Adaptasi Perubahan Iklim Dewan Nasional Perubahan Iklim

sehingga dampak perubahan iklim bisa dikurangi. Perubahan iklim utamanya akan berdampak pada masyarakat yang bermukim di wilayah pesisir dan mereka yang menggantungkan hidupnya pada pertanian dan perikanan yang peka iklim. Hal ini berarti, 65 persen masyarakat Indonesia yang bermukim di wilayah pesisir akan terpengaruh, baik yang berada di kota pesisir yang padat penduduk, maupun masyarakat desa nelayan. Hal ini juga berarti, masyarakat pedesaan yang memilki penghidupan dari aktivitas yang berhubungan dengan pertanian, perikanan dan hutan, akan sangat terpukul. Sayangnya, masyarakat ini umumnya adalah masyarakat termiskin di Indonesia, yang memiliki sumber daya terbatas dalam menghadapi dampak perubahan iklim. Masyarakat pesisir sudah beradaptasi terhadap berbagai perubahan yang terjadi di wilayah pesisir, namun perubahan iklim akan menyebabkan perubahan yang berbeda baik terhadap dinamika pesisir maupun terhadap perubahan muka laut yang dramatis. Dari berbagai fakta di lapangan dan hasil prediksi berbagai model fisis, terbangun sebuah asumsi bahwa perubahan sifat fisis perairan pesisir akan berlangsung secara bertahap dan bersifat moderat. Kenaikan muka laut merupakan dampak perubahan iklim yang dapat dipahami dan dirasakan secara langsung. Banjir pasang penggenangan, banjir, abrasierosi dan intrusi air laut adalah beberapa aspek yang mengancam wilayah pesisir, yang akan menimbulkan kerugian.

2.5 Adaptasi Perubahan Iklim

Adaptasi adalah berbagai tindakan penyesuaian diri terhadap kondisi atau dampak perubahan iklim yang terjadi. Saat ini, proses adaptasi sudah mulai dilakukan, namun terbatas. Umumnya kegiatan yang dilakukan merupakan respons dari interpretasi yang sifatnya spesifik, misalnya adaptasi terhadap peningkatan suhu rata-rata atau kalender tanam pada sektor pangan; pemeliharaan fasilitas kesehatan masyarakat pada sektor kesehatan dan pembuatan bendungan di kawasan pesisir.

2.6 Dewan Nasional Perubahan Iklim

DNPI merupakan suatu badan pemerintahan non-departemen yang dibentuk berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 46 Tahun 2008 dengan maksud untuk meningkatkan koordinasi pelaksanaan pengendalian perubahan iklim dan memperkuat posisi Indonesia di forum internasional dalam pengendalian perubahan iklim. Adapun peran dan fungsi dari DNPI diantaranya: - Merumuskan kebijakan nasional, strategi program dan kegiatan pengendalian perubahan iklim; - Mengoordinasikan kegiatan dalam pelaksanaan tugas pengendalian perubahan iklim yang meliputi kegiatan adaptasi, mitigasi, alih teknologi dan pendanaan; - Merumuskan kebijakan pengaturan mekanisme dan tata cara perdagangan karbon; - Melaksanakan pemantauan dan evaluasi implementasi kebijakan tentang pengendalian perubahan iklim; - Memperkuat posisi Indonesia untuk mendorong negara-negara maju untuk lebih bertanggung jawab dalam pengendalian perubahan iklim. Dalam struktur kelembagaan, DNPI diketuai oleh Presiden Republik Indonesia, dengan Prof. Hon. Ir. Rachmat Witoelar sebagai Ketua Harian dan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat serta Menteri Koordinator Bidang Perekonomian sebagai Wakil Ketua. Anggota dari DNPI terdiri dari Menteri-menteri, Sekretariat, dan Kepala Badan yang terkait dengan permasalahan perubahan iklim. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, DNPI memiliki dua organ. Organ pertama adalah kelompok kerja yang berfungsi sebagai wadah think tank untuk mempersiapkan draft ataupun melakukan perbaikan kebijakan perubahan iklim. Kelompok kerja DNPI terdiri dari delapan kelompok kerja pokja yang memiliki fungsi dan tugasnya masing-masing. Adapun kelompok-kelompok kerja tersebut adalah: Pokja Adaptasi; Mitigasi; Alih Teknologi; Pendanaan; Negosiasi Internasional Pokja 2012; Kehutanan dan Alih Tata Guna Lahan; Basis Ilmiah dan Inventarisasi Gas Rumah Kaca; Masing-masing kelompok kerja memiliki ketuawakil ketua sekretaris dan anggota dimana ketuawakil ketuasekretaris serta anggota dari masing-masing kelompok kerja berasal dari berbagai KementerianLembaga maupun dari akademisiprofesional yang ada dan terkait dengan perubahan iklim dan sudah aktif melaksanakan tugas dan fungsinya terkecuali, Pokja Basis Ilmiah dan Inventarisasi Gas Rumah Kaca yang belum aktif Lampiran 1. Organ selanjutnya adalah Sekretariat, yang berfungsi sebagai wadah pendukung untuk dewan dan pelaksanaan berbagai koordinasi. Sekretariat ini terdiri dari beberapa divisi, antara lain: Divisi Komunikasi, Informasi, dan Edukasi KIE, Mekanisme Perdagangan Karbon MPK; Pemantauan dan Evaluasi Pelaksanaan Keputusan Dewan PEPKD; Peningkatan Kapasitas Penelitian dan Pengembangan; Perencanaan, Peraturan dan Kerjasama; Serta Divisi Administrasi Umum. Seperti halnya dengan kelompok kerja, masing-masing divisi memiliki unit-unit kerja pendukung dalam melaksanakan tugas yang diamanatkan dan sudah berjalan sampai saat ini, terkecuali Divisi Perencanaan, Peraturan dan Kerjasama yang belum aktif. Divisi KIE adalah salah satu bagian dari divisi di DNPI yang fokus pada pemberian penyadaran dan pemahaman kepada masyarakat luas mengenai perubahan iklim melalui berbagai sarana komunikasi yang sesuai dengan sasaran yang dituju serta merumuskan strategi komunikasi perubahan iklim yang sesuai baik itu, dalam skala global maupun nasional. Pokja Adaptasi DNPI mengetengahkan pada prioritas program adaptasi pertanian, pengurangan resiko bencana, penyebaran informasi perubahan iklim, pengembangan rencana pembangunan yang integratif terhadap perubahan iklim, penguatan rencana infrastruktur dan desain terhadap dampak cuaca ekstrim dan perubahan iklim.

III. METODOLOGI