Penilaian Aspek Estetika Tanaman

62 a b dengan sedikit kombinasi dengan pohon rendah dan tanaman perdu, seperti Dadap merah Erythrina crista-galli dan Kembang Merak Caesalpinea pulcherrima. Tetapi konfigurasi tersebut kurang memiliki nilai aksen atau kontras terhadap lingkungan sekitarnya, karena hanya terbatas dalam hal jumlah tanaman penyusunnya. Sehingga pola tanaman yang terbentuk tidak menunjukkan suatu kesatuan tema yang jelas atau dominan. Perubahan antar pola atau konfigurasi tanaman tidak terlalu menonjol pada segmen ini, baik sisi Barat maupun sisi Timur. Gambar 17 Contoh kesan visual yang dapat diamati pada segmen I Jalan Tol Jagorawi: a sisi barat; b sisi timur. Perubahan atau dinamika pemandangan terutama pada lanskap tepi jalan berguna sebagai pemecah kemonotonan visual yang diterima oleh pengguna jalan. Selain memberikan kenyamanan visual, pemandangan indah yang muncul dari konfigurasi tanaman penyusun tepi jalan dapat memecah kebosanan bagi pengemudi saat berkendara di jalan rayatol. Menurut Simonds 1983, suatu jalan dapat dibuat lebih menarik dan menyenangkan yaitu dengan menciptakan suatu pemandangan menarik vista melalui penanaman tanaman. Menurut Sulistyantara 1995, dengan adanya suatu titik perhatian maka bisa menggugah semangat, menghidupkan suasana, memecah kejemuan atau kemonotonan yaitu dengan cara membuat suatu kontras atau membuat suatu pola tertentu. Bagi pengguna jalan yang berada di dalam kendaraan yang melaju dengan kecepatan 60 - 80 kmjam, seperti di jalan tol, tanaman yang ditata minimum berukuran panjang 240 - 320 meter agar tertangkap oleh pandangan mata. 63 a b Menurut Hakim 1991, perubahan warna, bentuk, tekstur dan gradasi ketinggian tanaman sebaiknya dilakukan minimal setiap 240 – 320 meter untuk setiap kelompok tanaman karena kecepatan gerak pengamat mempengaruhi kesan ruang. Variasi tanaman yang terlalu tinggi tidak akan dapat ditangkap secara lengkap dan jelas oleh pengamat, terutama oleh pengguna jalan yang bergerak dengan kecepatan tinggi. Pada Tabel 16 dapat diamati juga bahwa pada segmen II kualitas tanaman sebagai elemen estetika lanskap jalan Tol Jagorawi berada pada tingkatan yang sedang, yaitu 57,50-58,46 kriteria terpenuhi. Pada segmen II ini, terutama aspek pengaturan tanaman, sedikit lebih baik dari segmen I. Meskipun secara kuantitas, jumlah tanaman penyusun segmen II lebih sedikit daripada segmen I, tetapi konfigurasi tanaman mulai terlihat terutama konfigurasi pohon Akasia Acacia mangium yang cukup rapat pada beberapa titik berjajar memanjang sehingga berkesan rapi dan memberikan kemudahan orientasi. Seperti pada segmen I, prinsip-prinsip disain belum cukup tampak pada segmen II. Kesatuan tema, keseimbangan dan komposisi, gradasi, repetisi maupun sekuensi serta kontras belum terlihat dengan jelas. Kemonotonan baik dalam pemilihan dan pengaturan tanaman belum berubah, sehingga belum mampu menciptakan kenyamanan visual yang tinggi bagi pengguna jalan. Gambar 18 Contoh kesan visual yang dapat diamati pada segmen II Jalan Tol Jagorawi: a sisi barat; b sisi timur. Menurut Widagdo et al. 2003, kualitas estetika yang tinggi pada lanskap jalan Tol Jagorawi adalah konfigurasi tanaman yang ditata teratur dan