18
3.2. Alat dan Bahan Penelitian
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : peta tanah DAS Citarum Hulu skala 1: 100.000, peta landuse 1994-2005 sumber : BAPPEDA
Kabupaten Bandung skala 1:100.000, DEM Digital Elevation Model dengan Resolusi 30 m x 30 m untuk wilayah Citarum dan data karakteristik tanah.
Peralatan yang digunakan adalah seperangkat komputer dengan perangkat lunak MapWindow46SR, MWSWAT versi 1.9, Arc View version 3.3 with extension : Spatial
Analysis 2.0 dan Image Analysis, Global Mapper dan Miscrosoft Office.
3.3. Metode Pelaksanaan
3.3.1 Pengumpulan data
Pada tahap kegiatan pengumpulan data terdiri dari beberapa kegiatan: 1.
Persiapan Persiapan merupakan rangkaian awal suatu kegiatan penelitian. Hal-hal yang
perlu dipersiapkan : a
Peta-peta dasar Peta-peta yang perlu dipersiapkan adalah :
1 Peta DEM yang berasal dari DEM Digital Elevation Model dengan resolusi
30mx30m untuk wilayah Citarum, berasal dari
http:dds.cr.usgs.govsrtmversion2_1 2
Peta landuse seri 1994, 1997, 2001, dan 2005 berasal dari BAPPEDA Kabupaten Bandung skala 1: 100.000.
3 Peta jenis tanah DAS Citarum skala 1 :100.000 berasal dari Balai Besar
Penelitian Tanah dan Agroklimat tahun 1993. b
Jenis data sekunder yang diperlukan Jenis data sekunder yang diperlukan merupakan data biofisik lahan yang
disesuaikan dengan masukan data input yang diperlukan model SWAT. Data sekunder yang dibutuhkan adalah data debit aliran sungai bulanan dan harian
dari tahun 1994-2005, data curah hujan 1994-2005 dan data karakteristik tanah. Semua data sekunder bersumber dari Balai Besar Wilayah Sungai
Citarum, Pusat Penelitian dan Pengembangan Air, Balai Pendayagunaan Sumberdaya Air Wilayah Sungai Citarum-Bandung, Badan Perencanaan dan
19
Pembangunan Daerah Kabupaten Bandung serta Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat-Bogor.
2. Pengelompokan data
Data-data hasil inventarisasi disusun berdasarkan masukan model pada model SWAT berupa :
a Data iklim
Data iklim yang dibutuhkan berupa data harian yang terbentuk time series yang terdiri dari data curah hujan mm, temperatur maksimum dan minimum, radiasi
matahari MJm
2
Pada penelitian ini data curah hujan berasal dari 5 stasiun penakar hujan tahun 1994-2005 disajikan pada Gambar 15 dan metode perhitungan evapotranspirasi
pontensial menggunakan perhitungan Penman-Monteith. hari serta kecepatan angin mdt. Stasiun lokasi penakar hujan
telah diketahui koordinat dan elevasinya. Penyiapan data iklim harus disesuaikan dengan metode prediksi evapotranspirasi pontensial yang digunakan pada model.
Model SWAT sendiri menyediakan tiga model prediksi yaitu metode Penman- Monteith, Priestley-Taylor dan Hargreaves.
b Karakteristik tanah
Karaktersitik tanah diperlukan adalah sifat fisika tanah untuk masing-masing horizon meliputi kedalaman efektif mm dan infiltrasi tanah, ketebalan horizon
mm, tekstur tanah, bulk density gcm
3
, kapasitas menahan air mm H
2
c Karakteristik sungai
Omm tanah, Saturated hydraulic conductivity, kandungan fraksi batuan , nilai
erodibilitas tanah dan kandungan bahan organic .
Karakteristik sungai yang diamati adalah karakteristik saluran sungai yang ada di wilayah penelitian. Pengamatan karakteristik sungai ini menentukan kekasaran
manning saluran pada Tabel 1, konduktivitas hidroulik efektif tanah pada saluran pada Tabel 2.
20
Tabel 1. Karakteristik saluran terbuka untuk menentukan nilai kekasaran manning berdasarkan Chow 1959.
No Karakteristik Saluran
Nilai Kekasaran Manning Rata-rata
Range 1.
Sudah dikeruk atau digali a
Terpelihara, lurus dan seragam
0.025 0.016-0.023
b Terpelihara, berkelok dan
tidak seragam 0.035
0.023-0.05 c
Tidak terpelihara dan banyak tanaman liar
0.075 0.04-0.14
2. a
Sedikit tanaman dan berbatu
0.05 0.025-0.065
b Banyak pohon dan berbatu
0.1 0.05-0.15
Sumber : Neitsch et al, 2005
Tabel 2. Konduktivitas hidrolik efektif tanah pada saluran terbuka berdasarkan Lane
1983 No
Material Dasar Karakteristik Material
Dasar Konduktivitas
Hidrolik mmjam
1 Kecepatan kehilangan
sangat cepat Tidak ada kerikil dan pasir
dengan ukuran besar 127
2 Kecepatan kehilangan
cepat Sedikit mengandung krikil
dan pasir 51-127
3 Kecepatan kehilangan
rendah Campuran krikil dan pasir
dengan kandungan liat- debu sedang
6-25
4 Kecepatan kehilangan
rendah Campuran krikil dan pasir
dengan kandungan liat- debu tinggi
0.025-2.5
Sumber : Neitsch et al, 2005
3.3.2 Pemasukan data