Developer dan Industri Perumahan

16 2. Kedua, prasarana lingkungan yaitu jalan lokal, jaringan air bersih, saluran air hujan, saluran air limbah dan tempat pembuangan sampah, yang kesemuanya sangat menentukan kualitas permukiman yang dibangun. 3. Ketiga, yaitu perumahan unit rumah yang dibangun sebagai tempat tinggal. 4. Keempat, fasilitas umum dan fasilitas sosial, yaitu termasuk fasilitas pendidikan, kesehatan, peribadatan, perdagangan, jaringan listrik dan telepon, serta taman bermain atau ruang terbuka dalam lingkungan permukiman tersebut.

2.1.3 Developer dan Industri Perumahan

Ledakan penduduk dan derasnya arus urbanisasi menyebabkan pembangunan perumahan menjadi suatu kegiatan industri yang sangat kompleks. Industri perumahan kemudian dikenal dengan istilah real estate yang sekarang diubah menjadi realestat. Profesi realestat di Indonesia dapat dikatakan masih relatif baru sekalipun berbagai disiplin dari profesi tersebut telah lama diterapkan. Usaha realestat pada dasarnya adalah suatu usaha yang kegiatannya berhubungan dengan persoalan tanah, termasuk segala kegiatan yang dilakukan di atasnya. Dari berbagai usaha dibidang realestat yang berkembang di Indonesia baru berupa pengembangan tanah dan bangunan. Usaha ini mencakup pengembangan wilayah dan pembangunan permukiman, pengadaan papan dan tempat usaha seperti gedung-gedung perkantoran, pusat-pusat rekreasi dan bangunan komersial lainnya. Para pengusaha realestat tergabung dalam suatu wadah organisasi yang disebut REI Real Estate Indonesia yang didirikan pada tanggal 11 Pebruari 1972 di Jakarta. Pembangunan oleh para pengembang yang seperti yang disebutkan di atas dengan istilah populernya real estate dilaksanakan dengan cara membeli sejumlah lahan yang direncanakan untuk pembangunan permukiman dan setelah selesai dibangun kemudian dijual kepada masyarakat. Budihardjo 1987 menjelaskan bahwa pembangunan yang dilaksanakan oleh pengembang memiliki beberapa keuntungan, yaitu: 1. Rencana tapak tata bangunan, intensitas pembangunan dan lebar jalan dapat disesuaikan dengan rencana kota dan standar yang ada karena rencana permukiman ini dibuat secara menyeluruh dengan terlebih dahulu diperiksa oleh aparat pemerintah kota, apabila mendapat persetujuan baru dapat dilaksanakan. 17 2. Lahan untuk fasilitas umum dan sosial dapat sekaligus disediakan oleh para pengembang karena sudah merupakan ketentuan dalam standar perencanaan. Hal ini mengurangi beban pemerintah dalam hal pengadaan lahan bahkan bangunannya pun terkadang dikerjakan oleh pihak swasta. 3. Lingkungan permukiman selain tertata dengan baik juga harus memperhatikan estetika lingkungan dan bangunan mengingat persaingan antar para pengembang sehingga mereka akan berupaya untuk menciptakan lingkungan dengan nilai estetika yang baik untuk memasarkan produknya. 4. Oleh karena pembangunan lingkungan ini terorganisasi melalui pengembang maka semua bangunan akan mempunyai ijin bangunan, sehingga meningkatkan pendapatan pemda kota disamping turut menunjang pengadaan permukiman dengan tata hunian yang tertib. Disamping keuntungan yang diperoleh juga terdapat faktor-faktor negatif yang terjadi apabila pembangunan dilaksanakan oleh pengembang, yaitu: 1. Harga rumah akan lebih mahal karena pengembang cenderung memperoleh keuntungan yang setinggi-tingginya. 2. Kualitas rumah sering tidak sesuai dengan yang ditawarkan karena pelaksanaan dalam jumlah yang besar sehingga kurang pengawasan. Seringkali pembeli merasa kecewa ketika menempati rumah tersebut seperti terjadi kebocoran, air yang tidak lancar, pembuangan air kotor tidak berfungsi dan lain-lain. Demikian juga untuk fasilitas umum dan sosial yang seharusnya diadakan oleh pengembang seringkali tidak tersedia. 3. Para pengembang hanya memfokuskan pada prasarana di lokasi permukiman saja padahal sistem prasarana dan sarana lingkungan permukiman misalnya drainase, berkaitan dengan sistem di luar kawasan permukiman. Hal ini menyebabkan kawasan permukiman yang baru dibangun dan daerah disekitarnya sering terkena genangan air. Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa permukiman realestat adalah suatu satuan lingkungan permukiman yang merupakan kawasan perumahan dalam berbagai bentuk dan ukuran dengan penataan tanah dan ruang, sarana dan prasarana lingkungan yang terstruktur, serta dibangun oleh perusahaan swasta yang disebut developer atau pengembang. 18

2.2 Infrastruktur Berwawasan Lingkungan Green Infrastructure