34 Tabel. 8 dan Tabel.9 mengggambarkan bahwa, share baki debet
kredit UMKM terhadap total baki debet perbankan nasional mengalami trend pertumbuhan meskipun tidak signifikan setiap tahunnya dengan rata-
rata prosentase share selama 5 lima tahun terakhir mencapai 51,45. Dari total baki debet kredit UMKM perbankan nasional, Bank pemerintah
menguasai pangsa kredit UMKM sebesar Rp 447,8 T atau sebesar 48. Bila dibandingkan dengan total baki kredit perbankan nasional, prosentase
share kredit UMKM Bank Pemerintah sampai dengan akhir September 2010 mencapai 27 rata-rata share selama 5 lima tahun terkahir
masing-masing sebesar 49 dan 25.
2. Hasil Penelitian Kinerja Kredit UMKM
Pada tabel. 8 telah dipaparkan bahwa berdasarkan data Bank Indonesia, kinerja penyaluran kredit perbankan nasional pada sektor
UMKM telah memberikan kontribusi yang cukup signifikan sebagaimana Gambar. 9, Gambar 10 dan Gambar. 11 :
Gambar 9. Share Kredit UMKM thd total baki debet kredit Perbankan Nasional
Sumber : Data Bank Indonesia yang diolah
35
Gambar 10. Share Kredit UMKM perbankan nasional thd total baki debet kredit Perbankan Nasional
Sumber : Data Bank Indonesia yang diolah
Gambar 11. Share Kredit UMKM Bank Pemerintah thd total baki debet kredit UMKM
Sumber : Data Bank Indonesia yang diolah
Data Bank Indonesia menunjukkan bahwa porsi baki debet kredit UMKM perbankan nasional telah mencapai 56 dibandingkan total baki
kredit perbankan nasional, sedangkan porsi baki kredit UMKM Bank Pemerintah mencapai 27 dari total baki kredit perbankan nasional serta
36 telah mencapai 48 dari total baki debet kredit UMKM Perbankan Nasional.
Bila diteliti lebih lanjut bahwa dari total porsi kredit UMKM tersebut, kredit konsumsi mendominasi komposisi kredit UMKM yaitu masing-masing
sebesar 54 dari total baki debet kredit UMKM Perbankan Nasional dan 60 dari total baki debet kredit UMKM Bank Pemerintah, lebih besar dari
prosentase porsi Kredit Modal Kerja 37 baki debet kredit perbankan nasional dan 35 dari baki debet kredit UMKM perbankan nasional dan
porsi kredit Investasi 9 dari baki debet kredit perbankan nasional dan 5 dari baki debet kredit UMKM perbankan nasional sebagaimana dapat
dilihat pada gambar. 12 .
Gambar 12. Komposisi baki debet kredit UMKM Perbankan Nasional dan baki debet kredit UMKM Bank Pemerintah september 2010
Sumber : Data Bank Indonesia yang diolah Kondisi tersebut tidak mencerminkan kondisi yang sebenarnya
mengingat : 1. Berdasarkan penggunaannya, kredit konsumsi adalah kredit untuk
keperluan barang-barang konsumsi yang diperlukan debitur. 2. Kredit UMKM adalah kredit untuk keperluan usaha baik kredit untuk
tambahan modal Kredit Modal Kerja maupun untuk pembelian aktiva tetap Kredit Investasi antara lain mesin, lahan untuk usaha,
bangunan untuk menunjang usaha dan kemampuan membayar kembali debitur diukur dari laba aktivitas usaha.
3. Pengelompokan kredit UMKM dalam laporan Bank Indonesia masih mengacu
kepada segmentasi
kredit dimana
kredit UMKM
49 37
35 20
9 5
31 54
60
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
Baki Debet Kredit Perbankan
Nasional Baki Debet Kredit
UMKM Perbankan Nasional
Baki Debet Kredit UMKM Bank
Pemerintah Konsumsi
Investasi Modal Kerja
37 dikelompokkan berdasarkan maksimum kredit yang diberikan Kredit
Mikro maks Rp 50 juta, Kredit Kredit yang diberikah Rp 50 juta, Rp 500 juta dan Kredit Menengah Rp 500 juta, Rp 5 Milyar tanpa
mempertimbangkan penggunaannya. Disampain itu, beberapa hal yang menjadi pertimbangan Bank dalam
menyalurkan kredit konsumsi dengan porsi yang lebih besar adalah : 1. Penyaluran Kredit Konsumsi merupakan salah satu alternatif dan upaya
Bank Pemerintah dalam menyebarkan risiko kredit dimana daya beli masyarakat yang semakin tinggi menstimulus tingkat konsumsi
masyarakat. 2. Kredit Konsumsi memiliki tingkat risiko yang lebih rendah bila
dibandingkan dengan kredit UMKM yang bersifat produktif Modal Kerja dan Investasi, karena :
a. Maksimum kredit yang diberikan mengacu pada nilai agunan atau colateral yang diberikan dengan memperhitungkan repayment
capacity debitur melalui penghasilan tetap yang diterima setiap bulannya.
b. Sistem angsuran yang diberlakukan oleh bank sistem Aplofend Angsuran Bunga + Pokok.
c. Untuk yang tidak memiliki agunan berupa harta tetap dapat berupa dokumen berharga lainnya seperti SK, Jamsostek dan lainnya yang
sejenis dengan sistem pembayaran melalui payroll atau autodebet.
3. Track record penyaluran kredit konsumsi konsumer selama beberapa tahun terkahir dinilai cukup baik dan menjanjikan dengan tingkat NPL
yang masih rendah 5. Indikasi lain yang menyebabkan tingginya porsi penyaluran pada jenis
kredit konsumsi adalah pengalihan skim kredit atau penggunaan produk kredit konsumtif namun dalam implementasinya, kredit tersebut digunakan
untuk modal usaha produktif. Hal ini dapat disebabkan antara lain : 1. Pengalihan skim kredit produktif ke skim konsumtif lebih kepada
subjektifitas petugas kredit dimana pertimbangan risiko yang lebih rendah menjadi faktor utama untuk mengalihkan skim dimaksud dimana
38 kredit konsumtif menggunakan pola angsuran pokok dan bunga
aplofend. 2. Proses penyaluran kredit konsumtif lebih sederhana dibandingkan
dengan proses penyaluran pada kredit Produktif Modal Kerja dan Investasi yaitu dengan sistem scoring komputerisasi disamping
percepatan layanan service level kepada nasabah menjadi salah satu pertimbangan utama.
3. Kurangnya varianderivatif produk kredit yang dimiliki oleh Bank Pemerintah sesuai dengan kebutuhan dan bidang usaha debitur
sebelum munculnya kredit KUR dan kredit program lainnya, sehingga untuk sementara maupun permanen, nasabahdebitur diberikan
pinjaman dalam bentuk skim kredit konsumsi. Berdasarkan kondisi di atas, “Kredit Konsumsi” idealnya tidak
digolongkan sebagai jenis Kredit UMKM. Dengan demikian, Performance riil Bank Pemerintah terhadap pembiayaan sektor UMKM
tanpa “Kredit Konsumsi” dapat digambarkan pada Tabel. 10 dan Tabel. 11, yaitu :
Tabel 10. Total Baki Debet Kredit UMKM excl. Kredit Konsumsi selama 5 lima tahun terkahir
Rp Juta
Sumber : Data Bank Indonesia yang diolah
Tabel 11. Share Kredit UMKM excl. Kredit Konsumsi posisi bulan September 2010 terhadap baki debet per kategori bank
Rp Juta
Sumber : Data Bank Indonesia yang diolah
KATEGOR BANK 2006
2007 2008
2009 Sep-10
Bank Pemerintah 81.697.156 98.583.375 129.361.170 159.640.683 179.142.026
Bank Swasta Nasional 106.726.573 127.589.333 148.010.112 160.014.722 200.952.501
Bank Asing dan Bank Campuran 2.568.151 3.575.828 7.916.490 6.644.502 35.776.981
Bank Perkreditan Rakyat 6.414.065 7.053.180 14.594.736 9.099.801 10.232.131
Grand Total 197.405.945
236.801.716 299.882.508
335.399.708 426.103.639
KATEGORI BANK Baki Debet UMKM
Sept 2010 Baki Debet Kredit
Perbankan Nasional Sept 2010
Porsi Kredit UMKM thd Masing2 Baki
Debet
Bank Pemerintah 179.142.026 735.690.970
24 Bank Swasta Nasional
200.952.501 694.883.352 29
Bank Asing dan Bank Campuran 35.776.981 206.876.515
17 Bank Perkreditan Rakyat
10.232.131 34.010.145 30
Grand Total 426.103.639
1.671.460.982 100
39
Gambar 13. Share Kredit UMKM excl. Kredit Konsumsi thd total baki debet kredit Perbankan Nasional
Sumber : Data Bank Indonesia yang diolah
Gambar 14. Share Kredit UMKM Bank Pemerintah excl. Kredit Konsumsi thd total baki debet kredit UMKM Perbankan Nasional
Sumber : Data Bank Indonesia yang diolah
40 Gambar 15. Share Kredit UMKM Bank Pemerintah excl. Kredit Konsumsi thd
total baki debet kredit UMKM Perbankan Nasional Sumber : Data Bank Indonesia yang diolah
Gambar 16. Share Kredit UMKM Bank Pemerintah dan Non Pemerintah thd total baki debet kredit Perbankan Nasional
Sumber : Data Bank Indonesia yang diolah
Bank Pemerintah;
11
Bank Swasta
Nasional;
12
Bank Asing dan Bank
Campuran ;
2
Bank Perkreditan
Rakyat ;
1
41
Gambar 17. Porsi Kredit UMKM Perbankan Nasional thd masing-masing baki debet kredit
Sumber : Data Bank Indonesia yang diolah
Dari Gambar. 13, Gambar. 14, Gambar. 15, Gambar. 16 dan Gambar. 17 di atas dapat dijelaskan kondisi baki debet kredit UMKM
sebagai berikut :
1. Porsi baki debet kredit UMKM perbankan nasional hanya mencapai 25
dari total baki debet kredit Perbankan Nasional.
2. Porsi baki kredit UMKM Bank Pemerintah mencapai 42 dari total baki
debet kredit UMKM perbankan nasional, sedangkan
3. Porsi kredit UMKM Bank Pemerintah hanya mencapai 11 dari total
kredit perbankan nasional.
4. Dibandingkan dengan Bank Lainnya Non Pemerintah, pada kenyataan porsi pembiayaan UMKM Bank Swasta Nasional lebih tinggi
dari Bank Pemerintah yaitu sebesar 12 dari total baki debet kredit
perbankan nasional.
5. Bila dibandingkan dengan masing-masing baki debet kredit per kategori Bank, porsi kredit UMKM tertinggi yang disalurkan oleh bank secara
berurutan yaitu BPR sebesar 30 dari total baki debet kredit BPR, Bank Swasta Nasional sebesar 29, Bank Pemerintah sebesar 24
dan Bank Asing Campuran sebesar 17.
Bank Pemerintah
24
Bank Swasta
Nasional
29
Bank Asing dan Bank
Campuran
17
Bank Perkreditan
Rakyat
30
42
3. Perspektif Kredit Konsumsi sebagai Kredit Non UMKM