Hambatan Keluar Masuk Pasar
38 IMC =
b
1
b
3
dimana : IMC = Indeks of marketing connection Indeks hubungan pasar
Melalui pendekatan ini, integrasi jangka pendek diformulasikan sebagai berikut :
H : b
1
b
3
= 0 H
1
: b
1
b
3
≠ 0 Nilai b
1
b
3
= 0 jika nilai b
1
= 0, maka hipotesis diatas dapat dituliskan sbb : H
: b
1
= 0 H
1
: b
1
≠ 0 Uji statistik yang digunakan, yaitu :
� �
=
b
1
−0 Sb
1
Apabila hipotesis nol ditolak, ini menunjukkan bahwa pasar tidak terintegrasi dalam jangka pendek dan untuk integrasi jangka panjang, hipotesisnya
diformulasikan sbb :
H : b
2
= 1 H
1
: b
2
≠ 1 Nilai t
statistik
diperoleh melalui :
� �
=
b
2
−1 Sb
2
Apabila hipotesis nol ditolak, ini menunjukkan bahwa pasar tidak terintegrasi dalam jangka panjang.
Hubungan antara Struktur, Perilaku dan Kinerja Pasar Kopi Arabika GayodalamProses PembentukanHargadi Tingkat Petani
Pendekatan stucture, conduct, performance SCP digunakan untuk menganalisis sistem pemasaran kopi Arabika Gayo di Kabupaten Aceh Tengah
dan Bener Meriah. Melalui pendekatan ini, keterkaitan antara komponen penyusun struktur pasar pangsa pasar, konsentrasi pasar dan hambatan masuk
pasar, perilaku pasar dan kinerja pasar akan dianalisis secara sistematis berdasarkan hasil penelitian yang dipeoleh. Pada Bab 6 akan dijelaskan
bagaimana interaksi komponen penyusun SCP mempengaruhi pola pembentukan harga yang terjadi di tingkat petani. Implikasi struktur, perilaku dan kinerja pasar
terhadap pembentukan harga kopi di tingkat petani dianalisis secara deskriptif berdasarkan hasil analisis yang diperoleh.
39
5 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN DAN
KARAKTERISTIK RESPONDEN KOPI ARABIKA GAYO
Perkebunan kopi yang telah dikembangkan sejak tahun 1924, tumbuh subur di Kabupaten Aceh Tengah, Bener Meriah dan Gayo Lues. Potensi pengembangan
agribisnis kopi arabika di DTG sangat menjanjikan. Daerah ini merupakan salah satu produsen kopi arabika terbesar di Indonesia Kementan 2013. Masing-
masing di Kabupaten Aceh Tengah 48 ribu hektar, Bener Meriah 45 ribu hektar dan di Kabupaten Gayo Lues 4 ribu hektar Disbun Provinsi Aceh 2013. Sentral
utama produksi kopi arabika berada di Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah. Oleh karenanya, dalam Bab 5 akan diuraikan kondisi umum kopi Arabika
Gayo dan karakateristik responden di daerah penelitian.
Lokasi Perkebunan Kopi Petani di Daerah Penelitian
Kopi Arabika Gayo sebagai komoditi unggulan daerah mendominasi usahatani perkebunan rakyat di Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah,
sekitar 85 persen masyarakat menggantungkan hidup dari perkebunan kopi. Pada tahun 2011 luas tanaman kopi di Kabupaten Aceh Tengah mencapai 48 ribu
hektar yang terdiri atas tanaman menghasilkan 34 ribu hektar, tuarusak 7 ribu hektar, dan belum menghasilkan 7 ribu hektar dengan tingkat produksi biji kopi
sebesar 24 ribu ton Dishutbun Kabupaten Aceh Tengah 2012. Kabupaten Bener Meriah luas lahannya mencapai 45 ribu hektar yang terdiri atas tanaman
menghasilkan 27 ribu hektar, tuarusak 11 ribu hektar, dan belum menghasilkan7 ribu hektar dan sebesar 2 ribu hektar potensi lahan yang dapat dikembangkan
dengan tingkat produksi biji kopi rata-rata per tahun sebesar 19 ribu ton Dishutbun Kabupaten Bener Meriah 2012.
Secara geografis Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah berada pada ketinggian rata-rata 100 sampai 2 600 m dpl. Kabupaten Aceh Tengah
Ibukotanya Takengon memiliki luas 4 318 km
2
terdiri atas 14 kecamatan dan 295 desa sedangkan Kabupaten Bener Meriah Ibukotanya Simpang Tiga
Redelong memiliki luas 1 920 km
2
terdiri atas 10 kecamatan dan 233 desa lihat Lampiran 1. Kedua Kabupaten ini didominasi oleh kondisi topografi wilayah
yang berbukit-bukit 53.12, kelerengan lahan yang ada beranekaragam mulai dari 0 sampai 65 persen, keadaan tanah yang subur serta cuaca dingin dengan
curah hujan rata-rata setiap tahunnya sebesar 1 624 mm. Adapun musim penghujan berlangsung dari bulan September sampai Desember, sedangkan
musim kemarau dari bulan Januari sampai Agustus. Temperatur maksimum sebesar 26
o
C dan minimum 15
o
C. Kecamatan Pegasing dan Jagong Jeget merupakan kecamatan yang berada
di Kabupaten Aceh Tengah. Kecamatan Pegasing terdiri atas 31 desa, dengan ibukotanya adalah Simpang Kelaping. Luas Kecamatan ini mencapai 9 900 hektar
dan sekitar 43.10 persennya ditanami kopi Arabika Gayo 4 267 hektar, sedangkan sisanya merupakan tanah bangunan dan ladang yang ditanami berbagai
macam buah dan sayuran. Secara geografis kecamatan ini berada di ketinggian 1 200 m dpl. Jarak kecamatan Pegasing dengan ibukota Kabupaten Aceh
40 Tengahsejauh 7 Km dan di daerah ini terdapat unit pengolahan kopi terbesar yang
ada di Kabupaten Aceh Tengah yaitu KBQ. Baburrayan. Kondisi ini memberikan kemudahan kepada petani dan pedagang dalam melakukan aktivitas pemasaran
kopi. Kecamatan Jagong Jeget memiliki luas 10 504 hektar atau menguasai sekitar 2.43 persen dari luas total Kabupaten Aceh Tengah dan sekitar 53.64 persen dari
luas areal yang ada di tanami kopi Arabika Gayo. Komoditas perkebunan lain yang diusahakan antara lain kemiri, kayu manis dan pinang. Secara geografis
kecamatan ini berada pada ketinggian 1 400 sampai 1 600 mdpl. Terdiri atas 10 desa dan beribukota di Jeget Ayu. Bila dilihat dari jarak desa ke Ibukota, maka
desa dengan jarak terjauh adalah Merah Said dengan 11 km. Sedangkan yang terdekat adalah Paya Tungel dengan jarak kurang dari 1 km. Jarak ibukota Jeget
Ayu ke ibukota Kabupaten Aceh Tengah, Takengon adalah 59 km atau sekitar 1 jam perjalanan darat.
Di Kabupaten Bener Meriah, Kecamatan Permata dan Bukit merupakan salah satu sentral perkebunan kopi di kabupaten ini. Luas wilayah Kecamatan
Permata mencapai 15 966 hektar atau sekitar 8.32 persen dari total luas Kabupaten Bener Meriah dengan ketinggian 1 000 sampai 1 400 m dpl. Dari total luas
wilayah, sekitar 53.52 persennya ditanami kopi Arabika Gayo. Kondisi geografis di daerah ini sangat mendukung untuk penanaman kopi, sehingga mayoritas
masyarakat 82.64 berusaha di sektor perkebunan seperti perkebunan kopi, tanaman buah-buahan dan sayuran. Bila dilihat dari jarak desa ke Ibukota, maka
desa dengan jarak terjauh adalah Weh Tenang Toa dengan 12 km. Sedangkan yang terdekat adalah Desa Rikit Musara dengan jarak kurang dari 1 km. Jarak
ibukota kecamatan ke ibukota Kabupaten adalah 25 km atau sekitar 30 menit perjalanan darat.
Kecamatan Bukit memiliki luas sebesar 11 095 hektar dengan ketinggian 1 450 m dpl dan sekitar 26.36 persen dari total wilayah ditanami kopi Arabika
Gayo. Kecamatan ini terdiri atas 40 Desa dan beribukota di Simpang Tiga Redelong yang juga merupakan ibukota dari Kabupaten Bener Meriah. Bila dilihat
dari jarak tempuh, jarak Desa ke ibukota Kecamatan berkisar antara 0.5 sampai 4 km. Hal ini memudahkan petani dan pedagang dalam melakukan aktivitas
pemasaran, seperti fasilitas terhadap unit pengolahan kopi, akses menuju koperasi, biaya transportasi dan lainnya. Sama halnya dengan Kecamatan Permata, sebagian
besar 71.11 berusaha di sektor perkebunan seperti perkebunan kopi, tanaman buah-buahan dan sayuran. Sisanya bekerja di sektor perdagangan 9.96,
Pegawai Negeri Sipil 7.08, sektor industri 2.96 dan di sektor kontruksi dan jasa 2.89.
Menurut ketinggian tempat, tanaman kopi arabika dibedakan antara tanaman di atas ketinggian 1 200 m dpl dan tanaman pada ketinggian antara 600 sampai 1
200 m dpl. Secara umum kopi yang di tanam di atas ketinggian 1 200 m dpl memiliki kualitas lebih baik dibandingkan kopi yang di tanam di bawah 1 200 m
dpl Fatma 2011. Hal ini terlihat dari rata-rata tingkat produktivitas kopi di Kabupaten Bener Meriah lebih tinggi dibandingkan Kabupaten Aceh Tengah
dikarenakan Kabupaten Bener Meriah memiliki lahan kopi lebih tinggi 1 500 m dpl dibandingkan di Kabupaten Aceh Tengah 1 176 m dpl. Tanaman kopi di
Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah ditanam secara tumpang sari dengan tanaman lamtoro, jeruk dan alpukat sebagai tanaman peneduh dan pencegah erosi.