37
Lampiran 2. Prosedur Analisis Minyak Jarak Pagar a.
Kadar Abu SNI 01-2891-1992, Abu Total
Sampel  ditimbang  dengan  seksama  sebanyak  2 – 3 gram contoh ke dalam sebuah cawan
porselen atau platina  yang telah diketahui bobotnya. Untuk contoh cairan, sampel diuapkan di atas  penangas  air  sampai  kering.  Kemudian  diarangkan  di  atas  nyala  pembakar,  lalu  abukan
dalam  tanur  listrik  pada  suhu  maksimum  550
o
C  sampai  pengabuan  sempurna  sekali-kali  pintu tanur dibuka sedikit agar oksigen bisa masuk. Lalu dinginkan dalam desikator kemudian timbang
hingga diperoleh bobot tetap. Perhitungan:
Kadar Abu = W
1
– W
2
x 100 W
W  = bobot contoh sebelum diabukan gram W
1
= bobot contoh + cawan sesudah diabukan gram W
2
= bobot cawan kosong gram
b. Bilangan Iod AOAC, 1995
Contoh minyak yang telah disaring ditimbang sebanyak 0,5 gram di dalam erlenmeyer 250 ml,  lalu  dilarutkan  dengan  10  ml  kloroform  atau  tetraklorida  dan  ditambahkan  dengan  25  ml
pereaksi  hanus.  Semua  bahan  tersebut  dicampur  merata  dan  disimpan  di  dalam  ruangan  gelap selama  satu  jam.  Sebagian  iodium  akan  dibebaskan  dari  larutan.  Setelah  penyimpanan,  ke
dalamnya  ditambahkan  10  ml  larutan  KI  15.  Iod  yang  dibebaskan  kemudian  dititrasi  dengan larutan  Na
2
S
2
O
3
0,1  N  sampai  warna  biru  larutan  tidak  terlalu  pekat.  Selanjutnya  ditambahkan larutan kanji satu persen dan titrasi kembali sampai warna biru hilang. Blanko dibuat dengan cara
yang sama tanpa menggunakan minyak. Perhitungan:
B-S x N x 12,69 Bilangan Iod =
G Keterangan:
B = ml Na
2
S
2
O
3
blanko S
= ml Na
2
S
2
O
3
contoh N
= normalitas Na
2
S
2
O
3
G = berat contoh gram
12,69 = berat atom iod10
c. Bilangan Penyabunan
Sebanyak dua gram contoh ditimbang dan dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer 250 ml. Kemudian ditambahkan 25 ml KOH alkohol 0,5 N dengan menggunakan pipet dan beberapa butir
baut didih. Erlenmeyer  yang  berisi larutan dihubungkan dengan pendingin tegak dan dididihkan di  atas  penangas  air  atau  penangas  listrik  selama  satu  jam.  Lalu  ditambahkan  0,5
–  1  ml fenolftalein  ke  dalam  larutan  tersebut  dan  dititer  dengan  HCl  0,5  N  sampai  warna  indikator
berubah menjadi tidak berwarna. Lakukan juga untuk blanko.
38
Perhitungan: Bilangan Penyabunan = 56,1 x T x V
– V
1
m Keterangan:
V = volume HCl 0,5 N yang diperlukan pada peniteran blanko ml
V
1
= volume HCl 0,5 N yang diperlukan pada peniteran contoh ml M  = bobot contoh gram
d. Kadar Asam Lemak Bebas FFA
Panaskan  contoh  uji  pada  suhu  60
o
C  sampai  70
o
C,  aduk  hingga  homogen.  Timbang contoh uji sesuai tabel di bawah ini ke dalam erelnmeyer 250 ml.
Asam Lemak Bebas Berat Contoh ± 10 g
1,8 10 ± 0,02
1,8 – 6,9
5 ± 0,01 6,9
2,5 ± 0,01 Tambahkan  50  ml  pelarut  yang  sudah  dinetralkan.  Panaskan  di  atas  penangas  air  atau
pemanas dan atur suhunya pada 40
o
C sampai contoh minyak larut semuanya. Tambahkan larutan indikator  fenolftalein  sebanyak  1
– 2 tetes. Titrasi dengan larutan titar sambil digoyang-goyang hingga mencapai titik akhir yang ditandai dengan perubahan warna menjadi merah muda merah
jambu  yang  stabil  untuk  minimal  selama  30  detik.  Catat  penggunaan  ml  larutan  titar.  Lakukan analisa sekurang-kurangnya duplo, perbedaan antara kedua hasil uji tidak boleh melebihi 0,05.
Persentase  asam  lemak  dihitung  sebagai  asam  palmitat  berdasarkan  rumus  di  bawah  ini dan dinyatakan dalam 2 desimal.
Asam Lemak Bebas = 25,6 x N x V  x 100 W
Keterangan: V = Volume larutan titar yang digunakan ml
N = Normalitas larutan titar W = Berat contoh uji gram
25,6  adalah  konstanta  untuk  menghitung  kadar  asam  lemak  bebas  sebagai  asam palmitat
e. Pengukuran densitas bobot jenis berdasar SNI 01-2891-1992