Sistem Informasi Geografis TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perencanaan Tata Ruang Wilayah

22 menekankan pada kecenderungan tendency dan perilaku aktual seseorang untuk melakukan tindakan sesuai dengan yang dipersepsikan. Menurut Asngari 1984, menyatakan bahwa persepsi individu terhadap lingkungan merupakan faktor penting karena akan berlanjut dalam menentukan tindakan individu tersebut. Persepsi dapat dibentuk melalui faktor hereditas keturunanbawaan dan lingkungan Thorndike 1968, diacu dalam Erwina 2005. Kedua faktor ini saling mempengaruhi dan saling berinteraksi dalam membentuk persepsi. Faktor hereditas antara lain adalah bakat, minat, kemauan, perasaan, fantasi, dan tanggapan yang dibawa sejak lahir. Adapun faktor lingkungan adalah faktor yang berada di luar individu, misalnya pendidikan, lingkungan sosial dan status sosial. Penyimpangan dalam pemanfaatan ruang yang sebagian disebabkan oleh masyarakat dapat diolah dalam sistem informasi untuk keperluan analisis.

2.4. Sistem Informasi Geografis

Sistem informasi geografis SIG merupakan suatu sistem berbasiskan komputer yang digunakan untuk menyimpan dan memanipulasi informasi- informasi geografis. SIG dirancang untuk mengumpulkan, menyimpan dan menganalisis obyek-obyek dan fenomena-fenomena dimana lokasi geografis merupakan karakteristik yang penting atau kritis untuk dianalisis. Menurut Aronoff, SIG merupakan sistem komputer yang memiliki empat kemampuan dalam menganalisis data yang bereferensi geografis, yaitu masukan, keluaran, manajemen data penyimpanan dan pemanggilan data serta analisis dan manipulasi data Prahasta 2005. SIG memungkinkan pengguna untuk memahami konsep-konsep lokasi, posisi, koordinat, peta, ruang dan permodelan spasial secara mudah. Selain itu dengan SIG pengguna dapat membawa, meletakkan dan menggunakan data yang menjadi miliknya sendiri kedalam sebuah bentuk model representasi miniatur permukaan bumi untuk kemudian dimanipulasi, dimodelkan atau dianalisis baik secara tekstual, secara spasial maupun kombinasinya analisis melalui query atribut dan spasial, hingga akhirnya disajikan dalam bentuk sesuai dengan kebutuhan pengguna Prahasta 2005. 23 Teknologi SIG akan mempermudah para perencana dalam mengakses data, menampilkan informasi-informasi geografis terkait dengan substansi perencanaan dan meningkatkan keahlian para perencana serta masyarakat dalam menggunakan sistem informasi spasial melalui komputer. SIG dapat membantu para perencana dan pengambil keputusan dalam memecahkan masalah-masalah spasial yang sangat kompleks. Dalam penelitian ini, penggunaan SIG lebih diprioritaskan pada fungsinya untuk melakukan teknik tumpang tindih overlay dari beberapa peta yang digunakan. Jika pengolahan data dilakukan secara manual, pengguna harus bekerja dengan beberapa peta analog dan beberapa informasi atribut yang diperlukan. Selanjutnya pengguna dapat menganalisis kedua data tersebut peta dan data atribut untuk kemudian memplotkan hasil akhirnya kedalam peta. Untuk tumpang tindih overlay peta juga dapat dilakukan hal yang sama. Beberapa kelemahan dari proses tersebut adalah selain membutuhkan waktu yang relatif lama, tingkat ketelitian dan akurasinya sangat bergantung pada kemampuan dan ketelitian penggunanya dalam melakukan proses olah data tersebut. Dengan teknologi SIG, pengguna memerlukan data spasial dan atribut dalam bentuk digital, sehingga prosesnya dapat dilakukan dengan cepat dengan tingkat ketelitian cukup baik dan prosesnya dapat diulang kapan saja, oleh siapa saja, dan hasilnya dapat disajikan dalam berbagai bentuk sesuai dengan kebutuhan pengguna. 24

III. BAHAN DAN METODE 3.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai bulan Oktober 2007, meliputi tahap persiapan, pengumpulan data, pengecekan lapangan, analisis, dan penulisan.

3.2. Jenis dan sumber data

Data-data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap inkonsistensi RTRW. Pengumpulan data ini dilakukan dengan mewawancarai responden secara langsung dan menyebarkan kuisioner. Tabel 1. Jenis datapeta yang dibutuhkan No Jenis Data Skala Sumber 1 2 Primer -Kuisioner Sekunder Fisik - Peta penggunaan lahan tahun 1998 - Peta penggunaan lahan tahun 2006 - Peta RTRW Desa 1:20 000 1:20 000 1: 20 000 Responden - Bappeda Kota Palu - Bappeda Kota Palu - Bappeda Kota Palu Data sekunder dikumpulkan dari beberapa instansi terkait sesuai atribut yang akan dikaji. Data berupa peta dan data numerik atau tabular. Jenis dan sumberdata sekunder yang digunakan dalam penelitian ini terdapat pada Tabel 1.

Dokumen yang terkait

Fungsi Ruang Terbuka Dalam Tata Ruang Kota Ditinjau Dari Perspektif Hukum Administrasi Negara (Studi Kasus Pemerintah Kota Medan)

3 73 96

Model Sistem Dinamis Ruang Terbuka Hijau Kota Medan Berdasarkan Faktor - Faktor Lingkungan (Studi Kasus Di Kecamatan Medan Polonia Dan Medan Area)

11 86 135

Penerapan Rencana Umum Tata Ruang Kota Berkaitan Dengan Pemberian Izin Lokasi Permukiman

0 19 2

Analisis konsistensi pola pemanfaatan ruang dengan rencana tata ruang (studi kasus kota Palu)

26 88 216

Analisis pola perubahan pemanfaatan ruang dan implikasinya terhadap pelaksanaan rencana tata ruang wilayah kabupaten Sumedang

2 11 140

Konsistensi Rencana Tata Ruang di Kawasan JABODETABEK

0 4 140

ANALISIS KESESUAIAN PEMANFAATAN RUANG TAHUN 2015 TERHADAP RENCANA DETIL TATA RUANG KOTA Analisis Kesesuaian Pemanfaatan Ruang Tahun 2015 Terhadap Rencana Detil Tata Ruang Kota (RDTRK) Kecamatan Klaten Selatan Tahun 2013-2018.

0 2 12

ANALISIS DEVIASI PEMANFAATAN RUANG AKTUALTERHADAP RENCANA DETIL TATA RUANG KOTA Analisis Deviasi Pemanfaatan Ruang Aktual Terhadap Rencana Detil Tata Ruang Kota (RDTRK) Kecamatan Ngaglik Kabupaten Sleman Tahun 2009-2018.

0 3 14

ANALISIS DEVIASI PEMANFAATAN RUANG AKTUAL TERHADAPRENCANA DETIL TATA RUANG KOTA (RDTRK) KECAMATAN Analisis Deviasi Pemanfaatan Ruang Aktual Terhadap Rencana Detil Tata Ruang Kota (RDTRK) Kecamatan Ngaglik Kabupaten Sleman Tahun 2009-2018.

0 1 17

TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) DALAM PEMANFAATAN RUANG DI KOTA SURAKARTA

0 1 159