Jumlah Penduduk Rencana Sistem Perkotaan

Buku Putih Sanitasi Kab Muna II - 17 Tabel 2.9. Belanja Sanitasi Per Kapita Kabupaten Muna Tahun 2008-2012 Sumber : Realisasi APBD tahun 2008-2012, diolah Biaya belanja sanitasi Kabupaten Muna setiap tahunnya mengalami peningkatan dengan pertumbuhan rata-rata 45,54. Hal ini menunjukkan perhatian pemerintah daerah Kabupaten Muna terhadap perbaikan kualitas kesehatan masyarakat semakin tinggi. Sedangkan struktur ekonomi Kabupaten Muna pada lima tahun terakhir mengalami penurunan. Pada tahun 2008 Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Muna mencapai 7.76. Namun Pada Tahun 2012 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Muna hanya mencapai 7.46. Menurunnya angka pertumbuhan ekonomi Kabupaten Muna jika dibandingkan pada Tahun 2008 karena pada Tahun 2012 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Muna disokong secara dominan oleh sektor pertanian, sedangkan pada Tahun 2008 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Muna disokong oleh sektor kehutanan. Pada Tahun 2008, pengolahan Kayu Jati di Kabupaten Muna mengalami peningkatan yang signifikan dengan banyaknya izin yang diterbitkan oleh Dinas Kehutanan Kabupaten Muna. Tabel 2.10. Peta Perekonomian Kabupaten Muna Tahun 2008-2012 Deskripsi Tahun 2008 2009 2010 2011 2012 PDRB harga konstan struktur perekonomian Rp. 966,291,250,000 1,041,771,560,000 2,083,880,570,000 2,419,107,800,000 2,611,837,800,000 Pendapatan Perkapita Kabupaten Muna Rp. 3,927,949 4,192,898 4,053,800 4,849,340 5,297,000 Pertumbuhan Ekonomi 7.76 7.81 6.78 7.14 7.46 Sumber : BPS Kabupaten Muna 2013 Uraian Tahun Rata-Rata Pertumbuhan 2008 2009 2010 2011 2012 Total Belanja Sanitasi KabupatenKota 1,731,786,800 846,980,000 2,290,348,330 2,637,524,654 3,894,809,500

45.54 Jumlah Penduduk

257,104 262,677 268,277 273,616 279,471 2.11 Belanja Sanitasi Perkapita 1 2 6735.74 3224.42 8537.25 9639.51 13936.36 42.53 Buku Putih Sanitasi Kab Muna II - 18

2.4 Tata Ruang Wilayah

Arahan Struktur Ruang wilayah Kabupaten Muna berdasarkan hasil revisi secara administratif terdiri dari 33 wilayah Kecamatan yang menyebar pada 2 dua wilayah daratan kepulauan yaitu Pulau Muna dan sebagian Pulau Buton terdiri dari 4 Wilayah Pembangunan yang terdiri dari : 1. Wilayah Pengembangan I meliputi Kecamatan Katobu, Lohia, Duruka, Batalaiworu, Watopute, Kontunaga, Napabalano, Lasalepa serta 1 satu Kecamatan pemekaran yaitu Kecamatan Towea Kecamatan Induk Napabalano dengan Pusat Pengembangan di Kecamatan Lasalepa. 2. Wilayah Pengembangan II meliputi Kecamatan Tikep, Kecamatan Tiworo Tengah, Kecamatan Sawerigadi, Kecamatan Kusambi, Kecamatan Maginti, Kecamatan Barangka , Kecamatan Lawa, Kecamatan Napano Kusambi Kecamatan Induk Napabalano dan Kusambi, Kecamatan Tiworo Utara Kecamatan Induk Tikep dan Tiworo Tengah, Kecamatan Tiworo Selatan Kecamatan Induk Maginti, Wadaga Kecamatan Induk Lawa dengan Pusat Pengembangan di Kecamatan Lawa. 3. Wilayah Pengembangan III meliputi Kecamatan Kabawo, Kecamatan Kabangka, Kecamatan Parigi, Kecamatan Bone, Kecamatan Tongkuno, Kecamatan Marobo Kecamatan Induk Bone, Kecamatan Tongkuno Selatan Kecamatan Induk Tongkuno, Kecamatan Wadaga Kecamatan Induk Kabangka dan Kabawo dengan Pusat Pengembangan di Kecamatan Tongkuno. 4. Wilayah Pengembangan IV meliputi Kecamatan Maligano, Wakorumba Selatan dan Pasir putih serta 2 dua kecamatan hasil pemekaran yaitu Batukara dan Pasikolaga dengan Pusat Pengembangan di Kecamatan Wakorumba Selatan.

2.4.1 Rencana Sistem Perkotaan Wilayah Kabupaten Muna

a. Rencana Sistem Perkotaan

Kriteria umum untuk kawasan permukiman kota adalah memperhatikan perkembangan pembangunan permukiman perkotaan baru, memperhitungkan daya tampung perkembangan penduduk dan fasilitas atau prasarana yang dibutuhkan,mempertimbangkanusaha-usaha atau kebijaksanaan yang ada, khususnya tata ruang kota, mengalihkan penggunaan pertanian lahan kering yang berada terjepit di sekitar permukiman perkotaan yang ada menjadi permukiman perkotaan. Kawasan permukiman perkotaan utama yang ditetapkan adalah pada pusat-pusat Wilayah Pengembangan Pembangunan yang termasuk kedalam wilayah perkotaan ibukota Kabupaten Muna. Selain itu kawasan permukiman kota potensial lainnya adalah seluruh wilayah pengembangan Ibukota Kecamatan IKK sebanyak 33 Kecamatan. Kebijaksanaan permukiman kota sebagai tempat pemusatan penduduk, beserta peningkatan penyediaan sarana dan prasarana sebagai penunjangnya, yang meliputi:  Penyediaan sarana pelayanan umum dan fasilitas sosial ekonomi.  Penyediaan Ruang Terbuka Hijau yang bersifat Privat dan Publik. Penentuan RTH Privat sebesar 10 dari Ruang Perkotaan Terbangu dan RTH Publik seluas 20 dari pemanfaatan ruang perkotaan terbuka. lihat acuan RTH berdasarkan Peraturan Menteri PU No.05PRTM2008 tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan RTH di Kawasan Buku Putih Sanitasi Kab Muna II - 19 perkotaan sebagai juklak dari Undang-undang no.26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang pasal 29 sampai pasal 31  Meningkatkan efisiensi penggunaan ruang melalui upaya penyusunan rencana kota bagi kota-kota yang belum memiliki RUTRK ataupun revisi rencana kota bagi kota-kota yang telah memiliki RUTRK.  Menyiapkan lahan potensial baru untuk pembangunan rumah alternative yang bersifat vertical seperti Pembangunan Rumah Susun Hak Milik Rusunami atau Rumah Susun Sewa Rusunawa bagi masyarakat berpenghasilan rendah.  Menyiapkan lahan baru bagi kegiatan permukiman skala besar atau kota baru bagi daerah yang berdekatan dengan pusat pengembangan industri Industnal Estate, seperti Pengembangan Kota Terpadu Mandiri.  Meningkatkan penyediaan sarana dan prasarana bagi kegiatan permukiman untuk memudahkan pergerakan penduduknya dan menunjang aktivitas ekonomi yang ada. Rencana perkotaan yang yang masuk dalam rencana pengembangan perkotaan di Kabupaten Muna adalah pengembangan kawasan permukiman Unit PermukimanTransmigrasi atau PermukimanTransmigrasi yang sudah diserahkan dimana pembangunan dan pengembangannya dirancang menjadi pusat pertumbuhan yang mempunyai fungsi perkotaan melalui pengelolaan sumberdaya alam yang berkelanjutan. Kota Terpadu Mandiri ini merupakan konsep pengembangan permukiman transmigrasi yang mengacu pada Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 214 tahun 2007. KTM KANTISAdiKabupaten Munaterletak di Kecamatan Tiworo Kepulauan, Kecamatan Tiworo Tengah, Kecamatan Sawerigadi. Kecamatan Kabangka, Kecamatan Kusambi. KTM Kantisa mempunyai Pusat Pengembangan Ekonomi dengan luas sekitar 120 Ha dan direncanakan dilengkapi dengan fasilitas penunjang sepertiPusat Kegiatan Ekonomi Wilayah; Pusat Kegiatan Industri Pengolahan Hasil; Pusat Pelayanan Jasa Perdagangan; Pusat Pelayanan Kesehatan; Pusat Pendidikan dan Pelatihan; Sarana Pemerintahan; Fasilitas Umum dan Sosial. Pusat-pusat kegiatan perkotaan di Kabupaten Muna adalah sebagai berikut : 1. Pusat Kegiatan Wilayah PKWterdapat di Raha Kecamatan Katobu sebagai ibukota kabupaten; 2. Pusat Kegiatan Lokal Promosi PKLP meliputi Wakuru di Kecamatan Tongkuno; Pure di Kecamatan Wakorumba Selatan; dan Tampo di Kecamatan Napabalano. 3. Pusat Pelayanan Kawasan PPKterdiri atas Bonea di Kecamatan Lasalepa; Wapae di Kecamatan Tiworo Tengah; Lasehao di Kecamatan Kabawo; Lambubalano di Kecamatan Lawa; Oensuli di Kecamatan Kabangka; Pola di Kecamatan Pasir Putih; dan Barangka di Kecamatan Barangka.

b. Rencana Sistem Pedesaan