Netralisasi MESA HASIL DAN PEMBAHASAN

28 Dari Tabel 12 dapat dilihat bahwa lama reaksi memberikan pengaruh positif terhadap kadar bahan aktif MESA. Kadar bahan aktif yang semakin tinggi menunjukkan bahwa molekul surfaktan yang terbentuk semakin banyak. Menurut Syam et al. 2009 lama reaksi memberikan pengaruh pada reaksi karena memberikan peluang pencampuran dan pelarutan. Semakin banyak molekul SO 3 yang terlarut, maka semakin tinggi pula reaksi dengan metil ester akibatnya adalah semakin banyak surfaktan yang terbentuk. Untuk mengetahui pengaruh suhu dan lama aging terhadap kadar bahan aktif MESA dilakukan analisis ragam dengan tingkat kepercayaan 95 α = 0.05. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa suhu dan lama aging serta interaksi keduanya tidak memberikan pengaruh nyata terhadap kadar bahan aktif MESA. Hasil analisis ragam pengaruh suhu dan lama aging terhadap bahan aktif MESA dapat dilihat pada Lampiran 10.

4.5 Netralisasi MESA

Produk MESA kemudian dinetralisasi dengan NaOH 50 untuk menghasilkan MES, selain itu juga karena asam pada MESA bersifat tidak stabil sehingga harus dinetralkan. Tahapan netralisasi dilakukan dengan titrasi menggunakan larutan NaOH 50. Titik akhir titrasi ditentukan dengan adanya perubahan warna MESA dari hitam menjadi coklat dan indikator kertas pH menunjukkan warna pH netral antara 6-8. Pada titik tersebut artinya MESA telah berubah menjadi MES karena telah berada pada kondisi netral. Apabila netralisasi tidak dilakukan maka MESA akan menjadi kental dan cenderung memadat tanpa dipanaskan. Ketika proses netralisasi harus dihindarkan pada pH yang ekstrim dalam netralisasi untuk menghindari hidrolisis MES menjadi disalt. Menurut Roberts et al. 2008 pada pH 3-9.5 hidrolisis berlangsung lambat, sementara pH MESA hasil penelitian rata-rata berkisar pada pH 1-2 sehingga memungkinkan terjadi hidrolisis asam yang akan merubah gugus COOCH 3 pada MES menjadi COOH. Sementara jika pH terlalu alkali melebihi 9.5 maka hidrolisis merubah COOCH 3 pada MES menjadi COONa. Nilai pH MES yang disyaratkan oleh Chemiton dan Ballestra yaitu pada kisaran 6-8. Hasil pengukuran nilai pH MES yang dilakukan pada penelitian ini berada pada kisaran 6.34-7.09. Gambar 15 merupakan grafik hasil pengukuran nilai pH MES. Gambar 15. Grafik nilai pH MES Untuk mengetahui pengaruh suhu dan lama aging terhadap nilai pH MES dilakukan analisis ragam dengan tingk at kepercayaan 95 α = 0.05. Analisis ragam yang dilakukan 29 menunjukkan bahwa perlakuan suhu dan lama aging serta interaksi keduanya tidak berpengaruh nyata terhadap nilai pH MES. Hasil analisis ragam selengkapnya disajikan pada Lampiran 11. Selain nilai pH, analisis MES juga dilakukan pada bilangan iod. Bilangan iod MES berada pada kisaran 22.06-38.91 mg iodg MES. Dari Tabel 13 dapat dilihat data hasil pengukuran bilangan iod MES. Tabel 13. Hasil analisis suhu dan lama aging terhadap bilangan iod MES Perlakuan Bilangan Iod mg iodg MES Suhu o C Lama Aging menit 80 30 37.47 45 25.65 60 23.89 100 30 36.86 45 34.01 60 30.27 120 30 38.91 45 23.53 60 22.06 Untuk mengetahui pengaruh suhu dan lama aging terhadap nilai bilangan iod MES, s elanjutnya dilakukan analisis ragam dengan tingkat kepercayaan 95 α = 0.05. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa faktor suhu dan lama aging berpengaruh nyata terhadap bilangan iod MES, namun interaksi keduanya tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata. Data bilangan iod MES dan hasil analisis ragam bilangan iod MES disajikan pada Lampiran 12. Hasil Uji Duncan menunjukkan bahwa bilangan iod MES pada lama aging 30 menit berbeda nyata dengan bilangan iod pada perlakuan lama aging 45 dan 60 menit. Adapun bilangan iod hasil uji Duncan pada faktor suhu 100 o C berbeda nyata dengan bilangan iod pada faktor suhu 80 o C dan 120 o C. Hasil Uji Duncan faktor perlakuan lama aging terhadap bilangan iod MES dapat dilihat pada Lampiran 12d. Produk MES yang dihasilkan juga diukur kadar bahan aktifnya. Kadar bahan aktif MES pasca aging berkisar antara 5.91 – 15.51, dan data kadar bahan aktif MES selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 14 . Hasil analisis ragam dengan tingkat kepercayaan 95 α=0.05 menunjukkan bahwa suhu dan lama aging tidak berpengaruh nyata terhadap kadar bahan aktif MES. Hasil analisis ragam selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 13. 30 Tabel 14. Hasil analisis suhu dan lama aging terhadap bahan aktif MES Perlakuan Bahan Aktif Suhu o C Lama Aging menit 80 30 10.77 45 13.06 60 15.51 100 30 10.24 45 12.48 60 14.57 120 30 5.91 45 10.79 60 12.40 Pada Tabel 14 ditunjukkan bahwa pada suhu aging 80 o C, bahan aktif MES cenderung lebih tinggi dibandingkan pada suhu aging 100 o C maupun 120 o C. Hal ini diduga karena proses netralisasi mampu meningkatkan bahan aktif MES pada MESA pasca aging suhu 80 o C. Produk MESA dalam kondisi asam bersifat tidak stabil, netralisasi diperlukan untuk menghindari hidrolisis menjadi sulfonated fatty acid, demikian pula pada produk sulfatasi pada pH rendah dapat terkonversi menjadi asam sulfat dan unsulfatted fatty alcohol Foster dan Rollock 1997. Proses netralisasi itu sendiri bukan merupakan hal yang simpel seperti halnya netralisasi asam basa, namun perlu pengontrolan yang ketat terhadap pengadukan, penambahan bahan dan temperatur sehingga diperoleh MES dengan bahan aktif tinggi. Sedangkan dalam penelitian ini masih dalam taraf penetralan hingga pH 6-8, sehingga bahan aktif yang diperoleh masih jauh dari yang diharapkan. Menurut Hovda 1993 proses netralisasi sulfonic acid untuk menghasilkan MES dengan bahan aktif tinggi cukup sulit karena ketidakstabilan MES pada suhu dan pH tinggi. Penambahan metanol dapat mengurangi pembentukan disalt, namun apabila pH turun dibawah 6 maka efek penambahan metanol pun akan turun. Selain itu, penambahan metanol juga menyebabkan penurunan suhu sehingga efek metanol dalam menurunkan disalt turut berkurang. Pemilihan pH dan temperatur yang tepat hanya akan memerlukan metanol 20- 30 untuk proses netralisasi. 31

V. KESIMPULAN DAN SARAN