Hasil analisis Aksesibilitas menuju tapak

5.2.4 Hasil analisis

Hasil analisis dari aspek bio-fisik dan aspek wisata dioverlay untuk menghasilkan peta komposit. Aspek bio-fisik didapatkan dari hasil overlay analisis peta topografi, peta sumberdaya lahan, dan peta penutupan lahan, sedangkan untuk aspek wisata didapatkan dari hasil analisis peta objek dan daya tarik wisata. Peta komposit ini didapatkan dari hasil perhitungan metode skoring dengan penjumlahan skor masing-masing pada peta hasil analisis spasial. Penentuan bobot aspek bio-fisik sendiri lebih besar yaitu 60 dibandingkan bobot aspek wisata yaitu 40. Hal ini dikarenakan tanpa adanya kualitas bio-fisik yang baik, maka tidak akan banyak pula objek dan atraksi wisata pada kawasan. Pada pembobotan metode skoring yang telah dilakukan diketahui bahwa nilai terendah yaitu 180, sedangkan untuk nilai tertinggi adalah 340. Berdasarkan nilai tersebut maka selang yang menunjukkan 4 kelas kesesuaian pengembangan wisata pada kawasan dihitung sebagai berikut : S = = 40 Keterangan selang : 180 ≤ x 220 : Kesesuaian Pengembangan Wisata Intensitas Rendah 220 ≤ x 260 : Kesesuaian Pengembangan Wisata Intensitas Kurang 260 ≤ x 300 : Kesesuaian Pengembangan Wisata Intensitas Cukup 3 00 ≤ x ≤ 340 : Kesesuaian Pengembangan Wisata Intensitas Tinggi Perhitungan skoring dan penentuan selang yang dilakukan menghasilkan peta komposit yang digolongkan ke dalam 4 klasifikasi, yaitu kesesuaian pengembangan wisata intensitas rendah, kesesuaian pengembangan wisata intensitas kurang, kesesuaian pengembangan wisata intensitas cukup, kesesuaian pengembangan wisata intensitas tinggi Gambar 32. Masing-masing luasan untuk kriteria kesesuaian dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12 Luasan kriteria kesesuaian pengembangan wisata No. Kriteria Luas Ha Persentase 1 Kesesuaian Pengembangan Wisata Intensitas Rendah 11,94 23,37 2 Kesesuaian Pengembangan Wisata Intensitas Kurang 20,28 39,69 3 Kesesuaian Pengembangan Wisata Intensitas Cukup 16,39 32,07 4 Kesesuaian Pengembangan Wisata Intensitas Tinggi 2,49 4,87 Jumlah 51,1 100 Area kawasan dengan kesesuaian pengembangan wisata intensitas tinggi merupakan area dimana banyak ditemukan objek dan atraksi wisata. Selain itu pada area ini kriteria yang membatasi pengembangan wisata termasuk rendah, sehingga seminimal mungkin akan berpengaruh pada bio-fisik yang ada dalam kawasan. Berdasarkan hal tersebut, area ini akan dikembangkan menjadi area wisata penunjang dan area pendukung wisata. Area kawasan dengan kesesuaian pengembangan wisata intensitas cukup merupakan area dimana banyak objek dan atraksi yang ditemukan, akan tetapi banyak pula sumberdaya di dalamnya yang dapat membatasi pengembanagn wisata. Oleh karena itu, sebagian besar area akan dijadikan sebagai wisata penunjang dan lainnya menjadi area wisata utama. Sedangkan untuk area dengan kesesuaian pengembangan wisata intensitas kurang merupakan area dimana terdapat sumberdaya yang membatasi pengembangan wisata sehingga pengembangan wisata pada area ini sifatnya terbatas. Oleh karena itu area tersebut akan dikembangkan sebagai area wisata utama. Area kawasan dengan kesesuaian pengembangan wisata rendah merupakan area dimana tidak banyak objek dan atraksi wisata yang ditemukan. Oleh karena itu area ini akan dikembangkan sebagai area pendukung wisata. Gambar 32 Peta komposit.

5.3 Sintesis