Sempadan Sungai BAB II Gambaran Umum Wilayah Revisi 2

Buku Putih Sanitasi Kab Muna II - 20 pengembangan kegiatan budidaya pertanian di sekitarnya. Secara umumlokasi kawasan permukiman desa tersebar secara acak dan merata diseluruh wilayah Kabupaten Muna mengikuti sumber produksi masyarakat setempat. Status kawasan permukiman desa adalah desa rural atau desa yang memiliki karakter atau ciri pedesaan yang masih kuat. Kebijaksanaan pengembangan kawasan permukiman pedesaandi Kabupaten Muna adalah :  Mengembangkan desa-desa maju sebagai pusat pemukiman perdesaan,  Meningkatkan ketersediaan dan pelayanan fasilitas sosial ekonomi,  Meningkatkan aksesibilitas wilayah dengan pembangunan infrastrukturjalan dan komunikasi,  Integrasi dengan daerah kota yang berdekatan, baik dalam pelayanan, produksi, dan distribusi. Khusus perkampungan-perkampungan pedesaan pada kawasan yang rawan terhadap bencana longsoran perlu relokasi penduduk. Untuk pusat kegiatan pedesaan di Kabupaten Muna terdiri atas kawasan yang meliputi Lohiadi Kecamatan Lohia; Wapunto diKecamatan Duruka; Wali diKecamatan Watupute;Laiworu diKecamatan Batalaiworu; Liabalano diKecamatan Kontunaga; Kambara diKecamatan Tiworo Kepulauan; Kampobalano diKecamatan Sawerigadi; Konawe diKecamatan Kusambi; Pajala diKecamatan Maginti; Lawama di Kecamatan Tongkuno Selatan; Wasolangka diKecamatan Parigi; Bonekancitala diKecamatan Bone; Maligano diKecamatan Maligano; Marobo di Kecamatan Marobo; Bahutara di Kecamatan Kontu Kowuna; Kasimpajaya di Kecamatan Tiworo Selatan; Tondasi di Kecamatan Tiworo Utara; Lailangga di Kecamatan Wadaga; Lahaji di Kecamatan Napano Kusambi; Moasi di Kecamatan Towea; Lambelu di Kecamatan Pasi Kolaga; dan Lano Bake di Kecamatan Batukara.

2.4.2. Rencana Kawasan Lindung Kabupaten Muna

Rencana pola ruang wilayah kabupaten merupakan rencana distribusi peruntukan ruang dalam wilayah kabupaten yang meliputi rencana peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan rencana peruntukan ruang untuk fungsi budidaya.Rencana pola pemanfaatan ruang Kabupaten Muna meliputi rencana pola pemanfaatan kawasan lindung dan rencana pola pemanfaatan kawasan budidaya.

a. Sempadan Sungai

Sempadan sungai adalah kawasan sepanjang kiri sungai, termasuk sungai buatankanalsaluran irigasi primer, yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi sungai. Perlindungan terhadap sempadan sungai dilakukan untuk melindungi sungai dari kegiatan manusia yang dapat mengganggu dan merusak kualitas air sungai, kondisi fisik pinggir dan dasar sungai serta mengamankan aliran sungai. Kawasan sempadan sungai di Kabupaten Muna yang ditetapkan terutama berlokasi di sepanjang aliran sungai-sungai besar seperti : 1. Sungai Tiworo Kambara sepanjang 13 Km dengan luas Daerah Aliran Sungai seluas 189,58 Km 2 dengan debit normal 7,480 m 3 detik. 2. Sungai Kancitala sepanjang 9,5 Km dengan luas Daerah Aliran Sungai 67 Km 2 dan debit normal 0,854 m 3 detik. Buku Putih Sanitasi Kab Muna II - 21 3. Sungai Katangana di Kecamatan Tikep sepanjang 12 Km dengan luas Daerah Aliran Sungai 114,58 Km 2 dan debit air 1,850 m 3 detik. 4. Sungai Lambiku di Kecamatan Napabalano sepanjang 24 Km dengan luas Daerah Aliran Sungai 41 Km 2 dengan debit nosmal 2,102 m 3 detik. 5. Sungai Lanoumba di Kecamatan Kusambi dengan debit air 400 literdetik. 6. Sungai Kabangka Balano di Kecamatan Kabawo bagian hulu debit air 400 literdetik. Luas keseluruhan kawasan sempadan sungai adalah 8.409,32 Ha. Kebijaksanaan penunjang pengamanan sempadan sungai antara lain:  Pencegahan dilakukannya kegiatan budidaya baru di sepanjang sungai yang dapat mengganggu ataupun merusak kualitas air, kondisi fisik dan dasar sungai serta alirannya.  Pengendalian kegiatan yang telah ada di sekitar sungai.  Melindungi sungai dari kegiatan manusia yang dapat mengganggu dan merusak kualitas air sungai, kondisi fisik pinggir sungai dan dasar sungai serta mengamankan aliran sungai.  Pada lingkungan permukimandaerah terbangun di kawasan sempadan sungai dapat dibangun jalur jalan lingkungan dengan lebar jalan 10-15 meter, diambil dari tepi paling luar dengan syarat tidak boleh didirikan tempat pemberhentian. Pembangunan Talud di tikungan-tikungan sungai.  Dapat ditanami tumbuhan besar sebagai barier, yaitu pohon, penahan kelongsoran tanah.  Dapat dikembangkan sebagai kawasan perkebunan dengan mempertimbangkan, bahwa tanaman yang dikembangkan tidak mengganggumerusak air sungai serta mampu menjaga kondisi pingiran sungai.  Pada kawasan sekitar sungai dapat dikembangkan sebagai kawasan persawahan, dengan syarat tidak mengganggumerusak air sungai serta mampu menjaga kondisi pinggiran, dasar dan aliran sungai. Oleh karena itu dalam pengembangannya perlu mempertimbangkan faktor- faktor ketinggian tempat, kelerengan, dan kedalaman efektif lapisan tanah. Tujuan ditetapkan kawasan sempadan sungai adalah melindungi sungai dari kegiatan manusia yang dapat menggangu dan merusak kualitas air sungai, kondisi fisik pinggir dan dasar sungai, serta mengamankan aliran sungai. Kriteria kawasan sempadan sungai adalah sekurang- kurangnya atau sesuai peraturan yang berlaku :  ฀ 100 meter kiri – kanan sungai besar dan 50 meter di kiri – kanan anak sungai yang berada di luar permukiman  50 kiri – kanan sungai besar dan 25 meter kiri kanan anak sungai bila berada di area permukiman Sesuai Keppres Nomor 32 Tahun 1990, pada sepanjang sungai – sungai tersebut perlu ditetapkan sebagai kawasan sempadan sungai di wilayah permukiman berupa daerah sepanjang sungai yang diperkirakan cukup untuk dibangun jalan inspeksi.

b. Sempadan Pantai