Analisis Biji dan Minyak Jarak Pagar

17

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Biji dan Minyak Jarak Pagar

Biji jarak pagar yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari PT. Wellable Indonesia di daerah Lampung. Analisis biji jarak dilakukan untuk mengetahui kondisi awal bahan baku serta karakteristik sifat fisikokimia yang digunakan dalam penelitian. Analisis bahan awal meliputi kadar air dan kadar minyak. Hasil analisis terhadap bahan baku biji jarak pagar dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Hasil analisis biji jarak pagar Analisis Nilai Kadar Air 9.73 Kadar Minyak 40.55 Berdasarkan hasil analisis kadar air pada Tabel 5 dapat dilihat bahwa biji jarak pagar mengandung kadar air sebanyak 9.73. Nilai tersebut lebih tinggi bila dibandingkan dengan literatur, yakni 3.1-5.8 menurut Gubitz et al. 1999 serta kadar air 5 menurut Peace dan Aladesanmi 2008, dan 5.77 Winkler et al. 1997. Kadar air biji jarak pagar didapatkan dengan pengujian metode oven basis basah. Biji jarak pagar dengan kandungan kadar air yang cukup tinggi ini tidak diberikan perlakuan untuk mengurangi kadar airnya, tetapi langsung diekstraksi untuk mendapatkan minyak jarak. Ekstraksi yang dilakukan adalah menggunakan mesin pres ulir screw press. Kadar minyak biji jarak pagar didapatkan melalui pengukuran menggunakan ekstraksi pelarut soxhlet. Kadar minyak yang diperoleh sebesar 40.55, hal ini tidak berbeda jauh dengan beberapa sumber yang menyebutkan kadar minyak biji jarak pagar berkisar antara 30-50 Hambali et al. 2006. Kadar minyak yang cukup tinggi tersebut menunjukkan bahwa jarak pagar sangat potensial untuk dikembangkan sebagai sumber minyak nabati dalam produksi surfaktan Methyl Ester Sulfonate Acid MESA. Namun, kadar minyak yang tinggi tersebut tidak sepenuhnya dapat diekstraksi dengan baik, karena masih terdapat minyak yang tertinggal dalam bungkil dan kotoran yang mengendap sebagai hasil samping pengepresan. Tahapan selanjutnya setelah dilakukan analisis proksimat biji jarak pagar adalah ekstraksi pengepresan biji jarak pagar untuk memperoleh minyak jarak. Pengepresan dilakukan dengan tiga kali ulangan menggunakan mesin screw press untuk mendapatkan hasil minyak jarak yang maksimal. Pada Gambar 12 ditunjukkan mesin screw press yang digunakan. Gambar 12. Mesin screw press biji jarak pagar 18 Minyak jarak yang dihasilkan dari proses pengepresan kemudian diendapkan beberapa jam untuk memisahkannya dengan ampas atau kotoran yang tidak larut dalam minyak fat insoluble. Secara alami akan terbentuk dua lapisan pada saat pemisahan, yaitu minyak di bagian atas, sedangkan ampas akan mengendap di bagian bawah. Cara pemisahan yang sederhana tersebut membuat cukup banyak minyak yang bercampur dan tertinggal di dalam ampas, sehingga tidak semua minyak hasil pengepresan dapat digunakan sepenuhnya untuk membuat metil ester pada tahap selanjutnya. Minyak jarak hasil pengepresan dan telah terpisah dari pengotor kemudian dianalisis sifat fisikokimianya. Analisis sifat fisikokimia dari minyak jarak pagar kasar sebelum diolah menjadi metil ester. Analisis yang dilakukan meliputi kadar abu, FFA, bilangan asam, bilangan iod, bilangan penyabunan, dan densitas. Hasil analisis minyak jarak pagar dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Hasil analisis minyak jarak pagar Analisis Satuan Nilai FFA 32.09 Bilangan Asam mg KOHg lemak 63.85 Kadar Abu 0.0020 Densitas grml 0.9131 Bilangan Iod mg iodg lemak 98.29 Bilangan Penyabunan mg KOHg lemak 197.60 Minyak jarak pagar yang dihasilkan memiliki nilai persentase FFA asam lemak bebas dan bilangan asam yang tinggi, yakni berturut-turut sebesar 32.09 dan 63.85 mg KOHg lemak. Tingginya nilai FFA dan bilangan asam ini dapat dikarenakan oleh lamanya penyimpanan yang dialami biji jarak pagar. Dalam proses penyimpanan ini biji jarak pagar dapat mengalami proses hidrolisis karena adanya kandungan air dan enzim lipase sehingga dapat memecah trigliserida menjadi asam lemak bebas. Terbentuknya asam lemak bebas tersebut maka akan meningkatkan jumlah asam lemak dalam minyak yang terhitung sebagai bilangan asam. Asam lemak bebas yang terdapat di dalam minyak jarak dapat membentuk sabun yang mengganggu proses pemisahan antara gliserol dan metil ester serta menurunkan rendemen metil ester yang dihasilkan, sehingga mengharuskan minyak jarak melalui proses esterifikasi terlebih dulu sebelum proses transesterifikasi. Hasil analisis terhadap densitas minyak jarak pagar sebesar 0.91311 grml menunjukkan nilai yang tidak berbeda jauh dengan analisa yang dilakukan oleh Peace dan Aladesanmi 2008 sebesar 0.911 grml. Nilai bilangan iod minyak jarak pagar yang didapat sebesar 98.29 mg iodg lemak. Nilai tersebut sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan literatur yaitu sebesar 96.5 mg iodg lemak Hambali et al. 2006. Bilangan iod menunjukkan banyaknya gram iodine yang terserap oleh 100 gram minyak atau lemak. Tinggi atau rendahnya bilangan iod tergantung pada asam lemak penyusunnya. Besarnya jumlah iod yang diserap menunjukkan banyaknya ikatan rangkap tidak jenuh Ketaren 1986. Lebih lanjut Sinaga 2006 menjelaskan bahwa jenis asam lemak dominan pada minyak jarak adalah asam lemak oleat dan linoleat yang merupakan asam lemak tidak jenuh. Karakteristik bilangan penyabunan minyak jarak pagar hasil pengujian sebesar 197.6 mg KOHg lemak, yang menunjukkan nilai lebih kecil dibandingkan pengujian yang dilakukan Peace dan Aladesanmi 2008 yaitu sebesar 198.5 mg KOHg lemak. Bilangan penyabunan merupakan 19 miligram kalium hidroksida KOH yang diperlukan untuk menyabunkan 1 gram lemak atau minyak pada kondisi tertentu.

4.2 Analisis Metil Ester Jarak Pagar