Kawasan Rawan Gelombang Pasang dan Abrasi dan Rawan Banjir

Buku Putih Sanitasi Kab Muna II - 24 Berdasarkan data curah hujan menunjukan bahwa musim penghujan terjadi pada bulan November hingga Maret dengan curah hujan rata-rata bulanan sebesar 356 mmbulan, musim kemarau terjadi terjadi pada bulan April hingga Oktober. Untuk itu pada musim hujan diharapkan masyarakat meningkatkan kewaspadaan.  Pengaruh Penggunaan Lahan Pengaruh penggunaan lahan yang dapat menyebabkan terjadinya gerakan tanah adalah lahan untuk tegalan dan hutan terutama pada daerah-daerah berkemiringan lereng terjal hingga sangat terjal dan tanah pelapukan tipis 1,5 meter.  Strategi Penataan Ruang pada Kawasan Rawan Gerakan Tanah: 1. Menghindari aktifitas permukiman pada kawasan rawan gerakan tanah. 2. Menghindari aktivitas penambangan galian C pada kawasan rawan longsor, karena dapat memperparah kerusakan lingkungan dan membahayakan penambangnya.

b. Kawasan Rawan Gelombang Pasang dan Abrasi dan Rawan Banjir

Kawasan rawan gelombang pasang biasanya terjadi pada wilayah pesisir pantai, kawasan rawan gelombang pasang di Kabupaten Muna terdapat pada pesisir barat Kabupaten Muna meliputi Kecamatan Napabalano Kusambi, Kusambi, Sawerigadi, Tiworo Kepulauan, Tiworo Utara, Tiworo Tengah, Tiworo Selatan, Maginti, Kabangka, Kabawo, Parigi dan Marobo. Kemudian Abrasi yang terjadi akibat gelombang dan arus laut yang menabrak garis pantai.Abrasi dapat diakibatkan oleh kondisi alamiah, misalnya terjadinya kenaikan muka air laut yang bersifat global.Abrasi juga dapat terjadi akibat perubahan arus laut sepanjang pantai karena aktifitas manusia mengubah morfologi pantai seperti reklamasi, pembuatan pelabuhan besar, pengerukan dan penggalian bahan galian golongan C di tepi pantai. Strategi Penataan Ruang pada Kawasan Rawan Bencana Abrasi : a. Menghindari aktivitas pengerukan dan penggalian bahan galian golongan C di tepi pantai; dan b. Membuat pemecah gelombang pada kawasan yang rawan abrasi. Kawasan yang rentan mengalami bencana abrasi di Kabupaten Muna ditemukan di kawasan pesisir pantai Pulau Muna dan Pulau Buton serta kepulauan Tiworo dan Napabalano. Sedangkan wilayah yang berpotensi terjadinya banjir merupakan daerah dataran rendah yang berdekatan dengan daerah aliran sungai.Banjir umumnya terjadi pada waktu musim hujan, dimana internsitas hujan cukup tinggi dan kondisi sungai tidak mampu menampung air yang cukup besar sehingga luapan air sungai mengenang beberapa persawahan dan pemukiman. Pada daerah penyelidikan kemungkinan untuk terjadi banjir bandang dapat saja terjadi mengingat daerah-daerah pemukiman menempati dataran sempit pesisir pantai berbatasan langsung dengan pegunungan yang berlereng terjal. Strategi Penataan Ruang pada Kawasan Rawan Bencana Banjir : 1. Normalisasi sungai pada sekitar kawasan yang rawan banjir dan disekitar muara sungai; dan 2. Membatasi permukiman yang menempati dataran sempit pesisir pantai yang berbatasan langsung dengan pegunungan yang berlereng terjal. Di Kabupaten Muna wilayah yang rentan terhadap banjir terdapat di Kecamatan Katobu yaitu di Kelurahan Wamponiki dan Kelurahan Raha II. Buku Putih Sanitasi Kab Muna II - 25 Peta.2.3. Peta Pusat Layanan Kabupaten Muna Sumber : RTRW Kabupaten Muna 2011 Buku Putih Sanitasi Kab Muna II - 26 Peta.2.4. Peta Pola Ruang Kabupaten Muna Sumber: RTRW Kabupaten Muna 2011 Buku Putih Sanitasi Kab Muna II - 27

2.5 Sosial dan Budaya