Dr.Soekmono: bud: sadar atau bangun, dengan demikian berarti hasil kebangunan manusia dalam arti kesadaran rohani
Koentjaraningrat: buddhayah: budi atau akal, dengan demikian berarti hal yang bersangkutan dengan akal. Kebudayaan itu keseluruhan dari kelakuan dan hasil kelakuan
manusia, yang teratur oleh tata kelakuan, yang harus didapatnya dengan belajar dan semuanya tersusun dalam kehidupan masyarakat.
Ralph Linton: Kebudayaan sebagai warisan sosial. Ia membaginya menjadi dua bagian, yakni warisan umum dan warisan khusus.
Bahasa Asing: kultur Bahasa Inggris: cultura
Bahasa Latin: cole, cultura, agricultura Ada juga yang berpendapat bahwa kebudayaan itu adalah daya dari budi yang berupa cipta,
karsa, dan rasa. Ketiga unsur dibawah ini secara bersamaan menentukan timbulnya suatu hasil kebudayaan.
a. Cipta. Manusia ingin mengetahui dan menyadari segala rahasia yang dijumpai di dalam pengalamannya, baik lahir maupun batin.
b. Karsa. Manusia ingin mengetahui segala asal-usul dari segala hal, sehingga menimbulkan berbagai perasaan dan pikiran yang tiada hentinya. Akhirnya timbul
norma-norma keagamaan dan norma-norma kesusilaan. c. Rasa. Manusia ingin keindahan. Akhirnya timbul norma-norma keindahan atau
estetika.
B. Unsur Kebudayaan
Ralph Linton membedakan adanya empat unsure kebudayaan, ialah : a. Unsur universal
Bersifat sama bagi setiap anggota masyarakat dewasa dan normal. Berupa ide, kebiasaan, tanggapan masyarakat.
Contoh: hubungan masyarakat, penggunaan bahasa, hokum kematian, pola pakaian.
b. Unsur Specialities
Hanya dinikmati oleh sebagian anggota masyarakat saja. Contoh: merakit robot, tukang kayu, dokter.
c. Unsur Alternatif Hanya dinikmati oleh individu tertentu, bahkan jarang sekali.
Contoh: melihat supranatural, mengobati penyakit, menunggang kuda. d. Individual Pecualiabities
Keistimewaan individu. Merupakan unsure yang membuat dinamika kebudayaan semakin berkembang.
Contoh: takut akan kucing, alergi suara keras, takut akan ketinggian.
C. Wujud Kebudayaan
Ralph Linton, wujud kebudayaan itu ada dua macam, yaitu wujud fisik dan wujud yang ada di luar jangkauan fisik.
Koentjaraningrat membagi wujud kebudayaan menjadi 3 kelompok, yaitu : 1. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks ide-ide, gagasan-gagasan dan nilai-nilai.
2. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitet kelakuan berpola dati manusia di dalam masyarakat.
3. Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia
D. Beberapa Anggapan Dasar Mengenai Kebudayaan
1. Kebudayaan dapat disesuaikan Kenyataan bahwa banyak kebudayaan bertahan dan malah berkembang menunjukkan
bahwa kebiasaan-kebiasaan yang dikembangkan oleh suatu mayarakat, disesuaikan dengan kebutuhan-kebutuhan tertentu dari lingkungannya, karena kalau sifat-sifat budaya tidak
disesuaikan kepada beberapa keadaan tertentu, kemungkinan masyarakat untuk bertahan akan berkurang. Tiap-tiap adat yang ketahanan suatu masyarakat dalam lingkungan tertentu
merupakan adat yang dapat disesuaikan.
2. Kebudayaan merupakan suatu integrasi Kebudayaan dikatakan merupakan suatu integrasi maksudnya adalah bahwa unsur-
unsur atau sifat-sifat yang terpadu menjadi suatu kebudayaan bukanlah sekumpulan kebiasaan-kebiasaan yang terkumpul secara asal-asalan saja. Satu alasan mengapa para ahli
antropologi menduga bahwa kebudayaan merupakan suatu integrasi kelihatannya adalah bahwa sifat itu dianggap bersumber pada sifat adaptif dari kebudayaan. Jika kebiasaan-
kebiasaan tertentu lebih adaptif dalam susunan tertentu, maka dapat diduga bahwa gumapalan unsur-unsur budaya itu akan ditemui dalam kaitan yang berhubungan bila ditempatakan
dalam keadaan yang bersamaan.
3. Kebudayaan selalu berubah Walaupun benar bahwa unsur-unsur dari suatu kebudayaan tidak dapat dimasukkan ke
dalam kebudayaan lain tanpa mengakibatkan sejumlah perubahan pada kebudayaan itu, kita harus mengingat, bahwa kebudayaan tidaklah bersifat statis ia selalu berubah.
Dalam setiap kebudayaan selalu ada suatu kebebasan tertentu pada para individu dan kebebasan individu memperkenalkan variasi dalam cara-cara berlaku dan variasi itu yang
pada akhirnya dapat menjadi milik bersama, dan dengan demikian di kemudian hari menjadi bagian dari kebudayaan.
F. Proses Terbentuknya Kebudayaan