pendekatan Individual Travel Cost Analysis yaitu untuk memperkirakan rata-rata kurva permintaan individu terhadap lokasi wisata, dalam hal ini pengunjung
dikelompokkan berdasarkan pengeluaran Iamtrakul dkk 2005. Perhitungan TCM atau nilai ekonomi wisata dalam bentuk rumus adalah sebagai berikut :
Keterangan : TC rata-rata
: Jumlah rata-rata total biaya yang dikeluarkan individu Rp N
: Jumlah kunjungan per tahun L
: Luas area Ha
3.4.2.2 Indeks kesesuaian wisata IKW
Analisis kesesuaian wilayah sebagai kawasan wisata peneluran penyu adalah analisis untuk mengetahui kecocokan dan kemampuan kawasan menyangga segala
aktivitas wisata. Seberapapun besarnya daya tarik dari suatu ekowisata tetap memiliki keterbatasan ekologis sehingga jumlah dan frekuensi wisatawan dalam
setiap kunjungan harus dibatasi sesuai dengan kemampuan ekologisnya. Sehingga analisis ini diperlukan agar pengembangan kawasan ekowisata agar tetap terkendali,
dan dapat memperkirakan dampak lingkungan sehingga tujuan wisata menjadi selaras. Indeks kesesuaian wisata untuk penyu dilihat dari beberapa aspek
diantaranya kemiringan pantai, jenis partikel, jenis vegetasi tumbuhan, lebar pantai peneluran, pasang surut air laut, cahaya lampu, dan jarak bangunan.
Perhitungan IKW dalam bentuk rumus adalah sebagai berikut Yulianda 2007 :
Keterangan : IKW
: Indeks Kesesuaian Wisata Ni
: Nilai parameter ke-i Bobot x Skor Nmaks : Nilai maksimum dari suatu kategori wisata bobot maks x skor maks
Tabel 4. Matriks kesesuaian lahan untuk wisata penyu kategori rekreasi
Parameter Satuan
Bobot Kategori
Skor
Kemiringan Pantai
o
5 S1
10 30 3
S2 3 9 ; 30 35
2 S3
3 ; 35 1
Ukuran Partikel ยต
5 S1
500 3
S2 500 1000
2 S3
1000 1
Vegetasi Tumbuhan 5
S1 Pandanus tectorius
3 S2
Spinifex littoreus, Vigna marina 2
S3 Ipomea pescaprae, Gynura procumbens
1 Lebar Pantai
m 5
S1 30 60
3 S2
60 2
S3 30
1 Cahaya Lampu
lux 3
S1 0 0,25
3 S2
0.26 1 2
S3 1
1 Jarak Bangunan
km 3
S1 1
3 S2
0,5 1 2
S3 0,5
1 Pasang Surut
cm 1
S1 30 80
3 S2
80 100 2
S3 100
1
Keterangan : N maks : 81
S1 : Sangat sesuai IKW 75 100
S2 : Sesuai IKW 50-75
S3 : Tidak sesuai IKW50
3.4.2.3 Daya dukung kawasan DDK
Analisis daya dukung kawasan ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan suatu kawasan peneluran penyu dapat menerima sejumlah wisata. Daya dukung
dapat diartikan sebagai intensitas penggunaan maksimum terhadap sumberdaya alam yang berlangsung secara terus menerus tanpa merusak alam. Perhitungan DDK
dalam bentuk rumus adalah sebagai berikut Yulianda, 2007 :
Keterangan : DDK
: Daya Dukung Kawasan K
: Potensi ekologis pengunjung per satuan unit area Lp
: Luas area atau panjang area yang dapat dimanfaatkan Lt
: Unit area untuk kategori tertentu Wt
: Waktu yang disediakan oleh pengelola Wp
: Waktu yang dihabiskan oleh pengunjung
3.4.3 Status pengelolaan habitat penyu