Persepsi masyarakat. Metode Analisis Data

29

3.3.4. Persepsi masyarakat.

Persepsi masyarakat terhadap RTRW diketahui dengan menyebarkan kuisioner kepada responden mengenai penggunaan lahan yang konsisten dan inkonsisten dengan RTRW dan melakukan wawancara langsung kepada pelaku pengguna lahan baik yang penggunaannya konsisten dan inkonsisten dengan RTRW. 1. Kuisioner. Penyebaran kuisioner ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan kepedulian responden terhadap konsistensi RTRW yang terjadi di lingkungan mereka. Lokasi penyebaran kuisioner berada pada 4 kecamatan yang setiap kecamatan diwakili oleh satu kelurahan. Kelurahan yang dipilih adalah kelurahan yang terjadi inkonsistensi penggunaan lahan yang arealnya cukup luas. Responden berjumlah 37 responden yang terdiri dari 5 strata. Jumlah responden pada setiap strata ditentukan secara proporsional yaitu LSM 2 responden, PNS 5 responden, mahasiswa 5 responden, pelajar 5 responden, dan kepala rumah tangga 20 responden. Data yang akan diperoleh dari kuisioner berupa jawaban pertanyaan tertutup jawaban yang sudah disediakan lebih dahulu dan jawaban pertanyaan terbuka jawaban yang diberikan sifatnya bebas, sesuai dengan apa yang dipikirkan oleh penjawab, tanpa ada suatu batasan tertentu. Kemudian jawaban pertanyaan terbuka dikategorikan terlebih dahulu atau dikelompokkan sehingga tiap kelompok berisi jawaban yang lebih kurang sejenis. 2. Wawancara langsung dengan responden. Wawancara langsung dilakukan kepada responden sebagai pelaku yang melakukan konsistensi dan inkonsistesi pemanfaatan ruang terhadap RTRW. Wawancara ini bertujuan untuk mengetahui alasan-alasan responden dalam menggunakan lahannya saat ini. Wawancara dengan responden dibagi atas 2 bagian yaitu: a. Pelaku konsistensi adalah orang yang membangun atau melakukan kegiatan kerjausaha sesuai dengan arahan Rencana Tata Ruang. Setiap pelaku konsistensi diwakili oleh 3 orang responden yang dipilih secara acak. Misal: rumah yang berada di kawasan perumahan yang sesuai 30 dengan rencana tata ruang akan diwakili oleh 3 orang responden pemilik lahan. b. Pelaku inkonsistensi adalah orang yang membangun atau melakukan kegiatan kerjausaha tidak sesuai dengan arahan Rencana Tata Ruang. Setiap pelaku inkonsistensi diwakili oleh 3 orang responden yang dipilih secara acak. Misal: rumah yang dibangun di lahan kering RTRW akan diwakili oleh 3 orang responden pemilik lahan. Kajian ini menggunakan pendekatan kualitatif, sehingga jumlah responden bukan menjadi pertimbangan pokok, namun lebih ditekankan pada pendalaman serta kedalaman dan kecukupan informasi representative. Penelitian kualitatif digunakan dikarenakan studi ini membahas persepsi pada kelompok-kelompok tersebut. Hasil – hasil kuisioner kemudian dideskripsikan. Pendeskipsian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan yang menyangkut pada keadaan pada waktu yang sedang berjalan dari pokok suatu penelitian sehingga dapat menentukan dan melaporkan keadaan sekarang. Dengan tujuan utama menggambarkan sifat suatu keadaan yang sebenarnya pada saat penelitian dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu Gay 1976, diacu dalam Sevilla CG 1993. 31

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1. Kota Palu

Dokumen yang terkait

Fungsi Ruang Terbuka Dalam Tata Ruang Kota Ditinjau Dari Perspektif Hukum Administrasi Negara (Studi Kasus Pemerintah Kota Medan)

3 73 96

Model Sistem Dinamis Ruang Terbuka Hijau Kota Medan Berdasarkan Faktor - Faktor Lingkungan (Studi Kasus Di Kecamatan Medan Polonia Dan Medan Area)

11 86 135

Penerapan Rencana Umum Tata Ruang Kota Berkaitan Dengan Pemberian Izin Lokasi Permukiman

0 19 2

Analisis konsistensi pola pemanfaatan ruang dengan rencana tata ruang (studi kasus kota Palu)

26 88 216

Analisis pola perubahan pemanfaatan ruang dan implikasinya terhadap pelaksanaan rencana tata ruang wilayah kabupaten Sumedang

2 11 140

Konsistensi Rencana Tata Ruang di Kawasan JABODETABEK

0 4 140

ANALISIS KESESUAIAN PEMANFAATAN RUANG TAHUN 2015 TERHADAP RENCANA DETIL TATA RUANG KOTA Analisis Kesesuaian Pemanfaatan Ruang Tahun 2015 Terhadap Rencana Detil Tata Ruang Kota (RDTRK) Kecamatan Klaten Selatan Tahun 2013-2018.

0 2 12

ANALISIS DEVIASI PEMANFAATAN RUANG AKTUALTERHADAP RENCANA DETIL TATA RUANG KOTA Analisis Deviasi Pemanfaatan Ruang Aktual Terhadap Rencana Detil Tata Ruang Kota (RDTRK) Kecamatan Ngaglik Kabupaten Sleman Tahun 2009-2018.

0 3 14

ANALISIS DEVIASI PEMANFAATAN RUANG AKTUAL TERHADAPRENCANA DETIL TATA RUANG KOTA (RDTRK) KECAMATAN Analisis Deviasi Pemanfaatan Ruang Aktual Terhadap Rencana Detil Tata Ruang Kota (RDTRK) Kecamatan Ngaglik Kabupaten Sleman Tahun 2009-2018.

0 1 17

TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) DALAM PEMANFAATAN RUANG DI KOTA SURAKARTA

0 1 159