian statistik deskriptif pada tabel 4.2. menunjukkan bahwa rata-rata audit delay yang terjadi pada periode penelitian tahun 2005-2007 adalah 76,75 hari. Rata-rata audit delay ini lebih pendek dari penelitian Aryati dan Theresia 2005 yaitu 78,29 hari dan Subekti dan Widiyanti 2004 selama 98,38 hari serta lebih panjang dari penelitian Ashton di Kanada 1987 yaitu 62 hari. Rata-rata audit delay yang terjadi pada periode penelitian ini menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan publik di Indonesia telah memenuhi ketentuan BAPEPAM-LK dalam penyampaian laporan keuangan yang disertai laporan akuntan dengan pendapat lazim, selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga 90 hari setelah tanggal laporan keuangan tahunan. Berdasarkan tabel 4.3. dapat dilihat bahwa trend rata-rata waktu audit delay pada perusahaan manufaktur cenderung meningkat sampai akhir periode observasi. Hasil analisis deskriptif dapat diketahui bahwa audit delay rata-rata perusahaan manufaktur yang menjadi sampel sebesar 76,75 hari. b Ukuran Perusahaan. Penghitungan ukuran perusahaan berdasarkan total aset yang dimiliki perusahaan. Semakin besar total aset suatu perusahaan maka semakin besar ukuran perusahaan tersebut. Tabel 4.3. menunjukkan rata- rata total aset perusahaan mengalami kenaikan pada tahun periode penelitian. Tahun 2005 rata-rata total aset perusahaan adalah 4,82308 triliun , dan meningkat di tahun 2006, rata-rata total aset perusahaan sebesar 5,02498 triliun dan terus meningkat pada tahun 2007 sebesar 60 6,14304 triliun. Rata-rata hasil penelitian tahun 2005 sampai dengan 2007 adalah 5,330367 triliun. c Profitabilitas Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan pada tingkat penjualan, aset, dan modal saham tertentu. Rasio profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Return On Assets ROA yaitu perbandingan antara laba bersih dan total aktiva. Pada tabel 4.3. ditunjukkan nilai ROA perusahaan manufaktur yang menjadi objek penelitian, dengan periode observasi tahun 2005 sampai dengan tahun 2007. Tabel 4.3. menunjukkan nilai rata-rata ROA tertinggi pada tahun 2005 sebesar 4,56 persen Sedangkan nilai rata-rata ROA terendah ada pada tahun 2007 yakni sebesar 3,93 persen. Nilai rata-rata ROA perusahaan manufaktur mengalami penurunan dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2007. Penurunan nilai rata-rata ROA ini mengindikasikan nilai emiten pada perusahaan manufaktur ini memberikan keuntungan yang relatif kecil, kerugian yang dialami oleh beberapa perusahaan mendorong melemahnya ROA terhadap rata-rata perusahaan manufaktur. d Rasio Gearing Rasio gearing digunakan untuk mengukur tingkat leverage yaitu perbandingan hutang jangka panjang terhadap total aset yang dimiliki perusahaan . Rasio gearing yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Debt to Equity Ratio DER yaitu rasio yang menggambarkan bagian dari 61 setiap modal sendiri yang dijadikan jaminan hutang. Semakin rendah nilai DER akan semakin tinggi kemampuan perusahaan membayar hutang. Pada tabel 4.3. ditunjukkan nilai DER perusahaan manufaktur yang menjadi objek penelitian, dengan periode observasi tahun 2005 sampai dengan 2007, dari tabel 4.3. dapat dilihat bahwa pada tahun 2005 nilai DER perusahaan sebesar 1,445 dan menurun pada tahun 2006 sebesar 1,308 lalu pada tahun 2007 meningkat kembali menjadi 1,385, dari ketiga tahun periode penelitian tahun 2006 merupakan nilai DER yang paling baik. Pada pengukuran ini nilai DER 1, berarti nilai hutang perusahaan lebih besar daripada nilai ekuitas perusahaan, akan tetapi jika nilai DER 1, yang berarti komposisi ekuitas lebih besar jika dibandingkan hutang, maka dapat dikatakan perusahaan lebih mengandalkan modal yang diperolehnya sendiri. Hal ini dapat menyebabkan perusahaan kurang terpacu untuk meningkatkan aktivitas dengan mencari sumber dana dari pihak ketiga. e Opini Audit Opini audit dalam penelitian ini diukur dengan variable dummy yang dibagi atas dua kelompok yaitu: 1 untuk perusahaan yang memperoleh jenis pendapat wajar tanpa pengecualian unqualified opinion dan 0 untuk perusahaan yang memperoleh jenis pendapat selain pendapat wajar tanpa pengecualian unqualified opinion. Tabel 4.4. Opini Audit 62 Opini 6 4,0 4,0 4,0 144 96,0 96,0 100,0 150 100,0 100,0 ,0 1,0 Total Valid Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Perusahaan yang menerima opini selain unqualified opinion sebesar 4 atau 6 perusahaan dan 96 atau 144 perusahaan lainnya menerima unqualified opinion. Rendahnya jumlah perusahaan yang menerima selain unqualified opinion menunjukkan hal yang positif. Hal ini dapat disebabkan karena perusahaan memiliki kinerja yang baik dan memiliki sumber daya manusia yang memiliki tingkat kemampuan dalam bidang keuangan dan akuntansi serta kredibilitas yang baik. f Ukuran KAP Kantor Akuntan Publik Internasional atau yang lebih dikenal di Indonesia sebagai The Big Four membutuhkan waktu yang lebih singkat dalam menyelesaikan audit, karena KAP tersebut dianggap dapat melaksanakan audit secara lebih efesien dan memiliki tingkat fleksibilitas jadwal waktu yang lebih tinggi untuk menyelesaikan audit tepat pada waktunya. Tabel 4.5. Ukuran KAP KAP 56 37,3 37,3 37,3 94 62,7 62,7 100,0 150 100,0 100,0 ,0 1,0 Total Valid Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Berdasarkan tabel 4.5. dapat diketahui bahwa jumlah dari 150 perusahaan yang diperiksa oleh KAP Big Four 1,0 adalah 62,7 atau 94 63 perusahaan dan sebesar 37,3 atau 56 perusahaan diperiksa oleh KAP Non Big Four. Perbandingan antara jumlah perusahaan yang diperiksa oleh KAP Big Four dengan KAP Non Big Four cukup jauh. Hal ini dapat disebabkan oleh adanya pandangan bahwa KAP Big Four memiliki kredibilitas dan kualitas yang lebih tinggi dibanding KAP Non Big Four.

2. Uji Asumsi Klasik

Penelitian ini menggunakan uji asumsi klasik dengan beberapa pengujian yaitu: uji normalitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi, dan uji heteroskedastisitas untuk menguji kualitas dan kehandalan data. a. Uji Normalitas Berikut ini disajikan hasil output penelitian dari uji normalitas yaitu: 64 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 Observed Cum Prob 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 E xp ec te d C um P ro b Dependent Variable: Audelay Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Gambar 4.1. P-Plot Uji Normalitas Data Gambar 4.1. menunjukkan bahwa titik-titik menyebar disekitar garis-garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Hal ini menunjukkan bahwa data pada penelitian ini terdistribusi secara normal. b. Uji Multikolinearitas Berikut ini disajikan output hasil penelitian dari uji multikolinearitas yaitu: Tabel 4.6. Hasil uji Multikolinearitas 65 Coefficients a ,985 1,015 ,814 1,228 ,908 1,102 ,834 1,198 ,887 1,128 Total asset ROA DER Opini KAP Model 1 Tolerance VIF Collinearity Statistics Dependent Variable: Audelay a. Hasil perhitungan di tabel 4.6 menunjukkan tidak terjadi korelasi diantara variabel independen tidak terdapat problem multikolinearitas karena nilai tolerance lebih dari 0,1 dan nilai VIF kurang dari 10. c. Uji Autokorelasi Berikut ini disajikan output hasil penelitian dari uji autokorelasi yaitu: Tabel 4.7. Uji Autokorelasi Model Summary b ,410 a ,168 ,140 17,9368 2,106 Model 1 R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Watson Predictors: Constant, KAP, DER, Total asset, ROA, Opin a. Dependent Variable: Audelay b. Ketentuan untuk uji Durbin-Watson DW sebagai berikut : a 1,65 DW 2,35 berarti tidak ada autokorelaasi b 1,21 DW 1,65 atau 2,35 DW 2,79 berarti tidak dapat disimpulkan c DW 1,21 atau DW 2,79 berarti terjadi autokorelasi. 66 Tabel 4.9 menunjukkan nilai sebesar 2,106 hal ini berarti bahwa tidak ada autokorelasi karena nilai terletak pada 1,65 DW 2,35 berarti tidak ada autokorelaasi. d. Uji heterokedastisitas Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi perbedaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Hasil pengujian heterokedastisitas pada penelitian ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini. -4 -2 2 4 Regression Standardized Predicted Value -4 -2 2 4 6 R eg re ss io n S tu de nt iz ed R es id ua l Dependent Variable: Audelay Scatterplot Gambar 4.2. Uji Heterokedastisitas Hasil tampilan output SPSS dengan jelas menunjukkan bahwa tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 nol pada sumbu Y, maka tidak mengandung adanya heterokedastisitas.

3. Hasil Pengujian Hipotesis

1. Koefisien Determinasi R² 67 Koefisien determinasi R² pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu, berikut ini disajikan output hasil pengujian koefisien determinasi R². Tabel 4.8 Model Summary b ,410 a ,168 ,140 17,9368 Model 1 R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Predictors: Constant, KAP, DER, Total asset, ROA, Opini a. Dependent Variable: Audelay b. Nilai adjusted R² untuk sample secara keseluruhan adalah 0,140 berarti bahwa 14 variasi dalam audit delay disebabkan oleh variasi kelima variabel independennya, yaitu ukuran perusahaan, profitabilitas, rasio gearing, opini audit dan ukuran KAP. Sedangkan sisanya yaitu 86 dijelaskan oleh variabel lain diluar persamaan model.

2. Uji t-statistik

Berikut ini disajikan output hasil pengujian koefisien determinasi R² yaitu: 68 Tabel 4.9. Hasil Uji t-statistik Coefficients a 81,949 8,134 10,075 ,000 ,000 ,000 -,014 -,182 ,855 -36,727 17,472 -,184 -2,102 ,037 2,024 ,927 ,183 2,184 ,031 ,375 9,004 ,004 ,042 ,967 -10,664 3,213 -,268 -3,319 ,001 Constant Total asset ROA DER Opini KAP Model 1 B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients t Sig. Dependent Variable: Audelay a. Tabel 4.9. menunjukkan hasil pengujian dengan uji t yang memiliki tingkat signifikansi yang berbeda-beda dari kelima variabel independen. Pengujian hipotesis pertama untuk variabel ukuran perusahaan yang diukur dengan total assets menunjukkan probabilitas sebesar 0,855, nilai tersebut jauh lebih besar dari 0,05 maka Ha1 ditolak dan dapat disimpulkan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap lamanya penyelesaian audit audit delay. Pengujian hipotesis kedua untuk variabel profitabilitas yang diukur dengan Return On Asset memiliki probabilitas signifikan sebesar 0,037, nilai ini lebih kecil dari 0,05 yang berarti Ha2 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa profitabilitas yang diukur dengan Return On Asset berpengaruh secara signifikan terhadap lamanya penyelesaian audit audit delay . Hasil ini sesuai dengan logika teori sehingga secara statistik dapat memberikan pengaruh yang cukup berarti terhadap lamanya penyelesaian audit audit delay. Pengujian hipotesis ketiga untuk variabel rasio gearing yang diukur dengan Debt To Equity Ratio Asset memiliki probabilitas 69 signifikan sebesar 0,031, nilai ini lebih kecil dari 0,05 yang berarti Ha3 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa rasio gearing yang diukur dengan Debt To Equity Ratio Asset berpengaruh secara signifikan terhadap lamanya penyelesaian audit audit delay. Pengujian hipotesis keempat untuk variabel opini audit memiliki probabilitas sebesar 0,97 nilai tersebut jauh lebih besar dari 0,05 maka Ha4 ditolak dan dapat disimpulkan bahwa opini audit tidak berpengaruh secara signifikan terhadap lamanya penyelesaian audit audit delay. Pengujian hipotesis kelima untuk variabel ukuran KAP memiliki probabilitas sebesar 0,001, nilai ini berada dibawah 0,05 maka Ha5 diterima dan dapat disimpulkan ukuran KAP berpengaruh secara signifikan terhadap lamanya penyelesaian audit audit delay. Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa variabel dependen lamanya penyelesaian audit audit delay dipengaruhi oleh variabel independen profitabilitas, rasio gearing, dan ukuran KAP, sedangkan variabel independen ukuran perusahaan dan opini audit tidak berpengaruh terhadap lamanya penyelesaian audit audit delay. 3. Uji F-statistik berikut ini disajikan output hasil pengujian koefisien determinasi R² yaitu: Tabel 4.10. Hasil Uji F-statistik 70 ANOVA b 9385,443 5 1877,089 5,834 ,000 a 46328,931 144 321,729 55714,373 149 Regression Residual Total Model 1 Sum of Squares df Mean Square F Sig. Predictors: Constant, KAP, DER, Total asset, ROA, Opini a. Dependent Variable: Audelay b. Hasil uji Anova atau F test yang dapat dilihat pada tabel 4.10 didapat F hitung sebesar 0,000 Karena probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi lamanya penyelesaian audit audit delay, atau bisa dikatakan bahwa variabel independen ukuran perusahaan, profitabilitas, rasio gearing, opini audit dan ukuran KAP secara bersama-sama berpengaruh terhadap lamanya penyelesaian audit audit delay. Tabel 4.9. juga menunjukkan nilai koefisien arah regresi beta. Nilai Beta merupakan koefisien arah regresi terbaku koefisien lintasan, yang merupakan ukuran dari pengaruh langsung dari tiap-tiap variabel bebas X terhadap variabel tak bebas Y, dari tabel 4.9. akan dihasilkan persamaan regresi berganda yaitu: Y = 81,949 + 0,000X 1 -36,727X 2 + 2,024X 3 + 0,375D 1 -10,664D 2 Y = Lamanya penyelesaian audit audit delay X 1 = Ukuran perusahaan X 2 = Profitabilitas 71 X 3 = Rasio gearing D 1 = Opini Audit D 2 = Ukuran KAP Dari persamaan diatas dapat diimplikasikan sebagai berikut: 1 ß0 = 81,949 Konstanta sebesar 81,949 menyatakan bahwa jika tidak ada pengaruh dari ukuran perusahaan, profitabilitas, rasio gearing, opini audit dan ukuran KAP, maka audit delay dipredikasi akan tetap sebesar 81,949 hari. 2 Variabel X1 ß1=0,000 Koefisien regresi X1 sebesar 0,00 menyatakan setiap penambahan 1 ukuran perusahaan yang diukur dengan total aset tidak berpengaruh terhadap audit delay. 3 Variabel X2 ß2= -36,727 Tingkat koefisien regresi X2 sebesar -36,727 menyatakan setiap penambahan 1 profitabilitas yang diukur dengan Return On Asset akan menurunkan audit delay . Demikian sebaliknya, penurunan tingkat probabilitas X2 akan dapat meningkatkan audit delay. 4 Variabel X3 ß3= 2,024 Koefisien regresi X3 sebesar 2,024 menyatakan setiap penambahan 1 rasio gearing yang diukur dengan DER akan berpengaruh meningkatkan audit delay sebesar 2,024. 72 5 Variabel D1 ß4= 0,375 Koefisien regresi D1 sebesar 0,375 menyatakan setiap penambahan 1 opini audit yang diukur dengan DER akan berpengaruh meningkatkan audit delay sebesar 0,375. 6 Variabel D2 ß5= -10,664 Tingkat koefisien regresi D2 sebesar -10,664 menyatakan setiap penambahan 1 ukuran KAP menurunkan audit delay karena koefisien bernilai negatif. Demikian sebaliknya, penurunan tingkat ukuran KAP D2 akan dapat meningkatkan audit delay.

C. Pembahasan

Hasil pengujian hipotesis pertama dapat disimpulkan bahwa ukuran perusahaan yang diukur dengan total assets tidak berpengaruh secara signifikan terhadap lamanya penyelesaian audit audit delay. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian Aryati dan Theresia 2005 yang menyatakan bahwa ukuran 73 perusahaan yang diukur dengan total assets berpengaruh secara signifikan terhadap lamanya penyelesaian audit audit delay, namun penelitian ini konsisten dengan penelitian Na’im 1999 dan Respati 2004. Hal ini memperlihatkan bahwa setiap perusahaan akan menyampaikan laporan secara tepat waktu karena perusahaan yang terlambat menyajikan laporan akan menjadi suatu pertanda buruk bagi investor terhadap perusahaan, dalam penelitian ini total aset perusahaan yang menjadi indikasi penelitian ini berada diatas rata-rata 1,607693 triliun sehingga penelitian tidak memperoleh hasil yang signifikan mengenai pengaruh ukuran perusahaan terhadap lamanya penyelesaian audit audit delay . Hasil pengujian hipotesis kedua dapat disimpulkan bahwa profitabilitas yang diukur dengan Return On Asset berpengaruh secara signifikan terhadap lamanya penyelesaian audit audit delay. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian Aryati dan Theresia 2005 yang menyatakan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap lamanya penyelesaian audit audit delay, namun penelitian ini konsisten dengan penelitian Na’im 1999 dan Respati 2004. Profitabilitas menunjukkan keberhasilan perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan. Sehingga dapat dikatakan bahwa profit merupakan berita baik good news bagi perusahaan. Perusahaan tidak akan menunda penyampaian informasi yang berisi berita baik. Dengan demikian perusahaan yang menghasilkan profit akan cenderung lebih tepat waktu dalam pelaporan keuangannya dibandingkan perusahaan yang mengalami kerugian. 74 Hasil pengujian hipotesis ketiga dapat disimpulkan bahwa rasio gearing berpengaruh secara signifikan terhadap lamanya penyelesaian audit audit delay. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Ukago 2002 dan sesuai dengan hipotesis karena hal ini mengindikasikan bahwa pihak manajemen cenderung menunda laporan keuangannya karena adanya resiko keuangan yang tinggi. Hasil pengujian hipotesis keempat dapat disimpulkan bahwa opini audit tidak berpengaruh secara signifikan terhadap lamanya penyelesaian audit audit delay . Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Na’im 1999 yang menunjukkan bahwa opini yang dikeluarkan tidak berpengaruh terhadap lamanya penyelesaian audit audit delay. Hal ini terjadi karena dalam penelitian ini, perusahaan yang mendapatkan opini audit wajar tanpa pengecualian unqualified opinion berjumlah sebanyak 96, sehingga penelitian tidak memperoleh hasil yang signifikan mengenai pengaruh opini audit terhadap lamanya penyelesaian audit audit delay. Hasil pengujian hipotesis kelima dapat disimpulkan ukuran KAP berpengaruh secara signifikan terhadap lamanya penyelesaian audit audit delay. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Imam Subekti dan Widiyanti 2004. Hal ini karena KAP The Big Four membutuhkan waktu yang lebih singkat dalam menyelesaikan audit, karena KAP tersebut dianggap dapat melaksanakan audit secara lebih efesien dan memiliki tingkat fleksibilitas jadwal waktu yang lebih tinggi untuk menyelesaikan audit tepat pada waktunya. Di samping itu KAP besar memperoleh insentif yang lebih tinggi untuk menyelesaikan pekerjaan auditnya lebih cepat dibanding KAP lainnya. Waktu 75 audit yang lebih cepat juga merupakan cara KAP besar untuk mempertahankan reputasi mereka. 76

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan pengujian dan analisis yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Ha1 ditolak dan dapat disimpulkan bahwa ukuran perusahaan tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap lamanya penyelesaian audit audit delay . 2. Ha2 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa profitabilitas yang diukur dengan Return On Asset berpengaruh secara signifikan terhadap lamanya penyelesaian audit audit delay. 3. Ha3 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa rasio gearing yang diukur dengan Debt To Equity Ratio Asset berpengaruh secara signifikan terhadap lamanya penyelesaian audit audit delay. 4. Ha4 ditolak dan dapat disimpulkan bahwa opini audit tidak berpengaruh secara signifikan terhadap lamanya penyelesaian audit audit delay. 5. Ha5 diterima dan dapat disimpulkan ukuran KAP berpengaruh secara signifikan terhadap lamanya penyelesaian audit audit delay.

6. H6 diterima atau bisa dikatakan bahwa variabel independen ukuran

perusahaan, profitabilitas, rasio gearing, opini audit dan ukuran KAP secara bersama-sama berpengaruh terhadap lamanya penyelesaian audit audit delay. 61

Dokumen yang terkait

Audit Tenure, Ukuran Kap, Ukuran Perusahaan Klien, dan Spesialisasi Audit Terhadap Kualitas Audit Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei

8 76 77

PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP LAMANYA WAKTU PENYELESAIAN AUDIT ( Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Lamanya Waktu Penyelesaian Audit (Audit Delay) Studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI Tahun 2012-2014.

0 11 11

PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP LAMANYA WAKTU PENYELESAIAN AUDIT (AUDIT DELAY) Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Lamanya Waktu Penyelesaian Audit (Audit Delay) Studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI Tahun 2012-

0 5 16

PENGARUH UKURAN KAP, UKURAN PERUSAHAAN, SOLVABILITAS, STRUKTUR KEPEMILIKAN TERHADAP AUDIT DELAY Pengaruh Ukuran Kap, Ukuran Perusahaan, Solvabilitas, Struktur Kepemilikan Terhadap Audit Delay (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI

0 3 16

Audit Tenure, Ukuran Kap, Ukuran Perusahaan Klien, dan Spesialisasi Audit Terhadap Kualitas Audit Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei

2 2 11

Audit Tenure, Ukuran Kap, Ukuran Perusahaan Klien, dan Spesialisasi Audit Terhadap Kualitas Audit Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei

0 0 2

Audit Tenure, Ukuran Kap, Ukuran Perusahaan Klien, dan Spesialisasi Audit Terhadap Kualitas Audit Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei

0 0 9

Audit Tenure, Ukuran Kap, Ukuran Perusahaan Klien, dan Spesialisasi Audit Terhadap Kualitas Audit Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei

0 0 16

Audit Tenure, Ukuran Kap, Ukuran Perusahaan Klien, dan Spesialisasi Audit Terhadap Kualitas Audit Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei

0 0 2

PENGARUH KUALITAS AUDIT, UKURAN PERUSAHAAN DAN OPINI AUDITOR TERHADAP LAMANYA AUDIT DELAY PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BEI

0 1 11