28
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Lamanya Penyelesaian Audit
Perbedaan waktu antara tanggal laporan keuangan dengan tanggal opini audit dalam laporan keuangan mengindikasikan tentang rentang waktu
penyelesaian audit yang dilakukan oleh auditor perbedaan waktu ini dalam audit sering disebut dengan audit delay. Semakin panjang waktu penyelesaian
audit audit delay maka semakin lama auditor dalam menyelesaikan pekerjaan auditnya.
Menurut Halim 2000, audit delay adalah lamanya waktu penyelesaian audit yang diukur dari tanggal penutupan tahun buku hingga
tanggal diselesaikannya audit lapangan. Pada dasarnya rentang waktu penyelesaian audit audit delay diukur dari tanggal penutupan tahun buku
hingga tanggal diterbitkan laporan audit. Lama atau tidaknya penyelesaian audit dapat dilihat dari isi laporan keuangan auditor, apakah terdapat
penyimpangan, keterbatasan, atau kecurangan dalam penyajian laporan keuangan. Pada umumnya, laporan audit yang dipublikasikan mencerminkan
kinerja perusahaan yang diaudit, semakin cepat diterbitkan maka semakin berguna informasi bagi pemakai informasi, dengan adanya laporan audit,
pihak luar dapat menilai pertanggungjawaban laporan keuangan tersebut. Laporan audit penting sekali dalam suatu audit karena dapat
menginformasikan pemakai informasi mengenai apa yang dilakukan auditor
29 dan kesimpulan yang diperolehnya. Penyampaian dan publikasi laporan
keuangan auditan kepada regulator maupun kepada publik merupakan suatu keharusan bagi emiten yang diatur dalam suatu perundang-perundangan pasar
modal. Menurut Knechel dan Payne dalam penelitian Made Wirakusuma
2004, audit report lag atau yang lazim disebut dengan audit delay adalah periode waktu antara akhir tahun fiskal dan tanggal laporan audit. Dalam
penelitian yang dilakukan oleh Made Wirakusuma 2004 yang dimaksud dengan keterlambatan penyelesaian penyajian laporan keuangan adalah
interval jumlah hari antara tanggal periode laporan keuangan tanggal 31 desember sampai tanggal laporan audit tanggal opini selanjutnya disebut
sebagai audit delay. Ketepatan waktu penerbitan laporan keuangan yang telah diaudit
merupakan hal yang sangat penting khususnya untuk perusahaan-perusahaan publik yang menggunakan pasar modal sebagai salah satu sumber pendanaan.
Givoly dan Palmon 1982 dalam Subekti 2004, memberikan bukti empiris berkaitan dengan isi informasi keuangan berupa pengumuman laba, dimana
investor akan menunda pembelian atau penjualan sekuritasnya sampai dengan diterbitkannya laporan keuangan yang telah diaudit.
30 Dyer dan Mchugh 1975 dalam Bandi 2002 membagi keterlambatan
penyajian laporan keuangan atau lag menjadi: a. Preliminary lag, yaitu interval antara berakhirya tahun fiskal sampai
dengan tanggal diterimanya laporan keuangan pendahulu oleh pasar modal.
b. Auditor’s signature lag, yaitu interval antara berakhirnya tahun fiskal sampai dengan tanggal yang tercantum dalam laporan auditor.
c. Total lag, yaitu interval antara berakhirnya tahun fiskal sampai dengan tanggal diterimanya laporan keuangan tahunan publikasi oleh pasar modal.
Menurut Boynton dan Kell 2002:6, terdapat tiga tipe audit, yaitu: a. Audit Laporan Keuangan Financial statement audit, yaitu laporan
keuangan yang berkaitan dengan kegiatan memperoleh dan mengevaluasi bukti tentang laporan-laporan entitas dengan maksud agar dapat
memberikan pendapat apakah laporan-laporan tersebut telah disajikan secara wajar sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan, yaitu prinsip-
prinsip yang berlaku umum Generally Accepted Auditing Standard. b. Audit Kepatuhan compliance audit, yaitu laporan keuangan yang
berkaitan dengan kegiatan memperoleh dan mengevaluasi bukti-bukti untuk menetapkan apakah kegiatan keuangan atau operasi suatu entitas
telah sesuai dengan persyaratan ketentuan, atau peraturan tertentu. c. Audit operasional operasional audit, yaitu laporan keuangan yang
berkaitan dengan kegiatan memperoleh dan mengevaluasi bukti-bukti tentang efesiensi dan efektivitas kegiatan operasi entitas dalam
hubungannya dengan pencapaian tujuan tertentu.
31 Dalam PSA no. 02 IAI, 2001:110.1 dinyatakan bahwa:
Tujuan audit umum atas laporan keuangan oleh auditor independen adalah untuk menyatakan pendapat atas kewajaran dalam semua hal yang
material, posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas yang sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Laporan auditor merupakan sarana
bagi auditor untuk menyatakan pendapatnya, atau apabila keadaan mengharuskan, untuk menyatakan tidak memberikan pendapat, ia harus
menyatakan apakah auditnya telah dilaksanakan berdasarkan standar auditing yang telah ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia.
Menurut Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor: Kep-36PM2003 tanggal: 30 September 2003,
laporan keuangan tahunan wajib diumumkan kepada publik dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Perusahaan wajib menggunakan neraca, laporan laba rugi dan laporan lain yang dipersyaratkan oleh instansi yang berwenang sesuai dengan jenis
industrinya dalam sekurang-kurangnya 2 dua surat kabar harian berbahasa Indonesia yang satu diantaranya mempunyai peredaran
nasional, dan lainnya yang terbit di tempat kedudukan emiten atau perusahaan publik, selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga setelah
tanggal laporan keuangan tahunan. b. Bentuk dan isi neraca, laporan laba rugi, dan laporan lain yang
dipersyaratkan oleh instansi yang berwenang sesuai dengan jenis industri yang diumumkan tersebut harus sama dengan yang disajikan dengan
BAPEPAM-LK. c. Pengumuman tersebut harus memuat opini dari akuntan.
d. Bukti pengumuman tersebut harus disampaikan kepada BAPEPAM-LK selambat-lambatnya 2 dua hari kerja setelah tanggal pengumuman.
32 Menurut Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan
Lembaga Keuangan Nomor: Kep-36PM2003 tanggal: 30 September 2003, jika emiten atau perusahaan publik yang laporan keuangannya mendapat opini
selain wajar tanpa pengecualian, maka ketika mengumumkan laporan keuangan auditannya, perusahaan wajib memuat hal-hal berikut:
a. Paragraf penjelasan akuntan atas opininya, antara lain menyangkut hal-hal sebagai berikut:
1 Pembatasan ruang lingkup pemeriksaan. 2 Penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku umum.
3 Penjelasan ketidakpastian menyangkut kelangsungan usaha perusahaan dan kemungkinan adanya kerugian.
4 Dampak utama penyimpangan terhadap laporan keuangan. b. Dengan diperketatnya peraturan BAPEPAM-LK terakhir yang menjadikan
batas waktu penyampaian laporan keuangan auditan dari 120 hari menjadi 90 hari akan menjadikan tugas dari akuntan publik semakin berat. Hal ini
disebabkan karena audit merupakan aktivitas yang membutuhkan waktu dikarenakan audit harus dilakukan dengan penuh kecermatan dan
ketelitian. Di samping itu, dalam standar pekerjaan lapangan disebutkan bahwa audit harus dilaksanakan melalui pemahaman yang memadai dan
pengumpulan bukti-bukti yang cukup melalui pengamatan, pengajuan pertanyaan dan konfirmasi.
33
B. Karakteristik perusahaan