Eksportir Profil Koperasi Serba Usaha KSU Permata Gayo

74 Analisis Saluran Pemasaran Kopi Arabika Gayo Analisis saluran pemasaran dilakukan untuk melihat perilaku setiap lembaga pemasaran dalam menentukan pilihan saluran yang digunakan. Beberapa lembaga pemasaran yang terlibat dalam pemasaran kopi Arabika Gayo antara lain petani, pedagang pengumpul kolektor, koperasi dan eksportir. Pada proses pendistribusiannya, setiap pelaku pemasaran memiliki pilihan dalam memasarkan bentuk kopi mereka. Perbedaan bentuk ini disebabkan adanya proses pengolahan yang dilakukan. Di Kabupaten Aceh Tengah seluruh petani responden menjual dalam bentuk kopi HS, sedangkan di Kabupaten Bener Meriah seluruh petani responden menjual dalam bentuk kopi ceri. Perbedaan produk kopi yang dipasarkan akan mempengaruhi tingkat harga yang diterima oleh petani. Oleh karena itu, analisis saluran pemasaran kopi Arabika Gayo akan dilakukan pada masing-masing Kabupaten.

1. Saluran Pemasaran Kopi Arabika Gayo di Kabupaten Aceh Tengah

Analisis saluran pemasaran akan menggambarkan macam saluran dan volume kopi Arabika Gayo yang keluar dan masuk melalui saluran pemasaran tertentu. Berdasarkan data petani sampel n=30, pedagang pengumpul n=9, koperasi n=2 dan eksportir yang berbadan hukum koperasi n=3 dan eksportir non koperasi n=3 dapat digambarkan dalam saluran pemasaran. Penjualan hasil produksi petani kopi Arabika Gayo dari Kabupaten Aceh Tengah hanya dapat dilakukan melalui kolektor yang ditunjuk oleh koperasi. Hal ini dikarenakan petani terlibat dalam program sertifikasi produk. Pada sertifikasi organik dan fairtrade , penelusuran sumber produk kopi bersertifikat harus terdata dengan jelas, mulai dari nama petani, lokasi kebun, harga jualnota pembayaran dan penerapan standar organik. Berdasarkan Gambar 21 terlihat bahwa terdapat 4 macam saluran pemasaran yang dilakukan petani di Kabupaten Aceh Tengah yaitu : Saluran 1 : Petani-kolektor-koperasi-eksportirnon-koperasi-konsumen importir Saluran 2 : Petani-kolektor-eksportirnon-koperasi-konsumenimportir Saluran 3 : Petani-kolektor-eksportirkoperasi-eksportirnon-koperasi-konsumen Saluran 4 : Petani-kolektor-eksportir koperasi-konsumen importir Pada sistem kelembagaan koperasi, petani hanya boleh terlibat dalam keanggotaan dari 1 koperasi. Berdasarkan analisis saluran pemasaran terlihat bahwa sebagian besar n=20 petani responden merupakan anggota dari salah satu koperasi yang dapat melakukan ekspor langsung seperti KBQ. Baburrayan, Koperasi Permata Gayo dan Gayo Linge Organic Coffee GLOC. Sedangkan sisanya sebanyak 10 petani responden tergabung dalam koperasi yang belum melakukan ekspor langsung diantaranya koperasi Tunas Indah dan koperasi Lepo Gayo Indah. Di Kecamatan Pegasing dan Jagong Jeget, rata-rata petani memiliki luas lahan sebesar 1 hektar dengan tingkat produksi kopi ceri mencapai 3 748 kgha selama tahun 2012. Kopi yang dipasarkan petani adalah kopi HS dengan kadar air 40 sampai 45 persen, petani menjual seluruh produknya kepada kolektor dengan rata-rata penjualan mencapai 146 kgminggu saat musim panen, setelah diolah 1 kg kopi ceri akan menghasilkan 0.465 kg kopi HS. Di tingkat kolektor, kopi HS yang dibeli dari petani akan dijemur kembali hingga kadar air 35 sampai 40 persen. Melalui proses penjemuran ini, kolektor dapat meningkatkan nilai tambah kopi Arabika Gayo. Rata-rata jumlah petani 75 yang terikat kerjasama dengan kolektor mencapai 48 orang. Sehingga, total pembelian kopi yang dilakukan kolektor rata-rata sebesar 6 533 kgminggu dengan rata-rata penjualan sebesar 5 634 kgminggu untuk kopi HS dan 343 kgminggu untuk kopi beras. Keterlibatan kolektor dalam program sertifikasi produk mengharuskan kolektor untuk menjual kopi petani yang sudah tersertifikasi kepada koperasi. Prosedur yang dilakukan kolektor antara lain melampirkan berkas-berkas yang telah disediakan koperasi, berupa nama petani, lokasi kebun, nota pebayaran dan jumlah kopi yang dihasilkan. Pada Gambar 21 menunjukkan 4 macam saluran pemasaran kopi Arabika Gayo yang terdapat di Kabupaten Aceh Tengah. Gambar 21 Saluran pemasaran kopi Arabika Gayo di Kabupaten Aceh Tengah Keterangan: Saluran 1; Saluran 2; Saluran 3; Saluran 4 Berdasarkan Gambar 21 terlihat bahwa sebagian besar 80 kolektor menjual kopi mereka kepada koperasi, sedangkan sekitar kurang dari 20 persen kolektor menjual kopi mereka kepada eksportir. Bentuk kopi yang dipasarkan kolektor kepada eksportir adalah kopi beras yang belum disortir green off-grade dengan harga yang relatif lebih mahal dibandingkan harga kopi HS. Perubahan nilai tambah ini biasanya dilakukan oleh kolektor besar yang membeli kopi HS Vol. Kopi beras 468 kgminggu Vo. Kopi beras 343 kgminggu 16.79 100 79.22 83.21 Petani n=20 Vol. kopi HS 151 kgminggupetani Kolektor n=6 Vol. kopi HS 6 010 kgminggu Eksportir n=3 [Koperasi] Vol. Green bean 234 694 kgminggu KONSUMEN IMPORTIR 20.78 100 13.75 100 100 86.25 Petani n=10 Vol. kopi HS 140 kgminggupetani Kolektor n=3 Vol. kopi HS 5 635 kgminggu Koperasi n=2 Vol. Green off-grade 93 671 kgminggu Eksportir n=3 [ Non Koperasi] Vol.Green bean 53 892 kgminggu KONSUMEN IMPORTIR 76 dengan kapasitas rata-rata lebih besar dari 7 ton. Hal ini dikarenakan, apabila dikonversi maka 1 kg kopi HS sama dengan 0.344 kopi beras k.a 11-12. Pada aktivitas pemasaran, terdapat perbedaan fungsi yang dilakukan oleh koperasi. Pertama, koperasi yang belum melakukan ekspor langsung lihat saluran 1 dan 2 dan kedua, koperasi yang telah melakukan ekspor langsung lihat saluran 4. Koperasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah koperasi yang belum melakukan ekspor langsung. Sedangkan koperasi yang telah melakukan ekspor langsung dikatagorikan sebagai eksportir. Rata-rata volume pembelian kopi yang dilakukan koperasi sebesar 485 965 kgminggu dalam bentuk kopi HS dengan k.a 35 sampai 40 persen. Selanjutnya, koperasi melakukan proses pengolahan kopi HS menjadi kopi beras dengan dengan k.a 12 sampai 15 persen. Seluruh produk kopi Arabika Gayo yang dihasilkan dipasarkan ke tingkat eksportir, dengan jumlah penjualan mencapai 93 671 kgminggu berbentuk kopi beras yang belum di grading green off-grade. Di tingkat eksportir, terdapat dua jenis kategori eksportir yaitu eksportir yang berbadan hukum koperasi atau ditulis menjadi eksportir koperasi dan eksportir yang berbadan hukum selain koperasi seperti CV dan PT atau dapat ditulis menjadi eksportir non koperasi. Perbedaan ini dilakukan dengan tujuan untuk melihat sejauh mana peran eksportir koperasi dan eksportir non koperasi dalam aktivitas pemasaran kopi Arabika Gayo. Pada aktivitas pemasaran, terdapat kelebihan yang dimiliki oleh masing-masing eksportir. Eksportir koperasi memiliki kepastian pasokan kopi relatif lebih banyak dibandingkan eksportir non koperasi. Hal ini disebabkan eksportir koperasi memiliki keterikatan dengan kolektor dan petani sebagai anggota koperasi dan memiliki lisensi sertifikasi produk. Namun, di tingkat eksportir non koperasi kelebihan yang dimiliki anatara lain adanya modal yang relatif besar dan jaringan pasar yang lebih luas dibandingkan eksportir koperasi. Sehingga, eksportir non koperasi dapat membeli pasokan kopi yang berasal dari koperasi maupun eksportir koperasi. Volume rata-rata pembelian kopi yang dilakukan eksportir non koperasi mencapai 54 991 kgminggu dalam bentuk kopi green bean maupun green off- grade . Pembelian kopi bersumber dari koperasi, eksportir koperasi dan beberapa kolektor. Seluruh kopi Arabika Gayo yang dihasilkan dipasarkan ke pasar dunia dalam bentuk kopi beras yang telah di grading green bean melalui importir konsumen dengan rata-rata penjualan 53 892 kgminggu. Di sisi lain eksportir koperasi sebagian besar 78.22 menyalurkan sendiri produk kopi green bean yang dihasilkan dan sisanya 20.78 disalurkan melalui eksportir non koperasi. Pilihan eksportir koperasi menyalurkan melalui eksportir non koperasi adalah untuk membuka jaringan pasar lebih luas. Sehingga, jumlah pasokan kopi yang diperoleh dapat tersalurkan seluruhnya.

2. Kabupaten Bener Meriah

Pada umumnya, saluran pemasaran kopi di Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah hampir sama, terdiri atas 4 macam saluran pemasaran antara lain: Saluran 1 : Petani-kolektor-koperasi-eksportirnon-koperasi-konsumen importir Saluran 2 : Petani-kolektor-eksportirnon-koperasi-konsumenimportir Saluran 3 : Petani-kolektor-eksportirkoperasi-eksportirnon-koperasi-konsumen Saluran 4 : Petani-kolektor-eksportir koperasi-konsumen importir. 77 Namun, terdapat perbedaan dalam bentuk produk yang dipasarkan dan keterlibatan petani dalam anggota koperasi. Pada Gambar 22 terlihat bahwa sebagian besar n=18 petani responden tergabung dalam koperasi yang tidak melakukan ekspor langsung seperti Koperasi Tunas Indah, sedangkan sisanya n=12 merupakan anggota koperasi yang telah melakukan ekspor langsung seperti KBQ. Baburrayan, KSU. Permata Gayo dan GLOC. Di sisi lain, seluruh petani responden n=30 hanya menjual kopi dalam bentuk kopi ceri. Hal ini menggambarkan bahwa petani di Kabupaten Bener Meriah tidak melakukan perubahan nilai tambah terhadap kopi yang mereka pasarkan. Gambar 22 menunjukkan 4 macam saluran pemasaran kopi Arabika Gayo yang terdapat di Kabupaten Bener Meriah. Gambar 22 Saluran pemasaran kopi Arabika Gayo di Kabupaten Bener Meriah Keterangan : Saluran 1; Saluran 2; Saluran 3; Saluran 4 Total produksi kopi yang dihasilkan rata-rata sebesar 4 200 kgha, produksi ini lebih tinggi dibandingkan produksi kopi di Kabupaten Aceh Tengah. Hal ini disebabkan perbedaan ketinggian lahan tempat penanaman kopi. Pada Gambar 22 terlihat bahwa rata-rata volume penjualan kopi petani sebesar 347 kgminggu dan seluruh petani menyalurkannya melalui kolektor dalam bentuk kopi ceri. Petani menjual kopi ceri disebabkan oleh faktor kebiasaan. Sejak tahun 1984, perusahaan Vol. Kopi beras 79 kgminggu Vol. Kopi beras 818 kgminggu 1.32 100 79.22 98.68 Petani n=12 Vol. kopi ceri 352 kgminggupetani Kolektor n=2 Vol. kopi HS 8 561 kgminggu Eksportir n=3 [Koperasi] Vol. Green bean 163 937 kgminggu KONSUMEN IMPORTIR 20.78 100 8.11 100 100 91.89 Petani n=18 Vol. kopi ceri 341 kg minggupetani Kolektor n=3 Vol. kopi HS 8 985 kgminggu Koperasi n=2 Vol. Green off-grade 59 218 kgminggu Eksportir n=3 [ Non Koperasi] Vol.Green bean 53 892 kgminggu KONSUMEN IMPORTIR