sekali tidak merasa dikalahkan dan sepakat untuk melakukan kerjasama dengan kelompok mayoritas.
5. Kompromi adalah jalan tengah yang dicapai oleh pihak-pihak yang terlibat
didalam konflik. 6.
Integrasi yaitu mendiskusikan, menelaah, dan mempertimbangkan kembali pendapat-pendapat sampai diperoleh suatu putusan yang memaksa semua
pihak.
B. Pelaksanaan Penegakan Hukum Humaniter
Salah satu aspek penting dari suatu kaidah hukum yaitu mengenai penegakkannya law enforcement.Suatu perangkat hukum baru dapat dikatakan
efektif apabila dapat diimplementasikan dan sanksinya dapat ditegakkan apabila ada yang melanggarnya. Penegakkannya dilakukan didalam perangkat hukum itu perlu
ada suatu mekanisme yang mengatur dan menetapkan bagaimana norma-norma itu dapat ditegakkan.
‡‡‡‡‡‡‡‡
1. Mekanisme menurut Konvensi Jenewa 1949 dan Protokol Tambahan 1977
Mekanisme penegakkan Hukum Humaniter Internasional HHI dapat ditemukan pada ketentuan-ketentuan yang terdapat pada Konvensi-konvensi Jenewa
1949, Protokol Tambahan 1977 serta pada aturan-aturan lain yang mengetur mengenai mahkamah kejahatan perang baik yang bersifat ad hoc maupun yang
permanen.
‡‡‡‡‡‡‡‡
Arlina pertamasari dkk, Op cit, hlm 181
Pasal 1 Konvensi Jenewa memberikan kewajiban bagi Pihak Peserta Agung untuk menghormati dan menjamin penghormatan ,.. to respect and to ensure the
respect.. terhadap Konvensi. Menghormati berarti negara yang bersangkutan harus melaksanakan ketentuan-ketentuan yang ada di dalam Konvensi.Menjamin
penghormatan berarti negara harus melakukan tindakan-tindakan yang diperlukan apabila terjadi pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan Konvensi, termasuk
menjatuhkan sanksi apabila diperlukan.
§§§§§§§§
§§§§§§§§
Arlina pertamasari dkk, Ibid, hlm 182
Kewajiban ini dirumuskan dalam Pasal 49 ayat 1 Konvensi I yang merupakan ketentuan yang bersamaan, sebagai berikut:
“The High Contracting Parties undertake to enact any legislation necessary to provide effective penal sanction for person committing, or ordering to bo committed,
any of thegrave breaches of the present Convention defined in the following Article” Berdasarkan ketentuan pasal tersebut diatas maka negara yang telah
meratifikasi Konvensi Jenewa diwajibkan untuk menerbitkan suatu Undang-undang nasional yang memberikan sanksi pidana efektif kepada setiap orang yang melakukan
atau memerintah untuk melakukan pelanggaran berat terhadap Konvensi. Mekanisme yang terdapat pada ketentuan ini adalah suatu mekanisme dimana
penegakan HHI yang dilaksanakan berdasarkan suatu proses peradilan nasional. Artinya, apabila terjadi kasus pelanggaran hukum humaniter, maka si pelaku akan
dituntut dan dihukum berdasarkan peraturan perundang-undangan nasional dengan menggunakan mekanisme peradilan nasional yang bersangkutan.
Salah satu perkembangan baru yang terdapat dalam Protokol Tambahan 1977 antara lain mengenai mekanisme. Maksudnya adalah mekanisme yang dilakukan
melalui Komisi Internasional Pencari Fakta International Fact Finding Commission. Komisi Pencari Fakta ini merupakan penyempurnaan atas ketentuan
yang terdapat didalam Pasal 52 Konvensi I, Pasal 53 Konvensi II, Pasal 132 Konvensi II dan Pasal 149 Konvensi IV yang mengatur mengenai prosedur
penyelidikan terhadap pelanggaran yang terjadi terhadap hukum humaniter atau terhadap ketentuan-ketentuan Konvensi Jenewa.
2. Mahkamah Ad Hoc Kejahatan Perang
Sejarah mengatakan ada dua mahkamah yang mengadili penjahat Perang Dunia II, yaitu Mahkamah Tokyo dan Mahkamah Nuremberg.Mahkamah Tokyo dibentuk
untuk mengadili para penjahat perang Jepang, sedangkan Mahkamah Nuremberg dibentuk untuk mengadili para penjahat perang Nazi, Jerman.
†††††††††
Mahkamah Nuremberg dibentuk berdasarkan Piagam Nuremberg atau yang biasa disebut Piagam London.Sejak terbentuknya mahkamah ini, telah menjatuhkan
hukuman kepada dua puluh empat tersangka.
‡‡‡‡‡‡‡‡‡
a. Kejahatan terhadap perdamaian crimes against peace
Ada tiga kategori pelanggaran atau kejahatan yang menjadi yurisdiksi dari Mahkamah Nuremberg yang diatur dala Pasal 6 Piagam London ini yaitu :
b. Kejahatan perang war crimes
Arlina pertamasari dkk, Ibid, hlm 184
†††††††††
Arlina pertamasari dkk, Ibid
‡‡‡‡‡‡‡‡‡
Lihat dalam Timothy LH.McCormack and Gerry J. Simpson, The Law of War Crimes, National and International Approaches, Kluwer Law International. The Haque, 1997, hlm 172
c. Kejahatan terhadap kemanusiaan crimes against humanity
Pasal 6 diatas juga menegaskan tanggungjawab individual dari pelaku kejahatan-kejahatan yang dimaksud.Hal ini berarti kejahatan tersebut tidak dapat
berdalih bahwa perbuatannya tersebut untuk kepentingan atau karena perintah negara. Pasal 7 Piagam Mahkamah dikatakan dengan tegas bahwa kedudukan resmi
dari si pelaku, baik sebagai Kepala Negara atau sebagai pejabat yang bertanggungjawab di dalam institusi pemerintah tidak dapat dijadikan alasan untuk
membebaskan yang bersangkutan dari tanggungjawabnya atau mengurangi hukuman yang dijatuhkan.
§§§§§§§§§
Pasal 8 menyatakan bahwa pelaku yang melakukan kejahatabn tersebut karena perintah dari Pemerintahnya atau karena perintah atasannya juga tidak dapat
dijadikan alasan untuk membebaskan tanggungjawab si pelaku, tetapi hal tersebut dapat dijadikan dasar untuk mengurangi hukuman yang dijatuhkan
Mahkamah.
§§§§§§§§§
Timothy LH.McCormack and Gerry J. Simpson, Ibid, hlm 173 Timothy LH.McCormack and Gerry J. Simpson, Ibid, hlm 174
Setelah Perang Dunia II selesai, telah dibentuk dua Mahkamah ad hoc lainnya yaitu Mahkamah yang mengadili penjahat perang di eks Yugoslavia serta di
Rwanda.Mahkamah eks Yougoslavia dibentuk berdasarkan Resolusi Dewan Keamanan PBB No. 808 22 Februari 1993 dan No. 827 25 Mei 1993.
Perkembangan yang terakhir kemudian Statuta Mahkamah eks Yugoslavia yang dibentuk berdasarkan Resolusi DK PBB No. 827 tahun 1993 diamademen oleh
Resolusi DK PBB No. 1166 tahun 1998.
Pasal 1 sampai dengan Pasal 5 dari Statuta Mahkamah eks Yugoslavia mengatur mengenai kompetensi atau yuridiksi Mahkamah, yaitu
1. Pelanggaran serius terhadap hukum humaniter serious violations of
international humanitarian law
††††††††††
2. Pelanggaran berat sebagaimana yang dimaksud dalam Konvensi-konvensi
Jenewa 1949
‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡
3. Pelanggaran terhadap hukum dan kebiasaan perang
§§§§§§§§§§
4. Genosida
5. Kejahatan terhadap kemanusiaan
†††††††††††
Mahkamah ad hoc lainnya yang telah dibentuk adalah mahkamah peradilan kejahatan perang di Rwanda.Nama lengkap dari Mahkamah ini adalah International
Criminal Tribunal for Rwanda ICTR.Mahkamah ini dibentuk berdasarkan Resolusi Dewan Keamanan PBB No. 955 tanggal 8 Oktober 1994.
Tujuan dibentuknya Mahkamah ini adalah untuk mengadili orang-orang yang melakukan genosida di Rwanda dan mengadili warganegara Rwanda yang melakukan
genosida dan pelanggaran serupa lainnya diwilayah negara tetangga dan di Rwanda yang dilakukan antara tanggal 1 Januari 1994 sampai dengan tanggal 31 Desember
1994.
††††††††††
Dalam Pasal 1 dikatakan sebagai berikut : The international Tribunal shall have the power to prosecute persons responsible for serious violations of international humanitarian law
committed in the territory of the former Yugoslavia since 1991 in accordance with the provisions of the present Statute.Rumusan pasal ini yaitu tentang batasan waktu dan tempat dilakukannya pelanggaran
yang dimaksud
‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡
Pasal 2 Statuta Mahkamah eks Yugosalvia
§§§§§§§§§§
Pasal 3 Statuta Mahkamah eks Yugosalvia Pasal 4 Statuta Mahkamah eks Yugosalvia
†††††††††††
Pasal 5 Statuta Mahkamah eks Yugosalvia
Kompetensi Mahkamah Rwanda ditujukan untuk kejahatan-kejahatan sebagai berikut
‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡
a. Genocide
:
b. Crimes Against Humanity
c. Pelanggaran terhadap Pasal 3 ketentuan yang bersamaan dari Konvensi Jenewa
1949 dan Protokol Tambahan II 1977 violations of Art. 3 common to the Geneva Conventions and Additional Protocol II
Baik Mahkamah eks Yugoslavia maupun Mahkamah Rwanda menetapkan individual criminal responsibility terhadap mereka yang melakukan kejahan danatau
pelanggaran sebagaimana yang dimaksud dalam Statuta.Adapun untuk hukum acaranya maka ICTY menggunakan sistem common law, sedangkan ICTR
menggunakan campuran antara sistem civil law dan common law. 3.
Mahkamah Pidana Internasional International Criminal CourtICC Bulan Juli 1998 disepakatinya Statuta Makamah Pidana Internasional
International Criminal CourtICC.Berbeda dengan mahkamah ad hoc yang telah dibentuk sebelumnya, maka ICC merupakan Mahkamah ini dibentuk untuk mengadili
orang-orang yang melakukan kejahan-kejahan yang oleh masyarakat internasional dikategorikan sebagai kejahatan serius the most serious of concern to the
international community sebagaimana ditetapkan dalam Statuta ICC.Mahkamah ini juga dibentuk sebagai pelengkap complementarity dari mahkamah pidana
nasional.
§§§§§§§§§§§
‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡
Arlina pertamasari dkk, Op cit, hlm 190
§§§§§§§§§§§
Arlina pertamasari dkk, Ibid, hlm 191
Mengenai complementarityadalah hal yang penting.Maksudnya bahwa ICC baru menjalankan fungsinya apabila mahkamah nasional tidak dapat menjalankan
fungsinya dengan baik. ICC akan bekerja apabila mahkamah nasional tidak mau unwilling dan tidak mampu unable untuk mengadili pelaku kejahatan-kejahatan
yang dimaksud. Cara ini berarti apabila terjadi suatu kejahatan yang termasuk dalam yurisdiksi ICC, maka si pelaku harus diadili dahulu oleh mahkamah nasionalnya.
Apabila mahkamah nasional tidak mau danatau tidak mampu mengadili si pelaku, maka ICC akan menjalankan fungsinya untuk mengadili si pelaku kejahatan yang
bersangkut. Yurisdiksi ICC mencakup empat kejahatan, yaitu kejahatan yang dikategorikan
sebagai the most serious crimes of concern to the international community, yakni
a. Genocide
:
b. Crimes against humanity
c. War crimes
d. Crime of aggression
Tindakan-tindakan yang dapat dikategorikan sebagai genosida dijelaskan pasal 6 Statuta ICC, yaitu tindakan yang ditujukan untuk memusnahkan seluruhnya atau
sebagian dari suatu bangsa, etnis, kelompok rasial atau agama tertentu. Kategori genosida menurut ketentuan Pasal ini adalah
††††††††††††
1. Killing members of the group
:
Arlina pertamasari dkk, Ibid
††††††††††††
Arlina pertamasari dkk, Ibid, hlm 192
2. Causing serious bodily or mental harm to members of the group
3. Deliberately inflicting on the group condition of life calculated to bring about
its physical destruction in whole or in part 4.
Imposing meansures inteded to prevent births within the group 5.
Forcibly transfering children of the group to another group Kejahatan-kejahatan yang dapat dikategorikan sebagai crimes against humanity
dirumuskan secara lengkap dan rinci pada Pasal 7 ICC. Selanjutnya Pasal 8 ICC menjelaskan apa yang dimaksud dengan war crimes, yaitu yang mencakup
pelanggaran berat sebagaimana yang dimaksud dalam Konvensi Jenewa dan pelanggaran-pelanggaran serius lainnya terhadap hukum dan kebiasaan perang yang
diberlakukan pada sengketa bersenjata yang bersifat internasional dan non internasional.
Mengenai crime of aggression belum dirumuskan secara lengkap didalam Statuta, hanya pada Pasal 5 ayat 2 dikatakan bahwa pelaksanaan yurisdiksi
Mahkamah terhadap kejahatan agresi ini akan dilaksanakan setelah diterimanya suau ketentuan atau pasal yang menentukan apa yang dimaksud dengan kejahatan tersebut
serta syarat-syarat apa yang diperlukan agar mahkamah dapat melaksanakan yurisdiksinya atas kejahatan agresi yang dimaksud.
Beberapa asas pokok hukum pidana diberlakukan menurut Statuta ini, misalnya tentang ne bis in idem, nullum crimen sine lage, nulla poena sine lege, dan non
retroactive Statuta ICC juga ditegaskan tentang tanggungjawab pidana individual
individual criminal responsibility.Pada Pasal 28 diatur mengenai tanggungjawab
komandan dan atasan terhadap tindakan yang dilaksanaan oleh anak buah atau bawahannya.
ICRC juga mempunyai perang dalam upaya penegakkan hukumm humaniter internasional , dimana upaya ICRC terkait usaha perlindungan anak.
‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡
1. Penanganan untuk anak-anak yang terpisah dari orangtuanya.
§§§§§§§§§§§§
a. Mengidentifikasi dan mendata anak-anak yang terpisah dari keluarga serta
menyebarkan informasi tersebut ke seluruh wilayah baik nasional maupun internasional, melalu stakeholdersnya dan berbagai media yang
dimilikinya. b.
Menerima banyak permintaan dari para orangtua yang kehilangan anaknya akibat konflik, perang, dan situasi kekrasan lainnya, kemudian mulai
melakukan proses pengusutan setelah menerima permintaan itu. c.
Mendukung kreasi unit pengusutan khusus melalui lembaga nasional di seluruh dunia
d. Memberikan data jumlah sipil yang berada di dalam konflik melalui
kerjasama dengan agen-agen kemanusiaan lainnya. e.
Pembentukan www.FamilyLinks.icrc.org untuk membantu hubungan orang-orang yang terpisah dari keluarganya akibat perang atau bencana
alam
‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡
Lita Ayu, “Peran ICRC dalam Upaya Penegakan Hukum Humaniter Internasioal”, Prezi, diakses dari http:prezi.comkq8w1-ootjwwperan-icrc-dalam-upaya-penegakan-hukum-
humaniter-internasional.html pada tanggal 21 Maret 2015 pukul 16.31 WIB
§§§§§§§§§§§§
Ibid
2. Penanganan untuk anak-anak yang terpisah dari orangtuanya
lanjutan 3.
Penanganan untuk anak-anak yang terlibat langsung dalam perang tentara anak
†††††††††††††
a. Secara aktif, mempromosikan prinsip-prinsip non-rekrutmen dan non-
partisipasi orang-orang yang berada dibawah usia 18 tahun. b.
Melindungi anak-anak yang berada dalam keadaan terluka dan ditawan. c.
Menggunakan haknya untuk meminta pembebasan anak-anak secara individu. Walaupun tidak terlibat dalam negosiasi, ICRC ikut membantu
implementasi hasil perjanjian dengan mempersatukan anak-anak yang terpisah dari keluarganya dan menjamin kesinambungan dari
berkumpulnya mereka. d.
Berkonsultasi dan berkolaborasi dengan lembaga nasional dan Federasi Internasional, ICRC dapat melibatkan dirinya ke dalam pemenuhan
kebutuhan fisik dan psikologi dari anak-anak laki-laki dan perempuan yang telah terlibat dalam konflik bersenjata sebagaimana yang diterapkan di
Sierra Leone dan Liberia 4.
Penanganan terhadap anak-anak yang menjadi tawanan.
‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡
a. Mengidentifikasi dan mendata tawanan anak-anak
b. Membentuk kesempatan hubungan antara tawanan anak-anak dan
keluarganya dengan memberi fasilitas kepada keluarga untuk
Ibid
†††††††††††††
Ibid
‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡
Ibid
mengunjungi, berbicara via telefon, dan menggunakan pelayanan pesan untuk tawanan anak-anak
c. Perwakilannya mengawasi kondisi meterial dari tawanan dan menjamin
keberlanjutannya. Hal-hal ini yang diperiksa oleh perwakila ICRC adalah kelengkapan infrastrukur, ruangan yang cukup, cahaya dan air bersih.
d. Memperjuangkan jaminan bahwa tawanan dapat memperoleh kebutuhan
dasarnya seperti makanan, pakaian, air, obat-obatan, pendidikan, rekreasi dll
e. Pengupayakan pemisahan tawanan dewasa dan anak-anak. Hal ini untuk
melindungi anak-anak wanita dan wanita dewasa dari kekerasan seksual. f.
Mempercepat akses dan proses perbantuan dan yudisial untuk tawanan anak-anak, sehingga ICRC menjalin kerjasama dengan pemerintahan yang
berkuasa untuk mengubah kebijakan terkait tawanan anak-anak 5.
Permasalahan hak-hak kehidupan.
§§§§§§§§§§§§§
a. Menekankan pelarangan terhadap kejahatan seksual dan menyarankan
pemikirannya ke dalam peraturan internal b.
Berkampanye, penyebaran pamflet, penyuluhan untuk memberi penjelasan mengenai kekerasan seksual dan akibatnya terhadap kondisi fisik dan
mental dari korban c.
Menyesiakan perawatan dan pelayanan medis baik yang bersifat obat- obatan, peralatan medis, tenaga medis, perbaikan dll
§§§§§§§§§§§§§
Ibid
d. Mengadakan pelatihan psikososial terhadap relawan pada tingkat
komunitas untuk memberikan saran-saran kepada korban dan menjadi perantara antara korban dan keluarganya
e. Menyediakan data mengenai kasus kekerasan seksual dan melaporkannya
kepada pihak yang berkuasa baik di tingkat nasional maupun internasional dan mendorong otoritas untuk mengambil langkah yang sesuai
6. Penanganan kesehatan fisik dan mental anak-anak yang berada di dalam
perang. a.
Memberikan prioritas kepada ibu dan anak-anak, mendukung peningkatan pelayanan kesehatan ditingkat utama terhadap ibu dan anak dengan
menyediakan tenaga medis, peralatan medis dan obat-obatan untuk perawatan kandungan, penyakit anak dan permasalahan setelah
pembedahan lukatertentu. b.
Mengorganisasikan bantuan perlengkapan bayi yang bersih dan sehat serta sesuai untuk perawatan bayi.
c. Menyediakan layanan kesehatan wanita yang terpisah dengan yang
diperuntukan bagi pria terhadap masyarakat tertentu yang memiliki nilai budaya yang menganggap tabu hubungan laki-laki dan wanita diluar
pernikahan. d.
Mendukung struktur lokal yang dijalankan oleh embaga nasional dan dalam situasi yang darurat ICRC turun langsung. Melaksanakan program
imunisasi.
Ibid
e. Menyediakan akses air bersih dan kesehatan lingkungan untuk kesehatan
yang baik. ICRC dengan implementasi berupa pembentukan sistem pengairan dan pembangunan kamar mandi umum.
f. Memberikan kontribusi terhadap program-program yang dijalankan oleh
lembaga nasional terkait dengan penyediaan dukungan psikososial untuk anak-anak korban kekerasan bersenjata.
g. Menyediakan dukungan dan kasih sayang terhadap orang-orang yang
kehilangan keluarganya sebagai bentuk bantuan psikososial dan kepedulian.
C. Sanksi Pelanggaran Hukum Humaniter Internasional