SEJARAH KEBUDAYAAN ARTI KEBUDAYAAN

Jika tak demikian, tak dapatlah ada persesuaian yang sempurna ; tak dapatlah masyarakat itu menjadi pendukung sepenuhnya dari kebudayaannya, dan dapatlah kebudayaan itu menjadi milik sebenarnya dari masyarakatnya Perubahan kebudayaan itu diakibatkan dua macam sebab, ialah : - berasal dari dalam, yaitu masyarakat pendukungnya sendiri, tetapi tidak mengakibatkan perubahan seberapa besarnya karena kebudayaan itu selalu sesuai dan seimbang dengan masyarakatnya. – berasal dari luar, yaitu dari lingkungan masyarakat itu, yang menimbulkan gerak yang nyata, yang menimbulkan perubahan dan kemajuan kebudayaan dan bahkan mengakibatkan kegoncangan dalam persatuan masyarakat dan kebudayaan, ialah jika masyarakat menghadapi perubahan keadaan yang sangat besar dan mendadak. Ditambah dengan kenyataan bahwa manusia tak mungkin dapat melepaskan segala- galanya yang telah ia miliki sebagai kepandaiannya, maka di atas dasar kebudayaan lama itu dengan disertai berbagai perubahan dan tambahan tumbuhlah lambat laun kebudayaan baru melalui garis-garis baru, sesuai dengan permintaan jaman yang telah berganti itu. Sebab tumbangnya kebudayaan mungkin juga berasal dari alam atau kebudayaan lain. Pertemuan pendukung-pendukung kebudayaan, perhubungan secara langsung, bukanlah syarat mutlak untuk adanya pengaruh kebudayaan. Dapat juga pengaruh itu terjadi perantara. Bagaimanapun sifatnya, untuk perkembangan dan kemajuan kebudayaan hubunganlah yang menjadi faktor terutama lagi terpenting. Dan oleh karena itu manusia dapat memilih dan menentukan sendiri cara dan tempat hidupnya, maka kemungkinan bertemunya dengan kebudayaan, baik langsung maupun tidak, terbuka seluas-luasnya ; bahkan boleh dikata tak dapat terelakkan lagi. Maka dalam perjalanannya dari masa ke masa tak dapatlah mungkin bahwa sesuatu kebudayaan tetap saja seperti sediakala, luput dari sesuatu pengaruh dari luar. Maka, kekuatan kebudayaan itu sebenarnya terletak dalam kemampuannya untuk memasak dan mengolah segala pengaruh yang mengenainya menjadi milik sendiri dengan tidak mengacaukan sifat-sifat khusus yang menjadi pokoknya. Dengan demikian perkembangannya tetap dapat sesuai dengan kebutuhan serta permintaan masyarakatnya sesuatu waktu.

D. SEJARAH KEBUDAYAAN

Yang dipelajari sejarah kebudayaan adalah kebudayaan-kebudayaan di waktu lampau dalam pertumbuhan dan perkembangannya dari masa ke masa. Pengolahan anasir asing oleh kebudayaan yang terkena pengaruh menentukan corak baru dan perkembangan selanjutnya. Peninggalan kebudayaan terbagi menjadi dua, yaitu: a. Peninggalan kebudayaan kebendaan. Dapat langsung diteliti dan diselidiki. Dapat pula ditarik kesimpulan mengenai alam pikirannya yang menjadi dasar dan yang menggerakkan serta mendorong diciptanya benda-benda itu. b. Peninggalan kerohanian. Hanya dapat dimengerti jika kita berhubungan dengan para pemilik dan pendukungnya. Tidak ketinggalan pula peninggalan-peninggalan tertulis pun termasuk peninggalan kebudayaan kebendaan. Dari tulisan itu kita langsung dan lebih lengkap dapat mengerti harta kerohanian itu. Tulisan itu sesungguhnya tidak sudah dari semula ada melainkan ada saatnya tulisan itu mula-mula didapatkan. Dari latar belakang tersebut, dibuatlah dua pembagian besar, yaitu: 1. Zaman prasejarah. Permulaan adanya manusia dan kebudayaan-abad ke-5 Masehi. 2. Zaman Purba. Abad pertama tarikh Masehi-1500 M. 3. Zaman Madya. Menjelang akhir zaman Majapahit-akhir abad ke-19. 4. Zaman Baru modern. 1900 M-sekarang. Zaman yang keempat ini adalah masa yang kini sedang kita hadapi dan alami bersama. Oleh karena masih berjalannya masa ini, kebudayaan Indonesia modern belum mempunyai bentuk yang tertentu. Coraknya belum tegas. Dalam arti lain kebudayaan Indonesia modern masih dalam pembentukan. Proses pengindonesiaan yang sebenarnya kebudayaan kesatuan pun belum berakhir. BAB III KEBUDAYAAN

A. ARTI KEBUDAYAAN

Bahasa Jawa: kebudayan, dan artinya tidak begitu luas hanya sekitar kesenian saja. Dr.Soekmono: bud: sadar atau bangun, dengan demikian berarti hasil kebangunan manusia dalam arti kesadaran rohani Koentjaraningrat: buddhayah: budi atau akal, dengan demikian berarti hal yang bersangkutan dengan akal. Kebudayaan itu keseluruhan dari kelakuan dan hasil kelakuan manusia, yang teratur oleh tata kelakuan, yang harus didapatnya dengan belajar dan semuanya tersusun dalam kehidupan masyarakat. Ralph Linton: Kebudayaan sebagai warisan sosial. Ia membaginya menjadi dua bagian, yakni warisan umum dan warisan khusus. Bahasa Asing: kultur Bahasa Inggris: cultura Bahasa Latin: cole, cultura, agricultura Ada juga yang berpendapat bahwa kebudayaan itu adalah daya dari budi yang berupa cipta, karsa, dan rasa. Ketiga unsur dibawah ini secara bersamaan menentukan timbulnya suatu hasil kebudayaan. a. Cipta. Manusia ingin mengetahui dan menyadari segala rahasia yang dijumpai di dalam pengalamannya, baik lahir maupun batin. b. Karsa. Manusia ingin mengetahui segala asal-usul dari segala hal, sehingga menimbulkan berbagai perasaan dan pikiran yang tiada hentinya. Akhirnya timbul norma-norma keagamaan dan norma-norma kesusilaan. c. Rasa. Manusia ingin keindahan. Akhirnya timbul norma-norma keindahan atau estetika.

B. Unsur Kebudayaan