5 10
15 20
25 30
35
Jan ua
ri F
e br
ua ri
M ar
e t
A pr
il Mei
Ju n
i Jul
i A
g us
tus S
e pt
e m
be r
O k
to be
r Nope
m ber
Dese m
ber
S u
h u
°C
Suhu Min Suhu Maks
Suhu Rata-rata
5.2.1.3 Iklim
Iklim pada KHDTK Cikampek dapat dilihat pada suhu dan curah hujan. Kondisi iklim ini perlu diperhatikan terhadap fasilitas pengunjung yang berkaitan
dengan atraksi wisata dan jenis-jenis wisata yang akan dikembangkan.
a. Suhu
Suhu maksimum di KHDTK Cikampek berkisar antara 29,4 – 32,81 °C
dan suhu minimumnya berkisar antara 21,35 – 24,64 °C. Sedangkan suhu rata-rata
berkisar antara 25,57 – 27,24 °C. Suhu tertinggi terjadi pada bulan September dan
suhu terendah terjadi pada bulan Mei Gambar 8.
Sumber : Pusprohut Litbang 2010.
Gambar 8 Grafik fluktuasi suhu KHDTK Cikampek.
b. Curah hujan
Curah hujan maksimum di KHDTK Cikampek adalah 727 mm pada bulan April dan curah hujan minimum pada bulan Juli, Agustus, dan September
pada tahun 2011 Gambar 9. Curah hujan pada kawasan ini sendiri termasuk ke dalam tipe iklim C menurut klasifikasi iklim yang dilakukan oleh Schmidt-
Ferguson tahun 1951. Schmidt-Ferguson menggunakan nilai perbandingan antara rata-rata banyaknya bulan kering dan rata-rat
a banyaknya bulan basah Rafi’i 1995, sehingga dapat diketahui bahwa iklim pada kawasan ini adalah tipe C yaitu
agak basah. Curah hujan yang rendah pada tapak akan menguntungkan untuk kegiatan wisata, karena curah hujan yang tinggi atau hari hujan dapat
menghambat kegiatan wisata, terutama karena wisata yang berada di KHDTK Cikampek pada dasarnya adalah wisata outdoor.
100 200
300 400
500 600
700 800
Jan u
ar i
Fe b
ru ar
i Ma
re t
Ap ri
l Me
i Ju
n i
Ju li
Agu stu
s
Se p
te m
b e
r Ok
to b
e r
N o
p e
m b
e r
De se
mb e
r Curah Hujan Rata-
rata mm
Gambar 9 Grafik fluktuasi curah hujan KHDTK Cikampek.
5.2.1.4 Topografi
Topografi pada kawasan KHDTK Cikampek secara umum datar sampai bergelombang Gambar 10. Topografi kawasan ini erat kaitannya dengan
kemiringan lahan. Kemiringan lahan dapat diketahui dan merupakan bentukan lahan dari ketinggian tempat dari analisis data di lapangan. Kemiringan lahan ini
sangat penting untuk diketahui karena dapat menjadi dasar dalam penempatan pengembangan objek dan atraksi wisata, serta pengembangan sarana dan
prasarana pendukung wisata yang nyaman bagi pengunjung. Pada Gambar 11 dapat dilihat terdapat 4 kelas kemiringan lahan, dimana
kemiringan lahan dengan persentasi 0-3 merupakan kemiringan lahan yang paling landai, dan pada metode skoring kelas ini mendapat nilai terbesar yaitu 80
yang didapatkan dari perkalian bobot sebesar 20 dan nilai terbesar yaitu 4. Hal ini dikarenakan pada kemiringan lahan ini pengunjung dapat dengan nyaman berada
pada area tersebut, juga dapat memungkinkan dikembangkan sarana dan prasarana wisata. Kemudian terdapat kemiringan lahan 3,01-8 dengan nilai 60, dan
kemiringan lahan 8,01-15 dengan nilai 40. Sedangkan pada kemiringan lahan dengan persentase kemiringan 15,01 merupakan kemiringan lahan yang sedikit
curam pada kawasan dan mendapatkan nilai terendah yaitu 20. Pada kemiringan lahan tersebut bukan tidak memungkinkan diadakannya pengembangan wisata,
akan tetapi perlu diperhatikan jenis wisata yang dikembangkan dan juga perlu adanya peningkatan keamanan bagi pengunjung pada area tersebut.
Gambar 10 Peta topografi KHDTK Cikampek.
Gambar 11 Peta analisis kemiringan lahan KHDTK Cikampek.
5.2.1.5 Ekologi a.Sumberdaya lahan
Pengembangan daerah tujuan wisata harus memperhatikan semua sumberdaya serta lingkungan agar tidak terjadi degradasi. Pengembangan
kawasan wisata haruslah selalu melindungi sumberdaya yang ada karena hal tersebut penting sekali untuk keberhasilan wisata Gunn 1994. Sumberdaya pada
kawasan meliputi vegetasi, satwa, sumberdaya lahan lain.
1. Vegetasi
Vegetasi yang terdapat pada kawasan ini diketahui sebanyak 63 jenis yang terdiri dari 3 jenis famili Dipterocarpaceae, 60 jenis non-Dipterocarpaceae,
dan salah satunya terdapat jenis bambu, yaitu Bambu Apus. Jenis-jenis vegetasi tersebutterdiri dari jenis exotic dan jenis asli dari Indonesia.Tabel 7 merupakan
jenis-jenis vegetasi Dipterocarpaceae dan non-Dipterocarpaceae yang terdapat di KHDTK Cikampek.
Tabel 7 Jenis vegetasi pohon di KHDTK Cikampek
No. Jenis Tanaman
Nama lokal Famili Suku
Asal A. Dipterocarpaceae
1 Hopea odorata Roxb.
Merawan Dipterocarpaceae
Myanmar 2
Shorea robusta Gaertn Meranti
Dipterocarpaceae Kalimantan
3 Shorea selanica BI
Meranti Dipterocarpaceae
-
B. Non- Dipterocarpaceae
1 Acacia auriculiformis A.Cunn.
Akasia Fabaceae
Papua 2
A. catechu Willd. Katecuk
Fabaceae India
3 A. confusa Merr
Akasia Fabaceae
Formosa 4
A. mangium Wild Mangium
Fabaceae Maluku
5 A. oraria F.v.M
Akasia Fabaceae
- 6
Alstonia congensis Engl. Pulai kongo
Apocynaceae Afrika
7 Anthocephalus cadamba Miq.
Jabon Rubiaceae
Maluku 8
Aponamixis grandifolia Walp Kongkih merah
Meliaceae -
9 Azadirachta indica A.Juss.
Mimba Meliaceae
Jawa
Tabel 7 Jenis vegetasi pohon di KHDTK Cikampek lanjutan
10 Calophyllum inophyllum L.
Nyamplung Guttiferae
Sulawesi 11
C. solatri Burn Mengkakal
Guttiferae Sulawesi
12 Canarium schwaifurhii Engl.
Kenari Burseraceae
Afrika 13
Casuarina equisetifolia J.R Cemara
Casuarinaceae Sumatera
14 Cecropia peltata L.
Saga Moraceae
Amerika 15
Cedrella mexicana M. Roem Handarusa
Meliaceae Amerika
16 Ceiba sp
Kapuk Bombacaceae
Jawa 17
Chaklaphora excelsa -
- 18
Chukrasia tabularis A. Juss Meliaceae
India 19
Coumarona odorata Aubl Fabaceae
Afrika 20
Dalbergia fusca Piere Sonokeling
Fabaceae Vietnam
21 Delonix regia Rafin
Flamboyan Fabaceae
- 22
Diospyros celebica Bakh Kayu hitam
Ebenaceae Sulawesi
23 Enterolobium cyclocarpum Griseb
Sengon buto Fabaceae
Amerika 24
Eucalyptus alba Reinw. Ampupu
Myrtaceae Timor
25 E. plathyphylla F.Muell
Hoe Myrtaceae
Timor 26
E. urophylla Ampupu
Myrtaceae -
27 Giganthocloa apus Kruz
Bambu apus Poaceae
Jawa 28
Gluta renghas L Rengas
Anacardiaceae Jawa
29 Gmelina arborea Roxb.
Jati putih Verbenaceae
- 30
Hymenaea courbaril L. Lokus
Fabaceae Amerika
31 Instia bijuga O.K
Merbau Fabaceae
- 32
Khaya anthotheca C.Dc Kahaya
Meliaceae Afrika
33 K. grandifolia C.DC
Kahaya Meliaceae
Afrika 34
K. ivorensis C.Chevalis Kahaya
Meliaceae Amerika
35 K. senegalensis A.Juss.
Kahaya Meliaceae
Afrika 36
Lagerstroemia loudoni Pierre Bungur
Lythraceae Thailand
37 Metrosideros sp.
Lara kayu besi Myrtaceae
- 38
Ochroma bicolor Rowlee Balsa
Bombaceae -
Tabel 7 Jenis vegetasi pohon di KHDTK Cikampek lanjutan
39 Paraserienthes falcataria Nielsen
Sengon Fabaceae
Jawa 40
Parinarium corymbosum Miq Kayu batu
Rutaceae Jawa
41 Pericopsis mooniana Thw.
Kayu kuku Fabaceae
India 42
Pinus khasya Rowlee Pinus
Pinaceae Siam
43 Pinus merkusii Jungh et de Vriese
Tusam Pinaceae
Sumatera 44
Piptadenia peregrina Benth Fabaceae
Brazilia 45
Pterocarpus sp. Angsana
Fabaceae Jawa
46 Pterygota alata R.Br.
Kasah Moraceae
India 47
Ricinodendron africanum Arg Euphorbiaceae
Afrika 48
Santalum album L Cendana
Santalaceae 49
Spathodea campanulata Beauv. Angsret
Bignuniaceae Afrika
50 Sterculia foetida L
Kepuh Sterculiaceae
Jawa 51
Swietenia macrophylla King. Mahoni daun besar
Meliaceae Honduras
52 Tectona grandis L.f
Jati Verbenaceae
Jawa, Malabar, Myanmar
53 Terminalia arjuna Warb
Ketapang Combretaceae
India 54
T. caembachii Warb. Ketapang
Combretacea PNG
55 T. kaernbacii
Ketapang Combretaceae
PNG 56
Trachylobium verrucosum Oliv Fabaceae
Hawai 57
Vitex coffasus Reinw. Bieti
Verbenaceae Maluku
58 Zizyphus talanoi Merr
Tombulilato Rhamnaceae
Maluku 59
Paraserienthes falcataria Sengon
Fabaceae Jawa
60 Ficus variagata
Nyawei Moraceae
Jawa Sumber : Pusprohut Litbang 2010.
Vegetasi yang terdapat pada kawasan ini banyak yang berpotensi untuk dijadikan daya tarik. Vegetasi tersebut dipetakan sesuai dengan blok atau petak
tanam masing-masing tanaman. Dalam masing-masing petak tanam terdapat beberapa jenis pohon di dalamnya, namun demikian pada umumnya terdapat jenis
pohon yang mendominasi di dalamnya Gambar 12.
Gambar 12 Peta potensi flora KHDTK Cikampek.
Petak tanam tersebut dipisahkan dengan adanya jalur pemeriksaan yaitu berupa jalan setapak yang lebarnya kurang lebih 1 meter. Hal ini dapat
memudahkan untuk melihat vegetasi di dalam kawasan. Beberapa contoh vegetasi yang dapat dijadikan potensi misalnya saja banyaknya pohon-pohon asing yang
telah diintroduksi terdapat pada kawasan ini, pohon-pohon unik di dalam kawasan yang ukurannya lebih besar daripada pohon lainnya terutama untuk jenis Kahaya,
pohon kelapa yang hanya satu-satunya terdapat di kawasan ini. Terdapat pula pohon jenis Angsana yang sangat besar berlubang pada bagian bawahnya.
Menurut warga, banyak dijumpai kembang-kembangan berupa sesajen yang ditemukan di lubang pohon ini. Kepercayaan ini juga dapat menjadi salah satu
daya tarik bagi pengunjung. Vegetasi lain dalam kawasan yaitu vegetasi berupa tumbuhan bawah.
Tumbuhan-tumbuhan ini juga dapat dimanfaatkan sebagai tumbuhan obat. Beberapa contoh tumbuhan obat tersebut antara lain daun babadotan Ageratum
conyzoides yang berkhasiat untuk menyembuhkan luka, reumatik, dan pendarahan; balakacida Mikania cordata yang berkhasiat untuk antibiotik; dan
juga daun dewa Gynura segetum yang berkhasiat untuk mengobati luka, reumatik, dan kencing manis Gambar 13.
a b Keterangan :
a Babadotan b Daun Dewa
Gambar 13 Jenis-jenis tumbuhan obat KHDTK Cikampek.
2. Satwa
Potensi dari keanekaragaman satwa juga dapat menjadi daya tarik sendiri bagi kawasan. Selain satwa tersebut dapat dijadikan sebagai daya tarik wisata,
satwa-satwa ini juga dapat terus dilestarikan atau dikonservasi dalam kawasan. Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, satwa yang ditemukan pada kawasan
terdiri dari 15 jenis burung, 4 jenis mamalia, dan 6 jenis reptil. Satwa-satwa ini ditemukan hampir merata di seluruh kawasan. Menurut keterangan warga dan
juga petugas lapangan, sekitar lima tahun lalu, satwa pada kawasan ini sangat mudah dijumpai, akan tetapi keberadaannya berkurang sekarang ini. Hal ini dapat
disebabkan karena semakin banyaknya kendaraan yang melintas di jalan raya yang berada di dalam kawasan ini yang dapat mengganggu satwa. Selain itu juga
sempat terjadi perburuan liar oleh warga sekitar kawasan ini. Jenis-jenis satwa yang ditemukan sebagian besar berstatus risiko rendah
Low Risk menurut IUCN Red List. Akan tetapi walaupun demikian, keberadaan
satwa pada kawasan perlu dilestarikan. Untuk melindungi
dan melestarikan satwa, hal yang perlu dilakukan adalah menyediakan habitat dan sumber makanan bagi
satwa serta memberikan nilai tambah untuk satwa bagi perencanaan sebagai kawasan wisata. Hal tersebut dapat dilakukan dengan membuat spot pengamatan
dan jalur yang tepat sehingga pengunjung dapat mengamati satwa tanpa mengganggu satwa tersebut Noviana 2010. Potensi fauna yang dapat dilihat
pada Tabel 8.
Tabel 8 Jenis fauna KHDTK Cikampek
No Nama Lokal
Nama Latin Famili
Status Perlindungan
Burung 1
Cinenen Pisang Orthotomus sutorius
Silviidae Risiko rendah
2 Wallet linchi
Collocalia linchii Apodidae
- 3
Cinenen jawa Orthotomus sepium
Silviidae Risiko rendah
4 Pelanduk topi hitam
Pellorneum capistratum Timaliidae
Risiko rendah 5
Layang-layang rumah Delichon dasypus
Hirundinidae Risiko rendah
6 Bondol jawa
Lonchura leucogastroides Estrildidae
Risiko rendah 7
Kacamata biasa Zosterops palpebrosus
Zosteropidae Risiko rendah
8 Cabai jawa
Dicaeum trochileum Dicaeidae
Risiko rendah 9
Anis merah Zoothera citrina
Turdidae Risiko rendah
10 Betet jawa
Psittacula alexandri Psittacidae
Risiko rendah 11
Cekakak sungai Todirhamphus chloris
Alcedinidae -
12 Perenjak jawa
Prinia familiaris Silviidae
Risiko rendah 13
Wiwik uncuing Cuculus sepulcralis
Cuculidae -
14 Perkutut
Geopelia striata Columbidae
Risiko rendah 15
Tekukur biasa Streptopelia chinensis
Columbidae -
Mamalia
1 Monyet ekor panjang
Macaca fascicularis Cercopithecidae
Risiko rendah 2
Bajing tanah bergaris tiga
Lariscus insignis Sciuridae
Risiko rendah 3
Musang
Paradoxurus hermaphroditus
Viverridae Risiko rendah
4 Babi hutan
Sus scrofa Suidae
Risiko rendah
Reptil
1 Cicak hutan
Cyrtodactylus fumosus Gekkonidae
- 2
Kadal kebun Eutrophis multifasciata
Scincidae -
3 Viper pohon
Trimeresurus albolabris Viperidae
Risiko rendah 4
Ular lidah api Dendralapis pictis
Colubridae -
5 Cicak terbang
Draco volans Agamidae
- 6
Bunglon
Bronchocela jubata
Agamidae Risiko rendah
Pada kawasan ini juga ditemukan berbagai jenis kupu-kupu. Kupu-kupu ini terdiri dari 2 jenis dari famili Pieridae dan 11 jenis dari famili Nymphalidae.
Satwa yang dikategorikan sebagai serangga ini ditemukan di hampir seluruh kawasan. Akan tetapi terdapat lokasi dimana kupu-kupu banyak ditemukan di
sana Gambar 14. Jenis kupu-kupu yang paling banyak ditemukan adalah jenis dari famili Nymphalidae, hal ini disebabkan karena
N
ymphalidae merupakan famili kupu-kupu yang mempunyai anggota yang paling besar dan penyebaran
luas dibandingkan dengan lainnya Rizal 2007. Kehadiran spesies kupu-kupu yang tinggi juga didukung oleh tersedianya
tumbuhan sebagai sumber pakan Yamamoto et al 2007. Hal ini juga dapat dilihat dengan banyaknya tumbuhan yang berada pada kawasan sehingga banyak
pula tersedia pakan untuk kupu-kupu tersebut. Kupu-kupu sendiri juga merupakan salah satu satwa yang penting untuk tetap dipertahankan keberadaannya. Tindakan
konservasi kupu-kupu yang lain adalah dengan melakukan penangkaran kupu- kupu Panjaitan 2008 dalam Efendi 2009. Penangkaran kupu-kupu selain
bertujuan untuk menjaga kelestarian spesies kupu-kupu, juga bertujuan meningkatkan taraf perekonomian masyarakat. Suatu tempat penangkaran kupu-
kupu dapat digunakan sebagai tempat riset atau penelitian sekaligus tempat wisata Efendi 2009. Jenis dari kupu-kupu dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9 Jenis kupu-kupu KHDTK Cikampek
No. Nama Jenis
Famili
1 Eurema hecabe sankapura
Pieridae 2
Catopsilia pomona Pieridae
3 Melanitis leda simessa
Nymphalidae 4
Ideopsis juventa juventa Nymphalidae
5 Mycalesis horsfieldi horsfieldi
Nymphalidae 6
Junonia atlites atlites Nymphalidae
7 Euploea phaenarete pavettae
Nymphalidae 8
Athyma perius perinus Nymphalidae
9 Hypolimnas bolina bolina
Nymphalidae 10
Doleschallia bisaltidae bisaltidae Nymphalidae
11 Junonia hedonia ida
Nymphalidae 12
Ariadne ariadne ariadne Nymphalidae
13 Rohana parisatis javana
Nymphalidae
Gambar 14 Peta potensi fauna KHDTK Cikampek.
3. Sumberdaya lahan lain
Sumberdaya lahan yang terdapat pada kawasan lainnya, selain dari vegetasi dan satwa, adalah gejala alam dan juga air. Gejala alam yang ditemukan
yaitu berupa dua buah goa yang kondisinya kurang terawat dan hanya dapat dimasuki oleh kurang lebih satu orang saja. Sumberdaya lahan berupa air dapat
ditemukan pula berupa sungai Cicunut Gambar 15.
a b
Keterangan : a Goa
b Sungai Gambar 15 Sumberdaya lahan lain.
Analisis sumberdaya lahan ini diskoring berdasarkan blok rencana tata ruang kawasan. Pada Gambar 16 yang merupakan peta analisis aspek sumberdaya
lahan, terdapat 3 area yang berbeda setelah diskoring pada kawasan. Bagian kawasan yang memiliki 3-4 sumberdaya alam yang menonjol yaitu flora, fauna,
gejala alam, dan air terdapat pada 4 blok rencana tata ruang dan mendapatkan nilai yang paling rendah. Kemudian terdapat pula bagian kawasan yang hanya
memiliki 2 sumberdaya alam. Bagian kawasan ini terdapat pada 2 blok rencana tata ruang dan mendapatkan nilai 40. Nilai ini didapatkan dari bobot dikalikan 2
yang merupakan nilai untuk kriteria 2 sumberdaya alam. Sedangkan nilai tertinggi pada aspek ini terdapat pada lahan kosong yang berada di sebelah utara kawasan.
Nilai tertinggi yaitu 80, dimana nilai tersebut didapatkan dari bobot aspek sumberdaya lahan ini yaitu 20 dikalikan dengan nilai tertinggi yaitu 4. Hal ini
dikarenakan pada bagian kawasan ini tidak ditemukan sumberdaya lahan di dalamnya.
Gambar 16 Peta analisis sumberdaya lahan KHDTK Cikampek.
b. Penutupan lahan