BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Jalan dan Jalan Tol
Jalan adalah suatu prasarana perhubungan darat dalam bentuk apapun, meliputi semua bagian jalan termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya
yang diperuntukkan bagi lalu lintas. Jalan itu sendiri merupakan suatu satu kesatuan sistem jaringan jalan yang mengikat dan menghubungkan pusat-pusat
pertumbuhan dengan wilayah yang berada dalam pengaruh pelayanannya dalam satu hubungan hirarki Dirjen Bina Marga, 1980.
Menurut Simonds 1983, bahwa dalam lanskap kehidupan manusia, tersusun atas jalan dan tempat, dimana jalan berfungsi sebagai jalur pergerakan
orang dan kendaraan serta tempat sebagai pusat aktivitas dimana orang bekerja, berdagang, belajar, beribadah, dan bersantai. Lebih jauh Simonds 1983
mengemukakan, jalan sebagai jalur pergerakan merupakan suatu satu kesatuan secara keseluruhan, seharusnya bersifat lengkap, aman, efisien serta dapat
berfungsi baik sebagai jalur sirkulasi dan penghubung. Disamping pemenuhan persyaratan fungsi sebagai sarana transportasi, jalan juga dapat memberikan
pengalaman yang menyenangkan dari suatu titik ke titik lain melalui lanskap jalan yang ada.
Menurut Undang-Undang No. 38 tahun 2004 tentang Jalan, bahwa pengertian jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian
jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu-lintas, yang berada pada permukaan tanah, di bawah permukaan tanah
danatau air serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori dan jalan kabel. Lebih lanjut dalam pasal 8 Undang-Undang No. 38 tahun 2004
mengenai jalan umum menurut fungsinya dikelompokkan ke dalam: jalan arteri, jalan kolektor, jalan lokal dan jalan lingkungan.
1. Jalan arteri merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan utama dengan ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi dan jumlah jalan
masuk dibatasi secara berdaya guna.
7
2. Jalan kolektor merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan pengumpul atau pembagi dengan ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-
rata sedang dan jumlah jalan masuk dibatasi. 3. Jalan lokal merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan
setempat dengan ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi.
4. Jalan lingkungan merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan lingkungan dengan ciri perjalanan jarak dekat dan kecepatan rata-rata rendah.
Bagian-bagian jalan menurut Draft Rancangan Peraturan Pemerintah edisi 21 Maret 2006, yang diproyeksikan sebagai pengganti Peraturan Pemerintah No.
26 tahun 1985 tentang Jalan, meliputi: ruang manfaat jalan, ruang milik jalan dan ruang pengawasan jalan.
1. Ruang manfaat jalan meliputi badan jalan, saluran tepi jalan dan ambang
pengamannya. Badan jalan hanya diperuntukkan bagi pelayanan lalu lintas dan angkutan jalan serta pengamanan terhadap konstruksi jalan. Dalam rangka
menunjang pelayanan lalu lintas dan angkutan jalan serta pengamanan konstruksi jalan, badan jalan dilengkapi dengan ruang bebas. Saluran tepi
jalan hanya diperuntukkan bagi penampungan dan penyaluran air agar badan jalan bebas dari pengaruh air. Ambang pengaman jalan berupa bidang tanah
danatau konstruksi bangunan pengaman yang berada di antara tepi badan jalan dan batas ruang manfaat jalan yang hanya diperuntukkan bagi
pengamanan konstruksi jalan. 2.
Ruang milik jalan terdiri dari ruang manfaat jalan dan sejalur tanah tertentu di luar ruang manfaat jalan. Ruang milik jalan diperuntukkan bagi ruang manfaat
jalan, pelebaran jalan dan penambahan jalur lalu lintas di masa akan datang serta kebutuhan ruangan untuk pengamanan jalan. Sejalur tanah tertentu
tersebut dapat dimanfaatkan sebagai ruang terbuka hijau yang berfungsi sebagai lansekap jalan.
3. Ruang pengawasan jalan merupakan ruang tertentu di luar ruang milik jalan
yang penggunaannya ada di bawah pengawasan penyelenggara jalan, diperuntukkan bagi pandangan bebas pengemudi dan pengamanan konstruksi
jalan serta pengamanan fungsi jalan.
8
Dalam pasal 1 Peraturan Pemerintah No. 15 tahun 2005 tentang Jalan Tol, disebutkan bahwa jalan tol adalah jalan umum yang merupakan bagian sistem
jaringan jalan dan sebagai jalan nasional yang penggunanya diwajibkan membayar tol. Tol adalah sejumlah uang tertentu yang dibayarkan untuk
penggunaan jalan tol. Lebih lanjut dalam pasal 5 disebutkan bahwa, persyaratan teknis jalan tol harus mempunyai tingkat pelayanan keamanan dan kenyamanan
yang lebih tinggi dari jalan umum yang ada dan dapat melayani arus lalu lintas jarak jauh dengan mobilitas tinggi. Jalan tol yang digunakan untuk lalu lintas
antarkota didisain berdasarkan kecepatan rencana paling rendah 80 delapan puluh kilometer per jam dan untuk jalan tol di wilayah perkotaan didesain dengan
kecepatan rencana paling rendah 60 enam puluh kilometer per jam. Pada pasal 6 Peraturan Pemerintah No. 15 tahun 2005 dijelaskan bahwa
jalan tol harus mempunyai spesifikasi: tidak ada persimpangan sebidang dengan ruas jalan lain atau dengan prasarana transportasi lainnya; jumlah jalan masuk dan
jalan keluar ke dan dari jalan tol dibatasi secara efisien dan semua jalan masuk dan jalan keluar harus terkendali secara penuh; jarak antar simpang-susun, paling
rendah 5 lima kilometer untuk jalan tol luar perkotaan dan paling rendah 2 dua kilometer untuk jalan tol dalam perkotaan; jumlah lajur sekurang-kurangnya dua
lajur per arah; menggunakan pemisah tengah atau median; dan lebar bahu jalan sebelah luar harus dapat dipergunakan sebagai jalur lalu-lintas sementara dalam
keadaan darurat.
2.2. Masalah-masalah yang Ditimbulkan oleh Lalu-lintas Jalan RayaTol