16
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Seiring dengan berkembangnya perekonomian Indonesia saat ini, banyak investor yang menaruh minat untuk menanamkan investasinya di
Indonesia, terutama dalam bidang pasar modal. Para investor dalam melaksanakan kegiatan investasinya memerlukan informasi-informasi yang
dibutuhkan salah satunya adalah laporan keuangan. pelaporan keuangan financial reporting
dihasilkan dari proses akuntansi keuangan dan merupakan media untuk mengkomunikasikan informasi kepada pihak-pihak
eksternal yang menaruh perhatian kepada badan atau organisasi pembuatan laporan serta aktivitas-aktivitasnya.
Informasi yang didistribusikan kepada masyarakat harus bersifat tulus, terbuka, integritas dan tepat waktu, ketepatan waktu pelaporan informasi
keuangan sangat dibutuhkan oleh pemakai informasi keuangan misalnya: akuntan, manajer, dan analisis keuangan. Hal ini dikarenakan laporan
keuangan merupakan unsur penting yang sangat dibutuhkan oleh pemakai informasi user untuk membuat keputusan investasi dan kredit, dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa ketepatan waktu laporan keuangan akan mempengaruhi nilai saham perusahaan atau keputusan investasi pemodal.
17 Ketepatan waktu pelaporan informasi keuangan merupakan wahana
bagi perusahaan untuk mengkomunikasikan berbagai informasi dan pengukuran secara ekonomi mengenai sumber daya yang dimiliki serta kinerja
kepada berbagai pihak yang mempunyai kepentingan atas informasi tersebut. Informasi akan mempunyai manfaat jika disampaikan tepat waktu kepada para
pemakainya guna pengambilan keputusan. Hal ini dikarenakan laporan keuangan merupakan unsur penting yang sangat dibutuhkan oleh pemakai
informasi user untuk membuat keputusan investasi dan kredit. Informasi yang tidak tepat waktu memang tidak menjamin bahwa informasi tersebut
pasti merupakan informasi yang relevan. Namun informasi dikategorikan relevan bila informasi mempunyai tiga unsur nilai, yaitu a informasi
mempunyai nilai prediksi predictive value, b informasi mempunyai umpan balik feedback value, dan c tepat waktu timeliness. Jadi, suatu informasi
mustahil merupakan
informasi yang
relevan tanpa
tepat waktu
penyampaiannya. Sesuai dengan pendapat Gregory dan Van Horn 1963 dalam Syafruddin 2002, secara konseptual yang dimaksud dengan tepat
waktu adalah kualitas ketersediaan informasi pada saat yang diperlukan atau kualitas informasi yang baik dilihat dari segi waktu.
Respati 2004 menyatakan bahwa ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan bisa berpengaruh pada nilai laporan keuangan tersebut,
dalam penelitian Ksa 2003 perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan akan melakukan penundaan pelaporan keuangannya dan keterlambatan
pelaporan keuangan berhubungan dengan isi laporan keuangan. Pengumuman
18 yang berisi berita buruk cenderung akan ditunda. Penelitian Saleh 2004 juga
menguji pengaruh karakteristik perusahaan dengan ketepatan waktu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berhubungan negatif
dengan pelaporan dan kompleksitas audit secara langsung berhubungan dengan keterlambatan pelaporan keuangan perusahaan.
Na’im 1999 melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan di Indonesia. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa faktor ukuran perusahaan financial distress yang diukur dengan menggunakan debt to equity ratio tidak signifikan
berhubungan dengan kelipatan waktu sedangkan faktor profitability secara signifikan mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan suatu
perusahaan. Regulasi di Indonesia menyatakan bahwa tepat waktu merupakan
kewajiban bagi perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI untuk menyampaikan laporan keuangan secara berkala. Pada tahun 1996,
Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan BAPEPAM-LK mengeluarkan lampiran surat Keputusan Ketua BAPEPAM No.80PM1996,
yang mewajibkan setiap emiten dan perusahaan publik untuk menyampaikan laporan keuangan tahunan perusahaan dan laporan auditor independennya
kepada BAPEPAM-LK selambat-lambatnya 120 hari setelah tanggal laporan tahunan perusahaan. Namun sejak tanggal 30 september 2003, BAPEPAM-
LK semakin memperketat peraturan dengan dikeluarkannya lampiran surat Keputusan Ketua BAPEPAM Nomor: Kep-36PM2003 yang menyatakan
19 bahwa laporan keuangan tahunan disertai dengan laporan akuntan dengan
pendapat yang lazim harus disampaikan kepada BAPEPAM-LK selambat- lambatnya pada akhir bulan ketiga 90 hari setelah tanggal laporan keuangan
tahunan, tetapi masih ada beberapa perusahaan yang terlambat menyerahkan laporan keuangannya. Hal ini sebagian besar disebabkan oleh lamanya waktu
penyelesaian. Ketepatan waktu penyusunan atau pelaporan suatu laporan keuangan
perusahaan bisa berpengaruh pada nilai laporan keuangan tersebut. Keterlambatan informasi akan menimbulkan reaksi negatif dari pelaku pasar
modal. Karena laporan keuangan yang telah diaudit memuat informasi laba perusahaan yang dijadikan sebagai salah satu dasar pengambilan keputusan
untuk membeli atau menjual kepemilikan yang dimiliki oleh investor. Artinya informasi laba dari laporan keuangan yang dipublikasikan akan menyebabkan
kenaikan atau penurunan harga saham. Keterlambatan pelaporan, secara tidak langsung juga diartikan oleh investor sebagai pertanda yang buruk bagi
perusahaan. Penelitian-penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa keterlambatan
laporan keuangan dipengaruhi oleh ukuran perusahaan, profitabilitas, umur perusahaan, ukuran KAP, dan berita buruk perusahaan seperti: keterlambatan
pelaporan yang dihubungkan dengan kesulitan keuangan, qualified opinion oleh auditor. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Dyer dan Mchugh 1975,
Schwartz dan Soo 1996, dan Owusu Ansah 2000 menunjukkan bahwa ukuran perusahaan secara signifikan berpengaruh terhadap lamanya
20 penyelesaian audit yang mengakibatkan keterlambatan pelaporan keuangan.
Sedangkan hasil penelitian Na’im 1999 dan Respati 2004 berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Dyer dan Mchugh, Schwartz dan Soo,
dan Owusu Ansah. Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa ukuran perusahaan tidak signifikan berpengaruh terhadap lamanya penyelesaian audit.
Hasil penelitian tentang profitabilitas yang dilakukan oleh Dyer dan Mchugh 1975 di Australia menunjukkan bahwa profitabilitas tidak
signifikan berpengaruh terhadap lamanya penyelesaian audit, sehingga tidak ada kecenderungan bagi perusahaan yang mengalami keuntungan untuk
menyampaikan laporan keuangan secara tepat waktu. Hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Ainun Na’im 1999 dan Respati 2004 yang
menunjukkan bahwa profitabilitas secara signifikan berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan laporan keuangan karena jika pengumuman laba
berisi berita baik maka pihak manajemen akan cenderung melaporkan tepat waktu. Hasil penelitian Whittred 1980, Carslaw dan Kaplan 1991 dan
Halim 2000 menunjukkan bahwa opini audit berpengaruh terhadap lamanya penyelesaian audit, bahwa audit delay yang lebih panjang dialami oleh
perusahaan yang menerima pendapat qualified opinion. Hal ini disebabkan karena perusahaan yang menerima opini selain unqualified opinion dianggap
sebagai berita buruk bad news sehingga penyampaian laporan keuangannya akan diperlambat. Akan tetapi penelitian variabel ini di Indonesia
menunjukkan hasil yang kurang memuaskan. Na’im 1999 menemukan
21 bahwa pendapat akuntan publik tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu
laporan keuangan. Hasil penelitian-penelitian sebelumnya mengindikasikan hasil yang
masih bertentangan antara variabel-variabel yang mempengaruhi lamanya penyelesaian audit audit delay. Hasil penelitian yang berlawanan ini
menunjukkan perbedaan dalam melakukan penelitian sehingga tidak konsisten dan tentunya memerlukan penelitian yang lebih mendalam.
Aryati dan Theresia 2005 melakukan penelitian mengenai faktor- faktor yang mempengaruhi audit delay dan timeliness, dengan variabel
independen yaitu: ukuran perusahaan, profitabilitas, ukuran KAP dan keberadaan divisi internal auditor. Hasilnya menunjukkan bahwa variabel
yang signifikan mempengaruhi audit delay adalah ukuran perusahaan, sedangkan yang lain ternyata tidak signifikan mempengaruhi audit delay.
Aryati dan Theresia 2005 pada penelitiannya mengatakan bahwa masih ada keterbatasan yang dapat mempengaruhi hasil penelitiannya
tersebut, sehingga masih diperlukan penelitian lebih lanjut pada aspek yang sama untuk mengetahui konsistensi hasil penelitiannya. Penelitian ini hanya
menggunakan empat variabel saja dalam menguji pengaruhnya terhadap rentang waktu penyajian laporan keuangan kepada publik. Sampel penelitian
yang digunakan terbatas hanya pada perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia sebelum 1 januari 2002, sehingga hasil penelitian tidak
dapat digeneralisir. Penelitian ini dilakukan sebelum terjadinya perubahan
22 peraturan mengenai batas waktu pelaporan laporan keuangan oleh
BAPEPAM-LK pada tahun 2003. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang
lebih mendalam mengenai analisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap lamanya penyelesaian audit. Penelitian ini mengacu pada penelitian terdahulu
yang dilakukan oleh Aryati dan Theresia 2005. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah:
1. Variabel penelitian Penelitian terdahulu menggunakan empat variabel, yaitu: ukuran
perusahaan, profitabilitas, ukuran KAP dan keberadaan divisi internal auditor. sedangkan penelitian ini menggunakan lima variabel, yaitu:
ukuran perusahaan, profitabilitas, rasio gearing, opini audit, dan ukuran KAP. Variabel keberadaan divisi internal auditor tidak digunakan dalam
penelitian ini karena tidak valid dalam penelitian tersebut dan dalam penelitian ini menambahkan dua variabel yaitu: rasio gearing dan opini
audit. Hal ini dilakukan karena kedua variabel tersebut pernah diteliti oleh Halim 2000 yang mengatakan bahwa variabel rasio gearing dan opini
audit berpengaruh terhadap lamanya penyelesaian audit, namun berbeda dengan hasil penelitian Na’im 1999, bahwa rasio gearing dan pendapat
akuntan publik tidak berpengaruh terhadap lamanya penyelesaian audit. Sehingga diperlukan penelitian yang lebih mendalam lagi.
2. Periode penelitian Penelitian terdahulu menggunakan masa penelitian tahun 2002 dan 2003,
sedangkan dalam penelitian ini menggunakan periode penelitian selama tiga tahun 2005 sampai dengan 2007 hal ini dilakukan untuk generalisasi
23 penelitian sehingga mendapatkan hasil penelitian yang lebih baik dan
akurat. 3. Peraturan
Penelitian ini juga dilakukan karena adanya perubahan peraturan mengenai batas waktu pelaporan laporan keuangan oleh BAPEPAM-LK pada
tanggal 30 september 2003, sesuai dengan lampiran surat Keputusan Ketua BAPEPAM Nomor: Kep-36PM2003 yang menyatakan bahwa laporan
keuangan tahunan disertai dengan laporan akuntan dengan pendapat yang lazim harus disampaikan kepada BAPEPAM-LK selambat-lambatnya
pada akhir bulan ketiga 90 hari setelah tanggal laporan keuangan tahunan, sedangkan pada penelitian terdahulu masih menerapkan peraturan
yang lama, yaitu lampiran surat Keputusan Ketua BAPEPAM No.80PM1996, yang mewajibkan setiap emiten dan perusahaan publik
untuk menyampaikan laporan keuangan tahunan perusahaan dan laporan auditor independennya kepada BAPEPAM selambat-lambatnya 120 hari
setelah tanggal laporan tahunan perusahaan. Berdasarkan hal ini diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui perbedaan hasil
penelitian pasca dikeluarkannya peraturan tersebut. Pemilihan perusahaan manufaktur dalam penelitian ini untuk
mengetahui konsistensi hasil penelitian sebelumnya dan karena sebagian besar perusahaan yang listing di BEI adalah perusahaan manufaktur. Berdasarkan
uraian tersebut diatas maka dalam penyusunan skripsi ini peneliti mengambil
judul “Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan, Opini Audit dan
24
Ukuran KAP terhadap Lamanya Penyelesaian Audit. Studi Empiris
pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. B.
Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap lamanya penyelesaian audit audit delay pada perusahaan manufaktur
yang listing di BEI? 2. Apakah profitabilitas berpengaruh secara signifikan terhadap lamanya
penyelesaian audit audit delay pada perusahaan manufaktur yang listing di BEI?
3. Apakah rasio gearing berpengaruh secara signifikan terhadap lamanya penyelesaian audit audit delay pada perusahaan manufaktur yang listing
di BEI? 4. Apakah opini audit berpengaruh secara signifikan terhadap lamanya
penyelesaian audit untuk perusahaan manufaktur yang listing di BEI? 5. Apakah ukuran KAP berpengaruh secara signifikan terhadap lamanya
penyelesaian audit untuk perusahaan manufaktur yang listing di BEI? 6. Apakah ukuran perusahaan, profitabilitas, rasio gearing, opini audit, dan
ukuran Kantor Akuntan Publik KAP secara simultan berpengaruh dengan signifikan terhadap lamanya penyelesaian audit audit delay?
25
C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian