BAB I
PENGERTIAN DAN KONSEP DASAR ANTROPOLOGI
A. Arti Ilmu Antropologi
Berasal dari bahasa Yunani, antropos → manusia logos   → studi.
Ilmu yang mempelajari tentang manusia, dalam artian khusus, yaitu menyoroti segala jenis manusia dalam semua zaman, mulai dari manusia yang ada lebih dari sejuta tahun yang
lalu sampai zaman sekarang, melalui pendekatan perbandingan dan historis dari kebudayaan di seluruh dunia, yang pernah didiami manusia. Segi yang menonjol dari ilmu antropologi
ialah pendekatan secara menyeluruh holistik bukan terkhusus atomistik.
Istilah  Antropologi   sering   dicampuradukkan   dengan   beberapa   istilah   yang   sekilas memang   mirip,   namun   jika   dipelajari   lebih   mendalam,   memiliki   perbedaan   maksud   dan
pengertiannya. Istilah-istilah tersebut antara lain :
1. Etnografi : pelukisan atau tentang bangsa-bangsa
Tentang masyarakat dan kebudayaan suku-suku bangsa di luar Eropa dan bagian dari ilmu antropologi yang bersifat deskriptif.
2. Etnologi : ilmu bangsa-bangsa
Telah lama dipakai sejak permulaan masa terjadinya antropologi dan khusus mempelajari masalah-masalah yang berhubungan dengan sejarah perkembangan kebudayaan manusia.
3. Volkerkunde : ilmu bangsa-bangsa
Dipergunakan terutama di Eropa Tengah sampai sekarang.
4. Kulturkunde : ilmu kebudayaan
Pernah dipakai sarjana dari Jerman, L. Frobenius dan guru besar Univesitas Indonesia C.J. Held.
5. Antropologi : ilmu tentang manusia
Istilah yang sangat tua. Dalam arti lain ilmu tentang ciri-ciri tubuh manusia.
6. Kultural Antropologi
Terutama diapakai di Amerika. Dalam arti luas yang tidak mempelajari manusia dari sudut fisiknya,   lawan   daripada   physical   anthropology.   Sekarang   dipakai   secara   resmi   oleh
Universitas Indonesia menjadi “antropologi budaya”.
7. Antropologi Sosial
Dipakai di Inggris untuk menyebut antropologi dalam fase ketiganya, sebagai lawan etnologi.
B. Ruang Lingkup Antropologi
Meliputi   semua   manusia   dan   gejala   kebudayaan,   termasuk   proses   yang mengakibatkan   timbulnya   fenomena   dan   berbagai   bentuk   persamaan   dan
perbedaan.Perbedaan itu disebabkan tujuan penelitian yang berbeda-beda. Misalnya, menulis tentang sekelompok manusia, seorang ahli antropologi akan menggambarkan; bagian sejarah
daerah manusia, pola pemukiman, system politik dan ekonomi, agama, kesenian, bahasa, dan sebagainya.
Segi   yang   menonjol   dari   ilmu   antropologi   ialah   pendekatan   holistikYaitu   sebuah pendekatan dalam antropologi yang melihat keadaan-keadaan dan individu-individu secara
utuh. Jadi, pokok kajiannya, baik sebuah organisasi atau individu, tidak akan disederhanakan kepada variabel yang telah ditata atau sebuah hipotesa yang telah direncanakan sebelumnya,
tetapi akan dilihat sebagai bagian dari suatu yang utuh.
1. Sejarah Perkembangan Antropologi a. Fase I sebelum 1800
Awalnya   ditandai   oleh   himpunan-himpunan   besar   berupa   kitab-kitabkisah perjalanan, dan catatan-catatan orang Eropa yang mengunjungi Afrika, Asia pada
umumnya,  dan  Indonesia   pada  khususnya.  Himpunan-himpunan   besar   tersebut oleh Koentjaraningrat dibagi menjadi 5 golongan pengarang, yaitu:
1. Karangan-karangan para musafir
2. Karangan-karangan para pendeta nasrani 3. Karangan-karangan para pegawai kolonialbahasa
4. Karangan-karangan para penyelidik alam 5. Karangan-karangan para pegawai pemerintah jajahan
Kelima golongan karangan diatas biasanya merupakan hasil dari pengalaman hubungan   nyata   dengan   bangsa-bangsa   pemangku   kebudayaan   itu.   Namun
biasanya karangan-karangan ini juga tak luput dari kelemahan, diantaranya: a. Susunan keterangan yang tidak urut
b. Hanya mencatat hal-hal yang tampak aneh dan hal-hal yang berbeda dengan adat istiadat pengarangnya.
c. Hanya mencatat unsur-unsur kebudayaan yang tampak saja. d. Sering   kurang   detail   menjelaskan   tentang   lokasi   spesifiknya   di   daerah
bersangkutan.
b. Fase II sekitar tahun 1850 Tahun 1870, seorang sarjana Belanda bernama G.A.Wilken, mengembangkan
teori   evolusionisme   terutama   untuk   menyelidiki   kebudayaan   dan   masyarakat Indonesia. Secara garis besarnya teori-teori Wilken dapat digolongkan menjadi 5
golongan, yaitu: 1. Evolusi Masyarakat Manusia
2. Animisme, teori ini dianut sendiri oleh Wilken 3. Totemisme
4. Dasar-dasar upacara berkorban 5. Asal dari adat mutilasi potong rambut bayi, memasah gigi, dll
c. Fase III sekitar tahun 1900
Pada   masa   ini,   negara-negara   penjajah   dari   Eropa   mulai   memiliki   daerah jajahan   di  Afrika   dan  Asia.   Maka   pada   saat   itu,   antropologi   merupakan   ilmu
penting   untuk   mempelajari   bangsa-bangsa   di   luar   Eropa.   Antropologi   juga menjadi   ilmu   yang   praktis   untuk     kepentingan   kolonial   dalam   mempelajari
masyarakat dan kebudayaan di luar Eropa Penguasaan daerah jajahan ini berarti: a. Adanya   hubungan   langsung   antara   pihak   penjajah   dan   pihak   masyarakat
terjajah b. Pemerintah penjajah memerlukan keterangan-keterangan tentang kebudayaan
dan masyarakat bangsa terjajah Sekitar   tahun   1919,   para   antropolog   mulai   meyelidiki   aktivitet   kebudayaan
masyarakat di luar Eropa, misalnya aktivitet hukum. d. Fase IV setelah tahun 1930
Pada   fase   ini,   Ilmu   Antropologi   bermaksud   menyelidiki   sebanyak   mungkin tentang   masyarakat   manusia,   dan   untuk   mengetahui   kelakuan   manusia   pada
umumnya. Adanya perluasan penyelidikan ilmu antropologi pada fase ke IV ini, berarti:
1. Pertambahan bahan pengetahuan
2. Kemajuan metode-metode ilmiahnya
Perubahan-perubahan   dalam   ilmu   antropologi   ini   disebabkan   oleh   dua   aspek, yaitu:
1. Aspek timbulnya antipati terhadap kolonialisme, gejala ini jelas sekali terlihat
sesudah perang dunia ke II 2. Cepat hilangnya bangsa-bangsa primitif
Tujuan   antropologi  pada   fase  ke  IV  ini,  mencapai   perkembangan  yang  paling penting, juga telah mencapai pengertian dalam segi-segi:
1. Sejarah   terjadinya,   dan   perkembangan   makhluk   manusia   sebagai   makhluk
biologi 2. Sejarah dan persebaran kebudayaan-kebudayaan
3.
Dasar-dasar   dari   kebudayaan   yang   hidup   dalam   kenyataan   masyarakat- masyarakat suku-suku bangsa di dunia ini.
2. Aliran-aliran Antropologi
Bahwa   tujuan   ruang   lingkupnya   masih   merupakan   suatu   kompleks   masalah   yang sampai sekarang masih menjadi pokok perbedaan paham antara berbagai aliran yang ada
dalam lingkungan ahli antropolgi sendiri.
Digolongkan berdasarkan atas berbagai universitas di beberapa negara dimana ilmu antropologi berkembang.
a. Amerika Serikat Telah   berkembang   seluas-luasnya   dan   berkembang   cepat   sebagai   ilmu.   Berbagai
spesialisasi yang telah dikembangkan khusus untuk mencapai pengertian tentang dasar-dasar dari   aneka   warna   bentuk   masyarakat   dan   kebudayaan   manusia   yang   tampak   pada   masa
sekarang ini.
b. Inggris Mula-mula   antropologi   untuk   keperluan   pemerintah   jajahannya,   lalu   setelahnya
memperhatikan   berbagai   masalah   yang   lebih   luas   mengenai   dasar-dasar   masyarakat   dan kebudayaan manusia pada umumnya.
c. Eropa Tengah seperti Jerman, Austria dan Swis Masih bertujuan mempelajari bangsa-bangsa di luar Eropa untuk mencapai pengertian
tentang sejarah penyebaran dari kebudayaan-kebudayaan dari seluruh umat manusia di muka bumi ini. Jadi sifat antropologinya masih seperti berada pada fase keduanya.
d. Eropa Utara, di negara-negara Skandinavia
Sebagian   bersifat   akademikal   seperti   di   Jerman   dan  Austria.   Keistimewaan   yang mereka   pelajari   terletak   pada   hasil-hasil   penelitian   mereka   terhadap   suku-suku   bangsa
Eskimo.
e. Uni Soviet Ilmu antropologinya berdasarkan konsep K. Marx dan F. Engels mengenai tingkat-
tingkat evolusi masyarakat. Menunjukkan bidang yang praktis, yakni melakukan kegiatan besar   dalam   hal   mengumpulkan   bahan   tentang     aneka   warna   bentuk   masyarakat   dan
kebudayaan   dari   suku-suku   bangsa   yang   merupakan   penduduk   wilayah   Uni   Soviet. Dipergunakan sebagai alat untuk mengembangkan saling pengertian antara suku-suku bangsa
yang beraneka itu. Menimbulkan buku-buku ikhtisar tentang kebudayaan suku-suku bangsa penduduk pribumi di benua-benua lain di muka bumi, yang mereka beri judul “Narody Mira”
Bangsa-bangsa di Dunia.
f. Negara-negara bekas jajahan Inggris, terutama di India Ilmu praktis dalam hal mencapai pengertian soal kehidupan masyarakat di India yang
menunjukkan suatu aneka warna yang sangat besar di berbagai tempat dalam wilayahnya yang luas itu. Suatu hal yang menarik bahwa di India, antropologi dan sosiologi bukan dua
ilmu yang berbeda lagi.
g. Indonesia Mengombinasikan   unsur-unsur   dari   berbagai   aliran   dari   antropologi   yang   paling
cocok. Menurut Kuncoroningrat, kita dapat dengan mudah mengombinasikan berbagai unsur dari berbagai aliran ilmu antropologi yang telah berkembang di negara-negara lain. Contoh
dari Amerika ; penggunaan antropologi sebagai suatu ilmu praktis untuk mengumpulkan data tentang kehidupan masyarakat dan kebudayaan dari berbagai suku bangsa yang berbeda-beda
yang   kemudian   kita   pamerkan   sehingga   demikian   timbul   suatu   saling   pengertian   antara berbagai suku-bangsa itu. Atau dalam hal perencanaan pembangunan nasional yang dapat kita
contoh dari India.
C. Objek dan Pembagian Antropologi
Menurut Ralph Linton, pembagian antropologi : a. Studi tentang asal mula manusia
b. Studi klasifikasi dari varietas manusia c. Penyelidikan atas kehidupan bangsa primitif
Menurut Prof. Kuncoroningrat, pembagian antropologi : a. Sejarah perkembangan manusia sebagai makhluk biologis.
b.   Sejarah   terjadinya   aneka   warna   makhluk   manusia   dipandang   dari   sudut   ciri-ciri tubuhnya.
c. Masalah asal, perkembangan dan penyebaran aneka bahasa. d. Perkembangan, persebaran kebudayaan di dunia.
e.Asas asas kebudayaan manusia dalam masyarakat Timbul bagian bagian ilmu antropologi, yaitu sebagai berikut :
1. Paleoantropologi
Merupakan   ilmu   bagian   yang   meneliti   asal   usul   dan   evolusi   makhluk   dengan menggunakan bahan penelitian sia-sia tubuh yang telah membantu, atau fosil-fosil manusia
dari zaman dahulu dengan metode penggalian.
2. Antropologi Fisik
Ilmu tentang sejarah terjadinya aneka warna makhluk hidup dipandang dari sudut ciri- ciri   tubuhnya,   contoh:   warna   kulit,   bentuk   rambut,   volume   tengkorak,   golongan   darah.
Mengelompokan atas ciri khusus ini kemudian memunculkan konsep tentang ‘ras’.
3. Etnolinguistik atau Antropologi Linguistik
Mempelajari   tentang   artikulasi   dan   fenomena   keragaman   manusia   dari   aspek keragaman   manusia  dari  aspek  bahasa,   tata   bahasa,  dan  ciri  bahasa   dari  manusia  selaku
pendukung kebudayaan.
4. Prehistori
Mempelajari   tentang   sejarah   perkembangan   dan   penyebaran   semua   kebudayaan manusia di bumi sebelum dan setelah mengenal huruf
5. Etnologi
Merupakan  ilmu bagian  yang mencapai  pengertian  mengenai  azas- azas manusia, dengan   mempelajari   kebudayaan-kebudayaan   dalam   kehidupan   masyarakat   dari   sebanyak
mungkin   suku-bangsa   yang   tersebar   di     seluruh   muka   bumi.   Etnologi   mendeskripsikan bangsa dan dasar ras dan kebudayaan, menjelaskan tentang penyebarannya masa kini dan
masa  lampau  serta difusi  atau  penyebaran  kebudayaan  manusia. Terdapat 2 aliran kajian dalam etnologi:
a. Descriptive   integration,   mengolah   dan   mengintegrasikan   hasil   penelitian   dengan berbagai sub ilmu antropologi menjadi  satu hasil penelitian dan satu daerah tertentu
saja
b. Generalizing approach antropologi social, mengolah dan mengintegrasikan menjadi 1 hasil-hasil penelitian dari sebanyak mungkin daerah kemudian dicari persamaan dan
perbedaannya. Dicapai dengan metode – metode :
1. Metode   yang   menuju   arah   penelitian   mendalam   dan   bulat   dari   sejumlah masyarakat dan kebudayaan yang terbatas 3-5
2. Metode yang menuju arah perbandingan merata dari sejumlah unsur terbatas dalam masyarakat yang sebanyak mungkin 2-3 ratus atau lebih
Kedua metode tersebut saling membantu. Sekitar tahun 20-an berkembang ilmu etnopsikologi, dimana berkembanga penelitian-
penelitian antropologi yang analisanya menggunakan konsep-konsep psikologi, timbul karena perhatian terhadap 3 masalah :
a. Masalah kepribadian bangsa Timbul ketika hubungan antar bangsa-bangsa masih intensif, sesudah perang Dunia I,
dimana konsep dan istilah yang digunakan tidak cermat dan kasar. b. Masalah peranan individu dalam perubahan adat istiadat
Memperhatikan penyimpangan individu-individu terhadap apa yang lazim dilakukan oleh umum yang patuh terhadap adat, dipahami melalui ilmu psikologi
c. Masalah nilai universal dari konsep-konsep psikologi Konsep psikological masalah tersebut hanya berlaku untuk masyarakat Ero-Amerika,
hal ini berdasarkan penelitian antropolog dan ahli psikologi.
Spesialisasi Antropologi dikhususkan terhadap masalah masalah praktis dalam masyarakat : 1. Antropologi Ekonomi
Mempelajari masalah penghimpunan modal lokal, dan tenaga pribumi, sistem-sistem produksi dan pemasaran local.
2 .Antropologi Pembangunan Menggunakan   metode-metode,   konsep-konsep,   dan   teori-teori   antropologi,
mempelajari soal-soal yang bersangkutan dengan pembangunan masyarakt desa, sikap petani terhadap teknologi baru.
3. Antropologi Pendidikan Mempelajari masalah pendidikan di Negara berkembang.
4. Antropologi Kesehatan Mempelajari masalah konsepsi dan sikap penduduk desa tentang kesehatan.
5. Antropologi Penduduk Mempelajari laju kenaikan penduduk, ekspalosi penduduk dunia, masalah penduduk
dunia.
6. Antropologi Politik Mempelajari kejadian – kejadian dan gejala politik serta persaingan dan kerjasama
antara kekuatan partai-partai politk dalam Negara berkembang, sistem nilai dan norma politik yang dijalankan.
7. Antropologi untuk Psikiatri Mengenai latar belakang social- budaya dari penyakit-penyakit jiwa.
D.   Hubungan   antara   Ilmu   Antropologi   dan   Ilmu-ilmu   Sosial   dan Humanitas