Keuangan dan Perekonomian Daerah

Buku Putih Sanitasi Kab Muna II - 13

2.3. Keuangan dan Perekonomian Daerah

Birokrasi dalam melaksanakan urusan pemerintahan daerah secara umum berperan menjalankan 3 tiga fungsi utama, yaitu: fungsi pelayanan, fungsi pembangunan dan fungsi pemerintahan umum. Fungsi pelayanan berhubungan dengan unit organisasi pemerintahan yang pada hakikatnya merupakan bagian atau berhubungan dengan masyarakat. Fungsi utamanya adalah pelayanan publik public service langsung kepada masyarakat. Fungsi pembangunan berhubungan dengan organisasi pemerintah yang menjalankan salah satu urusan pemerintahan daerah guna mencapai tujuan pembangunan. Fungsi pokoknya adalah Development function atau adaptive function. Fungsi ketiga adalah pemerintah umum yang berhubungan dengan rangkaian organisasi pemerintahan yang menjalankan tugas-tugas pemerintahan umum termasuk memelihara ketertiban dan keamanan. Fungsinya lebih kepada fungsi pengaturan regulative function. Guna melaksanakan ketiga fungsi utama tersebut secara optimal diperlukan dukungan anggaran yang memadai yang tertuang dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD untuk melaksanakan semua urusan pemerintahan daerah yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah Kabupaten Muna. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD merupakan rencana keuangan tahunan Pemerintah Daerah yang menggambarkan semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan Daerah dalam kurun waktu satu tahun. APBD selain itu juga merupakan instrumen dalam rangka mewujudkan pelayanan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Berkaitan dengan hal tersebut maka pengalokasian anggaran belanja yang secara rutin merupakan kebutuhan dalam rangka pelaksanaan setiap urusan pemerintahan daerah menjadi tolok ukur bagi tercapainya kesinambungan serta konsistensi pembangunan daerah secara keseluruhan menuju tercapainya sasaran yang telah disepakati bersama. Penerimaan daerah terdiri dari pendapatan daerah dan penerimaan pembiayaan daerah.Pendapatan daerah merupakan perkiraan yang terukur secara rasional yang dapat dicapai untuk setiap sumber pendapatan.Penerimaan pembiayaan adalah semua penerimaan yang perlu dibayar kembali baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun berikutnya. Struktur APBD merupakan satu kesatuan terdiri dari: a. pendapatan daerah; b. belanja daerah; dan c. pembiayaan daerah. Struktur APBD diklasifikasikan menurut urusan pemerintahan daerah dan organisasi yang bertanggung jawab melaksanakan urusan pemerintahan tersebut sesuai dengan peraturan perundang- undangan.Klasifikasi APBD menurut urusan pemerintahan dan organisasi dapat disesuaikan dengan kebutuhan berdasarkan ketentuan yang ditetapkan dengan peraturan perundang-undangan. Pendapatan daerah meliputi semua penerimaan uang melalui rekening kas umum daerah, yang menambah ekuitas dana, merupakan hak daerah dalam satu tahun anggaran dan tidak perlu dibayar kembali oleh daerah. Pendapatan daerah dikelompokan atas: a. pendapatan asli daerah; b. dana perimbangan; dan c. lain-lain pendapatan daerah yang sah. Dari sudut biaya pembangunan yang dilaksanakan di Kabupaten Muna, perlu dilihat kemampuan Kabupaten Muna dalam membiayai belanja pembangunan.Ralisasi Anggaran Pendapatan Buku Putih Sanitasi Kab Muna II - 14 dan Belanja Daerah APBD Kabupaten Muna dalam 5 tahun terakhir dapat di Lihat pada table 2.5 dibawah ini. Dari tabel di bawah ini dapat dilihat bahwa jumlah pendapatan Kabupaten Muna dari tahun ke tahun mengalami peningkatan dengan pertumbuhan rata-rata 13,04 pertahun. Terutama di poin Lain- Lain Pendapatan yang sah mengalami peningkatan dari tahun 2008 sampai tahun 2012 yaitu sebesar 73,87. Pendapatan dari dana perimbangan juga masih tergolong besar, ini menunjukkan bahwa Kabupaten Muna masih membutuhkan dana bantuan dari pusat APBN untuk membiayai pembangunannya. Sedangkan dari sisi pembelanjaan juga setiap tahunnya mengalami peningkatan yaitu sebesar 10,76 belanja tidak langsung memiliki peningkatan yang cukup tinggi dibandingkan dengan belanja langsung yaitu sebesar 13,22. Pada tabel 2.7 menggambarkan sisi belanja sanitasi di Kabupaten Muna dalam 5 tahun terakhir mengalami peningkatan yang cukup besar yaitu 45,54. Hal ini menunjukkan bahwa pembangunan bidang sanitasi mendapatkan perhatian yang cukup baik dari pemerintah Kabupaten Muna.Untuk jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.7 dibawah ini. Pada table 2.7 juga dapat dilihat bahwa alokasi belanja di APBD Kabupaten Muna masih didominasi oleh belanja gaji. Besarnya Belanja gaji berkisar antar 50-60. Kondisi ini mengakibatkan beban pembiayaan pada sektor infrastruktur menjadi sedikit berkurang. Namun demikian Pemerintah Daerah berupaya meningkatkan sektor belanja modal khususnya sektor infrastruktur, melalui kebijakan penurunan angka penerimaan PNS. Sejalan dengan hal tersebut juga saat ini Pemerintah Pusat tidak memberikan alokasi penerimaan PNS bagi daer- daerah yang memiliki alokasi Belanja Pegawai masih 50 termasuk untuk Kabupaten Muna. Pada sektor Pendapatan Asli Daerah, pemerintah Kabupaten Muna secara bertahap meningkatkan pendapatan asli daerah melalui penerapan UU Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak dan Retribusi Daerah. Selama ini pungutan Daerah yang berupa Pajak dan Retribusi diatur dengan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000. Sesuai dengan Undang-Undang tersebut, Daerah diberi kewenangan untuk memungut 11 sebelas jenis Pajak, yaitu 4 empat jenis Pajak provinsi dan 7 tujuh jenis Pajak kabupatenkota. Selain itu, kabupatenkota juga masih diberi kewenangan untuk menetapkan jenis Pajak lain sepanjang memenuhi kriteria yang ditetapkan dalam Undang-Undang. Undang-Undang tersebut juga mengatur tarif pajak maksimum untuk kesebelas jenis Pajak tersebut. Terkait dengan Retribusi, Undang- Undang tersebut hanya mengatur prinsip-prinsip dalam menetapkan jenis Retribusi yang dapat dipungut Daerah. kabupatenkota diberi kewenangan untuk menetapkan jenis Retribusi selain yang ditetapkan dalam peraturan pemerintah. Selanjutnya, peraturan pemerintah menetapkan lebih rinci ketentuan mengenai objek, subjek, dan dasar pengenaan dari 11 sebelas jenis Pajak tersebut dan menetapkan 27 dua puluh tujuh jenis Retribusi yang dapat dipungut oleh Daerah. Hasil penerimaan Pajak dan Retribusi diakui belum memadai dan memiliki peranan yang relatif kecil terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD khususnya bagi daerah kabupaten dan kota. Sebagian besar pengeluaran APBD dibiayai dana alokasi dari pusat. Dalam banyak hal, dana alokasi dari pusat tidak sepenuhnya dapat diharapkan menutup seluruh kebutuhan pengeluaran Daerah. Oleh karena itu, pemberian peluang untuk mengenakan pungutan baru yang semula diharapkan dapat meningkatkan penerimaan Daerah, dalam kenyataannya tidak banyak diharapkan dapat menutupi kekurangan kebutuhan pengeluaran tersebut. Buku Putih Sanitasi Kab Muna II - 15 Tabel 2.7.Rekapitulasi realisasi APBD Kabupaten Muna Tahun 2008-2012 No Realisasi Anggaran Tahun Rata-Rata Pertumbuhan 2008 2009 2010 2011 2012 A Pendapatan a.1 + a.2 + a.3 486,539,882,374 576,043,518,409 558,390,283,298 685,811,570,572 781,796,243,983 13.04

a.1 Pendapatan Asli Daerah PAD