Fungsi Pereduksi Polusi Penilaian Aspek Fungsi Tanaman
48
jenis pohon yang ada antara lain: Akasia Acacia mangium, Jeunjing Paraserianthes falcataria, Mindi Melia azedarach, Dadap merah Erythrina
crista-galli dan Bambu Pagar Bambusa multiplex. Meskipun tanaman Dadap
merah Erythrina crista-galli termasuk tanaman yang memiliki daya serap polutan gas
15
N cukup tinggi, tetapi tanaman ini tidak mendominansi keragaman vegetasi pada segmen I, baik dari jumlah maupun frekuensinya sehingga tidak
berpengaruh banyak terhadap penilaian kualitas tanaman. Menurut Grey dan Deneke 1978, tanaman yang daunnya memiliki
rambut merupakan salah satu karakteristik tanaman yang dapat menjerap dan menahan debu. Selain itu, tanaman yang efektif untuk mengurangi polutan dalam
bentuk partikel adalah tanaman yang memiliki trikoma tinggi atau memiliki bulu daun, bergerigi atau bersisik.
Pola penanaman pada segmen I terlihat jarang dengan massa yang terbentuk oleh batang, cabang dan daun pada tingkat yang sedang. Tidak terlihat
kekompakan dan kepadatan tanaman yang merupakan salah satu kriteria konfigurasi tanaman yang efektif dalam mereduksi polusi. Ketebalan lapisan dan
kombinasi tanaman masih sangat terbatas, meskipun pada beberapa titik terdapat kombinasi tanaman antara pohon dengan perdu atau semak.
Pada segmen II penilaian aspek fungsi tanaman sebagai pereduksi polusi menunjukkan tingkatan sedang 47,54-50,32 kriteria terpenuhi. Kombinasi
beberapa tanaman, antara pohon dengan perdu atau semak mulai banyak terlihat pada beberapa titik. Selain itu, jarak tanam yang mulai rapat menghasilkan massa
batang, cabang dan daun yang meningkat. Massa yang yang rapat ini mempengaruhi kemampuan konfigurasi tanaman tersebut dalam mereduksi polusi
yang dihasilkan oleh lalu-lintas jalan Tol Jagorawi. Pada segmen II ini masih didominansi oleh tanaman jenis pohon Akasia Acacia mangium dan Jeunjing
Paraserianthes falcataria. Konfigurasi tanaman yang dihasilkan oleh kerapatan jarak tanam dan ketebalan lapisan tanaman mulai meningkat apabila dibandingkan
pada segmen I, sehingga efektivitasnya dalam mereduksi polusi juga meningkat. Berdasarkan data pada Tabel 11, bagian segmen III baik pada sisi B
maupun T kualitas tanaman pada kategori sedang 49,35-50,74 kriteria terpenuhi. Kualitas ini ditunjang dengan pemilihan jenis tanaman yang beragam
49
a b
c d
dan sangat kompak, meliputi beberapa lapis tanaman dengan kombinasi tanaman di dalamnya, tanaman yang mendominasi pada segmen ini antara lain: Akasia
Acacia mangium, Tanjung Mimusops elengi, Krei Payung Felicium decipiens
, Mahoni Swietenia mahagoni dan Bambu Pagar Bambusa multiplex. Beberapa kombinasi dengan tanaman yang lain menghasilkan karakter yang
berbeda-beda, seperti adanya batang dan cabang yang bertekstur kasar, tepi daun kasar, bersisik atau berbulu, memiliki zat perekat merupakan sebagian kriteria
tanaman sebagai pereduksi polusi.
Gambar 11 Beberapa jenis pohon yang mendominasi tata hijau jalan Tol Jagora- wi yang memiliki tingkat toleransi terhadap polusi pada tingkat
rendah – sedang. a Bambu Pagar Bambusa multiplex; b Akasia Acacia mangium; c Tanjung Mimusops elengi; d Mindi Melia
azedarach
. Menurut Nasrullah 1997, jenis-jenis tanaman tersebut tidak termasuk di
dalam jenis tanaman yang memiliki nilai serapan
15
N yang tinggi kategori sedang – rendah, tetapi struktur dan konfigurasi tanaman pada segmen III jalan Tol
Jagorawi menunjukkan penanaman yang rapat dengan massa daun yang padat, sehingga kehadirannya cukup efektif dalam menyerap polusi. Hal ini ditunjang