mengoptimalkan sumber penerimaan dan Pendapatan Asli Daerah PAD, sebagai sumber prestasi bagi pemerintah daerah bersangkutan dalam pelaksanaan otonomi.
Kepariwisataan merupakan salah satu subsector andalan pembangunan nasional Indonesia, yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi, dengan meningkatkan
perolehan devisa, kesempatan usaha, dan kesempatan kerja, sehingga dalam pembinaannya perlu dilaksanakan secara lebih optimal.
Daerah otonom dituntut untuk mampu menyelenggarakan bidang pemerintahan yang wajib dilaksanakan oleh daerah, meliputi administrasi pemerintahan umum,
pertanian, perikanan dan kelautan, perindustrian dan perdagangan, koperasi, penanaman modal, ketenagakerjaan, kesehatan, pendidikan dan kebudayaan, social, penataan ruang,
pemukiman, pekerjaan umum, perhubungan, lingkungan hidup, kependudukan dan olahraga. Kemandirian daerah otonom sering diukur dari kemampuan daerah dalam
meningkatkan PAD. Peningkatan PAD menjadi cerminan keikutsertaan daerah dalam membina penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan kemasyarakatan
di daerah. Kemampuan daerah otonom dalam meningkatkan PAD salah satunya mengarahkan
kebijakannya berupaya untuk mengembangkan sector pariwisata. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang No.10 Tahun 2009 tentang pariwisata, menyebutkan penyelenggaraan
kepariwisataan ditujukan untuk meningkatkan pendapatan nasional dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan kemakuran rakyat, memperluas dan memeratakan
kesempatan berusaha dan membuka lapangan kerja, mendorong pembangunan daerah, memperkenalkan dan mendayagunakan obyek dan daya tarik wisata di Indonesia serta
memupuk rasa cinta tanah air dan mempererat persahabtan antar bangsa.
1.6 Definisi Konsep
Konsep adalah generalisasi dari sekelompok fenomena tertentu, sehingga dapat dipakai untuk menggambarkan berbagai fenomena yang sama Singarimbun, 1995:45.
Dengan adanya konsep akan mempermudah dalam membatasi pemahaman yang jelas terhadap variabel yang akan diteliti.
Berdasarkan pengertian diatas, maka penulis menyusun definisi dari konsep yang akan digunakan sebagai berikut:
a Strategi secara umum adalah proses penentuan rencana para pemimpin puncak
yang befokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai. Sedangkan secara
khusus strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental senantiasa meningkat dan terus-menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang
tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan.
b Analisis SWOT adalah keseluruhan evaluasi atas keadaan kekuataan, kelemahan,
peluang dan tantangan yang akan dihadapi oleh perusahaan. Analisis SWOT digunakan untuk mengamati lingkungan dalam dan luar perusahaan sebelum
mengeluarkan kebijakan bisnisnya. c
Pengembangan pariwisata merupakan suatu rangkaian upaya untuk mewujudkan
keterpaduan penggunaan berbagai sumber daya pariwisata mengintegrasikan segala bentuk aspek diluar pariwisata yang berkaitan secara langsung maupun
tidak langsung akan kelangsungan pengembangan pariwisata. Pariwisata dapat memberikan kehidupan yang standar kepada warga setempat melalui keuntungan
ekonomi yang didapat dari tempat tujuan wisata. Dalam perkembangan infrastruktur dan failitas rekreasi, keduanya menguntungkan wisatawan dan
warga setempat, sebaliknya kepariwisataan dikembangkan melalui penyediaan
tempat tujuan wisata.
1.7. Sistematika Penulisan BAB I
: PENDAHULUAN
Berisi latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka teori, definisi konsep dan sistematika
penulisan.
BAB II : METODE PENELITIAN
Berisi bentuk penelitian, lokasi penelitian, informan penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisa data.
BAB III : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
Berisi gambaran umum mengenai karakteristik lokasi penelitian.
BAB IV : PENYAJIAN DATA
Berisi hasil penelitian dilapangan dan dokumentasi yang akan dianalisis.
BAB V : ANALISIS DATA
Berisi analisis data yang diperoleh dari hasil penelitian dan memberikan interpretasi atas permasalahan yang diteliti
BAB VI : PENUTUP
Berisi kesimpulan dan saran yang akan diperoleh dari hasil penelitian yang dilakukan
52
BAB II METODE PENELITIAN
2.1. Bentuk Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian
yang bertujuan untuk membuat suatu penjelasan, gambaran atau lukisan sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta fenomena yang diselidiki.
Analisis dilakukan terhadap data yang diperoleh berdasarkan kemampuan nalar peneliti dalam menghubungkan fakta, data dan informasi.
2.2 Lokasi Penelitian
Penelitian Ini dilakukan di dua lokasi penelitian, yaitu di Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Kota Gunungsitoli-Nias, Tepatnya berada di Jl.
M.Yamin No. 4 Afilaza Kota Gunung Sitoli . Kemudian lokasi kedua yaitu di wilayah kawasan pariwisata pantai muara indah di Kecamatan Gunungsitoli Utara
2.3. Informan Penelitian
Dalam penelitian kualitatif, informan penelitian tidak berdasarkan populasi dan sampel. Subjek penelitian yang telah tercermin dalam fokus penelitian tidak detentukan
secara sengaja dan akan memberikan berbagai informasi-informasi yang diperlukan selama proses penelitian.
Informan penelitian ini meliputi tiga macam, yaitu: a.
Informan kunci key informan merupakan mereka yang mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian.
Informan kunci dalam penelitian ini adalah Kepala Bidang Pariwisata Kota Gunung Sitoli
b. Informan utama merupakan mereka yang terlibat langsung dalam
interaksi sosial yang diteliti. Informan utama dalam penelitian ini adalah Kepala Seksi Promosi dan Potensi Pariwisata KotaGungsitoli Kepala
Seksi Sarana dan Prasarana Pariwisata Kota Gunung Sitoli, Kepala Subbag Umum dan Kepegawaian Pariwisata Kota Gunungsitoli
c. Informan tambahan, merupakan mereka yang dapat memberikan
informasi walaupun tidak langsung terlibat dalam interaksi sosial yang diteliti. Informan tambahan dalam penelitian ini pedangan dan penambak
ikan di kawasan Pantai Muara Indah. Bagong Suyanto, 2005:171-172
2.4. Teknik Pengumpulan Data
Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. a
Pengumpulan Data Primer Yaitu pengumpulan data yang dilakukan secara langsung ke lokasi penelitian
untuk untuk mendapatkan data yang lengkap dan berkaitan dengan masalah yang diteliti. Data Primer tersebut dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan- pertanyaan secara langsung dan terbuka kepada informan kunci atau pihak
yang berhubungan dan memiliki relevansi terhadap masalah yang berhubungan dengan penelitian.
2. Metode observasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengamati secara langsung terhadap objek penelitian kemudian mencatat gejala-gejala
yang ditemukan dilapangan untuk melengkapi data-data yang diperlukan sebagai acuan yang berkaitan dengan permasalahan peneliti.
b Pengumpulan Data Sekunder
Yaitu pengumpulan data yang tidak secara langsung diperoleh dari objek penelitian:
1. .Kepustakaan, yaitu pengumpulan data yang diperoleh dengan menggunakan
berbagai literature seperti buku , karya ilmiah dan lainnya yang berkenaan dengan penelitian
2. Dokumentasi, yaitu pengumpulan data yang diperoleh melalui pengkajian
dan penelaahan terhadap catatan tertulis maupun foto-foto dan rekaman yang ada di lokasi penelitian serta sumber-sumber lain yang relevan dengan
objek penelitian.
2.5. Teknik Analisa Data
Menurut Moleong 2006:247 teknik analisis data kualitatif dilakukan dengan menyajikan data yang dimulai dengan menelaah seluruh data yang terkumpul, menyusun
dalam satu satuan yang kemudian dikategorikan pada tahap berikutnya dan memeriksa keabsahan dan serta menafsirkannya dengan analisis dengan kemampuan nalar peneliti
untuk membuat kesimpulan penelitian. Untuk membantu penulis dalam menganalisis data yang telah diperoleh, maka penulis menggunakan analisis SWOT. Analisis SWOT
didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan strength dan peluang opportunity, namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan weakness dan
ancaman threats.
2.6. Kerangka Berpikir
Sebagaimana kita ketahui bahwa strategi merupakan rumusan perencanaan komprehensif tentang bagaimana perusahaan akan mencapai misi dan tujuannya, strategi
akan memaksimalkan keunggulan kompetitif dan meminimalkan keterbatasan bersaing. Strategi meliputi menentukan Perumusan Strategi, Implementasi Strategi, Evaluasi dan
Pengendalian. Suatu strategi yang telah diformulasikan dengan baik, belum menjamin bahwa dalam perumusan strategi juga akan berhasil sesuai dengan yang diharapkan.
SWOT Analysis, dalam memperbaiki ancaman dan peluang sebagai factor eksternal yang mempengaruhi pemilihan strategi yang akan digunakan, demikian pula
dengan kekuatan dan kelemahan sebagai factor internal unit bisnis yang akan berpengaruh dalam penentuan strategi. Pemilihan strategi, dalam tahap ini digunakan
sebagai pemilhan strategi alternative secara objektif, berdasarkan factor eksternal dan internal yang nantinya dimanfaatkan atau diperbaiki dari strategi sebelumnya.
Untuk mempermudah penyajian dan pemahaman mengenai isi analisis aplikasi manajemen strategis dalam pengembangan Pariwisata Pantai Muara Indah Kota
Gunungsitoli maka berikut ini akan disajikan kerangka berpikir dari keseluruhan analisis yang akan dilakukan dalam penelitian ini. Kerangka berpikir yang digunakan adalah
sebagai berikut :
56
Tabel 2.1 : Kerangka Berpikir
Feedback :
Dapat memberi manfaat,
Pengembangan dan peningkatan dalam
Strategi Pengembangan Pariwisata Pantai
Muara Indah di Kota Gunungsitoli
Internal :
1. Kurangnya Sumber Daya Manusia yang berbasis kepariwisataan di DISPARBUDPORAKota
Gunungsitoli. 2.
Tidak adanya ketersediaan sarana dan prasarana sistem informasi seperti website, untuk mempromosikan obyek pariwisata yang ada di Kota Gunungsitoli.
3. Kurangnya pelaksanaan pendidikan dan pelatihan DIKLAT kepariwisataan.
4. Kurang kerjasama dengan masyarakat DARWIS Sadar Pariwisata di Kota Gunungsitoli.
5. Kurangnya dana dalam perencanaan pengembangan desainmaket .
6. Kurangnya pembinaan dan pengawasan secara berkala dilapangan oleh Dinas Pariwisata
Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Kota Gunungsitoli.
Proses :
SWOT Analysis 1.
Strengths 2.
Weaknesses 3.
Oppotunities
Eksternal : Diperoleh gambaran umum dan
peningkatan pariwisata dalam Pengembangan Pantai Muara Indah di
Kota Gunungsitoli
57
BAB III DESKRIPSI LOKASI
3.1. Deskripsi Objek Penelitian 3.1.1. Deskripsi Wilayah Kota Gunungsitoli - Nias
Kota Gunungsitoli merupakan salah satu Kota dari pemekaran KabupatenKota di Kepulauan Nias Provinsi Sumatera utara yang dibentuk berdasarkan Undang-undang
Nomor 47 Tahun 2008 sebagai pemekaran dari Kabupaten Nias. Secara resmi pemerintahan Kota Gunungsitoli mulai dilaksanakan pada tanggal 16 Mei 2009 yang
ditandai dengan pelantikan Pejabat Walikota Gunungsitoli oleh Menteri Dalam Negeri di Jakarta. Sebagai daerah otonom, Kota Gunungsitoli yang eksistensinya
dalam wilayah Republik Indonesia baru memasuki tahun kelima, tentunya belum banyak yang dikenal secara langsung maupun dari dekat keberadaannya di Provinsi
Sumatera Utara. Untuk itu dalam upaya memacu perkembangan wilayah guna mensejajarkan dengan daerah-daerah lain, Pemerintah Kota Gunungsitoli terus
berupaya membenah diri dan memperkenalkan keberadaannya kepada masyarakat luas.
Sehubungan dengan hal tersebut melalui profil daerah dapat memperkenalkan sekilas kondisi dan potensi daerah. Secara geografis Kota Gunungsitoli termasuk
dalam wilayah Kepulauan Pesisir Barat Provinsi Sumatera Utara, dan sekaligus sebagai salah satu Kota penyangga Kawasan Pertumbuhan Ekonomi di Kepulauan
Nias. Dilihat dari aspek regional Kota Gunungsitoli merupakan daerah penyangga dari empat Kabupaten lainnya yang berada di Kepulauan Nias. Dengan posisi geografis
tersebut dan didukung oleh sarana dan prasarana transportasi seperti adanya Bandara Udara untuk Penerbangan dan Pelabuhan Penyeberangan Kapal Laut, akses utama
yang berada di Kota Gunungsitoli menuju dan keluar KepulauanNias, serta potensi sumberdaya alam yang potensial dapat menjadikan wilayah ini sebagai daerah masa
depan yang menyimpan sejuta harapan baik untuk berinvestasi maupun sebagai daerah yang mampu mendorong
pertumbuhan daerah dan regional.
Pembangunan Kawasan Objek Wisata sebagai Ruang Publik, Ruang publik yang dimaksud secara umum pada sebuah daerah, menurut Project for Public Spaces in
New York tahun 1984, adalah bentuk ruang yang digunakan manusia secara bersama- sama berupa jalan, pedestrian jalan khusus, taman-taman, plaza, fasilitas transportasi
umum halte dan museum. Pada umumnya ruang publik adalah ruang terbuka yang mampu menampungkebutuhan akan tempat-tempat pertemuan dan aktivitas bersama
diudara terbuka.Ruang ini memungkinkan terjadinya pertemuan antar manusia untuk saling berinteraksi..Karena pada ruang ini seringkali timbul berbagai kegiatan
bersama, maka ruang-ruangterbuka ini dikategorikan sebagai ruang umum. Kebutuhan akan ruang publik sebagai fungsi umum sangat di butuhkan bagi Kota
Gunungsitoli. Luas wilayah yang mencapai 469,36 Km
2
membutuhkan suatu tempat yang bisa dipercaya sebagai tempat berinteraksi antar masyarakat. Baik di wilayah
Kota Gunungsitoli secara khusus maupun di Kepulauan Nias dan Provinsi Sumatera Utara Secara Umum.
3.1.1.1 Gambar Umum Daerah Kota Gunungsitoli Kondisi Fisik Dasar :