Pengaruh Perubahan Lahan terhadap Karakteristik Hidrologi

11 dalam memenuhi kebutuhannya pada sebidang lahan yang spesifik seperti konversi hutan menjadi areal perkebunan atau konversi lahan sawah menjadi tempat pemukiman. Perubahan penggunaan lahan akan mengubah karakteristik aliran sungai, jumlah aliran permukaan, kualitas air dan sifat hidrologi daerah yang bersangkutan Leopold Dunne di dalam Sudadi et al., 1991.

2.4. Pengaruh Perubahan Lahan terhadap Karakteristik Hidrologi

Perubahan penggunaan lahan, dilihat dari aspek hidrologi, berpengaruh langsung terhadap karakteristik penutupan lahan sehingga akan mempengaruhi sistem tata air DAS. Fenomena ini ditunjukan oleh karakteristik hidrologi DAS yang dapat dikenali melalui produksi air, erosi dan sedimen Seyhan, 1999. Perubahan penggunaan lahan, dari lahan kawasan hutan yang memiliki penutup tanah mulsa menjadi lahan pertanian maupun pemukiman menyebabkan hilangnya vegetasi permukaan dan berkurangnya daerah yang dapat meresapkan air. Dengan demikian, peresapan air ke dalam tanah infiltrasi menjadi rendah sehingga simpanan air bawah tanah berkurang yang dapat menyebabkan terjadinya kekeringan di musim kemarau Sinukaban, 2007b. Disisi lain, hal tersebut menyebabkan terjadinya kelebihan air di permukaan pada musim hujan. Harto 2000 juga menyatakan pengaruh perubahan penggunaan lahan paling besar terjadi distribusi hujan menjadi aliran permukaan yang selanjutnya akan mengubah aliran sungai. Menurut Asdak 2004, perubahan sifat aliran sungai adalah peningkatan koefisien aliran permukaan yaitu terjadinya peningkatan jumlah air hujan yang menjadi aliran permukaan sehingga meningkatkan debit sungai. Peningkatan debit puncak akan merubah pula bentuk hidrograf secara drastis dalam waktu yang relatif singkat. Puslitbangtanak dan Jasa Tirta 2002 melakukan penelitian untuk melihat pengaruh perubahan penggunaan lahan terhadap debit puncak aliran permukaan. Perubahan penggunaan lahan dari tahun 1994 sampai 1997 memberikan dampak terhadap peningkatan debit puncak aliran permukaan yaitu sebesar 3,188 m 3 detik hingga 8,03 m 3 Perubahan respon hidrologi akibat perubahan penggunaan lahan juga dapat dilihat dari rasio antara debit maksimum dan debit minimum suatu sungai Prastowo, 2003. Rasio ini digunakan sebagai indikator apakah suatu DAS telah mengalami detik. 12 kerusakan atau tidak. Apabila fluktuasi debit maksimum dan minimum tinggi, berarti pada musim hujan terjadi hujan dengan intensitas yang tinggi sehingga menyebabkan meningkatnya aliran permukaan dan musim kemarau hujan turun dengan intensitas yang rendah. Dengan demikian dapat diartikan bahwa DAS mengalami kerusakan fungsi hidrologi dan telah terjadinya degradasi kualitas DAS. Hal ini dikarenakan tingginya aliran permukaan juga akan meningkatkan jumlah erosi dan sedimen yang terangkut bersama aliran permukaan Asdak, 2004.

2.5. Model Hidrologi DAS