54
5.2.2 Pembentukan HRU pada DAS Citarum Hulu
Unit lahan yang terbentuk oleh model SWAT merupakan tumpang tindih dari jenis tanah, penggunaan lahan dan kemiringan lereng yang terdapat pada DAS Citarum
Hulu. HRU yang terbentuk oleh model dengan menggunakan metode threshold by percentage
dimana untuk jenis lahan menggunakan threshold 10 dan jenis tanah menggunakan threshold sebesar 5 serta kemiringan lereng menggunakan threshold
5 . HRU yang yang diperoleh dari model SWAT adalah 1509 unit dengan 23 Subbassin.
5.2.3 Pembangkit Data Iklim WGN
Data WGN dibangun oleh data curah hujan, temperatur, kecepatan angin, radiasi matahari dalam kurun waktu 15 tahun 1994-2008. Data iklim ini digunakan
untuk membangun generator cuaca dapat dilihat pada Lampiran 1. .WGN ini yang berfungsi untuk mengisi kekosongan data curah hujan yang digunakan pada masing-
masing penakar hujan.
5.2.4 Karakteristik Landuse untuk Model SWAT
SWAT membutuhkan banyak input data yang sebagian besar masih belum terpenuhi karena terbatasnya data yang tersedia pada DAS Citarum Hulu. Oleh karena
itu, input data jenis landuse lokal disesuaikan dengan input data landuse global yang yang telah tersedia di dalam database SWAT dalam bentuk Microsoft acsess
mwswat.mdb yang telah terintegrasi dalam software SWAT. Penyesuaian input data landuse
lokal dengan landuse global dapat dilihat pada Tabel 15 .
55
Tabel 15. Penyesuaian jenis landuse lokal dengan landuse global database SWAT TanamanLandcover
crop Data Kode SWAT
LANDUSE_ID Keterangan Jenis Tanaman
Landcover dalam SWAT Hutan Primer
FOEB Evergreen Broadleaf Forest
Hutan Sekunder FOEN
Evergreen Needleleaf Forest Kebun Campuran
CRDY Dry Cropland and Pasture
Tegalan AGRR
Agricultural Land-Row Crops Padang Rumput
LBLS Little Bluestem
Perkebunan CRWO
CroplandWoodland Mosaik Sawah
RICE Rice
Semak Belukar SHRB
Shrubland Tubuh Air
WATB Water Body
Industri UIDU
Industrial Pemukiman Sedang
URMD Residential-Medium Density
Pemukiman Padat URHD
Residential-High Density Tanah Terbuka
MIGS Mix GrasslandShrubland
Galiantambang URMD
Residential-Medium Density
5.2.5 Output SWAT
Output SWAT merupakan hasil dari proses analisis SWAT pada tahap 4.
Dapat dilihat pada Gambar 23. Visualisasi output debit aliran dapat ditandai dengan gradasi warna. Pemilihan output berupa debit rata-rata bulanan dari masing-masing Sub
DAS Flow out. Pada Gambar 23 menyajikan hasil debit prediksi model SWAT pada ketebalan
aliran permukaan tiap Sub DAS pada DAS Citarum Hulu. Pada Gambar tersebut, Sub DAS yang mempunyai aliran permukaan yang sangat tinggi dan tinggi yaitu pada Sub
DAS Cisangkuy, Ciwidey, Cikapundung dan Cikeruh dengan ketebalan aliran permukaannya sebesar 148-224 mm, Sub DAS Citarum Hulu dan Citarik juga termasuk
aliran permukaan pada kriteria tinggi yaitu sebesar 123-147 sedangkan Sub DAS Cimahi, aliran permukaan masih tergolong sangat rendah yaitu sebesar 75-77 mm.
56
Gambar 23. Hasil output simulasi aliran permukaan SWAT 2001
5.2.6 Kalibrasi dan Validasi Model SWAT