Pendahuluan STUDI PREFERENSI MASYARAKAT TERHADAP TIPOLOGI PERUMAHAN YANG DIMINATI

VI. STUDI PREFERENSI MASYARAKAT TERHADAP TIPOLOGI PERUMAHAN YANG DIMINATI

Abstrak Pemekaran Kabupaten Kubu Raya tahun 2007 dengan ibukota kabupaten yang berkedudukan di Sungai Raya, serta status kawasan Sungai Raya yang juga sebagai hinterland Kota Pontianak menunjukkan indikasi pesatnya pembangunan di kawasan tersebut khususnya industri perumahan yang diprediksi akan mengalami peningkatan pesat. Kawasan Sungai Raya yang notabene merupakan wilayah bergambut, menciptakan suatu kondisi yang dilematis terhadap pembangunan permukiman di kawasan tersebut. Dampak dari pembangunan permukiman di kawasan Sungai Raya akan menimbulkan berbagai persepsi masyarakat terhadap rumah tinggal sebagai salah satu kebutuhan primer. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi dan minat masyarakat terhadap perumahan dan permukiman. Metode analisis menggunakan analisis kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden belum memiliki rumah sendiri 71 dimana 33 berstatus sewakontrak dan 38 masih tinggal dengan orang tua. Sebayak 69 responden memilih sistem pembayaran kredit apabila hendak membeli rumah dengan kemampuan mencicil maksimal Rp. 2.5 juta per bulan Rp. 1 juta sebanyak 51 dan Rp. 1–2.5 juta sebanyak 43. Kisaran harga rumah yang terjangkau oleh responden maksimal Rp. 250 juta rupiah Rp. 100 juta sebanyak 44 dan Rp.100–250 juta sebanyak 36. Sekitar 44 responden menyatakan kurang paham terhadap kerusakan lingkungan akibat eksploitasi lahan gambut. Sementara 80 responden memilih kawasan Sungai Raya sebagai lokasi tempat tinggal dan 43menginginkan rumah dengan desain arsitektur yang menarik. Beberapa hal yang menjadi pertimbangan utama dalam memilih rumah tinggal antara lain: kualitas bangunan, ketersediaan sarana dan prasarana, kedekatan dengan lokasi tempat kerja dan harga rumah yang relatif murah. Sebanyak 79 responden menyatakan struktur panggung cocok untuk di lahan gambut dan sebanyak 53 responden berminat terhadap tipologi hunian vertikal Model A, 29 memilih hunian horizontal 2-3 lantai Model B dan 19 memilih hunian horizontal 1 lantai Model C. Persepsi responden terhadap hunian vertikal rusunapartemen sebagai berikut: a kelebihan hunian vertikal antara lain: hemat lahan, tertata rapih, lebih murah, sosialisasi baik, kredit murah, bebas banjir, dan praktis, b beberapa kelemahannya yaitu: pada beberapa kasus terkesan kumuh, padat, berisik, rawan konflik, akses ke lantai teratas cukup jauh jika tanpa lift, dan kesulitan dalam distribusi air. Kata kunci : preferensi, persepsi, tipologi, perumahan.

6.1 Pendahuluan

Pemerintah daerah Kabupaten Kubu Raya yang berkedudukan di Sungai Raya terus melakukan pembangunan di berbagai bidang guna mewujudkan kesejahteraan dan pemenuhan kebutuhan masyarakat. Salah satu kebutuhan pokok masyarakat diantaranya kebutuhan akan perumahan dan permukiman. Meningkatnya kebutuhan akan permukiman di kawasan Sungai Raya disebabkan tingginya animo masyarakat penglaju commuter Kota Pontianak untuk memilih tempat tinggal di wilayah pinggiran hinterland, selain itu status kawasan Sungai Raya sebagai kota baru pemerintahan yang berpotensi akan berkembang pesat menjadi kawasan perkotaan. Sehubungan dengan karakteristik lahan di kawasan Sungai Raya yang notabene merupakan wilayah bergambut, maka meningkatnya pembangunan perumahan di kawasan tersebut menimbulkan permasalahan-permasalahan lingkungan, sosial, ekonomi dan teknologi. Seperti diketahui bahwa lahan gambut merupakan ekosistem yang mengemban misi lingkungan yang besar, sehingga laju ekspansinya perlu dikontrol dan dikendalikan. Potret kondisi di lapangan memberikan gambaran bahwa trend rumah tapak yang dikembangkan oleh developer mendapat respon yang sangat baik dari masyarakat, sementara tipologi rumah panggung sudah mulai ditinggalkan dan dianggap kuno. Pembangunan rumah tapak dianggap tidak berwawasan lingkungan karena berpotensi merusak ekosistem gambut. Lahan gambut yang akan dijadikan permukiman di drain hingga level maksimal kemudian ditimbun dengan tanah mineral sehingga gambut tidak tersisa lagi. Kondisi ini telah menghilangkan fungsi ekologi gambut sebagai peredam banjir dan penyimpan karbon yang sangat baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana persepsi masyarakat terhadap tipologi bangunan tempat tinggal yang berwawasan lingkungan, mengetahui tingkat kemampuan masyarakat secara financial, mengetahui minat dan preferensi masyarakat terhadap perumahan yang layak huni, serta mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi masyarakat dalam memilih tempat tinggal, seperti: usia, tingkat pendidikan, penghasilan, status sosial, lokasi, mata pencaharian.

6.2 Metode Penelitian