Konsep Dasar Data dan Analisis .1 Aspek bio-fisik

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Konsep Dasar

Kawasan KHDTK Cikampek merupakan kawasan hutan penelitian yang diarahkan guna mendukung tugas pokok dan fungsi Pusat Litbang Hutan Tanaman yaitu sebagai penyedia ilmu pengetahuan dan teknologi bidang hutan tanaman. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan ini salah satunya diaplikasikan dalam pembangunan plot-plot vegetasi, baik jenis lokal maupun jenis asing. Keberadaan vegetasi ini akan berpengaruh pula terhadap keberadaan satwa yang menjadikan kawasan tersebut sebagai habitatnya. Oleh karena itu KHDTK Cikampek ini memiliki keanekaragaman hayati yang cukup beragam, baik dari flora, fauna, dan juga sumberdaya alam lainnya. Kawasan ini juga dapat bertujuan untuk kepentingan umum seperti penelitian dan pengembangan, pendidikan dan latihan, serta religi dan budaya atau tujuan kemanfaatan lainnya dengan catatan bahwa peruntukan itu tidak merubah fungsi pokok dari kawasan hutan tersebut Dephut 1999. Pada penelitian ini, peruntukan yang tidak merubah fungsi pokok kawasan dibahas dengan adanya pengembangan wisata. Akan tetapi mengingat fungsi pokok dan keanekaragaman hayati yang dimiliki oleh kawasan ini, maka pengembangan wisata yang dapat direncanakan adalah wisata yang berbasis ekologis dan bersifat edukatif terutama mengenai kehutanan. Wisata yang berbasis ekologis merupakan wisata dengan pendekatan sumberdaya alam atau mempertimbangkan sumberdaya alam yang berada dalam kawasan sehingga sumberdaya tersebut dapat terus lestari dan terjaga dengan baik. Hal ini dapat dilakukan dengan wisata pendidikan. Wisata pendidikan sendiri merupakan bentuk dari wisata yang mengandung fungsi pendidikan di dalamnya sehingga pengunjung selain mendapat wisata yang rekreatif, akan tetapi juga mendapatkan perjalanan edukatif. 5.2 Data dan Analisis 5.2.1 Aspek bio-fisik Bio-fisik dalam kawasan dianalisis untuk mengetahui kondisi tapak dan sumberdaya yang berada di dalamnya. Aspek bio-fisik ini diketahui berdasarkan analisis data batas administrasi dan geografis kawasan, jenis tanah, iklim, topografi, ekologi sumberdaya lahan dan penutupan lahan.

5.2.1.1 Batas administrasi dan geografis

Wilayah KHDTK Cikampek terletak di Desa Cikampek Timur, Kecamatan Cikampek di Kabupaten Karawang dengan koordinat antara 06 25’00”-06 25’48” LS dan 107 27’36”- 107 27’50” BT Gambar 4. Wilayah ini berbatasan langsung dengan lima desa di dua kabupaten. Desa-desa tersebut yaitu Desa Sarimulya, Desa Cikampek Timur, Desa Cikampek Pusaka, Desa Kamojing di Kabupaten Karawang dan Desa Cinangka yang berada di Kabupaten Purwakarta. Kawasan ini dibangun tahun 1937 dengan luas 51,1 ha dan memiliki petak tanaman di dalamnya Gambar 5. Sejak tahun 2003, wilayah ini ditunjuk menjadi KHDTK berdasarkan SK Menhut No. 305Kpts-II2003 dan SK Menhut No. 306Kpts-II2003 tentang Penunjukan dan Penggunaan KHDTK sebagai Hutan Penelitian di Cikampek. Kawasan ini terletak di dekat jalan tol Cikampek serta area pesawahan warga. Batas kawasan terdiri dari dua jenis, yakni batas alami dan batas buatan. Batas alami kawasan adalah sungai Cicunut di bagian barat dan area pesawahan warga di bagian timur, sedangkan batas buatan kawasan merupakan pal-pal batas. Pal-pal batas ini pertama kali dibuat oleh Perum Perhutani, kemudian diperbaiki pada tahun 2005 oleh Puslitbang. Kondisi pal-pal batas ini di lapangan beberapa terlihat masih dalam kondisi baik, tetapi banyak pal-pal batas yang terlihat kurang baik, dikarenakan adanya pal batas yang sudah tidak bernomer, jatuh, tertutup oleh rimbunnya tanaman, serta terdapat pal batas yang sudah hilang karena terbawa longsor. Keberadaan batas kawasan sendiri menjadi penting karena akan memberikan kejelasan untuk tata guna lahan serta pengembangannya sehingga akan memberikan keamanan dan kenyamanan bagi masyarakat sekitar kawasan dan Puslitbang. Kondisi dari pal-pal batas dapat dilihat pada Gambar 6. Gambar 4 Batas administrasi KHDTK Cikampek. Gambar 5 Peta petak tanaman KHDTK Cikampek. a b c Keterangan : a Pal batas dalam kondisi cukup baik dan bernomer b Pal batas dalam kondisi yang tidak baik dan nomer tidak terlihat c Pal batas yang sudah tertutup vegetasi dan kurang terlihat Gambar 6 Kondisi pal batas.

5.2.1.2 Jenis tanah

Jenis tanah yang terdapat pada kawasan ini terdiri dari dua jenis, yaitu tanah laterit dan tanah latosol. Tanah latosol sendiri terbagi lagi menjadi dua, yaitu tanah latosol merah kekuningan dan tanah latosol merah. Pada kawasan ini, jenis tanah yang paling mendominasi adalah tanah latosol merah Gambar 7. Tanah latosol sendiri memiliki ciri fisik berwarna merahkuning terutama pada horison B, tetapi jika tererosikan biasanya akan berwarna cokelat atau kelabu. Sifat lain yang penting dari jenis tanah ini adalah terbentuknya keadaan granular merangsang drainase dalam keadaan yang sangat baik. Sedangkan tanah laterit memiliki warna merah seperti karat, akibat kandungan oksida besinya yang tinggi. Iklim tropis dan pengaruh unsur-unsur kimia menentukkan ketebalan, kualitas, dan kandungan mineral lapisan tanah laterit Anonim 2012. Tanah latosol bervegetasi hutan basah sampai savana, bertopografi dataran sampai bergelombang dan berbukit dengan bahan induk dari berbagai macam batuan. Sedangkan tanah laterit ini tersebar di dataran rendah pada tinggi kurang dari 100 meter dengan relief datar sampai sedikit bergelombang dengan bahan induk andesit Darmawijaya 1990. Gambar 7 Peta jenis tanah KHDTK Cikampek. 5 10 15 20 25 30 35 Jan ua ri F e br ua ri M ar e t A pr il Mei Ju n i Jul i A g us tus S e pt e m be r O k to be r Nope m ber Dese m ber S u h u °C Suhu Min Suhu Maks