4.4.3.3 Pencegahan dan Pemberantasan
Penyakit
Program pencegahan dan pemberantasan penyakit bertujuan untuk menurunkan angka
kesakitan, kematian dan kecacatan dari penyakit menular dan mencegah penyebaran
serta mengurangi dampak sosial akibat penyakit sehingga tidak menjadi masalah
kesehatan.
Upaya pemberantasan penyakit menular lebih ditekankan pada pelaksanaan surveilans
epidemiologi dengan upaya penemuan penderita secara dini yang ditindaklanjuti
dengan penanganan secara cepat melalui pengobatan penderita. Di samping itu,
pelayanan lain yang diberikan adalah upaya pencegahan dengan pemberian imunisasi,
upaya pengurangan faktor risiko melalui kegiatan untuk peningkatan kualitas
lingkungan serta peningkatan peran serta masyarakat dalam upaya pemberantasan
penyakit menular yang dilaksanakan melalui berbagai kegiatan.
Upaya lain juga bisa dilakukan seperti pada penggerakan potensi masyarakat untuk
dapat berperan serta dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk PSN melalui 3M plus
Menguras, Menutup dan Mengubur plus menabur larvasida, penyebaran ikan pada
tempat penampungan air serta kegiatan- kegiatan lainnya yang dapat
mencegahmemberantas nyamuk berkembang biak.
4.4.3.4 Sarana Kesehatan
Sarana kesehatan meliputi puskesmas, rumah sakit umum dan khusus, sarana Upaya
Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat UKBM, sarana produksi dan distribusi
farmasi dan alat kesehatan, pos kesehatan desa, desa siaga, dan institusi pendidikan
tenaga kesehatan.
4.5 Strategi Adaptasi
Berbagai cara dapat dilakukan untuk menyampaikan informasi terkait perubahan
iklim kepada seluruh masyarakat.
4.5.1 Strategi Adaptasi dengan Local
Wisdom
Ancaman perubahan iklim sebagai dampak dari perubahan iklim bisa dihindari
dengan menghidupkan kembali kearifan lokal yang dianut masyarakat adat. Sayangnya,
sekarang ini tinggal sebagian kecil komunitas adat yang masih mempraktikkan kearifan
tradisional mereka akibat terdesak kepentingan ekonomi korporasi.
Kearifan lokal mengajarkan agar manusia menghargai dan mengelola alam dengan baik.
Beberapa prinsip yang dianut masyarakat secara turun-temurun terbukti mampu
menjaga alam dari kerusakan sekaligus menopang kehidupan masyarakat secara
berkelanjutan. Sepuluh tahun terakhir, perubahan kondisi lingkungan sangat
berdampak pada perubahan iklim global dan Indonesia, termasuk negara yang rentan
mengalami krisis pangan akibat perubahan cuaca ekstrim.
Masyarakat adat yang hidupnya masih sangat bergantung kepada alam akan lebih
dulu mengalami dampak akibat perubahan cuaca ekstrim, terutama mereka yang hidup di
wilayah ekosistem yang rentan terhadap perubahan iklim, seperti pulau-pulau kecil,
kawasan pesisir, dan hutan tropis. Salah satu contoh local wisdom adalah dari suku Sawai,
suku yang ada di Halmahera, Maluku Utara, Sulawesi. Sejak lama memiliki tradisi
myofacicile atau mengambil sedikit saja dari alam. Tradisi suku Sawai itu kini semakin
hilang. Apalagi ketika wilayah itu dieksploitasi oleh perusahaan tambang nikel
sejak 1996.
Wilayah Indramayu, proses adaptasi pada pertanian ketika pemupukan di kondisi sawah
tergenang dilakukan dengan mengganti pupuk dengan kotoran hewan kambing yang
dicampur dengan sejenis bakteri penghancur sebagai pengganti pupuk. Pada perikanan dan
kelautan di Indramayu, para nelayan menggunakan satu buah perahu besar untuk
menarik lima perahu kecil nelayan yang lain. Hal ini dilakukan sebagai proses adaptasi
nelayan dari dampak perubahan iklim karena meningkatknya curah hujan dan intensitas
angin sehingga menaikkan volume ombak di laut.
4.5.2 Pembuatan Kebijakan Selaras
dengan Adaptasi Perubahan Iklim Salah satu tugas dan fungsi DNPI adalah
membuat kebijakan untuk pengendalian perubahan iklim. DNPI diharapkan dapat
meningkatkan dan memperbanyak kajian terkait kerentanan di semua sektor dengan
cakupan yang lebih dalam, sehingga dari hasil kajian tersebut didapati hasil yang bisa
digunakan sebagai acuan untuk membuat kebijakan baru yang selaras dengan adaptasi
terkait perubahan iklim.
4.5.3 Meningkatkan Kerjasama Antar