13
Komposisi pasir juga mempengaruhi preferensi peneluran penyu. Penyu biasanya bertelur pada kawasan pantai dengan komposisi pasir didominasi oleh pasir
kasar diameter partikel 500-1000 µ dan pasir halus-sedang diameter partikel 500 µ. Kondisi tersebut juga ditemui di Pantai Pangumbahan. Tempat yang diingini
penyu untuk bertelur yaitu memiliki butiran pasir tertentu yang mudah digali dan secara naluriah dianggap aman untuk bertelur. Susunan tekstur daerah peneluran
berupa pasir tidak kurang dari 90 dan sisanya adalah debu maupun liat Nuitja 1992.
Penyu hijau mempunyai kecendrungan memilih kawasan pantai dengan latar belakang hutan pantai yang lebat, dan jenis Pandanus tectorius memeberikan naluri
kepada penyu untuk bertelur. Vegetasi yang ada di Pantai Pangumbahan diantaranya Pandanus tectorius, Scavevola tacada, Calophyllum inophyllum, Ipomoea pes-
caprae, Ardisa humilis dan Calotropis gigantea Susilowati 2002. Menurut Nuitja pada tahun 1992 terdapat susunan vegetasi pantai pada pantai
peneluran penyu di Sukamade sebagai berikut: 1.
Pada bagian depan, ditumbuhi tumbuhan pioner seperti katang-katang Ipomoea pes-caprae, rumput lari-lari Spinifex littoreus, atau pandan
Pandanus tectorius. 2.
Lapisan berikutnya ditumbuhi oleh waru Hibiscus tiliaceus, Gynura procumbens, dll.
3. Setelah itu pada lapisan berikutnya ditumbuhi oleh Cycas rumphii,
Hernandia peltata, dan Terminalia catappa. 4.
Zonasi terin dari formasi hutan pantai yaitu Callophylum inophylum, Canavalia ensiformis, Cynodon dactylon, dll.
2.4.4 Siklus hidup
Penyu hijau mencari makan di perairan yang ditumbuhi oleh oleh lamun atau alga. Periode musim kawin berlangsung setelah penyu dewasa dengan cara migrasi
ke daerah sekitar pantai peneluran. Seekor penyu jantan melakukan kopulasi dengan beberapa ekor betina, setelah melakukan kopulasi penyu jantan akan bermigrasi ke
feeding ground. Penyu betina melakukan aktivitas tidak jauh dari pantai peneluran.
14
Beberapa minggu setelah kopulasi, penyu betina menuju daratan untuk bertelur. Banyaknya telur rata-rata 100 butir, kemudian ditimbun pasir dan dibiarkan oleh
induknya. Setelah bertelur, penyu betina akan kembali ke laut Nuitja 1992. Jika telur menetas, tukik akan merespon terhadap pengaruh sinar matahari dan
gravitasi bumi. Setelah beberapa hari, baru tukik akan keluar dari sarang dengan menggali pasir sarang. Kemudian, tukik akan menuju ke laut yang disebut dengan
masa hilang selama satu tahun Nuitja 1992.
2.4.5 Musim bertelur
Musim bertelur penyu di berbagai tempat sangat bervariasi karena dipengaruhi oleh kondisi alam dan lingkungan setempat. Musim bertelur penyu berlangsung
pada waktu-waktu tertentu sekitar 2-5 bulan dalam setahun, frekuensi penyu yang bertelur di pantai peneluran meningkat berturut-turut menuju maksimum, kemudian
menurun lagi. Waktu-waktu tersebut biasanya dikenal dengan musim bertelur Nuitja 1992.
Musim bertelur penyu di setiap pantai peneluran berbeda-beda yang diakibatkan dari pengaruh faktor fisik, oseanografis, dan geografis masing-masing
pantai peneluran Tabel 1 Nuitja 1992.
Tabel 1. Musim bertelur penyu di Indonesia
Lokasi Musim Bertelur bulan
Puncak bulan Sumatera
Berhala 1-12
11-1 Pulau Penyu
1-12 6-7
Bengkulu 1-12
6-7
Jawa Barat Pangumbahan
1-12 11-1
Citirem 1-12
11-1 Cibulakan
1-12 11-1
Sindangkerta 9-1
10-11 Ujungkulon
1-12 10-11
Jawa Timur Pulau Barung
1-12 12-1
Sukamade 1-12
11-2
Sumbawa Ai-Ketapang
4-9 5
Kalimantan Timur Derawan
1-12 6-7
Maluku Kep. Sanana
1-12 3-4
15
2.4.6 Ancaman terhadap penyu