2. Kesatuan Territorial kesatuan tunggal daerah Masyarakat territorial ini sedikitnya dapat dibedakan menjadi 2 tipe, yaitu :
a. Masyarakat desa b. Masyarakat lingkungan daerah
3. Kesatuan Sacraal kesatuan religius Anggota-anggotanya bersatu karena ikatan gaib, ikatan yang suci religius
Kesatuan totemistis Suatu kesatuan yang sifat gaibnya atau sucinya tampak lebih menonjol daripada sifat
genealogis dan territorialnya 4. Kesatuan Campuran
Dalam penggolongan-penggolongan seperti di atas itu tidaklah dapat diadakan pembatasan yang tegas. Mungkin sesuatu kesatuan genealogis sekaligus juga kesatuan territorial
genealogis territorial seperti desa di Jawa pada mulanya. Bahkan ada pula kesatuan yang meliputi ketiga-tiganya, baik genealogis, territorial dan sacraal seperti Uma di Mentawai.
5. KesatuanPenggolongan lain a. Penggolongan atas dasar proses pembentukan dan tujuan
1. Gemenschaft = peguyuban kesatuan kodrat, yaitu kesatuan sosial yang timbul secara kodrat alam natuur tidak atas kemauan para anggotanya. Solidaritasnya kuat sekali.
Misalnya, masyarakat primitif. 2. Gosellschaft = petembayan, yang terbentuk atas dasar kehendak dan perhitungan-
perhitungan manusia sendiri karena persamaan kepentingan tujuannya. Solodaritasnya tidak besar. Masyarakat semacam ini lekas terbentuk tetapi juga lekas pecah.
Misalnya, masyarakat modern.
b. Penggolongan berdasarkan sex kelamin, yaitu : 1. Golongan kaum lelaki
2. Golongan kaum wanita c. Penggolongan berdasarkan usia
1. Golongan kanak-kanak anak-anak kecil 2. Golongan anak yang agak besar
3. Golongan anak dewasa belum kawin 4. Golongan pemuda yang telah kawin
5. Golongan lanjut usia
C. SISTEM KEKELUARGAAN
a. Kekeluargaan Bilateral atau Parental. Siapa saja yang memiliki hubungan ikatan keturunan darah kelahiran dengan ibu atau dengan ayahnya, adalah termasuk anggota
keluarga besar. Ahli-ahli antropologi Inggris menamakannya “Joint Family”. Dianut oleh orang-orang Aceh, Riau, Melayu, Dayak,Sunda, Jawa,Madura, Bali, dan daerah-
daerah timur lain di Indonesia.
b. Kekeluargaan Unilateral. Hanya mereka yang memiliki hubungan ikatan keturunan darah kelahiran dengan pihak bapak disebut Unilateral Patrilineal atau pihak ibu
Unilateral Matrilineal saja.
BAB V
ANTROPOLOGI INDONESIA
A. Penduduk Indonesia Tertua dan Persebaran Bangsa-bangsa dalam Zaman Prehistori
1. Persebaran manusia dengan ciri-ciri Austro-Melanesoid Manusia dengan ciri-ciri Autro-Melanesoid ini merupakan nenek moyang dari
manusia Wajak. Bekas-bekas perkampungan yang dahulu sebagai tempat pemukiman meraka, oleh para ahli disebut abris sous roches. Ditemukan misalnya di daerah Teluk
McCluer dan Teluk Triton di bagian selatan dari kepala Cendawasih, Irian Jaya, tetapi juga di pulau-pulau disebelah barat Irian seperti Kep. Kai, Pulau Seram, dan Sulawesi Selatan.
2. Pengaruh ciri-ciri Mongoloid Melalui jalan yang sama seperti yang dilalui oleh orang-orang Austro-Melanosoid ke
arah barat dan utara, di mana orang-orang dengan ciri-ciri Mongoloid bercampur dengan orang-orang Austro-Melanosoid tadi.
3. Persebaran Bangsa-Bangsa Pembawa Kebudayaan Neolithik Gelombang persebaran manusia yang datang ke Indonesia sesudah kedua gelombang
persebaran terurai diatas, asal dari Benua Asia bagian Tennggara. Bentuk fisik dari orang- orang itu dapat diperkirakan mengandung banyak ciri-ciri Mongoloid. Adapun bahasa yang
mereka ucapkan adalah suatu bahasa yang merupakan induk keluarga-keluarga bahasa Kadai, sejumlah bahasa-bahasa Cina Selatan, di Hainan dan Taiwan, bahasa Cham di Vietnam
Tengah, dan bahasa-bahasa Austronesia di Samudra Indonesia dan Pasifik. Bahasa induk itu untuk mudahnya kita sebut saja bahasa Proto-Austronesia. Orang Proto-Austronesia ini
juga sudah mengenal kepandaian bercocok tanam. Sisa-sisa kapak lonjong serupa itu yang digunakan untuk melengkapi dalam berkecocok-tanaman tadi oleh para ahli prehistori disebut
Walzenbeil.
4. Persebaran Kepandaian Membuat Benda-Benda Perunggu di Indonesia Benda-benda tinggalan dari zaman Perunggu di Asia Tenggara untuk pertama kalinya
ditemukan di Dongson, di Vietnam Utara, dan berupa bekas-bekas kuburan yang berisi benda-benda dari perunggu serta besi. Di antara benda-benda itu ada : nekara genderang-
genderang perunggu, alat-alat berupa kapak perunggu, bejana-bejana perunggu, arca-arca, mata uang juga alat-alat besi.
B. PENGARUH CORAK-CORAK KEBUDAYAAN DALAM ABAD- ABAD HISTORI