4.2 Potensi Ekonomi Kawasan
4.2.1 Nilai ekonomi wisata
Pengeluaran wisatawan bervariasi tergantung jumlah anggota kelompok. Wisatawan mengeluarkan biaya untuk berwisata ke Pantai Pangumbahan dengan
jumlah minimum Rp. 140.000 hingga mencapai Rp. 1.205.000. Hasil dari pengambilan data melalui kuisioner kepada wisatawan menunjukan bahwa
wisatawan datang seorang diri maupun berkelompok 2-7 orang. Nilai yang tertinggi dikeluarkan oleh wisatawan dengan jumlah 7 orang per kelompok. Jumlah
rata-rata total biaya yang dikeluarkan oleh setiap individu TC rata-rata dalam berwisata melihat peneluran penyu di Pantai Pangumbahan sebesar Rp. 566.304.
Berdasarkan data dari laporan pengelola tahun 2011, terlihat bahwa jumlah pengunjung setiap tahun cenderung meningkat Tabel 7.
Tabel 7. Jumlah wisatawan di daerah peneluran penyu Pantai Pangumbahan DKP Kab. Sukabumi 2011
Tahun Jumlah Wisatawan
2008 1.415 orang
2009 13.176 orang
2010 16.962 orang
2011 21.759 orang
Nilai ekonomi wisata pada tahun 2011 dengan jumlah pengunjung 21.759 orang dengan luas wilayah kawasan ekowisata peneluran penyu hijau sebesar 58,43
Ha didapatkan nilai sebesar Rp. 210.888.292 Hatahun. Berdasarkan nilai ekonomi wisata tersebut diketahui bahwa Pantai Pangumbahan memiliki potensi cukup besar
untuk dikembangkan menjadi kawasan ekowisata penyu. Jumlah ini masih belum termasuk didalamnya biaya retribusi masuk ke kawasan untuk melihat peneluran
penyu, karena saat ini di kawasan peneluran belum dikenakan biaya retribusi. Sedangkan di Levera Park, wisata peneluran penyu merupakan wisata eksklusif
dengan biaya US 60 per orang dan untuk pelajar US 40 per orang Anonim 2007. Apabila, dikawasan peneluran Pantai Pangumbahan diberlakukan biaya retribusi
maka akan meningkatkan nilai ekonomi wisata kawasan. Nilai ekonomi ini akan
terus meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah wisatawan yang datang berwisata setiap tahunnya sehingga diharapkan akan meningkatkan kesejahteraan
bagi masyarakat sekitar serta meningkatkan pendapatan ekonomi daerah. Selain itu nilai yang tinggi akan mencegah pencurian telur penyu. Diharapkan masyarakat
lebih sadar bahwa jika penyu tetap lestari akan banyak mendatangkan pendapatan bagi masyarakat sekitar.
Pengetahuan masyarakat mengenai ekowisata penyu masih kurang. Hal ini didasari akan masih rendahnya pendidikan yang ada di Pantai Pangumbahan.
Masyarakat yang belum pernah mendengar istilah ekowisata sebanyak 53, dan 47 pernah mendengar istilah ekowisata tetapi tidak memahami pengertian
ekowisata. Oleh karena itu, diperlukan adanya penyuluhan mengenai ekowisata agar masyarakat sadar akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan tempat tinggal
mereka dan mendukung kegiatan ekowisata yang dilaksanakan di Pantai Pangumbahan.
Masyarakat lokal, 83 ingin terlibat secara langsung dan 17 tidak ingin terlibat dalam pengembangan kawasan ekowisata penyu di Pantai Pangumbahan,
hasil ini didapatkan dari wawancara responden. Keterlibatan masyarakat dalam kegiatan ekowisata penyu di Pantai Pangumbahan antara lain sebagai pendamping
wisata guide, penjual makanan, penjual cinderamata dan menyewakan penginapan. Keterlibatan masyarakat yang cukup besar dalam pengembangan ekowisata penyu di
Pantai Pangumbahan tidak terlepas dari keseharian masyarakat yang memang bermata pencaharian di sekitar kawasan.
Ekowisata penyu di Pangumbahan makin menarik dengan karakteristik wisata yang unik dimana
objek wisata tidak ditemukan di tempat lain, biaya yang terjangkau serta didukung dengan pantai yang bersih dan pemandangan yang indah.
Ekowisata melihat peneluran penyu ini makin diminati dapat dilihat berdasarkan hasil koresponden wisatawan yang menunjukkan bahwa rata rata mereka datang
untuk waktu berkunjung yang kedua kalinya. Jumlah wisatawan ini akan terus meningkat apabila kelestarian penyu tetap terjaga, peningkatan sarana serta
prasarana dan juga didukung dengan peran serta masyarakat sekitar.
4.3 Indeks Kesesuaian Wisata IKW