Akses Permodalan The marketing system of arabica gayo coffee in Central Aceh and Bener Meriah Regencies, Aceh Province: Structure, Conduct, Performance (SCP) approach

53 kerja dalam keluarga yang lebih dominan bila dibandingkan tenaga kerja upahan atau tenaga kerja yang berasal dari luar keluarga. Bagi petani responden yang sebagian besar 42 memiliki jumlah anggota keluarga 5 orang dan akan menguntungkan bila dilibatkan dalam aktivitas perkebunan kopi. Di sisi lain, tingkat pendidikan petani kopi yang sebagian besar 33 telah menempuh pendidikan selama 9 tahun. Hal ini menjadi modal dasar dalam proses adopsi teknologi, perluasan usaha dan pengelolaan usahatani kopi di Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah. Pada Tabel 8 menunjukkan identitas petani kopi dapat digambarkan berdasarkan kelompok umur, tingkat pendidikan, jumlah anggota keluarga, pengalaman berusahatani dan luas lahan yang dimiliki petani. Tabel 8 Identitas petani responden kopi Arabika Gayo di Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah, tahun 2013 No. Keterangan Jumlah Petani Orang Persentase 1. Kelompok Umur Tahun 25-39 5 8 40-54 35 58 54 20 33 Jumlah 60 100 2. Tingkat Pendidikan SD 18 30 SMP 20 33 SMA 18 31 D-3 4 6 Jumlah 60 100 3. Jumlah Anggota Keluarga Orang 2 4 6 3 17 28 4 15 25 5 24 41 Jumlah 60 100 4. Pengalaman Usaha Tani Tahun 10 4 6 10 – 20 33 55 20 23 39 Jumlah 60 100 5. Luas lahan Petani Ha 0.5 7 11 1.0 30 50 1.5-2.0 18 31 2.0 5 8 Jumlah 60 100 Karakteristik Pedagang Pedagang responden yang diwawancarai terdiri atas pedagang pengumpul kolektor sebanyak 14 orang, koperasi sebanyak 5 unit dan eksportir sebanyak 5 unit. Masing-masing responden berlokasi di Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah. Pada aktivitas pemasaran pedagang pengumpul kolektor dapat berupa pedagang biasa ataupun petani kopi yang melakukan aktivitas pengumpulan kopi 54 baik di tingkat desa maupun Kecamatan. Pedagang ini telah tergabung dalam satu unit koperasi untuk memasarkan produk kopi yang bersertifikat. Koperasi yang diwawancarai terbagi menjadi koperasi yang telah melakukan ekspor langsung sebanyak 2 unit sehingga koperasi ini digolongkan sebagai eksportir dan koperasi yang menyalurkan kopi melalui eksportir sebanyak 2 unit. Eksportir yang berbadan usaha selain koperasi sebanyak 3 unit. Responden yang menjadi pedagang pengumpul sebagian besar masih berusia produktif antara 30 sampai 40 tahun dan memiliki pengalaman selama 10 sampai 15 tahun dengan tingkat pendidikan selama 12 tahun atau setara tingkat SMA. Pada aktivitas pengumpulan kopi, pedagang memiliki tenaga kerja tidak tetap sebanyak 2 hingga 3 orang. Tenaga kerja digunakan pada saat jumlah pengumpulan kopi dalam kapasitas yang besar 2 000 kgdesa. Pedagang pengumpul juga memiliki petani tetap dan tidak tetap sebagai sumber bahan pasokan kopi. Rata-rata jumlah petani yang telah bekerjasama dengan pedagang pengumpul sebanyak 60 sampai 80 orang per Kecamatan. Banyaknya jumlah kopi yang dikumpulkan oleh pedagang sangat bergantung dengan jumlah modal yang mereka miliki. Semakin besar modal, maka semakin banyak pula kopi yang dapat dibeli oleh pedagang pengumpul kolektor. Sebagian besar pedagang responden memerlukan modal usaha sebesar 50 sampai 100 juta dengan rata-rata jumlah pembelian kopi sebanyak 3 sampai 10 ton per musim panen. Kolektor yang menjadi responden merupakan anggota koperasi yang membeli kopi dari petani yang terlibat program sertifikasi peroduk, di tingkat koperasi beberapa koperasi yang telah melakukan ekspor langsung ke konsumen importir yaitu Koperasi Baitul Qiradh KBQ Baburrayan dan Koperasi Permata Gayo. Secara ringkas berikut dipaparkan profil kedua koperasi ini. 1. Profil Koperasi Baitul Qiradh Baburrayan KBQB Koperasi ini didirikan pada tanggal 21 Oktober 2002 berdasarkan Badan Hukum No.62.01233bhx2002 di Takengon, Aceh Tengah. Secara struktural KBQB tersusun atas badan pembina dan penasehat, badan pengawas, badan pengurus dan pengelola. Komponen badan pembina dan penasehat antara lain pemerintah Kabupaten dan daerah terkait serta ketua Forum Kopi Aceh. Untuk badan pengawas terdiri atas ketua dan anggota. Badan pengurus terdiri atas ketua, sekretaris dan bendahara. Selain dengan pemerintah daerah dan pusat, KBQB juga melakukan kerjasama dengan Asosiasi Usaha Koperasi Nasional Amerika Serikat National Cooperative Business Association NCBA dalam proyek pengembangan bantuan oleh USAID dan pada tahun 2005 KBQB telah memperoleh sertifikasi internasional sebagai penghasil kopi arabika organik. Menurut pengakuan mereka, program sertifikasi produk memiliki peran strategis dalam pemasaran kopi Arabika Gayo. Hingga akhir Mei 2009, KBQB telah mengekspor 612 ton 35 kontainer dimutu kelas I kopi Arabika Gayo dan 11 kontainer mutu kelas II, semua pembeli berasal dari Amerika USA dan Australia. Sejak awal berdirinya, selain bergerak dalam perdagangan kopi, koperasi ini juga bergerak dalam unit usaha simpan pinjam. Namun, pada beberapa tahun terakhir unit simpan pinjam tidak dioperasikan lagi. Hal ini disebabkan adanya permasalahan internal yang mereka hadapi. Pada tahun 2007, KBQB melakukan renovasi pabrik pengolahan kopi yang didanai oleh USAID. Hingga saat ini, 55 perkebunan kopi dan pabrik pengolahan yang dijalankan KBQB mewakili sekitar 6 800 petani kopi berskala kecil yang seluruhnya telah disahkan secara internasional sebagai produsen kopi organik. Selain sertifikasi organik, pada Tabel 9 terlihat beberapa sertifikasi lain yang telah dimiliki oleh KBQB. Tabel 9 Sertifikasi produk kopi Arabika Gayo pada KBQB No. Uraian Diperoleh tanggal Nomor lisensi Lembaga sertifikasi 1 Organic Product EU USDA JAS 24 November 2005 803507 CUC Indonesia 2 Café Practice Strabuck Coffee 01 Desember 2006 12782 CUC Indonesia 3 FLO Cert 06 Juli 2007 5416 FLO Cert Jerman Sumber : www.baburrayyan.comsertifikasi-produck [diakses 15 Mei 2013] Pada aspek pengolahan, KBQB telah memiliki fasilitas pengeringan di desa Wih Nareh daerah pinggiran dari kota Takengon, dengan kapasitas mesin 300 ton sehari. Selama musim panen kopi, jumlah tenaga kerja tidak langsung di KBQB mencapai 500 orang, untuk melaksanakan berbagai proses dari pengeringan, mengoperasikan mesin-mesin, penyortiran biji hijau dan membantu bagian administrasi yang diperlukan. Tabel 10 menunjukkan perkembangan jumlah tenaga kerja pada KBQB selama tahun 2007 sampai 2009. Tabel 10 Tenaga kerja pada KBQB selama tahun 2007-2009 No. Uraian Tahun Keterangan 2007 2008 2009 1. Kolektor 375 orang 375 orang 375 orang Setiap kolektor mempekerjakan ± 3 orang 2. Penangkar bibit kopi 75 orang 125 orang 125 orang Setiap penangkar memperkerjakan ± 5 orang 3 Buruh bongkar muat 10 orang 10 orang 10 orang Setiap kali muat barang ekspor melibatkan 10 pekerja Sumber : www.baburrayyan.comjumlah-tenaga-kerja [diakses 15 Mei 2012]

2. Profil Koperasi Serba Usaha KSU Permata Gayo

Koperasi Pemata Gayo didirikan pada tahun 2006 setelah terjadinya konflik dan tsunami di Aceh. Koperasi ini berada di Kabupaten Bener Meriah. Awalnya anggota koperasi hanya sebanyak 50 orang yang didukung oleh pemerintah dan LSM. Sampai akhir tahun 2012 petani yang menjadi anggota koperasi mencapai 3 089 anggota. Total produksi tahunan mencapai 2 700 metrik ton sekitar 150 kontainer dengan luas perkebunan 4 346 hektar. Perkebunan kopi menyebar di 44 desa di 4 Kecamatan yaitu Kecamatan Permata, Kecamatan Bandar, Kecamatan 56 Bukit dan Kecamatan Celala. Mengingat pentingnya peran sertifikasi produk dalam pemasaran kopi. Maka tahun 2007 hingga sekarang, koperasi ini melakukan kerjasama dengan perusahaan eksportir asal Medan PT. Mandago dalam mendukung keuangan dan logistik untuk memperoleh beberapa sertifikasi produk, antara lain Café Parctice certified dan Organic certified USDA NOP, EU pada tahun 2007, FLO Cert GmbH, Bonn 2009, terakhir pada tahun 2010 koperasi ini memperoleh sertifikat Organic JAS Japan Standard dan certified Rainforest Alliance . Pada Gambar 19 terlihat perkembangan luas areal ha dan jumlah anggota koperasi orang selama tahun 2006 sampai 2012 yang terus mengalami peningkatan rata-rata sebesar 38.03 persen per tahun. Gambar 19 Perkembangan jumlah anggota dan luas areal kopi pada Koperasi Serba Usaha KSU Permata Gayo, tahun 2006-2012 Pada tahun 20112012 terdapat beberapa program yang telah dicanangkan untuk beberapa tahun kedepan yaitu 1 meningkatkan program kualitas melalui pembangunan kembali fasilitas pengolahan di 44 Desa pulper, tempat pengeringan, kotak fermentasi dll, menambahkan 2 unit pengolahan di gudang yang terdapat di Belawan, Sumatera Utara sekarang 2 unit, menambahkan 2 unit pengolahan di Kabupaten Bener Meriah sekarang 3 unit, pelatihan cupping test bagi staf dan kolektor, dan melakukan penelitian terhadap kualitas kopi di Desa yang berbeda, 2 Meningkatkan produktivitas petani anggota, melalui penggunaan pupuk organik, pengomposan, pembibitan kopi di masing-masing desa, pelatihan dan pendidikan tentang kualitas dan tanaman kopi bagi anggota, menyediakan peralatan pertanian dan sistem pemeliharaan untuk mengurangi biaya, mengurangi penggunaan pupuk kimia dalam produk kopi, 3 Penguatan keuangan dan manajemen koperasi, melalui modal kerja pembiayaan oleh lembaga internasional, iuran anggota dan pengelolaan simpanan anggota meningkat, dan terakhir 4 Aspek sosial dan lingkungan hidup melalui partisipasi anggota, khususnya dalam proses pengambilan keputusan, peningkatan kapasitas sumber daya manusia SDM mulai dari staf, pendidikan, dan pengembangan kapasitas perempuan. 50 594 700 1418 2252 3018 3089 68 714 1200 2225 3300 4221 4346 1000 2000 3000 4000 5000 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Jum lah Tahun Anggota koperasi orang Luas Areal Hektar 57 6 ANALISIS STRUCTURE, CONDUCT, PERFORMANCE SCP PASAR KOPI ARABIKA GAYO Bab 6 membahas sistem pemasaran kopi Arabika Gayo di Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah dengan menggunakan pendekatan stucture, conduct, dan performance SCP. Stuktur pasar market stucture yang dianalisis yaitu pangsa pasar, konsentrasi pasar, dan hambatan masuk pasar. Analisis perilaku pasar market conduct terkait aktivitas pemasaran, penentuan harga serta kerjasama lembaga pemasaran. Analisis kinerja pasar market performance mencakup marjin pemasaran, farmer share dan integrasi pasar vertikal. Setiap analisis akan diuraikan secara sistematis berdasarkan tujuan penelitian. Pada Bab 6 akan diuraikan secara deskriptif pengintegrasian elemen-elemen penyusun didalam SCP, sehingga terlihat benang merah yang menghubungkan hasil analisis stuktur pasar berpengaruh terhadap perilaku dan kinerja pasar atau sebaliknya. Implikasi yang terjadi dikaitkan dengan teori-teori yang mendasari keterkaitan elemen-elemen SCP dalam menentukan pola pembentukan harga. Analisis Struktur Pasar Market Structure Analisis struktur pasar kopi Arabika Gayo bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat persaingan yang terjadi dalam pasar kopi Arabika Gayo di Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan analisis pangsa pasar, hambatan masuk pasar konsentrasi pasar concentration ratio . Konsentrasi pasar yang dianalisis menggunakan konsentrasi rasio empat perusahaan eksportir terbesar CR4 dan untuk hambatan masuk pasar akan dianalisis menggunakan Minimum Efficiency Scale MES. Pangsa Pasar dan Konsentrasi Pasar Pada sistem pemasaran kopi Arabika Gayo di Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah, sebagian besar produksi kopi yang dihasilkan 80 di pasarkan ke pasar dunia Disperindagkop Provinsi Aceh 2012. Selama tahun 2012, ekspor kopi yang berasal dari Provinsi Aceh mencapai 18 ribu ton dan sebagian besar 68.37 diekspor ke negara Amerika Serikat. Menurut TransFair USA 1 , sekitar 85 persen kopi Fairtrade yang dijual ke pasar Amerika Serikat bersertifikat organik Weber 2007. Oleh karena itu, perusahaan ekspor kopi yang berasal dari Provinsi Aceh sebagian besar 87 memiliki sertifikat organik dan fairtrade dalam pemasaran kopi Arabika Gayo AEKI 2013. Banyaknya volume kopi yang dipasarkan ke pasar dunia menunjukkan bahwa eksportir memiliki peran strategis dalam pasar kopi Arabika Gayo. Saat ini jumlah eksportir kopi Arabika Gayo yang terdaftar sebagai anggota Asosiasi Ekportir Kopi Indonesia AEKI Daerah Aceh sebanyak 28 unit. Keterlibatan eksportir dalam keanggotaan AEKI dikarenakan sebelum tahun 2011 tata cara pelaksanaan ekspor harus melampirkan fotokopi bukti iuran yang dibayarkan 1 TransFair USA merupakan salah satu anggota FLO Fairtrade Internasional dan satu-satunya perusahaan yang dapat mengaudit transaksi Fairtrade yang terjadi di Amerika Serikat 58 kepada AEKI. Namun, setelah dikeluarkannya Peraturan Menteri Perdagangan Permendag No.10M-DAGPER52011 tentang Ketentuan Ekspor Kopi. Permendag memberlakukan penghapusan tentang ketentuan persyaratan fotokopi bukti pembayaran iuran kepada Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia AEKI. Namun karena sebagian besar eksportir yang ada di Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah telah melakukan ekspor sebelum peraturan ini dikeluarkan. Maka, pada saat itu pendaftaran sebagai anggota AEKI menjadi wajib untuk dilakukan. Selama tahun 2012 perusahaan yang melakukan ekspor kopi Arabika Gayo dari Provinsi Aceh hanya 10 perusahaan. Sisanya sebanyak 18 perusahaan tidak melakukan ekspor. Oleh karena itu, dalam perhitungan pangsa pasar dan konsentrasi kopi Arabika Gayo di Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah hanya menggunakan data realisasi rata-rata pembelian kopi Arabika gayo dari 10 perusahaan. Pada Tabel 11 terlihat nilai pangsa pasar pada setiap perusahaan eksportir di Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah. Tabel 11 Pangsa pasar dan konsentrasi pasar 10 eksportir kopi Arabika Gayo di Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah, tahun 2012 No. Nama perusahaan Rata-rata volume pembelian kopi kgbulan Pangsa pasar w CR4 1 KSU. Permata Gayo 4 728 119 0.2494 0.7112 2 CV. Aridalta Mandiri 3 719 554 0.1962 3 PT. Ihtiyeri Keti Ara 3 023 797 0.1595 4 KBQ. Baburrayan 2 011 441 0.1061 5 Koperasi GLOC 1 905 276 0.1005 6 CV. Putra Darma 1 799 112 0.0949 7 CV. Ateutamount 587 697 0.0310 8 CV. Alfi Datinggoco 496 699 0.0262 9 PT. Fajar Jeumpa 407 596 0.0215 10 PT. Sumatera Arabika Gayo 278 682 0.0147 Jumlah 18 957 974 1.0000 Hasil analisis four firm concentration ratio CR4 menunjukkan bahwa empat perusahaan terbesar menguasai 71.12 persen dari total ketersediaan kopi Arabika Gayo di Provinsi Aceh. Artinya tingkat persaingan perusahaan ekspor kopi Arabika Gayo di Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah terkonsentrasi dengan tingkat persaingan yang kecil. Kondisi ini menggambarkan bahwa pasar cenderung berada dalam struktur pasar oligopsoni. Ini sesuai dengan pendapat Kohls dan Uhl 2002 yang menyatakan apabila rasio konsentrasi empat perusahaan terbesar lebih besar dari 50 persen, maka struktur pasar cenderung berada pada kondisi oligopsoni. Perusahaan yang memiliki pangsa pasar kopi Arabika Gayo terbesar adalah KSU. Permata Gayo 24.94, selanjutnya diikuti oleh CV. Aridalta Mandiri 19.62, PT. Ihtiyeri Keti Ara 15.95 dan KBQ. Baburrayan 10.61. Koperasi Serba Usaha KSU Permata Gayo dan Koperasi Baitul Qiradh KBQ Baburrayan merupakan perusahaan ekspor yang berbadan hukum koperasi. Kedua perusahaan ini memiliki sistem manajemen yang hampir sama. Pada proses penyediaan pasokan, perusahaan melibatkan pedagang pengumpul