Perspektif Kredit Konsumsi sebagai Kredit Non UMKM

42

3. Perspektif Kredit Konsumsi sebagai Kredit Non UMKM

Beberapa dasar pertimbangan mengapa Kredit Konsumsti tidak digolongkan sebagai kredit UMKM adalah sebagai berikut : a. Mengacu Undang-undang No. 20 tahun 2008, tentang UMKM Berdasarkan undang-undang dimaksud disebutkan bahwa baik Kredit Mikro, Kredit Kecil dan Kredit Menengah secara tegas didefinisikan sebagai “usaha produktif” milik perorangan maupun badang usaha dengan kekayaan dan omzet penjualan yang diatur dengan jumlah tertentu sesuai kriterianya. b. Mengacu pada definisi UMKM Bank Indonesia sendiri. Berdasarkan definisi Bank Indonesia bahwa Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Usaha Menengah adalah “usaha” yang dapat menerima kredit sesuai dengan jumlahbesaran yang ditetapkan berdasarkan kriterianya. Yang perlu digarisbawahi adalah yang dapat menerima kredit dalam definisi Bank Indonesia ini adalah “aktivitas usaha” baik orang perorangan maupuan badan usaha bukan “orangperorangan” yang tidak memiliki aktivitas usaha bekerja sebagai pegawai atau dipekerjakan. Dalam konteks ini, perlu perlu dilakukan sinkronisasi untuk menghindari “dispute” dalam mendefinisikan dan mengelompokkan kredit UMKM. Kredit Mikro, Kredit Kecil dan Kredit Menengah yang didefinisikan sebagai “kredit dengan maksimal atau lebih besarkecil sama dengan ” sesuai dengan jumlahnya seyogyanya selaras dengan pengertiandefinisi UMKM yang dijabarkan baik oleh Bank Indonesia itu sendiri maupuan Undang-undang No. 20 tahun 2008 tentang UMKM. c. Berdasarkan penggunaannya Kredit Konsumsi yang diberikan oleh Perbankan adalah kredit yang digunakan untuk keperluan barang konsumtif antara lain ; pembelian rumah, pembelian kendaraan dan barang lainnya yang bersifat tidak produktif atau tidak digunakan untuk modal usahainvestasi untuk menunjang kegiatan usaha serta kredit untuk penggunaan lainnya seperti biaya pendidikan, biaya rumah sakit, dan lainnya yang sejenis. 43 Disamping itu penerima kredit konsumsi belum tentu merupakan pelaku UMKM bisa Pegawai negeri atau swasta. d. Kredit pada sektor UMKM adalah kredit yang diberikan untuk modal usaha yang dapat memberikan dampak langsung terhadap sektor tersebut. Artinya terdapat perputaran ataupun aktivitas yang bertujuan untuk memperoleh profit dari aktivitas usaha yang dibiayai. Berbeda dengan kredit konsumsi, dimana pembiayaan digunakan untuk membeli produk hasil usaha besar misal kendaraan sehingga tidak memberikan dampak langsung terhadap UMKM.

4. Hasil pengujian terhadap variabel yang mempengaruhi kinerja Bank