Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan, Oppini Audit Dan Ukuran Kap Terhadap Lamanya Peneyelesaian Audit : Studi Empiris: Pada Perusahaan Munafkatur Yang Terdaftar Di BEI

(1)

ANALISIS PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN, OPINI AUDIT

DAN UKURAN KAP TERHADAP LAMANYA PENYELESAIAN AUDIT (Studi Empiris: Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI)

Oleh Doni Adrial NIM : 104082002644

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1430H/2009M


(2)

ANALISIS PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN, OPINI UDIT DAN UKURAN KAP TERHADAP LAMANYA PENYELESAIAN AUDIT

(Studi Empiris: Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Sosial

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh Doni Adrial NIM: 104082002644

Dibawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

DR. Yahya Hamja, MM Amilin, SE., Ak., M.Si NIP. 130676334 NIP. 150370232

JURUSAN AKUNTANSI


(3)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1430H/2009M

Hari ini Tanggal tujuh bulan november Tahun Dua Ribu Delapan telah dilakukan Ujian Komprehensif atas nama Doni Adrial NIM: 104082002644 dengan judul Skripsi “Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan, Opini Audit dan Ukuran KAP terhadap Lamanya Penyelesaian Audit. (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)”. Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 7 November 2008

Tim Penguji Ujian Komprehensif

Amilin, SE.,Ak., Msi Yessi Fitri, SE., Ak., M.Si


(4)

Penguji Ahli

Hari ini Selasa Tanggal Sepuluh Maret Tahun Dua Ribu Sembilan telah dilakukan Ujian Skripsi atas nama Doni Adrial NIM: 104082002644 dengan judul Skripsi “Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan, Opini Audit dan Ukuran KAP terhadap Lamanya Penyelesaian Audit. (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)”. Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 10 Maret 2009

Tim Penguji Ujian Skripsi

Dr. Yahya Hamja, MM Yessi Fitri, SE., Ak., M.Si

Ketua Anggota

Afif Sulfa, SE,.Ak,.M.Si Penguji Ahli


(5)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

• Nama : Doni Adrial

• Jenis Kelamin : Laki-laki

• Tempat/tanggal lahir : Jakarta, 30 Juni 1985

• Agama : Islam

• Alamat : Jl.Kp Pangodokan rt 005/03 Kutabumi, pasar kemis tangerang, banten 15561

• Telp : (021) 91370266 / 081310770663 • Email : adrial _d@yahoo.co.id

II. PENDIDIKAN

• Sekolah Dasar Negeri 03 Pagi Jakarta (1991-1997). • Madrasah Diniyah Islamiyah Al-Ia’anah (1992-1996)

• Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 45 Cengkareng Jakarta (1997-2000).

• Sekolah Menengah Umum 33 Jakarta (2000-2003).

• Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Jurusan Akuntansi Konsentrasi Auditing (2004-2009).

III. PENGALAMAN ORGANISASI

• Koordinator ORSENI BEMJ Akuntansi Periode : 2006 - 2007 • Ketua UKM FORSA Divisi Sepakbola : 2006 - 2008


(6)

III. IDENTITAS KELUARGA

• Ayah : Masrial

• Tempat & Tgl. Lahir : Padang, 24 Agustus 1959

• Alamat : Jl. Kp Pangodokan rt 005/03 Kutabumi, pasar kemis tangerang, banten 15561

• Telp : -

• Ibu : Martini

• Tempat & Tgl. Lahir : Padang, 23 juni 1965

• Alamat : Jl. Kp Pangodokan rt 005/03 Kutabumi, pasar kemis tangerang, banten 15561

• Telp : -


(7)

THE INFLUENCE OF CHARACTERISTIC COMPANY, AUDIT OPINION, AND SIZE PUBLIC ACCOUNTANT OFFICE TOWARD

AUDIT DELAY

(Empirical Study: manufacturing companies that are listed in JSX in 2005 to 2007)

By: Doni Adrial

ABSTRACT

This research represents empirical study to know factors influencing audit delay and the mean of audit delay in 2005 to 2007. The populations of this research are manufacturing companies that are listed in JSX in 2005 to 2007.

Samples of this research are 50 manufacturing companies. Samples are taken by using of purposive sampling. The method of data analysis is using descriptive and double regression analysis. The obtain model of regression which representative is hence conducted by test of classic assumption.

The result of descriptive statistic indicate that mean of an audit delay in the year 2005 to 2007 is 76,75 days. Multivariate analysis showed at level significant 5%, variable of profitability, ratio gearing, and size public accountant office have an effect on by significant to audit delay. While variable of size company and audit opinion not have an effect to audit delay.

Keywords: audit delay, profitability, ratio gearing, size company, audit opinion and size public accountant office.


(8)

ANALISIS PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN, OPINI AUDIT DAN UKURAN KAP TERHADAP LAMANYA PENYELESAIAN AUDIT

(Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia) Oleh: Doni Adrial

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh karakteristik perusahaan, opini audit dan ukuran KAP terhadap lamanya penyelesaian audit dan rata-rata audit delay tahun 2005 sampai dengan 2007. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang listing di BEI tahun 2005 sampai dengan 2007.

Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 50 perusahaan manufaktur. Metode analisa data menggunakan metode purposive sampling, sedangkan metode analisa data menggunakan statistik deskriptif dan analisa regresi berganda. Untuk memenuhi model regresi yang bisa mewakili maka digunakan uji asumsi klasik.

Hasil analisa statistik deskriptif menunjukkan bahwa rata-rata audit delay adalah 76,75 hari. Analisa multivariate menunjukkan bahwa pada level signifikansi 5%, variabel profitabilitas, rasio gearing, dan ukuran KAP berpengaruh secara signifikan terhadap lamanya penyelesaian audit, sedangkan variabel opini audit dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap lamanya penyelesaian audit

.

Kata kunci: audit delay, Ukuran perusahaan, profitabilitas, rasio gearing, opini audit dan ukuran KAP.


(9)

KATA PENGANTAR Bismillahirrahmaanirrahim.

Alhamdulillah, puji syukur kupanjatkan kehadirat Allah SWT berkat rahmat, hidayah dan karunia yang tiada batas, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan, Opini Audit dan Ukuran KAP terhadap Lamanya Penyelesaian Audit.(Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)”, dan tidak lupa shalawat serta salam kupanjatkan kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya, sebagai teladan bagi umatnya.

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi sebagian dan syarat-syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Mengingat kemampuan penulis yang serba terbatas, penulis mohon maaf apabila di dalam skripsi masih banyak terdapat kekurangan. Meskipun demikian mudah-mudahan skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada semua pihak.

Penulis menyadari bahwa keberhasilan yang diperoleh berkat bantuan, bimbingan dan dorongan semua pihak. Oleh karenanya, penulis ucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Kedua orang tuaku tercinta, Ayah dan Ibuku (Masrial dan Martini) yang selalu mendoakan, memberikan segalanya yang tak terhingga tuk kebaikan hidupku, Adik-adikku tercinta, Afdal, Delvi, Ade dan Dewi yang menjadi pendorong semangatku sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dan smoga aku bisa menjadi bintang terang keluargaku

2. Bapak Dr. Yahya Hamja, MM selaku dosen pembimbing I yang telah meluangkan banyak waktunya dalam memberikan pengarahan serta bimbingan dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Bapak Amilin, SE, Ak., M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi dan dosen pembimbing II yang begitu sabar dalam membimbing, mengarahkan dan banyak memberikan masukan selama proses pengerjaan skripsi.

4. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS, selaku dekan FEIS yang telah memberikan jalan bagi penulis dalam penyelesaian skripsi ini.


(10)

6. Terima kasih kepada seluruh jajaran karyawan dari Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, atas kinerja bapak dan ibu sekalian yang telah sabar melayani mahasiswa dengan baik dan akhirnya membawa citra yang baik bagi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

7. Sahabat dan teman-temanku dikelas Akuntansi B angkt 2004, nanda (semangat bozz.,), agin, raihan (koh), aris, putra, rama, taufiq, vaat (tmbh subur aj..), ady, pipit, ayu bgor, lily, nicca, iyoq, rahil, teh fitroh, mba eka, widya, dwe, elin, fajar, mahdi (si pengagum andrea), andi ello, risky, rei, yani, ayu dpok, oci, dika, dwin dll, juga Kelas Auditing, terima kasih semua untuk kebersamaannya, kalian memberikan warna dalam kehidupanku. Jaga terus silaturahmi.

8. Seluruh rekan-rekan BEMJ Akuntansi periode 2006-2007, anak2 bola n futsal Ekonomi..sahrul, topay, samsul, apiek, sony, amung dkk...semangatt truss!!!! 9. Rekan-rekanku di FORSA ade, taslim, isra, syauqi (ncex), novenk, ahmad muji, ridho, dani, wawa, aji, dhole dkk, para junior n senior, pelatih, para pengurus dan khususnya divisi sepakbola UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, doaku tuk pencapaian prestasi tertinggi kalian (semangatttt...) Jaga terus kekompakan team ini, Terima kasih atas segala dukungan dan kebersamaannya.

10. Kawan-kawanku parwis, heri opung, luthfi, radit, anca, adit, nata, arif dkk, teman seperjuangan seluruh teman-teman angkatan 2004 kelas A, C, D, dan E semoga sukses selalu dan jaga terus silaturahmi.

11. Seluruh pihak-pihak terkait yang telah membantu penulis selama ini dan mohon maaf apabila ada pihak-pihak yang namanya tidak tercantum.

Semoga allah SWT memberikan balasan atas semua kebaikan kepada pihak-pihak yang telah disebutkan diatas. Penulis menyadari sepenuhnya masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini, oleh karena itu kritik dan saran sangat penulis harapkan untuk menyempurnakan, sehingga skripsi ini dapat lebih bermanfaat bagi semua pihak.

Jakarta, Maret 2009 Penulis


(11)

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan Skripsi ... i

Lembar Pengesahan Uji Komprehensif ... ii

Lembar Pengesahan Uji Skripsi ... iii

Daftar Riwayat Hidup ... iv

Abstract ...vi

Abstrak... vii

Kata Pengantar ... viii

Daftar Isi ... x

Daftar Tabel... xii

Daftar Gambar... xiii

Daftar Lampiran ... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Perumusan Masalah... 9

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 10

1. Tujuan Penelitian... 10

2. Manfaat Penelitian ... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Audit Delay……… ... 12

B. Karakteristik Perusahaan ………... 17

a. Ukuran perusahaan………. ... 17

b. Profitabilitas ………. ... 18

c. Rasio Gearing……….. ... 19

C. Opini Audit ... 20

D. Ukuran KAP... 22

E. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 23


(12)

BAB III METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian ... 30

B. Metode Penentuan Sampel... 30

C. Metode Pengumpulan Data... 31

D. Metode Analisis ... 32

1. Metode Analisis Data ... 32

a. Analisis Deskriptif ... 32

b. Uji Asumsi Klasik... 32

c. Pengujian Hipotesis ... 35

2. Model Analisis ... 37

E. Operasional Variabel dan Pengukurannya... 38

BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 41

B. Penemuan dan Pembahasan ... 42

1. Statistik Deskriptif ... 42

2. Uji Asumsi Klasik ... 48

a. Uji Normalitas ... 48

b. Uji Multikolinieritas... 49

c. Uji Autokorelasi ... 49

d. Uji Heterokedastisitas ... 50

3. Hasil Pengujian Hipotesis ... 51

C. Pembahasan... 57

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI A. Kesimpulan ... 60

B. Implikasi ... 61

C. Saran ... 63

DAFTAR PUSTAKA... 64


(13)

DAFTAR TABEL

No. Keterangan

3.1 Indikator Pengukuran Variabel Penelitian... 40

4.1 Proses Seleksi Sampel ... 41

4.2 Hasil Uji Statistik Deskriptif... 42

4.3 Nilai Rata-rata Variabel... 42

4.4 Opini Audit ... 46

4.5 Ukuran KAP ... 47

4.6 Hasil Uji Multikolinearitas ... 49

4.7 Hasil Uji Autokorelasi... 49

4.8 Hasil Uji Autokorelasi... 51

4.9 Hasil Uji t-Statistik... 52


(14)

DAFTAR GAMBAR

No. Keterangan

3.1 Kerangka Pemikiran ... 28 4.1 P-Plot Uji Normalitas data... 48 4.2 Uji Heterokedastisitas... 50


(15)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Keterangan

1 Daftar Nilai total aset, Ukuran Perusahaan, Rasio Gearing,

Opini Audit, dan Ukuran KAP ... 66

2 Hasil Uji Hipotesis ... 76

3 Hasil Uji Statistik Deskriptif... 79


(16)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Seiring dengan berkembangnya perekonomian Indonesia saat ini, banyak investor yang menaruh minat untuk menanamkan investasinya di Indonesia, terutama dalam bidang pasar modal. Para investor dalam melaksanakan kegiatan investasinya memerlukan informasi-informasi yang dibutuhkan salah satunya adalah laporan keuangan. pelaporan keuangan

(financial reporting) dihasilkan dari proses akuntansi keuangan dan merupakan media untuk mengkomunikasikan informasi kepada pihak-pihak eksternal yang menaruh perhatian kepada badan atau organisasi pembuatan laporan serta aktivitas-aktivitasnya.

Informasi yang didistribusikan kepada masyarakat harus bersifat tulus, terbuka, integritas dan tepat waktu, ketepatan waktu pelaporan informasi keuangan sangat dibutuhkan oleh pemakai informasi keuangan misalnya: akuntan, manajer, dan analisis keuangan. Hal ini dikarenakan laporan keuangan merupakan unsur penting yang sangat dibutuhkan oleh pemakai informasi (user) untuk membuat keputusan investasi dan kredit, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ketepatan waktu laporan keuangan akan mempengaruhi nilai saham perusahaan atau keputusan investasi pemodal.


(17)

Ketepatan waktu pelaporan informasi keuangan merupakan wahana bagi perusahaan untuk mengkomunikasikan berbagai informasi dan pengukuran secara ekonomi mengenai sumber daya yang dimiliki serta kinerja kepada berbagai pihak yang mempunyai kepentingan atas informasi tersebut. Informasi akan mempunyai manfaat jika disampaikan tepat waktu kepada para pemakainya guna pengambilan keputusan. Hal ini dikarenakan laporan keuangan merupakan unsur penting yang sangat dibutuhkan oleh pemakai informasi (user) untuk membuat keputusan investasi dan kredit. Informasi yang tidak tepat waktu memang tidak menjamin bahwa informasi tersebut pasti merupakan informasi yang relevan. Namun informasi dikategorikan relevan bila informasi mempunyai tiga unsur nilai, yaitu (a) informasi mempunyai nilai prediksi (predictive value), (b) informasi mempunyai umpan balik (feedback value), dan (c) tepat waktu (timeliness). Jadi, suatu informasi mustahil merupakan informasi yang relevan tanpa tepat waktu penyampaiannya. Sesuai dengan pendapat Gregory dan Van Horn (1963) dalam Syafruddin (2002), secara konseptual yang dimaksud dengan tepat waktu adalah kualitas ketersediaan informasi pada saat yang diperlukan atau kualitas informasi yang baik dilihat dari segi waktu.

Respati (2004) menyatakan bahwa ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan bisa berpengaruh pada nilai laporan keuangan tersebut, dalam penelitian Ksa (2003) perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan akan melakukan penundaan pelaporan keuangannya dan keterlambatan pelaporan keuangan berhubungan dengan isi laporan keuangan. Pengumuman


(18)

yang berisi berita buruk cenderung akan ditunda. Penelitian Saleh (2004) juga menguji pengaruh karakteristik perusahaan dengan ketepatan waktu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berhubungan negatif dengan pelaporan dan kompleksitas audit secara langsung berhubungan dengan keterlambatan pelaporan keuangan perusahaan.

Na’im (1999) melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan di Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor ukuran perusahaan financial distress

yang diukur dengan menggunakan debt to equity ratio tidak signifikan berhubungan dengan kelipatan waktu sedangkan faktor profitability secara signifikan mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan suatu perusahaan.

Regulasi di Indonesia menyatakan bahwa tepat waktu merupakan kewajiban bagi perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk menyampaikan laporan keuangan secara berkala. Pada tahun 1996, Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) mengeluarkan lampiran surat Keputusan Ketua BAPEPAM No.80/PM/1996, yang mewajibkan setiap emiten dan perusahaan publik untuk menyampaikan laporan keuangan tahunan perusahaan dan laporan auditor independennya kepada BAPEPAM-LK selambat-lambatnya 120 hari setelah tanggal laporan tahunan perusahaan. Namun sejak tanggal 30 september 2003, BAPEPAM-LK semakin memperketat peraturan dengan dikeluarkannya lampiran surat Keputusan Ketua BAPEPAM Nomor: Kep-36/PM/2003 yang menyatakan


(19)

bahwa laporan keuangan tahunan disertai dengan laporan akuntan dengan pendapat yang lazim harus disampaikan kepada BAPEPAM-LK selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga (90 hari) setelah tanggal laporan keuangan tahunan, tetapi masih ada beberapa perusahaan yang terlambat menyerahkan laporan keuangannya. Hal ini sebagian besar disebabkan oleh lamanya waktu penyelesaian.

Ketepatan waktu penyusunan atau pelaporan suatu laporan keuangan perusahaan bisa berpengaruh pada nilai laporan keuangan tersebut. Keterlambatan informasi akan menimbulkan reaksi negatif dari pelaku pasar modal. Karena laporan keuangan yang telah diaudit memuat informasi laba perusahaan yang dijadikan sebagai salah satu dasar pengambilan keputusan untuk membeli atau menjual kepemilikan yang dimiliki oleh investor. Artinya informasi laba dari laporan keuangan yang dipublikasikan akan menyebabkan kenaikan atau penurunan harga saham. Keterlambatan pelaporan, secara tidak langsung juga diartikan oleh investor sebagai pertanda yang buruk bagi perusahaan.

Penelitian-penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa keterlambatan laporan keuangan dipengaruhi oleh ukuran perusahaan, profitabilitas, umur perusahaan, ukuran KAP, dan berita buruk perusahaan seperti: keterlambatan pelaporan yang dihubungkan dengan kesulitan keuangan, qualified opinion

oleh auditor. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Dyer dan Mchugh (1975), Schwartz dan Soo (1996), dan Owusu Ansah (2000) menunjukkan bahwa ukuran perusahaan secara signifikan berpengaruh terhadap lamanya


(20)

penyelesaian audit yang mengakibatkan keterlambatan pelaporan keuangan. Sedangkan hasil penelitian Na’im (1999) dan Respati (2004) berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Dyer dan Mchugh, Schwartz dan Soo, dan Owusu Ansah. Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa ukuran perusahaan tidak signifikan berpengaruh terhadap lamanya penyelesaian audit. Hasil penelitian tentang profitabilitas yang dilakukan oleh Dyer dan Mchugh (1975) di Australia menunjukkan bahwa profitabilitas tidak signifikan berpengaruh terhadap lamanya penyelesaian audit, sehingga tidak ada kecenderungan bagi perusahaan yang mengalami keuntungan untuk menyampaikan laporan keuangan secara tepat waktu. Hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Ainun Na’im (1999) dan Respati (2004) yang menunjukkan bahwa profitabilitas secara signifikan berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan laporan keuangan karena jika pengumuman laba berisi berita baik maka pihak manajemen akan cenderung melaporkan tepat waktu. Hasil penelitian Whittred (1980), Carslaw dan Kaplan (1991) dan Halim (2000) menunjukkan bahwa opini audit berpengaruh terhadap lamanya penyelesaian audit, bahwa audit delay yang lebih panjang dialami oleh perusahaan yang menerima pendapat qualified opinion. Hal ini disebabkan karena perusahaan yang menerima opini selain unqualified opinion dianggap sebagai berita buruk (bad news) sehingga penyampaian laporan keuangannya akan diperlambat. Akan tetapi penelitian variabel ini di Indonesia menunjukkan hasil yang kurang memuaskan. Na’im (1999) menemukan


(21)

bahwa pendapat akuntan publik tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu laporan keuangan.

Hasil penelitian-penelitian sebelumnya mengindikasikan hasil yang masih bertentangan antara variabel-variabel yang mempengaruhi lamanya penyelesaian audit (audit delay). Hasil penelitian yang berlawanan ini menunjukkan perbedaan dalam melakukan penelitian sehingga tidak konsisten dan tentunya memerlukan penelitian yang lebih mendalam.

Aryati dan Theresia (2005) melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay dan timeliness, dengan variabel independen yaitu: ukuran perusahaan, profitabilitas, ukuran KAP dan keberadaan divisi internal auditor. Hasilnya menunjukkan bahwa variabel yang signifikan mempengaruhi audit delay adalah ukuran perusahaan, sedangkan yang lain ternyata tidak signifikan mempengaruhi audit delay.

Aryati dan Theresia (2005) pada penelitiannya mengatakan bahwa masih ada keterbatasan yang dapat mempengaruhi hasil penelitiannya tersebut, sehingga masih diperlukan penelitian lebih lanjut pada aspek yang sama untuk mengetahui konsistensi hasil penelitiannya. Penelitian ini hanya menggunakan empat variabel saja dalam menguji pengaruhnya terhadap rentang waktu penyajian laporan keuangan kepada publik. Sampel penelitian yang digunakan terbatas hanya pada perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia sebelum 1 januari 2002, sehingga hasil penelitian tidak dapat digeneralisir. Penelitian ini dilakukan sebelum terjadinya perubahan


(22)

peraturan mengenai batas waktu pelaporan laporan keuangan oleh BAPEPAM-LK pada tahun 2003.

Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang lebih mendalam mengenai analisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap lamanya penyelesaian audit. Penelitian ini mengacu pada penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Aryati dan Theresia (2005). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah:

1. Variabel penelitian

Penelitian terdahulu menggunakan empat variabel, yaitu: ukuran perusahaan, profitabilitas, ukuran KAP dan keberadaan divisi internal auditor. sedangkan penelitian ini menggunakan lima variabel, yaitu: ukuran perusahaan, profitabilitas, rasio gearing, opini audit, dan ukuran KAP. Variabel keberadaan divisi internal auditor tidak digunakan dalam penelitian ini karena tidak valid dalam penelitian tersebut dan dalam penelitian ini menambahkan dua variabel yaitu: rasio gearing dan opini audit. Hal ini dilakukan karena kedua variabel tersebut pernah diteliti oleh Halim (2000) yang mengatakan bahwa variabel rasio gearing dan opini audit berpengaruh terhadap lamanya penyelesaian audit, namun berbeda dengan hasil penelitian Na’im (1999), bahwa rasio gearing dan pendapat akuntan publik tidak berpengaruh terhadap lamanya penyelesaian audit. Sehingga diperlukan penelitian yang lebih mendalam lagi.

2. Periode penelitian

Penelitian terdahulu menggunakan masa penelitian tahun 2002 dan 2003, sedangkan dalam penelitian ini menggunakan periode penelitian selama tiga tahun (2005 sampai dengan 2007) hal ini dilakukan untuk generalisasi


(23)

penelitian sehingga mendapatkan hasil penelitian yang lebih baik dan akurat.

3. Peraturan

Penelitian ini juga dilakukan karena adanya perubahan peraturan mengenai batas waktu pelaporan laporan keuangan oleh BAPEPAM-LK pada tanggal 30 september 2003, sesuai dengan lampiran surat Keputusan Ketua BAPEPAM Nomor: Kep-36/PM/2003 yang menyatakan bahwa laporan keuangan tahunan disertai dengan laporan akuntan dengan pendapat yang lazim harus disampaikan kepada BAPEPAM-LK selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga (90 hari) setelah tanggal laporan keuangan tahunan, sedangkan pada penelitian terdahulu masih menerapkan peraturan yang lama, yaitu lampiran surat Keputusan Ketua BAPEPAM No.80/PM/1996, yang mewajibkan setiap emiten dan perusahaan publik untuk menyampaikan laporan keuangan tahunan perusahaan dan laporan auditor independennya kepada BAPEPAM selambat-lambatnya 120 hari setelah tanggal laporan tahunan perusahaan. Berdasarkan hal ini diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui perbedaan hasil penelitian pasca dikeluarkannya peraturan tersebut.

Pemilihan perusahaan manufaktur dalam penelitian ini untuk mengetahui konsistensi hasil penelitian sebelumnya dan karena sebagian besar perusahaan yang listing di BEI adalah perusahaan manufaktur. Berdasarkan uraian tersebut diatas maka dalam penyusunan skripsi ini peneliti mengambil judul “Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan, Opini Audit dan


(24)

Ukuran KAP terhadap Lamanya Penyelesaian Audit. (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)”. B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap lamanya penyelesaian audit (audit delay) pada perusahaan manufaktur yang listing di BEI?

2. Apakah profitabilitas berpengaruh secara signifikan terhadap lamanya penyelesaian audit (audit delay) pada perusahaan manufaktur yang listing

di BEI?

3. Apakah rasio gearing berpengaruh secara signifikan terhadap lamanya penyelesaian audit (audit delay) pada perusahaan manufaktur yang listing

di BEI?

4. Apakah opini audit berpengaruh secara signifikan terhadap lamanya penyelesaian audit untuk perusahaan manufaktur yang listing di BEI? 5. Apakah ukuran KAP berpengaruh secara signifikan terhadap lamanya

penyelesaian audit untuk perusahaan manufaktur yang listing di BEI? 6. Apakah ukuran perusahaan, profitabilitas, rasio gearing, opini audit, dan

ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP) secara simultan berpengaruh dengan signifikanterhadap lamanya penyelesaian audit (audit delay)?


(25)

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa tujuan yang ingin dicapai, yaitu:

1. Untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan terhadap lamanya penyelesaian audit pada perusahaan manufaktur yang listing di BEI. 2. Untuk mengetahui pengaruh profitabilitas terhadap lamanya penyelesaian

audit pada perusahaan manufaktur yang listing di BEI.

3. Untuk mengetahui pengaruh rasio gearing terhadap lamanya penyelesaian audit pada perusahaan manufaktur yang listing di BEI.

4. Untuk mengetahui pengaruh opini audit terhadap lamanya penyelesaian audit pada perusahaan manufaktur yang listing di BEI.

5. Untuk mengetahui pengaruh ukuran KAP terhadap lamanya penyelesaian audit pada perusahaan manufaktur yang listing di BEI.

6. Untuk mengetahui secara simultan pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas, rasio gearing, opini audit, dan ukuran KAP terhadap lamanya penyelesaian audit (audit delay) pada perusahaan manufaktur yang listing di BEI?


(26)

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pihak manajemen perusahaan, investor, profesi auditor, peneliti yang akan datang, maupun bagi peneliti sendiri.

1. Bagi pihak manajemen perusahaan

Memberikan bahan pertimbangan bagi pihak manajemen untuk dapat meminimalkan keterlambatan penyampaian laporan keuangan dan memperhatikan faktor yang menghambat ketepatan waktu pelaporan keuangan.

2. Bagi investor

Diharapkan investor lokal dan luar negeri yang ingin menanamkan modalnya keperusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEI dapat mengevaluasi kelayakan investasi dengan mempertimbangkan ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.

3. Bagi profesi auditor

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai acuan bagi auditor di jakarta untuk meningkatkan kinerja dalam melakukan proses audit, dengan mengendalikan faktor-faktor dominan yang mempengaruhi lamanya penyelesaian audit.

4. Bagi peneliti yang akan datang

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi empiris bagi praktisi, akademisi dan bagi profesi regulasi untuk memberikan peluang perkembangan berikutnya.


(27)

Menambah pengetahuan peneliti mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi lamanya penyelesaian audit.


(28)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Lamanya Penyelesaian Audit

Perbedaan waktu antara tanggal laporan keuangan dengan tanggal opini audit dalam laporan keuangan mengindikasikan tentang rentang waktu penyelesaian audit yang dilakukan oleh auditor perbedaan waktu ini dalam audit sering disebut dengan audit delay. Semakin panjang waktu penyelesaian audit (audit delay) maka semakin lama auditor dalam menyelesaikan pekerjaan auditnya.

Menurut Halim (2000), audit delay adalah lamanya waktu penyelesaian audit yang diukur dari tanggal penutupan tahun buku hingga tanggal diselesaikannya audit lapangan. Pada dasarnya rentang waktu penyelesaian audit (audit delay) diukur dari tanggal penutupan tahun buku hingga tanggal diterbitkan laporan audit. Lama atau tidaknya penyelesaian audit dapat dilihat dari isi laporan keuangan auditor, apakah terdapat penyimpangan, keterbatasan, atau kecurangan dalam penyajian laporan keuangan. Pada umumnya, laporan audit yang dipublikasikan mencerminkan kinerja perusahaan yang diaudit, semakin cepat diterbitkan maka semakin berguna informasi bagi pemakai informasi, dengan adanya laporan audit, pihak luar dapat menilai pertanggungjawaban laporan keuangan tersebut.

Laporan audit penting sekali dalam suatu audit karena dapat menginformasikan pemakai informasi mengenai apa yang dilakukan auditor


(29)

dan kesimpulan yang diperolehnya. Penyampaian dan publikasi laporan keuangan auditan kepada regulator maupun kepada publik merupakan suatu keharusan bagi emiten yang diatur dalam suatu perundang-perundangan pasar modal.

Menurut Knechel dan Payne dalam penelitian Made Wirakusuma (2004), audit report lag atau yang lazim disebut dengan audit delay adalah periode waktu antara akhir tahun fiskal dan tanggal laporan audit. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Made Wirakusuma (2004) yang dimaksud dengan keterlambatan penyelesaian penyajian laporan keuangan adalah interval jumlah hari antara tanggal periode laporan keuangan (tanggal 31 desember) sampai tanggal laporan audit (tanggal opini) selanjutnya disebut sebagai audit delay.

Ketepatan waktu penerbitan laporan keuangan yang telah diaudit merupakan hal yang sangat penting khususnya untuk perusahaan-perusahaan publik yang menggunakan pasar modal sebagai salah satu sumber pendanaan. Givoly dan Palmon (1982) dalam Subekti (2004), memberikan bukti empiris berkaitan dengan isi informasi keuangan berupa pengumuman laba, dimana investor akan menunda pembelian atau penjualan sekuritasnya sampai dengan diterbitkannya laporan keuangan yang telah diaudit.


(30)

Dyer dan Mchugh (1975) dalam Bandi (2002) membagi keterlambatan penyajian laporan keuangan atau lag menjadi:

a. Preliminary lag, yaitu interval antara berakhirya tahun fiskal sampai dengan tanggal diterimanya laporan keuangan pendahulu oleh pasar modal.

b. Auditor’s signature lag, yaitu interval antara berakhirnya tahun fiskal sampai dengan tanggal yang tercantum dalam laporan auditor.

c. Total lag, yaitu interval antara berakhirnya tahun fiskal sampai dengan tanggal diterimanya laporan keuangan tahunan publikasi oleh pasar modal. Menurut Boynton dan Kell (2002:6), terdapat tiga tipe audit, yaitu:

a. Audit Laporan Keuangan (Financial statement audit), yaitu laporan keuangan yang berkaitan dengan kegiatan memperoleh dan mengevaluasi bukti tentang laporan-laporan entitas dengan maksud agar dapat memberikan pendapat apakah laporan-laporan tersebut telah disajikan secara wajar sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan, yaitu prinsip-prinsip yang berlaku umum (Generally Accepted Auditing Standard). b. Audit Kepatuhan (compliance audit), yaitu laporan keuangan yang

berkaitan dengan kegiatan memperoleh dan mengevaluasi bukti-bukti untuk menetapkan apakah kegiatan keuangan atau operasi suatu entitas telah sesuai dengan persyaratan ketentuan, atau peraturan tertentu.

c. Audit operasional (operasional audit), yaitu laporan keuangan yang berkaitan dengan kegiatan memperoleh dan mengevaluasi bukti-bukti tentang efesiensi dan efektivitas kegiatan operasi entitas dalam hubungannya dengan pencapaian tujuan tertentu.


(31)

Dalam PSA no. 02 (IAI, 2001:110.1) dinyatakan bahwa:

Tujuan audit umum atas laporan keuangan oleh auditor independen adalah untuk menyatakan pendapat atas kewajaran dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas yang sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Laporan auditor merupakan sarana bagi auditor untuk menyatakan pendapatnya, atau apabila keadaan mengharuskan, untuk menyatakan tidak memberikan pendapat, ia harus menyatakan apakah auditnya telah dilaksanakan berdasarkan standar auditing yang telah ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia.

Menurut Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor: Kep-36/PM/2003 tanggal: 30 September 2003, laporan keuangan tahunan wajib diumumkan kepada publik dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Perusahaan wajib menggunakan neraca, laporan laba rugi dan laporan lain yang dipersyaratkan oleh instansi yang berwenang sesuai dengan jenis industrinya dalam sekurang-kurangnya 2 (dua) surat kabar harian berbahasa Indonesia yang satu diantaranya mempunyai peredaran nasional, dan lainnya yang terbit di tempat kedudukan emiten atau perusahaan publik, selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan keuangan tahunan.

b. Bentuk dan isi neraca, laporan laba rugi, dan laporan lain yang dipersyaratkan oleh instansi yang berwenang sesuai dengan jenis industri yang diumumkan tersebut harus sama dengan yang disajikan dengan BAPEPAM-LK.

c. Pengumuman tersebut harus memuat opini dari akuntan.


(32)

Menurut Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor: Kep-36/PM/2003 tanggal: 30 September 2003, jika emiten atau perusahaan publik yang laporan keuangannya mendapat opini selain wajar tanpa pengecualian, maka ketika mengumumkan laporan keuangan auditannya, perusahaan wajib memuat hal-hal berikut:

a. Paragraf penjelasan akuntan atas opininya, antara lain menyangkut hal-hal sebagai berikut:

1) Pembatasan ruang lingkup pemeriksaan.

2) Penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku umum.

3) Penjelasan ketidakpastian menyangkut kelangsungan usaha perusahaan dan kemungkinan adanya kerugian.

4) Dampak utama penyimpangan terhadap laporan keuangan.

b. Dengan diperketatnya peraturan BAPEPAM-LK terakhir yang menjadikan batas waktu penyampaian laporan keuangan auditan dari 120 hari menjadi 90 hari akan menjadikan tugas dari akuntan publik semakin berat. Hal ini disebabkan karena audit merupakan aktivitas yang membutuhkan waktu dikarenakan audit harus dilakukan dengan penuh kecermatan dan ketelitian. Di samping itu, dalam standar pekerjaan lapangan disebutkan bahwa audit harus dilaksanakan melalui pemahaman yang memadai dan pengumpulan bukti-bukti yang cukup melalui pengamatan, pengajuan pertanyaan dan konfirmasi.


(33)

B. Karakteristik perusahaan

Menurut Lang dan Luhdhlom (1993) dalam Subiyantoro (1996) mengatakan bahwa konteks laporan keuangan penentu karakteristik bisa ditetapkan dengan menggunakan tiga pendekatan kategori yaitu: karakteristik yang berhubungan dengan variabel struktur, kinerja dan pasar. Karakteristik yang berhubungan dengan variabel struktur yaitu ukuran perusahaan. Kinerja merupakan pengukuran yang didasarkan pada kinerja finansial, meliputi profitabilitas dan pertumbuhan. Pasar merupakan aspek perilaku perusahaan yang timbul sebagai akibat dari keikutsertaan sebagai anggota kelompok kerja sama antara perusahaan dalam lingkungan operasionalnya, meliputi jenis atau tipe perusahaan. Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan karakteristik perusahaan yang berhubungan dengan variabel struktur yaitu: Ukuran perusahaan dan variabel kinerja yaitu: profitabilitas dan rasio Gearing.

a. Ukuran perusahaan

Hasil penelitian Na’im (1999) menemukan bukti empiris bahwa ukuran perusahaan tidak signifikan mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan, Respati (2004) menemukan bukti empiris mengenai ukuran perusahaan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Saleh (2004) menyatakan bahwa keterlambatan pelaporan keuangan antara perusahaan besar dan kecil berbeda (diukur dari nilai pasarnya). Selain itu ditemukan bukti empiris mengenai hubungan


(34)

ketepatan waktu pelaporan keuangan dan ukuran perusahaan adalah positif walaupun hasilnya tidak signifikan.

Penelitian yang dilakukan oleh Dyer dan Mchugh (1975) dalam Halim (2000) manajemen perusahaan skala besar cenderung diberikan insentif untuk mengurangi audit delay. Dikarenakan perusahaan-perusahaan tersebut dimonitor secara ketat oleh investor, pengawas permodalan, dan pemerintah. Oleh karena itu, perusahaan-perusahaan berskala besar cenderung menghadapi tekanan eksternal yang lebih tinggi untuk mengumumkan laporan audit lebih awal.

b. Profitabilitas

Profitabilitas menunjukkan keberhasilan perusahaan didalam menghasilkan keuntungan karena seringkali digunakan sebagai alat pengukur kinerja manajemen perusahaan dan pengukur efesiensi penggunaan modal. Sehingga, dapat dikatakan bahwa profit merupakan berita baik (good news) bagi perusahaan. Perusahaan tidak akan menunda penyampaian informasi yang berisi berita baik. Dengan demikian, perusahaan yang mampu menghasilkan profit akan cenderung lebih tepat waktu dalam pelaporan keuangan dibandingkan perusahaan yang mengalami kerugian.

Menurut Givoly dan Palmon (1982) dalam Made Wirakusuma (2004) ketepatan waktu dan keterlambatan pengumuman laba tahunan dipengaruhi oleh isi laporan keuangan. Jika pengumuman laba berisi baik mungkin akan cenderung dilaporkan tepat waktu, sedangkan jika


(35)

pengumuman laba berisi buruk, maka pihak manajemen akan terlambat untuk menyampaikan laporan keuangan. Penelitian yang dilakukan oleh Saleh (2004), menemukan bukti empiris bahwa profitabilitas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Hasil penelitian Saleh (2004) mendukung penelitian yang dilakukan oleh Dyer dan McHugh (1975).

Na’im (1998) memperoleh bukti dalam penelitiannya bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap publikasi laporan keuangan. Begitu juga dengan hasil penelitian yang dilakukan Respati (2004) menemukan bukti empiris bahwa profitabilitas yang diukur dengan ROA (Return On Assets) berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan. Hasil penelitian Respati (2004) mendukung penelitian Na’im (1999).

c. Rasio Gearing

Rasio gearing merupakan salah satu rasio financial leverage. Menurut Weston dan Copeland (1995:238) dalam Saleh (2004) bahwa rasio leverage mengukur tingkat aktiva perusahaan yang dibiayai oleh penggunaan hutang. Sedangkan menurut Tauringana dan Clark (2000) rasio gearing adalah perbandingan hutang jangka panjang terhadap modal sendiri (equity).

Tingginya rasio gearing mencerminkan tingginya risiko keuangan perusahaan. Risiko keuangan perusahaan yang tinggi mengindikasikan bahwa perusahaan mengalami kesulitan keuangan. Analisis rasio gearing


(36)

merupakan salah satu analisis solvabilitas yang mengukur posisi keuangan dalam jangka panjang dan hasil operasinya dengan mengukur tingkat rasio hutang terhadap modal (Saleh, 2004).

C. Opini Audit

Laporan keuangan yang dilaporkan kepada BAPEPAM-LK adalah laporan keuangan yang telah diaudit. Auditor bertanggung jawab untuk melihat laporan keuangan yang dikeluarkan oleh manajemen sesuai dengan peraturan standar akuntansi. Auditor juga harus memeriksa akuntansi dan sistem pengendalian intern perusahaan dan secara umum mencoba memastikan tidak ada kesalahan yang material di dalam laporan keuangan perusahaan. Auditor sebagai pihak yang independen di dalam pemeriksaan laporan keuangan perusahaan, akan memberikan opini atas laporan keuangan yang diauditnya. Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) mengharuskan pembuatan laporan setiap kali kantor akuntan publik dikaitkan dengan laporan keuangan. Laporan audit hanya dibuat jika audit benar-benar dilakukan. Bagian dari laporan audit yang merupakan informasi utama dari laporan audit adalah opini audit.

Opini audit yang diberikan oleh auditor melalui beberapa tahap audit yang dilakukan dapat memberi simpulan atas opini yang harus diberikan terhadap laporan keuangan yang diauditnya. Arens, Beasley, dan Elder (2008:108) mengemukakan bahwa laporan audit adalah langkah terakhir dari


(37)

seluruh proses audit. Dengan demikian, auditor di dalam memberikan opini sudah didasarkan pada keyakinan profesionalnya.

Menurut Arens et. al., (2008:70) opini yang dapat diberikan atas asersi manajemen dari perusahaan yang diaudit dikelompokkan menjadi: pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion), pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelasan yang ditambahkan dalam laporan audit dalam bentuk baku (modified unqualified opinion), pendapat wajar dengan pengecualian (qualified opinion), pendapat tidak wajar (adverse opinion), pernyataan tidak memberikan pendapat (desclaimer of opinion).

Berikut ini akan dijelaskan:

a. Pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion)

Dengan pendapat wajar tanpa pengecualian, auditor menyatakan bahwa laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi berlaku umum. Ini adalah pendapat yang dinyatakan dalam laporan audit bentuk baku.

b. Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelasan yang ditambahkan dalam laporan audit dalam bentuk baku (modified unqualified opinion).

Keadaan tertentu mungkin mengharuskan auditor menambahkan suatu paragraph penjelasan (atau bahasa penjelasan yang lain) dalam laporan audit meskipun tidak mempengaruhi pendapat wajar tanpa pengecualian atas laporan keuangan audit tersebut.


(38)

c. Pendapat wajar dengan pengecualian (qualified opinion).

Dalam hal ini, auditor menyatakan bahwa laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi berlaku umum, kecuali untuk dampak hal-hal yang berhubungan dengan yang dikecualikan.

d. Pendapat tidak wajar (adverse opinion)

Dengan pendapat tidak wajar, auditor menyatakan bahwa laporan keuangan tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi berlaku umum. e. Pernyataan tidak memberikan pendapat (desclaimer of opinion)

Dengan pernyataan tidak memberikan pendapat, auditor menyatakan bahwa ia tidak menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditan.

D. Ukuran Kantor Akuntan Publik

Kantor akuntan publik adalah suatu bentuk organisasi akuntan publik yang bergerak dalam bidang pemberian jasa profesional dan memperoleh ijin sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Akuntan publik merupakan profesi kepercayaan, sehingga dituntut untuk menunjukkan sikap profesionalitasnya dalam mengungkapkan informasi seluas mungkin kepada masyarakat.

Gilling (1977) dalam Aryati dan Theresia (2005) menunjukkan bahwa kantor akuntan publik Internasional atau yang lebih dikenal di Indonesia sebagai The Big Four membutuhkan waktu yang lebih singkat dalam


(39)

menyelesaikan audit, karena KAP tersebut dianggap dapat melaksanakan audit secara lebih efesien dan memiliki tingkat fleksibilitas jadwal waktu yang lebih tinggi untuk menyelesaikan audit tepat pada waktunya. Di samping itu KAP besar memperoleh insentif yang lebih tinggi untuk menyelesaikan pekerjaan auditnya lebih cepat dibanding KAP lainnya. Waktu audit yang lebih cepat juga merupakan cara KAP besar untuk mempertahankan reputasi mereka. Untuk melihat KAP besar dan kecil dapat dilihat dari ukuran KAP yang tergolong dalam KAP big four dan KAP non big four. Aryati dan Theresia (2005) mengatakan berikut ini adalah nama-nama KAP big four:

1) Price Waterhouse Coopers (PWC) 2) Deloitte Touche Tohmatsu

3) Klynveld Peat Marwick Goerdeler (KPMG) 4) Ernest dan Young (EY)

KAP non big four adalah semua KAP selain KAP big four.

E. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian dengan tema yang mengangkat tentang analisis faktor-faktor yang mempengaruhi lamanya penyelesaian audit telah banyak dilakukan pada penelitian-penelitian terdahulu termasuk variabel ukuran perusahaan, profitabilitas, rasio gearing, opini audit dan ukuran KAP.

1. Ukuran Perusahaan dan Lamanya Penyelesaian Audit.

Carslaw dan Kaplan (1991) melakukan penelitian mengenai audit delay pada perusahaan-perusahaan publik di New Zealand. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel yang signifikan berpengaruh


(40)

adalah ukuran perusahaan (total assets) Sedangkan rata-rata audit delay di New Zealand pada tahun 1987 adalah 88 hari dan tahun 1988 adalah 95 hari. Menurut hasil penelitian Halim (2000) menunjukkan bahwa variabel ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap lamanya penyelesaian audit, sedangkan penelitian Subekti dan Widiyanti (2004), tentang faktor-faktor yang berpengaruh terhadap lamanya penyelesaian audit menunjukkan hasil penelitian bahwa variabel ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap lamanya penyelesaian audit.

2. Profitabilitas dan Lamanya Penyelesaian Audit.

Owusu-Ansah (2000) melakukan penelitian yang menunjukkan bahwa variabel profitabilitas berpengaruh secara signifikan terhadap lamanya penyelesaian audit. Penelitian Saleh (2004), tentang faktor-faktor yang berpengaruh terhadap lamanya penyelesaian audit menunjukkan hasil penelitian bahwa variabel profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap lamanya penyelesaian audit. Hasil penelitian Na’im (1998) menunjukkan bahwa variabel profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap lamanya penyelesaian audit.

3. Rasio Gearing dan Lamanya Penyelesaian Audit.

Rasio Gearing mengukur tingkat aktiva perusahaan yang dibiayai penggunaan hutang. Penelitian Saleh (2004) menunjukkan bahwa Rasio

Gearing tidak signifikan berpengaruh terhadap lamanya penyelesaian audit. Halim (2000) melakukan penelitian tentang audit delay di Indonesia dengan menggunakan sampel 287 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek


(41)

Jakarta pada tahun 1997. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini antara lain total revenue, jenis industri, bulan penutupan buku tahunan, lamanya menjadi klien KAP, rasio gearing, tingkat profitabilitas dan jenis opini. Dari hasil penelitian univariate diperoleh indikasi bahwa audit delay cenderung panjang apabila perusahaan tertentu melaporkan kerugian yang mencerminkan tingginya resiko keuangan yaitu rasio gearing. Hasil penelitian multivariate menunjukkan bahwa ketujuh faktor tersebut secara serentak sangat berpengaruh terhadap audit delay, namun yang konsisten berpengaruh terhadap audit delay adalah tahun buku dan pelaporan kerugian. Rata-rata audit delay pada

perusahaan-perusahaan publik di BEJ adalah 84,5 hari. 4. Opini audit dan Lamanya Penyelesaian Audit.

Made Gede Wirakusuma (2004) meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi rentang waktu penyajian laporan keuangan ke publik. Penelitian ini menunjukkan adanya hubungan positif antara opini audit dan

audit delay. Carslaw dan Kaplan (1991) melakukan penelitian mengenai

audit delay pada perusahaan-perusahaan publik di New Zealand. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel opini audit berpengaruh signifikan terhadap lamanya penyelesaian audit. Penelitian Halim (2000) menunjukkan hasil penelitian variabel opini audit berpengaruh signifikan terhadap lamanya penyelesaian audit.


(42)

5. Ukuran KAP dan Lamanya Penyelesaian Audit

Aryati dan Theresia (2005) melakukan penelitian tentang rata-rata

audit delay dan timeliness pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ pada tahun 2002-2004. Hasil penelitian menunjukkan waktu penyelesaian audit yang diukur dari tanggal penutupan tahun buku sampai dengan tanggal yang tertera pada laporan auditor independen pada perusahaan manufaktur di BEJ adalah sebesar 78,29 hari. Sedangkan rata-rata timeliness sebesar 94,05 hari. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ukuran KAP tidak berpengaruh terhadap audit delay. Penelitian Halim (2000) menunjukkan hasil penelitian variabel ukuran KAP berpengaruh signifikan terhadap lamanya penyelesaian audit.

Penelitian-penelitian diatas memberikan hasil yang beragam, dikarenakan ada perbedaan sifat variabel independen dan dependen yang digunakan, perbedaan dalam menganalisis data, metode statistik yang digunakan, dan juga perubahan peraturan mengenai batas waktu pelaporan laporan keuangan. Karena keragaman hasil tersebut, penelitian ini memandang perlu untuk mencari bukti empiris yang terkait dengan lamanya waktu penyelesaian audit (audit delay). Oleh karena itu, peneliti ingin melakukan pengujian kembali terhadap beberapa variabel independen tersebut.

Ada beberapa perbedaan dalam penelitian ini dengan penelitian sebelumnya. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu


(43)

opini audit. Kedua, periode penelitian yang digunakan oleh peneliti yaitu periode tahun 2005 s/d 2007. Ketiga Penelitian ini dilakukan karena adanya perubahan peraturan mengenai batas waktu pelaporan laporan keuangan oleh BAPEPAM pada tahun 2003. Pemilihan perusahaan manufaktur dalam penelitian ini untuk mengetahui konsistensi hasil penelitian sebelumnya dan karena sebagian besar perusahaan yang listing


(44)

F. Kerangka Pemikiran

Penelitian ini mengacu pada penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Aryati dan Theresia (2005). Ada enam variabel dalam penelitian ini, yang terdiri dari satu dependen, yaitu lamanya penyelesaian audit, dan lima variabel independen, yaitu ukuran perusahaan, profitabilitas, rasio gearing, opini audit, dan ukuran KAP. Gambar dibawah ini adalah model dari kerangka pemikiran yang akan diteliti:

Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran Profitabilitas

Lamanya penyelesaian audit

Ukuran KAP Opini Audit Ukuran Perusahaan


(45)

G. Perumusan Hipotesis

Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis yang dapat diambil adalah: H1 : Ukuran perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap lamanya

penyelesaian audit (audit delay).

H2 : Profitabilitas berpengaruh secara signifikan terhadap lamanya penyelesaian audit (audit delay).

H3 : Rasio gearing berpengaruh secara signifikan terhadap lamanya penyelesaian audit (audit delay).

H4 : Opini audit berpengaruh secara signifikan terhadap lamanya penyelesaian audit (audit delay).

H5 : Ukuran KAP berpengaruh secara signifikan terhadap lamanya penyelesaian audit (audit delay).

H6 : Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Rasio gearing, opini audit, dan ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP) secara simultan berpengaruh dengan signifikanterhadap lamanya penyelesaian audit (audit delay).


(46)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), perusahaan ini terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2005 sampai dengan 2007, dan telah menyampaikan laporan keuangan yang telah di audit oleh auditor independen ke BAPEPAM-LK.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh karakteristik perusahaan, opini audit dan ukuran KAP terhadap lamanya penyelesaian audit

(audit delay). Ruang lingkup dalam penelitian ini membahas variabel dependen yaitu lamanya penyelesaian audit (audit delay), sedangkan variabel independennya adalah ukuran perusahaan, profitabilitas, rasio gearing, opini audit, dan ukuran KAP.

B. Metode Penentuan Sampel

Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling,

yaitu teknik pengambilan sampel penelitian yang diambil berdasarkan pertimbangan agar sampel data yang dipilih memenuhi kriteria untuk diuji (Indriantoro dan Supomo, 2002:131). Kriteria yang digunakan pada penelitian ini adalah:


(47)

1. Terdaftar sebagai perusahaan manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2005 sampai dengan 2007.

2. Perusahaan tersebut telah menerbitkan laporan keuangan untuk periode 31 desember 2005 sampai dengan 31 Desember 2007.

3. Memiliki data laporan keuangan perusahaan yang sudah diaudit oleh akuntan publik.

4. Perusahaan yang mempublikasikan laporan keuangan secara rutin. 5. Laporan keuangan yang dibutuhkan tersedia.

6. Perusahaan yang laporan keuangannya diterbitkan paling lambat 31 Maret. 7. Perusahaan tersebut memiliki total aktiva lebih dari 500 miliar rupiah karena

sebagian besar perusahaan publik memiliki total aktiva lebih dari 500 miliar rupiah. Alasan memilih sampel dengan kriteria tersebut adalah bertujuan untuk menghindari bias yang disebabkan oleh perbedaan yang ekstrim.

C. Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan di dalam penelitian ini adalah data sekunder yang umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun di dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan (Indriantoro dan Supomo, 2002:147). Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari sumber eksternal, yaitu dari laporan keuangan tahunan yang terdapat di Pusat Referensi Pasar Modal Bursa Efek Indonesia (PRPM-BEI), akses internet melalui www.jsx.co.id. data sekunder yang diperlukan antara lain:


(48)

1. Daftar perusahaan manufaktur yang tercatat di BEJ dan fact book tahun 2005 sampai dengan 2007.

2. Laporan keuangan tahunan (annual report) perusahaan untuk tahun buku 2005 sampai dengan 2007. data yang dibutuhkan adalah total aset, total pasiva dan laba/rugi usaha.

3. Laporan auditor independen.

D. Metode Analisis

1. Metode Analisis Data a. Analisis Deskriptif

Penggunaan metode statistik deskriptif memiliki tujuan untuk memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dapat dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, maksimum dan minimum (Ghozali, 2005:16). Untuk tahapan analisis data terlebih dahulu harus dilakukan uji persyaratan data, yakni dengan melakukan uji asumsi klasik normalitas dan homogenitas data.

b. Uji Asumsi Klasik

Adapun pengujian yang dilakukan adalah uji normalitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi dan uji heteroskedastisitas.


(49)

Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah data terdistribusi normal atau mendekati normal. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Uji Normalitas ini dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik. Jika data menyebar di sekitar diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi mengikuti asumsi normalitas, sedangkan jika data menyebar jauh dari atas garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas (Ghozali, 2005:112).

2) Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Jika terjadi korelasi maka terdapat problem multikolinieritas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Metode yang digunakan untuk mendeteksi adanya multikolinieritas dalam penelitian ini menggunakan tolerance (TOL) dan Variance Inflation Factor (VIF). Jika VIF < 10 dan nilai

tolerance tidak kurang dari 0,1 maka variabel tersebut tidak mempunyai persoalan multikolinieritas dengan variabel bebas yang lain (Ghozali, 2005:91).


(50)

Uji autokorelasi ini ditujukan untuk mengidentifikasi adanya korelasi antara kesalahan pengganggu yang terjadi antar periode yang diujikan dalam model regresi (Ghozali, 2005:95). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi maka dilakukan pengujian Durbin-Watson (DW) dengan ketentuan sebagai berikut:

(a) 1,65 < DW < 2,35 berarti tidak ada autokorelasi.

(b) 1,21 < DW < 1,65 atau 2,35 < DW < 2,79 berarti tidak dapat disimpulkan.

(c) DW < 1,21 atau DW >2,79 berarti terjadi autokorelasi. 4) Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians residual dari suatu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain itu konstan maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas, jika ada pola tertentu yang teratur maka terjadi heterokedastisitas. Sebaliknya jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 (nol) pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas (Ghozali, 2005:105).


(51)

Adapun pengujian hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah uji Koefisien Determinasi (R²), uji t dan uji F.

1) Koefisien Determinasi (R²)

Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur persentase variasi variabel terikat yang dijelaskan oleh semua variabel bebasnya. Untuk regresi dengan lebih dari dua variabel bebas, digunakan adjusted R² sebagai koefisien determinasi (Santoso, 2004:365).

Nilai koefisien determinasi terletak antara 0 dan 1 (0<R²<1), dimana semakin tinggi nilai R² suatu regresi atau semakin mendekati 1, maka hasil regresi tersebut semakin baik. Hal ini berarti variabel-variabel bebas memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel terikat. Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel bebas yang dimasukkan ke dalam model. Setiap tambahan satu variabel bebas maka R² pasti meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat. Oleh karena itu digunakanlah adjusted R² pada saat mengevaluasi model regresi. Tidak seperti R², nilai adjusted R² dapat naik atau turun apabila satu variabel bebas ditambahkan ke dalam model. dalam kenyataan nilai adjusted R² dapat bernilai negatif, walaupun yang dikehendaki harus bernilai positif. Jika dalam uji empiris didapat nilai adjusted R² negatif, maka nilai adjusted R² dianggap nol. Secara matematis jika nilai R² = 1 maka adjusted 1 R² =


(52)

R² = 1 sedangkan jika nlai R² =0 maka adjusted R² = (1-k) / (n-k). Jika k > 1, maka adjusted R² akan bernilai negatif (Santoso, 2004:365). 2) Uji t

Uji t digunakan untuk mengetahui hubungan masing-masing variabel independen secara individual terhadap variabel dependen. Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh masing-masing variabel independen secara individual terhadap variabel dependen yang digunakan tingkat signifikansi 0,05. Jika probability t lebih besar dari 0,05 maka tidak ada pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen (koefisien regresi tidak signifikan), sedangkan jika nilai probability t lebih kecil dari 0,05 maka terdapat pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen (koefisien regresi signifikan) (Ghozali, 2005:84).

3) Uji F

Uji F dilakukan untuk mengetahui hubungan variabel-variabel independen secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen. Untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen, maka digunakan tingkat signifikansi sebesar 0,05. Jika nilai probability F lebih kecil dari 0,05 maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen atau dengan kata lain variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen (Ghozali, 2005:84).


(53)

2. Model analisis

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi berganda, untuk menguji pengaruh variabel-variabel independen (X1, X2, X3, D1 dan D2) terhadap variabel dependen (Y).

Model regresi yang digunakan adalah:

Y = ß0 + ß1X1+ ß2X2+ ß3X3+ ß4D1+ ß5D2 + e Keterangan:

Y = Lamanya penyelesaian audit (audit delay)

ß0 = Konstanta

X1 = Ukuran perusahaan X2 = Profitabilitas X3 = Rasio gearing D1 = Opini Audit D2 = Ukuran KAP (ß1-ß5) = Koefisien regresi e = error

E. Operasionalisasi Variabel dan Pengukurannya

Sesuai dengan perumusan masalah yang akan dikaji dalam operasionalisasi dengan pengukuran variabel yang menggambarkan pengaruh


(54)

antara variabel independen (variabel x dan D) merupakan variabel bebas yang diduga mempengaruhi variabel lain, dalam hal ini adalah variabel dependen (variabel y).

A. Variabel dependen: Lamanya penyelesaian audit

Variabel independen dalam penelitian ini adalah lamanya waktu penyelesaian audit (audit delay) yaitu jangka waktu antara tanggal penutupan buku sampai dengan tanggal opini pada laporan auditor independen. Audit delay atau keterlambatan waktu penyelesaian penyajian laporan diukur dengan menggunakan rentang waktu seperti dalam penelitian Made Wirakusuma (2004). Keterlambatan dihitung dalam satuan hari.

Audit delay = tanggal opini audit – 31 Desember B. Variabel Independen

Adapun variabel independen yangdigunakan dalam penelitian ini adalah: karakteristik perusahaan, opini audit, dan ukuran KAP.

a Karakteristik perusahaan, variabel yang digunakan dalam mengukur karakteristik perusahaan adalah:

1) Ukuran perusahaan, dengan melihat total aset yang dimiliki oleh perusahaan (Kieso, Weygandt, dan Warfield 2004:248).

2) Profitabilitas, diukur dengan Return On Assets (ROA) yaitu dengan membagi laba bersih dengan total aset (Kieso et. al., 2004:248).

ROA = Net Income x 100% Total Asset


(55)

3) Rasio gearing, diukur dengan perbandingan antara total hutang jangka panjang dengan modal sendiri. Rasio ini menggambarkan tingkat %

equity yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan hutang (Kieso et. al., 2004:248).

b Opini audit dalam penelitian ini diukur dengan variable dummy yang dibagi atas dua kelompok yaitu: 1 untuk perusahaan yang memperoleh jenis pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion) dan 0 untuk perusahaan yang memperoleh jenis pendapat selain pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion) (Made Wirakusuma, 2004). c Ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP), dengan melihat ukuran KAP yang

tergolong dalam kategori besar dan kecil. Diberi skor 1 (satu) jika auditor yang mengaudit perusahaan merupakan auditor dari KAP besar. Dan 0 (nol) jika auditor yang mengaudit perusahaan merupakan auditor dari KAP kecil. Untuk melihat KAP besar dan kecil dapat dilihat dari ukuran KAP yang tergolong dalam KAP big four dan non big four (Subekti dan Widiyanti, 2004).

Tabel 3.1

Indikator Pengukuran Variabel Penelitian

No Variabel Indikator Skala Pengukuran

1 Ukuran Perusahaan Total asset rasio Return On asset

2 Profitabilitas

Net income

rasio

Rasio Gearing = Debt (Total Hutang) x 100% Equity (Modal Sendiri)


(56)

Total asset Debt to equity Liabilities 3 Rasio Gearing

equity

rasio

unqualified opinion

4 Opini Audit

qualified opinion

Nominal

Big four 5 Ukuran KAP

Non Big Four

Nominal

Sumber: Aryati dan Theresia (2005) dan Halim (2000)

BAB IV

PENEMUAN DAN PEMBAHASAN


(57)

41

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, perusahaan manufaktur merupakan suatu cabang industri yang mengaplikasikan peralatan dan suatu medium proses untuk transformasi bahan mentah menjadi barang jadi untuk dijual. Karakteristik utama kegiatan perusahaan manufaktur adalah mengolah sumberdaya menjadi barang jadi melalui suatu proses pabrikasi.

Jumlah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang listing selama tahun 2005-2007 berjumlah 140 perusahaan dengan jenis usaha yang berbeda. Jenis usaha pada industri manufaktur terbagi menjadi tiga golongan diantaranya : 1) Industri Dasar dan Kimia, 2) Aneka Industri dan 3) Industri barang konsumsi (makanan dan minuman). Dari populasi sebanyak 140 perusahaan, yang terpilih menjadi sampel sebanyak 50 perusahaan.

Tabel 4.1 Proses Seleksi Sampel

Kriteria Seleksi Sampel Jumlah

Jumlah sampel awal

Dikeluarkan dari sampel karena:

1. Perusahaan yang delisting selama periode penelitian 2. Perusahaan yang tidak memiliki total aktiva diatas 500

miliar

3. Perusahaan yang tidak memiliki laporan keuangan yang lengkap selama periode 2005 sampai dengan 2007

140 (15) (64) (11)

Jumlah sampel akhir yang digunakan 50

B. Penemuan dan Pembahasan 1. Statistik Deskriptif


(58)

Penelitian ini menggunakan uji statistik deskriptif untuk memberikan deskripsi atau gambaran suatu data. Berikut ini disajikan data output hasil uji statistik deskriptif.

Tabel 4.2. Hasil Uji Statistik Deskriptif Descriptive Statistics

150 505,0000 63520,00 5330,367 10978,56340

150 -,2832 ,3748 ,041966 ,0967615

150 -4,7388 10,1698 1,379529 1,7521563

150 ,0 1,0 ,960 ,1966

150 ,0 1,0 ,627 ,4853

150 20,0 192,0 76,747 19,3371

150 Total asset

ROA DER Opini KAP Audelay

Valid N (listwise)

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Tabel 4.3. Nilai Rata-rata Variabel

Variabel 2005 2006 2007

Audit Delay 73,8 77,1 79,34

Ukuran perusahaan 4823,08 5024,98 6143,04

Profitabilitas 4,56% 4,10% 3,93%

Rasio gearing 1,445 1,308 1,385

Sumber : Fact Book, Laporan Tahunan 2005-2007 (data diolah)

Berikut ini adalah penjelasan dari output hasil uji Statistik Deskriptif yaitu:


(59)

Hasil pengujian statistik deskriptif pada tabel 4.2. menunjukkan bahwa rata-rata audit delay yang terjadi pada periode penelitian tahun 2005-2007 adalah 76,75 hari. Rata-rata audit delay ini lebih pendek dari penelitian Aryati dan Theresia (2005) yaitu 78,29 hari dan Subekti dan Widiyanti (2004) selama 98,38 hari serta lebih panjang dari penelitian Ashton di Kanada (1987) yaitu 62 hari. Rata-rata audit delay yang terjadi pada periode penelitian ini menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan publik di Indonesia telah memenuhi ketentuan BAPEPAM-LK dalam penyampaian laporan keuangan yang disertai laporan akuntan dengan pendapat lazim, selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga (90 hari) setelah tanggal laporan keuangan tahunan. Berdasarkan tabel 4.3. dapat dilihat bahwa trend rata-rata waktu audit delay pada perusahaan manufaktur cenderung meningkat sampai akhir periode observasi. Hasil analisis deskriptif dapat diketahui bahwa audit delay rata-rata perusahaan manufaktur yang menjadi sampel sebesar 76,75 hari.

b) Ukuran Perusahaan.

Penghitungan ukuran perusahaan berdasarkan total aset yang dimiliki perusahaan. Semakin besar total aset suatu perusahaan maka semakin besar ukuran perusahaan tersebut. Tabel 4.3. menunjukkan rata-rata total aset perusahaan mengalami kenaikan pada tahun periode penelitian. Tahun 2005 rata-rata total aset perusahaan adalah 4,82308 triliun , dan meningkat di tahun 2006, rata-rata total aset perusahaan sebesar 5,02498 triliun dan terus meningkat pada tahun 2007 sebesar


(60)

6,14304 triliun. Rata-rata hasil penelitian tahun 2005 sampai dengan 2007 adalah 5,330367 triliun.

c) Profitabilitas

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan pada tingkat penjualan, aset, dan modal saham tertentu. Rasio profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Return On Assets (ROA) yaitu perbandingan antara laba bersih dan total aktiva. Pada tabel 4.3. ditunjukkan nilai ROA perusahaan manufaktur yang menjadi objek penelitian, dengan periode observasi tahun 2005 sampai dengan tahun 2007.

Tabel 4.3. menunjukkan nilai rata-rata ROA tertinggi pada tahun 2005 sebesar 4,56 persen Sedangkan nilai rata-rata ROA terendah ada pada tahun 2007 yakni sebesar 3,93 persen. Nilai rata-rata ROA perusahaan manufaktur mengalami penurunan dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2007. Penurunan nilai rata-rata ROA ini mengindikasikan nilai emiten pada perusahaan manufaktur ini memberikan keuntungan yang relatif kecil, kerugian yang dialami oleh beberapa perusahaan mendorong melemahnya ROA terhadap rata-rata perusahaan manufaktur. d) Rasio Gearing

Rasio gearing digunakan untuk mengukur tingkat leverage yaitu perbandingan hutang jangka panjang terhadap total aset yang dimiliki perusahaan. Rasio gearing yang dimaksud dalam penelitian ini adalah


(61)

setiap modal sendiri yang dijadikan jaminan hutang. Semakin rendah nilai DER akan semakin tinggi kemampuan perusahaan membayar hutang. Pada tabel 4.3. ditunjukkan nilai DER perusahaan manufaktur yang menjadi objek penelitian, dengan periode observasi tahun 2005 sampai dengan 2007, dari tabel 4.3. dapat dilihat bahwa pada tahun 2005 nilai DER perusahaan sebesar 1,445 dan menurun pada tahun 2006 sebesar 1,308 lalu pada tahun 2007 meningkat kembali menjadi 1,385, dari ketiga tahun periode penelitian tahun 2006 merupakan nilai DER yang paling baik. Pada pengukuran ini nilai DER > 1, berarti nilai hutang perusahaan lebih besar daripada nilai ekuitas perusahaan, akan tetapi jika nilai DER <1, yang berarti komposisi ekuitas lebih besar jika dibandingkan hutang, maka dapat dikatakan perusahaan lebih mengandalkan modal yang diperolehnya sendiri. Hal ini dapat menyebabkan perusahaan kurang terpacu untuk meningkatkan aktivitas dengan mencari sumber dana dari pihak ketiga.

e) Opini Audit

Opini audit dalam penelitian ini diukur dengan variable dummy yang dibagi atas dua kelompok yaitu: 1 untuk perusahaan yang memperoleh jenis pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion) dan 0 untuk perusahaan yang memperoleh jenis pendapat selain pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion).


(62)

Opini

6 4,0 4,0 4,0

144 96,0 96,0 100,0

150 100,0 100,0

,0 1,0 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Perusahaan yang menerima opini selain unqualified opinion

sebesar 4% atau 6 perusahaan dan 96% atau 144 perusahaan lainnya menerima unqualified opinion. Rendahnya jumlah perusahaan yang menerima selain unqualified opinion menunjukkan hal yang positif. Hal ini dapat disebabkan karena perusahaan memiliki kinerja yang baik dan memiliki sumber daya manusia yang memiliki tingkat kemampuan dalam bidang keuangan dan akuntansi serta kredibilitas yang baik.

f) Ukuran KAP

Kantor Akuntan Publik Internasional atau yang lebih dikenal di Indonesia sebagai The Big Four membutuhkan waktu yang lebih singkat dalam menyelesaikan audit, karena KAP tersebut dianggap dapat melaksanakan audit secara lebih efesien dan memiliki tingkat fleksibilitas jadwal waktu yang lebih tinggi untuk menyelesaikan audit tepat pada waktunya.

Tabel 4.5. Ukuran KAP KAP

56 37,3 37,3 37,3

94 62,7 62,7 100,0

150 100,0 100,0

,0 1,0 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Berdasarkan tabel 4.5. dapat diketahui bahwa jumlah dari 150 perusahaan yang diperiksa oleh KAP Big Four (1,0) adalah 62,7% atau 94


(63)

perusahaan dan sebesar 37,3% atau 56 perusahaan diperiksa oleh KAP

Non Big Four. Perbandingan antara jumlah perusahaan yang diperiksa oleh KAP Big Four dengan KAP Non Big Four cukup jauh. Hal ini dapat disebabkan oleh adanya pandangan bahwa KAP Big Four memiliki kredibilitas dan kualitas yang lebih tinggi dibanding KAP Non Big Four.

2. Uji Asumsi Klasik

Penelitian ini menggunakan uji asumsi klasik dengan beberapa pengujian yaitu: uji normalitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi, dan uji heteroskedastisitas untuk menguji kualitas dan kehandalan data.

a. Uji Normalitas


(64)

0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0

Observed Cum Prob

0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0

E

xp

ec

te

d

C

um

P

ro

b

Dependent Variable: Audelay

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Gambar 4.1. P-Plot Uji Normalitas Data

Gambar 4.1. menunjukkan bahwa titik-titik menyebar disekitar garis-garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Hal ini menunjukkan bahwa data pada penelitian ini terdistribusi secara normal.

b. Uji Multikolinearitas

Berikut ini disajikan output hasil penelitian dari uji multikolinearitas yaitu:


(65)

Coefficients a ,985 1,015 ,814 1,228 ,908 1,102 ,834 1,198 ,887 1,128 Total asset ROA DER Opini KAP Model 1 Tolerance VIF Collinearity Statistics

Dependent Variable: Audelay a.

Hasil perhitungan di tabel 4.6 menunjukkan tidak terjadi korelasi diantara variabel independen (tidak terdapat problem multikolinearitas) karena nilai tolerance lebih dari 0,1 dan nilai VIF kurang dari 10.

c. Uji Autokorelasi

Berikut ini disajikan output hasil penelitian dari uji autokorelasi yaitu: Tabel 4.7. Uji Autokorelasi

Model Summaryb

,410a ,168 ,140 17,9368 2,106

Model 1

R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

Predictors: (Constant), KAP, DER, Total asset, ROA, Opin a.

Dependent Variable: Audelay b.

Ketentuan untuk uji Durbin-Watson (DW) sebagai berikut : (a) 1,65 < DW < 2,35 berarti tidak ada autokorelaasi

(b) 1,21 < DW < 1,65 atau 2,35 < DW < 2,79 berarti tidak dapat disimpulkan


(1)

78 fleksibilitas jadwal waktu yang lebih tinggi untuk menyelesaikan audit tepat pada waktunya. Di samping itu KAP besar memperoleh insentif yang lebih tinggi untuk menyelesaikan pekerjaan auditnya lebih cepat dibanding KAP lainnya. Waktu audit yang lebih cepat juga merupakan cara KAP besar untuk mempertahankan reputasi mereka.

Bagi auditor, diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai rata-rata audit delay perusahaan publik dan faktor-faktor yang mempengaruhinya sehingga para auditor dapat mengendalikan faktor-faktor dominan yang mempengaruhi lamanya audit delay. Auditor disarankan untuk merencanakan pekerjaan lapangan dengan baik agar proses audit dapat dilakukan secara efektif dan efisien sehingga audit delay dapat ditekan seminimal mungkin dan laporan keuangan dapat dipublikasikan tepat waktu.

Bagi perusahaan publik, diharapkan dapat bekerja sama dengan auditor dengan memberikan keleluasaan kepada auditor untuk menyelesaikan pekerjaannya. Perusahaan diharapkan membantu proses audit dengan memberikan data dan informasi yang dibutuhkan oleh auditor secara benar dan akurat sehingga dapat membantu kinerja auditor dalam pemeriksaan. Dengan adanya kerjasama yang baik antara perusahaan dengan auditor diharapkan akan mempercepat proses audit sehingga dapat menekan audit delay seminimal mungkin.

C. Saran

1. Penelitian selanjutnya dapat memperluas sampel yang digunakan. Penelitian ini hanya menggunakan data sekunder yang dipublikasikan


(2)

untuk publik. Data-data yang tidak dipublikasikan seperti: luas audit yang dilakukan, kompleksitas EDP (Electronic Data Processing), personil yang diterjunkan dalam penugasan audit (Partner, Manajer, Supervisor dan staf KAP), jumlah jam kerja langsung yang dibutuhkan dalam proses audit tidak digunakan dalam penelitian ini.

2. Penelitian selanjutnya diharapkan mengidentifikasikan faktor-faktor lain yang lebih luas selain faktor-faktor yang telah diujikan sebelumnya, seperti pertimbangan atas pengaruh struktur kepemilikan perusahaan, pengalaman auditor, tingkat likuiditas maupun tingkat aktifitas perusahaan.

3. Sampel penelitian ini hanya terbatas pada perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam perusahaan pemanufakturan. Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya menambahkan kategori perusahaan yang akan diteliti.


(3)

80

DAFTAR PUSTAKA

Aryati, Titik dan Theresia,Maria. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Dan Timeliness” Media Riset Akuntansi, Auditing Dan Informasi,Vol.5 No. 3 Hal 271-287, Desember 2005.

Arens, A. Alvin, Beasley, and Randal J. Elder. 2008. Auditing and Assurance Services: An Integrated Approach 12th Edition. Singapore: Pearson Prentice Hall.

Bandi. S, Trihananto. “Ketepatan Waktu Atas Laporan Keuangan Perusahaan Indonesia”. Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol IV No. 2, Agustus 155-164 2002.

Bapepam. Laporan Keuangan Tahunan, diakses tanggal 25 Oktober 2008 di http://www.bapepamlk.depkeu.go.id/old/hukum/peraturan/x/x.k.2.pdf. Boynton, C. William. “Modern Auditing”, Edisi Ketujuh, Erlangga: Jakarta,

2002.

Bursa Efek Indonesia. Laporan Keuangan, diakses pada tanggal 15 Oktober 2008 dari http://www.idx.co.id/MainMenu/CompanyProfile/Emiten/ Corporate_action/jenis_informasi/01_laporankeuangan/02/soft_copy_

Laporan_keuangan/Auditan.

Gede, M, Wirakusuma. ”Faktor-faktor yang mempengaruhi Rentang Waktu Penyajian Laporan Keuangan ke Publik”, SNA VII Denpasar Bali, Hal 1202-1019, Desember 2004.

Ghozali, Imam. “ Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang 2005.

Halim, Varianada. ”Faktor-faktor yang mempengaruhi Audit Delay” , Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol 2, No. 1, Hal 63-75, April 2000.

Hamid, Abdul. “Pedoman Penulisan Skripsi”, Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2007.

Ikatan Akuntan Indonesia. “Standar Akuntansi Keuangan”. Salemba Empat, Oktober 2004.

Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. “Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen”. Edisi Pertama. BPFE: Yogyakarta .2002.


(4)

Ksa, Agrianti. ”Faktor-faktor yang Menentukan Kepatuhan Perusahaan Publik Terhadap Regulasi Informasi Di Indonesia”. SNA VI, Suarabaya, Oktober 2003.

Na’im, Ainun. ”Nilai Informasi Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan : Analisis Empirik Regulasi Informasi di Indonesia”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia. Vol. 14. No.2 Pp.85-100.

Respati, Weningtyas. “Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan: Studi Empiris Di Bursa Efek Jakarta” Jurnal Maksi Vol 4 Hal 67-81, Januari 2004.

Saleh, Rachmat. ”Studi Empiris Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta”. Makalah Seminar Nasional Akuntansi VII, Denpasar Bali, 2004.

Syafrudin, Muchamad. ”Reaksi Pasar Terhadap Ketepatwaktuan Penyampaian Laporan Keuangan : Studi Di Bursa Efek Jakarta”. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 7, No. 3, Desember 2005.

Subekti, Imam dan Wulandari Novi, ”Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Audit Delay di Indonesia”, SNA VII Denpasar Bali, Hal 991-1001, Desember 2004.

Subiyantoro, Edi. ”Hubungan Antara Kelengkapan Laporan Keuangan dengan Karakteristik Perusahaan Publik”. Tesis S2, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, 1996.

Ukago, kristianus. “ Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Bukti Empiris Emiten Di Bursa Efek Jakarta” Jurnal Maksi Vol 5 Hal 13-33, Januari 2005.


(5)

82 Berikut ini adalah perusahaan yang terpilih menjadi sampel, yaitu sebagai berikut:

No Kode Nama Perusahaan

1 IKAI PT. Intikeramik Alamasri Industri Tbk 2 MLIA PT. Mulia Industrindo Tbk

3 INTP PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk 4 SMGR PT. Semen Gresik Tbk

5 TOTO PT.Surya Toto Indonesia Tbk

6 ALMI PT. Alumindo Light Metal Industri Tbk 7 CTBN PT. Citra Tubindo Tbk

8 TBMS PT. Tembaga Mulia Semanan Tbk 9 BUDI PT. Budi Acid Jaya Tbk

10 SAAC PT. Sorini Agro Asia Corporinndo Tbk 11 AKPI PT. Argha Karya Prima Ind. Tbk 12 DYNA PT. Dynaplast Tbk

13 TRST PT. Trias Sentosa Tbk 14 SIPD PT. Sierad Produce Tbk

15 SULI PT. Sumalindo Lestari Jaya Tbk 16 TMR PT. Tirta Mahakam Resources Tbk 17 FASW PT. Fajar Surya Wisesa Tbk

18 INKP PT. Indah Kiat Pulp & Paper Corp Tbk 19 SAIP PT. Surabaya Agung Industri Tbk 20 SPMA PT. Suparma Tbk

21 ASII PT. Astra Int’l Tbk 22 AUTO PT. Astra Otoparts Tbk 23 GJTL PT. Gajah Tunggal Tbk

24 MASA PT. Multristrada Arah Sarana Tbk 25 PRAS PT. Prima Alloy Steel Universal Tbk 26 SMSM PT. Selamat Sampurna Tbk

27 ADMG PT. Polychem Indonesia Tbk 28 HDTX PT. Panasia Indosyntex Tbk 29 INDR PT. Indo Rama Synthetics Tbk 30 MYRX PT. Hanson International Tbk 31 POLY PT. Polysindo Eko Perkasa Tbk 32 SSTM PT. Sunson Textile Manufaktur Tbk 33 IKBI PT. Sumi Indo Kabel Tbk

34 SCCO PT. Sucaco Tbk

35 INDF PT. Indofood Sukses Makmur Tbk 36 MLBI PT. Multi Bintang Indonesia Tbk 37 ULTJ PT. Ultra Jaya Milk Tbk

38 BATI PT. Bat Indonesia Tbk 39 GGRM PT. Gudang Garam Tbk


(6)

40 HMSP PT. HM Sampoerna Tbk 41 RMBA PT. Bentoel International Tbk 42 DULA PT. Darya Varia Laboratoria Tbk 43 INAF PT. Indofarma Tbk

44 KAEF PT. Kimia Farma Tbk 45 TSPC PT. Tempo Scan Pasific Tbk 46 UNVR PT. Unilever Indonesia Tbk 47 LMPI PT. Langgeng Makmur Tbk 48 AQUA PT. Aqua Golden Mississippi Tbk 49 BRPT PT. Barito Pacific Timber Tbk 50 CPIN PT. Charoen Pokhpand Ind. Tbk


Dokumen yang terkait

Audit Tenure, Ukuran Kap, Ukuran Perusahaan Klien, dan Spesialisasi Audit Terhadap Kualitas Audit Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei

8 76 77

PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP LAMANYA WAKTU PENYELESAIAN AUDIT ( Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Lamanya Waktu Penyelesaian Audit (Audit Delay) Studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI Tahun 2012-2014.

0 11 11

PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP LAMANYA WAKTU PENYELESAIAN AUDIT (AUDIT DELAY) Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Lamanya Waktu Penyelesaian Audit (Audit Delay) Studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI Tahun 2012-

0 5 16

PENGARUH UKURAN KAP, UKURAN PERUSAHAAN, SOLVABILITAS, STRUKTUR KEPEMILIKAN TERHADAP AUDIT DELAY Pengaruh Ukuran Kap, Ukuran Perusahaan, Solvabilitas, Struktur Kepemilikan Terhadap Audit Delay (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI

0 3 16

Audit Tenure, Ukuran Kap, Ukuran Perusahaan Klien, dan Spesialisasi Audit Terhadap Kualitas Audit Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei

2 2 11

Audit Tenure, Ukuran Kap, Ukuran Perusahaan Klien, dan Spesialisasi Audit Terhadap Kualitas Audit Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei

0 0 2

Audit Tenure, Ukuran Kap, Ukuran Perusahaan Klien, dan Spesialisasi Audit Terhadap Kualitas Audit Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei

0 0 9

Audit Tenure, Ukuran Kap, Ukuran Perusahaan Klien, dan Spesialisasi Audit Terhadap Kualitas Audit Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei

0 0 16

Audit Tenure, Ukuran Kap, Ukuran Perusahaan Klien, dan Spesialisasi Audit Terhadap Kualitas Audit Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei

0 0 2

PENGARUH KUALITAS AUDIT, UKURAN PERUSAHAAN DAN OPINI AUDITOR TERHADAP LAMANYA AUDIT DELAY PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BEI

0 1 11