Daya Dukung Kawasan DDK

Keadaan habitat peneluran ini berbeda dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Segara 2008 pada musim barat di bulan Oktober 2008 dengan kemiringan pantai 27,06 , lebar pantai 62,25 m kemungkinan besar perbedaan ini terjadi karena telah terjadi erosi dan kenaikan air laut. Vegetasi yang dominan di Pantai Pangumbahan masih sama dengan penelitian penelitian sebelumnya yaitu Pandanus tectorius. Sedangkan untuk data pasang surut dalam penelitian ini menggunakan data sekunder hasil penelitian Segara 2008. Kesesuaian wisata ini harus tetap dijaga, apabila kesesuaian kawasan habitat penyu terus berkurang maka akan mengurangi jumlah penyu yang naik. Menurut pengelola dan beberapa masyarakat sekitar, pada tahun 1970 1990 penyu juga bertelur di Pantai Cibuaya dan Ujung Genteng, tetapi karena kondisi kedua pantai tersebut sudah tidak memenuhi kriteria pantai peneluran seperti banyaknya bangunan di pinggir pantai, lebar pantai yang semakin berkurang, dan banyaknya aktifitas manusia dipinggir pantai pada malam hari menyebabkan saat ini sudah tidak ada lagi penyu yang naik untuk bertelur. Kondisi habitat peneluran lain yang telah berubah ada pada Pantai Selatan Florida yang telah dibangun jalanan dekat dengan pinggir pantai dan adanya cahaya lampu jalan menyebabkan seekor penyu terbunuh terlindas kendaraan akibat salah mengorientasikan cahaya lampu. Selain itu, pada tahun 1989 hingga 1990 kurang lebih sebanyak 37.159 ekor penyu betina tidak jadi bertelur dan kembali kelaut akibat perubahan habitat pantai peneluran Witherington 1992.

4.4 Daya Dukung Kawasan DDK

Kawasan Pantai Pangumbahan memiliki kapasitas yang baik untuk mendukung kegiatan ekowisata penyu. Luas area Pantai Pangumbahan yang dapat dimanfaatkan Lp sepanjang 800 m, luas unit area untuk kegiatan ekowisata penyu Lt yang dibutuhkan untuk setiap orang 200 m, waktu yang disediakan oleh pengelola dibagi dengan waktu yang biasa digunakan oleh wisatawan dalam satu hari WtWp 2 jam, serta potensi ekologis pengunjung per satuan unit area K bernilai 1 orang. Daya dukung kawasan wisata yang dihitung berdasarkan panjang pantai yang sesuai dan dapat dimanfaatkan di Pantai Pangumbahan adalah 8 orang. Di Pantai Pangumbahan, setiap malamnya selalu ada wisatawan yang datang untuk melihat proses penyu bertelur tetapi belum ada batasan jumlah wisatawan yang sesuai dengan daya dukung kawasan. Setiap penyu yang naik untuk bertelur akan menarik banyak wisatawan yang datang untuk melihat proses tersebut. Terlalu banyaknya wisatawan yang melihat akan berdampak terhadap kondisi psikologis penyu. Menurut pengamatan peneliti selama penelitian pada saat musim liburan, wisatawan yang datang jumlahnya meningkat hingga mencapai 50 orang dalam satu malam Gambar 5a. Sedangkan, penyu yang naik untuk bertelur diluar musim puncak bertelur yang terjadi pada bulan Agustus-Desember hanya berjumlah 1 hingga 4 penyu pada setiap malam. Jika satu ekor penyu bertelur dan dilihat oleh terlalu banyaknya pengunjung maka penyu tersebut akan merasa terganggu saat bertelur dan merasa tidak nyaman untuk kembali ke lokasi peneluran semula untuk peneluran berikutnya. Solusi lain untuk mengatasi masalah ini diantaranya menkoordinasikan waktu wisatawan untuk melihat penyu bertelur, adanya pergantian kelompok pengunjung yang terdiri dari jumlah maksimum yang telah ditentukan 8 orang secara bergantian setiap 15 menit sekali. Ekowisata melihat penyu bertelur ini merupakan wisata yang ekslusif di beberapa negara yang sudah lebih dahulu mengembangkan ekowisata penyu. Pada pantai pulau Cape Verde setiap satu ekor penyu dapat dilihat oleh 6-16 orang wisatawan dengan luas keseluruhan kawasan 3500 Ha Anonim 2011b, di Playa Grande Marine Turtle National Park maksimum wisatawan 15 orang dengan luas keseluruhan kawasan 445 Ha Baker 2003 sedangkan di pantai taman nasional Levera jumlah wisatawan maksimum sebanyak 25 orang dengan luas keseluruhan kawasan 182 Ha Anonim 2007. Perbedaan jumlah wisata ini diduga karena adanya perbedaan luasan wilayah kawasan. Namun belum diketahui pasti berapa luasan yang dapat dibuka untuk kegiatan ekowisata pada kawasan kawasan tersebut. Pembatasan jumlah wisatawan untuk melihat penyu bertelur bertujuan untuk meminimalisir gangguan terhadap penyu, selain itu agar wisatawan merasakan kenyamanan saat melihat penyu bertelur sehingga tujuan dari ekowisata penyu yaitu dapat melihat lebih dekat cara penyu bertelur serta pengalaman dari melihat peneluran penyu untuk mendapatkan edukasi mengenai penyu, sehingga wisatawan dapat mengetahui ancaman dan gangguan bagi penyu yang diharapkan dapat mencegah penangkapan dan pemanfaatan penyu di masa yang akan datang akan sampai kepada wisatawan dengan baik.

4.5 Status Pengelolaan Habitat Penyu