PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Lahan merupakan sumberdaya alam yang sangat penting dalam kehidupan manusia karena digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya vink 1975.
Penggunaan lahan oleh manusia berhubungan dengan kegiatan konsumsi perumahan dan rekreasi dan kegiatan produksi pertanian. Kebutuhan manusia akan terus
meningkat karena jumlah penduduk yang terus meningkat dari tahun ke tahun Hardjowigeno Widiatmaka 2007; Sitorus 2004a.
Peningkatan kebutuhan manusia akan lahan menyebabkan semakin terbatasnya ketersediaan lahan saat ini Hardjowigeno Widiatmaka 2007. Keterbatasan tersebut
menyebabkan terjadinya perubahan penggunaan lahan dengan intensitas yang lebih tinggi, yang sering tidak mengikuti konsep pengelolaanpenggunaan lahan berdasarkan
konservasi tanah dan air. Perubahan penggunaan lahan khususnya daerah terbangun mengalami peningkatan yang pesat sehingga beberapa kegiatan akan bergeser ke daerah
pinggiran Rosnila 2005. Dengan demikian maka terjadilah pergeseran fungsi kawasan pinggiran, yang tadinya kawasan hutan merupakan daerah resapan air dan pertanian
berubah fungsi menjadi kawasan perumahan, industri dan kegiatan non pertanian lainnya yang mempengaruhi kondisi tata air.
Hutan di DAS Citarum tinggal 9 dari luas wilayah DAS Puslitbang dan Jasa Tirta II 2003 sehingga menyebabkan aliran permukaan, sedimentasi dan pencucian
hara sangat tinggi. Dengan semakin berkurangnya daerah resapan air dapat menyebabkan terjadinya banjir dan kekeringan. Bencana banjir terjadi hampir setiap
tahun. Pada tahun 2008, 2009, dan 2011 bencana banjir terjadi di beberapa kecamatan di Kabupaten Bandung Baleendah, Cieanteung dan Andir dengan ketinggian muka air
mencapai 3 m. Alih fungsi lahan yang terjadi di DAS Citarum telah menyebabkan perubahan
karakteristik hidrologi dan apabila tidak dilakukan perbaikan maka akan mengakibatkan hilangnya sumber air yang pontensial di masa yang akan datang. Oleh karena itu, perlu
adanya suatu pengelolaan DAS yang baik yang dapat menjamin terjaganya distribusi air sepanjang tahun dan dapat meminimalkan terjadinya peningkatan aliran permukaan.
2
Pengelolaan DAS yang baik adalah pengelolaan yang memperhatikan berbagai aspek yang terkait di dalamnya baik aspek sosial, ekonomi maupun fisik. Dari aspek
fisik, perlu adanya pengawasan terhadap perubahan penggunaan lahan sehingga dapat mengontrol perubahan aliran air dan meminimalkan kerusakan tanah Pawitan, 2006.
Model hidrologi dapat digunakan untuk mengkaji perubahan penggunaan lahan terhadap karakteristik hidrologi. Salah satu model yang dapat digunakan adalah model
SWAT Soil and Water Assesment Tools. SWAT merupakan dasar kelanjutan dari model hidrologi dikembangkan untuk memprediksi pengaruh manajemen lahan pada
air, sedimen, dan lahan kimia pertanian yang masuk ke sungai atau badan air pada suatu DAS yang kompleks dengan tanah, penggunaan tanah dan pengelolaannya bermacam-
macam sepanjang waktu yang lama Neitsch et al. 2005.
1.2 Perumusan Masalah